Pages

Selasa, April 17, 2012

Menhan RI : Pengendalian Wilayah Udara Bagian Penting Dalam Penjagaan Kedaulatan Udara

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (10/4), menjadi pembicara kunci pada Seminar Air Power 2012 sebagai rangkaian kegiatan memperingati HUT TNI AU yang ke-66 di Halim Perdanakusumah, Jakarta. Seminar Internasional yang dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan mengundang pembicara-pembicara asing dari Angkatan Udara Amerika Serikat dan Australia ini mengambil tema “Roles, Command and Control of The Air Force in Modern and Irregular War”.
 
Saat menjadi pembicara kunci, Menhan Purnomo Yusgiantoro memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada TNI AU yang ke 66 yang jatuh pada tanggal 9 April lalu dan berharap TNI AU dapat semakin meningkatkan profesionalisme dari Sumber Daya Manusianya. Hal itu merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pengabdian TNI AU kepada Negara. Selain itu, pengendalian udara atau control of the air menjadi bagian penting dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Demikian pula dengan pentingnyapeningkatan kualitas kekuatan penangkal atau deterrence power yang meliputi kekuatan alutsista TNI AU. 

Dijelaskannya pula oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro bahwa profesionalisme adalah wujud dari kebersamaan, keinginan untuk selalu mengembangkan kemampuan diri dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembankan. Profesionalisme juga merupakan perwujudan dari etika profesi yang dalam hal ini Sapta Marga untuk personel TNI.

Menhan melanjutkan, pengendalian udara adalah hal pertama dan hal terpenting bagi TNI AU dalam mengemban tugas menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Termasuk juga di dalamnya untuk mengembangkan kemampuan penjagaan wilayah udara yang ada saat ini demi kepentingan negara. Kemampuan personel TNI AU diharapkan juga meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan alutsista yang dimiliki.

Kemudian Menhan melanjutkan bahwa dibutuhkan tiga hal yang dapat mendorong peningkatan kemampuan TNI AU, yaitu; Alutsista, revolusi di bidang kemiliteran (Revolution in the Military Affairs) serta Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ketiga hal tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya TNI AU melindungi kedaulatan udara RI.

Saat ini kemampuan alutsista TNI AU akan diperkuat dengan hibah 24 pesawat F-16 dari Pemerintah AS kepada TNI, hibah C-130 dari Pemerintah Australia dan pembangunan pesawat tempur KFX/IFX yang rencananya pembangunannya yang bekerjasama dengan Korea Selatan akan selesai pada tahun 2020. Saat ini juga sedang dilaksanakan pemasangan radar-radar pertahanan udara dalam upaya memelihara keamanan wilayah udara RI yang pembangunannya dibagi dalam tiga rencana strategis sampai dengan tahun 2024.

Karena itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro menekankan diperlukannya langkah-langkah strategis dalam peningkatan Sumber Daya Manusia personel TNI AU untuk mengimbangi peningkatan alutsista TNI AU ini.

Sumber : DMC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar