BEIJING-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap semua negara untuk mengurangi dorongan untuk berlomba dan bersaing di bidang persenjataan, termasuk senjata nuklir. "Terbangunnya saling percaya di antara negara-negara di kawasan, akan menyebabkan semakin berkurangnya dorongan untuk melakukan perlombaan persenjataan," katanya dalam pidato setelah menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Tsinghua, Beijing, Jumat.
Menurut SBY, kesejahteraan di kawasan dapat diraih apabila semua pihak dapat membebaskan diri dari ketakutan atas ancaman bencana kemanusiaan, termasuk di antaranya yang diakibatkan oleh senjata nuklir.
Dengan tidak terjebak dalam perlombaan senjata, negara-negara di dunia akan bisa mengalokasikan tenaga dan uang untuk hal-hal yang lebih berguna bagi kesejahteraan rakyat.
ASEAN telah mencapai kesamaan pandangan dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk ikut serta dalam Protokol Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
"Indonesia terus mendorong agar negara-negara pemilik senjata nuklir, dapat menandatangani protokol itu tahun ini," katanya.
Presiden berada di China untuk melakukan sejumlah agenda kerja dan agenda kenegaraan sampai 25 Maret 2012. Setelah itu, SBY dan rombongan akan menuju Korea Selatan untuk menghadiri KTT Keamanan Nuklir. Kepala Negara akan kembali ke Tanah Air pada 29 Maret 2012.
Kehormatan
Sementara itu, setelah menerima gelar tersebut, SBY mengatakan, "Sungguh merupakan kehormatan dan kebahagiaan bagi saya, pada hari yang bersejarah ini saya diundang untuk mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Tsinghua, sebuah universitas ternama dan berkelas dunia."
Menurut SBY, gelar tersebut sangat istimewa karena diberikan oleh sebuah universitas tempat para calon pemimpin dan ilmuwan dunia menuntut ilmu.
"Dari kampus ini pula, berbagai pemikiran yang berhasil memacu kebangkitan dan kemajuan ekonomi Tiongkok dikembangkan," katanya.
Saat ini, sekitar 75 mahasiswa Indonesia sedang menekuni berbagai bidang keilmuan di Universitas Tsinghua.
Universitas itu juga sering mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia. "Ke depan kita berharap, akan lebih banyak lagi pelajar atau mahasiswa dari Indonesia yang menuntut ilmu di universitas ini," katanya.
Sementara itu, Presiden Universitas Tsinghua Chen Jining mengatakan, penganugerahan gelar Honoris Causa itu diberikan karena SBY dianggap telah melakukan hal-hal yang luar biasa demi kebaikan masyarakat.
SBY dipandang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga bisa meningkat dengan signifikan.
Dia juga dipandang berjasa dalam pemberantasan terorisme, penanganan pemulihan akibat bencana alam, dan penanggulangan krisis.
Sebelumnya, SBY telah menerima beberapa gelar serupa dari sejumlah universitas dari beberapa negara, antara lain Jepang dan Thailand.
Menurut SBY, kesejahteraan di kawasan dapat diraih apabila semua pihak dapat membebaskan diri dari ketakutan atas ancaman bencana kemanusiaan, termasuk di antaranya yang diakibatkan oleh senjata nuklir.
Dengan tidak terjebak dalam perlombaan senjata, negara-negara di dunia akan bisa mengalokasikan tenaga dan uang untuk hal-hal yang lebih berguna bagi kesejahteraan rakyat.
ASEAN telah mencapai kesamaan pandangan dengan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk ikut serta dalam Protokol Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
"Indonesia terus mendorong agar negara-negara pemilik senjata nuklir, dapat menandatangani protokol itu tahun ini," katanya.
Presiden berada di China untuk melakukan sejumlah agenda kerja dan agenda kenegaraan sampai 25 Maret 2012. Setelah itu, SBY dan rombongan akan menuju Korea Selatan untuk menghadiri KTT Keamanan Nuklir. Kepala Negara akan kembali ke Tanah Air pada 29 Maret 2012.
Kehormatan
Sementara itu, setelah menerima gelar tersebut, SBY mengatakan, "Sungguh merupakan kehormatan dan kebahagiaan bagi saya, pada hari yang bersejarah ini saya diundang untuk mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Tsinghua, sebuah universitas ternama dan berkelas dunia."
Menurut SBY, gelar tersebut sangat istimewa karena diberikan oleh sebuah universitas tempat para calon pemimpin dan ilmuwan dunia menuntut ilmu.
"Dari kampus ini pula, berbagai pemikiran yang berhasil memacu kebangkitan dan kemajuan ekonomi Tiongkok dikembangkan," katanya.
Saat ini, sekitar 75 mahasiswa Indonesia sedang menekuni berbagai bidang keilmuan di Universitas Tsinghua.
Universitas itu juga sering mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia. "Ke depan kita berharap, akan lebih banyak lagi pelajar atau mahasiswa dari Indonesia yang menuntut ilmu di universitas ini," katanya.
Sementara itu, Presiden Universitas Tsinghua Chen Jining mengatakan, penganugerahan gelar Honoris Causa itu diberikan karena SBY dianggap telah melakukan hal-hal yang luar biasa demi kebaikan masyarakat.
SBY dipandang memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga bisa meningkat dengan signifikan.
Dia juga dipandang berjasa dalam pemberantasan terorisme, penanganan pemulihan akibat bencana alam, dan penanggulangan krisis.
Sebelumnya, SBY telah menerima beberapa gelar serupa dari sejumlah universitas dari beberapa negara, antara lain Jepang dan Thailand.
Sumber : Analisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar