NUNUKAN-(IDB) : Pada hari pertama berkiprah yang notabene masih merupakan tahap pengenalan medan, tim penjelajah yang merupakan bagian dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 5 Nunukan, mulai menjelajahi hutan belantara, di kawasan hutan Simanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Kamis (12/4/2012).
Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 5 Nunukan yang dikomandani Letkol Inf Heri Setya (Dan Dim 0911 Nunukan) dengan wakilnya Mayor Inf Achiruddin yang Pamen Kopassus itu diikuti oleh sedikitnya 106 personel yang terdiri dari : 83 prajurit TNI dari 3 matra (TNI AD, TNI AL dan TNI AU), ditambah 1 orang dari Pemprov Kaltim, 2 dari KNPI, 2 dari Dinas Sosial dan 2 dari Dinas Kehutanan Kabupaten Nunukan, serta 16 dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.
Sementara itu, Komandan Tim Penjelajah 1 Letda inf Ananta dan Komandan Tim Penjelajah 2 Letda Inf Boby Kottachi, keduanya sepakat menyatakan tekadnya untuk merampungkan tugas yang diembankan kepadanya dengan penuh semangat, walaupun harus menghadapi berbagai rintangan alam, mulai dari lebatnya hutan, perbukitan terjal, rawa, dan sungai, belum lagi mereka harus melintasi kawasan yang belum pernah dijamah manusia.
Lettu Inf Rendra dan Lettu Ctp Zaini, dua orang perwira yang selalu sibuk membolak-balik lembaran peta di Posko menuturkan, kegiatan yang bertajuk “Lestarikan Alam Indonesia” itu akan berlangsung hingga 17 Juli mendatang.
Tujuan dari hajat akbar itu antara lain ; Pertama, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di perbatasan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai (rawa, laut sungai dan pantai). Kedua, bertujuan membangkitkan kesadaran teritorial sehingga dikelola menjadi keunggulan teritorial. Ketiga, mendata serta meneliti segala potensi di perbatasan gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai di pedalaman Kalimantan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya sebagai sumbangsih TNI kepada pemerintah.
Selain itu, kegiatan berskala nasional itu juga bertujuan untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan melalui program Green, Clean, and Healthy.
Sementara itu, sasaran dari hajat akbar itu antara lain : Pertama, demi terpeliharanya naluri tempur prajurit di perbatasan, hutan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai, dikuasainya medan di perbatasan dan pedalaman Kalimantan. Kedua, demi terwujudnya jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri dan seluruh komponen bangsa. Ketiga, demi terdatanya patok perbatasan, kerusakan hutan, segala potensi bencana dan geologi, flora fauna khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di perbatasan Kalimantan. Selain itu juga demi terwujudnya rasa cinta tanah air dan terpeliharanya persahabatan dunia dengan terpeliharanya kelestarian alam di perbatasan dan pedalaman Kalimantan.
Kegiatan bergengsi itu terdiri dari : unsur Komando dan Pengendali (Kodal), tim penjelajah, tim peneliti yang dibagi lagi menjadi 4 Unit, yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam, dan Unit Sosial Budaya. Selain itu, masih ada satu tim lagi bernama tim Komunikasi Sosial (Komsos), dan tim ahli / peneliti yang berasal dari Dinas Sosial, Dinas Kehutanan, KNPI, Menwa, dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Tim Komsos ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, mengemban misi untuk turut menyejahterakan masyarakat perbatasan, melalui upayanya dengan melakukan berbagai pendekatan sosial kemasyarakatan.
Sementara itu, Komandan Tim Penjelajah 1 Letda inf Ananta dan Komandan Tim Penjelajah 2 Letda Inf Boby Kottachi, keduanya sepakat menyatakan tekadnya untuk merampungkan tugas yang diembankan kepadanya dengan penuh semangat, walaupun harus menghadapi berbagai rintangan alam, mulai dari lebatnya hutan, perbukitan terjal, rawa, dan sungai, belum lagi mereka harus melintasi kawasan yang belum pernah dijamah manusia.
Lettu Inf Rendra dan Lettu Ctp Zaini, dua orang perwira yang selalu sibuk membolak-balik lembaran peta di Posko menuturkan, kegiatan yang bertajuk “Lestarikan Alam Indonesia” itu akan berlangsung hingga 17 Juli mendatang.
Tujuan dari hajat akbar itu antara lain ; Pertama, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di perbatasan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai (rawa, laut sungai dan pantai). Kedua, bertujuan membangkitkan kesadaran teritorial sehingga dikelola menjadi keunggulan teritorial. Ketiga, mendata serta meneliti segala potensi di perbatasan gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai di pedalaman Kalimantan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya sebagai sumbangsih TNI kepada pemerintah.
Selain itu, kegiatan berskala nasional itu juga bertujuan untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan melalui program Green, Clean, and Healthy.
Sementara itu, sasaran dari hajat akbar itu antara lain : Pertama, demi terpeliharanya naluri tempur prajurit di perbatasan, hutan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai, dikuasainya medan di perbatasan dan pedalaman Kalimantan. Kedua, demi terwujudnya jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri dan seluruh komponen bangsa. Ketiga, demi terdatanya patok perbatasan, kerusakan hutan, segala potensi bencana dan geologi, flora fauna khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di perbatasan Kalimantan. Selain itu juga demi terwujudnya rasa cinta tanah air dan terpeliharanya persahabatan dunia dengan terpeliharanya kelestarian alam di perbatasan dan pedalaman Kalimantan.
Kegiatan bergengsi itu terdiri dari : unsur Komando dan Pengendali (Kodal), tim penjelajah, tim peneliti yang dibagi lagi menjadi 4 Unit, yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam, dan Unit Sosial Budaya. Selain itu, masih ada satu tim lagi bernama tim Komunikasi Sosial (Komsos), dan tim ahli / peneliti yang berasal dari Dinas Sosial, Dinas Kehutanan, KNPI, Menwa, dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Tim Komsos ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, mengemban misi untuk turut menyejahterakan masyarakat perbatasan, melalui upayanya dengan melakukan berbagai pendekatan sosial kemasyarakatan.
Sumber : Seruu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar