JAKARTA-(IDB) : Seiring dengan meningkatnya permasalahan di kawasan Laut China Selatan maka peran ASEAN dalam pengelolaan isu di kawasan tersebut semakin strategis dan menentukan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Delegasi RI/SOM Leader ASEAN-Indonesia Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja dalam pertemuan ASEAN Senior Officials’ Meeting (SOM) di Phnom Penh, Kamboja.
Delegasi Indonesia berpendapat bahwa salah satu poin penting yang terdapat dalam kerangka Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) adalah penyelesaian pembahasan Regional Code of Conduct di Laut China selatan antara ASEAN dan China.
Selain itu pencapaian penting lainnya juga terdapat dalam poin terlaksananya kegiatan atau proyek kerjasama yang tercantum dalam DOC dan sejalan dengan Guidelines for the Implementation of the DOC yang disepakati oleh ASEAN dan China dalam pertemuan 44th AMM/PMC/18th ARF pada 2011 lalu di Bali, Indonesia. Demikian seperti disampaikan Kementerian Luar Negeri dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone Jumat, (25/5/2012).
Kamboja selaku Ketua ASEAN periode 2012-2013 dilaporkan telah memimpin serangkaian pertemuan ASEAN SOM Working Group on Code of Conduct yang bertujuan mengidentifikasi elemen-elemen Regional Code of Conduct in the South China Sea (COC).
Pertemuan ASEAN SOM di Kamboja ini pun telah meraih pencapaian signifikan dalam langkah terakhir penyusunan elemen-elemen dalam COC. Selanjutnya pencapaian ini akan dilaporkan dalam pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM).
Disamping isu Laut China Selatan, pertemuan ASEAN SOM ini juga membahas penandatanganan Protocol to the South East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) Treaty yang dilakukan oleh negara-negara pemilik senjata nuklir.
Isu Terms of Reference (TOR) ASEAN Institute of Peace and Reconciliation (AIPR) yang nantinya akan berpusat di Indonesia, serta beberapa agenda tindak lanjut dari hasil-hasil KTT ASEAN ke-20 yang lalu juga menjadi pembahasan d`lam pertemuan ASEAN SOM.
Rencana aksesi Uni Eropa, Inggris dan Brasil atas Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia (TAC), dan persiapan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri 45th AMM/PMC/19th ARF serta Pertemuan Menlu East Asia Summit
(EAS) yang akan diselenggarakan pada tanggal 6-13 Juli 2012 di Phnom Penh, Kamboja pun turut dibahas secara intensif pada pertemuan ini.
ASEAN SOM yang dihadiri oleh para pejabat senior dari negara-negara anggota ASEAN ini telah berlangsung sejak 23 Mei dan akan berakhir pada 27 Mei mendatang. Selain ASEAN SOM, dalam kesempatan ini juga diselenggarakan pertemuan ASEAN+3 SOM dan EAS Senior Officials Meeting pada 25 Mei 2012, ASEAN Regional Forum (ARF) SOM pada 26 Mei 2012. Serangkain pertemuan ini akan ditutup 14th ASEAN-India SOM pada 27 Mei mendatang.
Delegasi Indonesia berpendapat bahwa salah satu poin penting yang terdapat dalam kerangka Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) adalah penyelesaian pembahasan Regional Code of Conduct di Laut China selatan antara ASEAN dan China.
Selain itu pencapaian penting lainnya juga terdapat dalam poin terlaksananya kegiatan atau proyek kerjasama yang tercantum dalam DOC dan sejalan dengan Guidelines for the Implementation of the DOC yang disepakati oleh ASEAN dan China dalam pertemuan 44th AMM/PMC/18th ARF pada 2011 lalu di Bali, Indonesia. Demikian seperti disampaikan Kementerian Luar Negeri dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone Jumat, (25/5/2012).
Kamboja selaku Ketua ASEAN periode 2012-2013 dilaporkan telah memimpin serangkaian pertemuan ASEAN SOM Working Group on Code of Conduct yang bertujuan mengidentifikasi elemen-elemen Regional Code of Conduct in the South China Sea (COC).
Pertemuan ASEAN SOM di Kamboja ini pun telah meraih pencapaian signifikan dalam langkah terakhir penyusunan elemen-elemen dalam COC. Selanjutnya pencapaian ini akan dilaporkan dalam pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM).
Disamping isu Laut China Selatan, pertemuan ASEAN SOM ini juga membahas penandatanganan Protocol to the South East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) Treaty yang dilakukan oleh negara-negara pemilik senjata nuklir.
Isu Terms of Reference (TOR) ASEAN Institute of Peace and Reconciliation (AIPR) yang nantinya akan berpusat di Indonesia, serta beberapa agenda tindak lanjut dari hasil-hasil KTT ASEAN ke-20 yang lalu juga menjadi pembahasan d`lam pertemuan ASEAN SOM.
Rencana aksesi Uni Eropa, Inggris dan Brasil atas Treaty of Amity and Cooperation in South East Asia (TAC), dan persiapan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri 45th AMM/PMC/19th ARF serta Pertemuan Menlu East Asia Summit
(EAS) yang akan diselenggarakan pada tanggal 6-13 Juli 2012 di Phnom Penh, Kamboja pun turut dibahas secara intensif pada pertemuan ini.
ASEAN SOM yang dihadiri oleh para pejabat senior dari negara-negara anggota ASEAN ini telah berlangsung sejak 23 Mei dan akan berakhir pada 27 Mei mendatang. Selain ASEAN SOM, dalam kesempatan ini juga diselenggarakan pertemuan ASEAN+3 SOM dan EAS Senior Officials Meeting pada 25 Mei 2012, ASEAN Regional Forum (ARF) SOM pada 26 Mei 2012. Serangkain pertemuan ini akan ditutup 14th ASEAN-India SOM pada 27 Mei mendatang.
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar