BALIKPAPAN-(IDB) : Pangdam VI Mulawarman menilai bahwa tank Leopard 2A6 cocok dengan kondisi alam di Borneo sehingga mampu untuk mengamankan wilayah perbatasan, khususnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang berhadapan langsung dengan Malaysia.
"Kami mengharapkan agar bertepatan dengan HUT TNI pada 5 Oktober 2012, sudah datang 22 tank Leopard 2A6 untuk menjaga wilayah perbatasan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Itu satu kompi kavaleri, dan akan kami tempatkan di Bulungan," kata Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Senin (26/3).
Hal itu diungkapkan Pangdam dalam kunjungan silaturahmi untuk memperkenalkan diri kepada Ketua dan anggota DPRD Balikpapan.
Setahun setelah itu, yaitu pada 5 Oktober 2013, kekuatan pasukan kavaleri di Bulungan sudah akan satu batalyon dengan 44 buah tank Leopard. Satu batalyon lagi akan ditempatkan di Kalimantan Barat di bawah Kodam XII Tanjungpura.
"Jadi dengan 100 tank yang rencananya akan kita beli dari Belanda atau Jerman, 88 buah akan mengamankan perbatasan, dan 12 sisanya ditempatkan di Pusdiklat Kavaleri di Batujajar, Jawa Barat," papar Panglima Subekti.
Tank-tank tersebut total bernilai 280 juta dolar AS. Satu tank Leopard diawaki empat personel, yaitu satu pengemudi, satu penembak, satu pengisi senjata, dan satu komandan.
"Dengan tiga personel juga sudah bisa jalan dengan salah satu dari mereka menjadi komandan," sambung Panglima yang sebelumnya adalah Asisten Perencanaan (Asrena)Kasad di Markas Besar TNI tersebut.
Tank Leopold 2A6 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman. Tank ini berbobot 62,3 ton dengan dimensi panjang 7,7 meter, lebar 3,7 meter, dan tinggi hingga kubahnya 3 meter.
Kecepatan maksimumnya 72 km per jam. Dengan menggunakan BBM yang dibawanya, Leopard 2A6 sangguh menempuh jelajah 550 km sebelum mengisi BBM lagi. Kemampuan itu berasal dari mesin diesel MTU MB 873 Ka-501 12 silender berdaya 1,500 HP tenaga kuda pada putaran mesin 2.600 RPM.
Persenjataan utama tank berat ini adalah sebuah meriam Rheinmetall smoothbore L55 120 mm yang ditangan awak yang terlatih sanggup melepaskan 42 peluru per menit.
Tank itu juga dilengkapi juga dengan dua senapan mesin MG3 kaliber 7,62. Tank juga dilengkapi dengan perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan (night vision) yang lebih maju. Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata.
"Jadi sangat Sangat pas dengan medan di Kalimantan yang berbukit-bukit curam," kata Pangdam VI Mulawarman.
Kabupaten Bulungan berdasarkan letak geografisnya tidak berbatasan langsung dengan Malaysia. Di depan Bulungan, adalah kabupaten Malinau dan Nunukan yang punya batas dengan negara bagian Sabah dan Sarawak.
Markas Batalyon Kavaleri tersebut sedang dibangun di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, masih dalam lingkup ibu kota kabupaten yang dulu adalah Kesultanan Bulungan tersebut.
Pembelian tank Leopard masih dalam pro dan kontra, baik di DPR RI maupun di Parlemen Belanda.
Para politisi di DPR dan sejumlah pengamat militer menyebutkan bahwa Leopard tidak cocok dengan medan tempur di Indonesia, yakni de3n dengan alasan bahwa bobotnya terlalu berat bagi jalan atau jembatan, terutama di wilayah perbatasan tersebut.
"Kami mengharapkan agar bertepatan dengan HUT TNI pada 5 Oktober 2012, sudah datang 22 tank Leopard 2A6 untuk menjaga wilayah perbatasan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Itu satu kompi kavaleri, dan akan kami tempatkan di Bulungan," kata Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subekti di Balikpapan, Senin (26/3).
Hal itu diungkapkan Pangdam dalam kunjungan silaturahmi untuk memperkenalkan diri kepada Ketua dan anggota DPRD Balikpapan.
Setahun setelah itu, yaitu pada 5 Oktober 2013, kekuatan pasukan kavaleri di Bulungan sudah akan satu batalyon dengan 44 buah tank Leopard. Satu batalyon lagi akan ditempatkan di Kalimantan Barat di bawah Kodam XII Tanjungpura.
"Jadi dengan 100 tank yang rencananya akan kita beli dari Belanda atau Jerman, 88 buah akan mengamankan perbatasan, dan 12 sisanya ditempatkan di Pusdiklat Kavaleri di Batujajar, Jawa Barat," papar Panglima Subekti.
Tank-tank tersebut total bernilai 280 juta dolar AS. Satu tank Leopard diawaki empat personel, yaitu satu pengemudi, satu penembak, satu pengisi senjata, dan satu komandan.
"Dengan tiga personel juga sudah bisa jalan dengan salah satu dari mereka menjadi komandan," sambung Panglima yang sebelumnya adalah Asisten Perencanaan (Asrena)Kasad di Markas Besar TNI tersebut.
Tank Leopold 2A6 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman. Tank ini berbobot 62,3 ton dengan dimensi panjang 7,7 meter, lebar 3,7 meter, dan tinggi hingga kubahnya 3 meter.
Kecepatan maksimumnya 72 km per jam. Dengan menggunakan BBM yang dibawanya, Leopard 2A6 sangguh menempuh jelajah 550 km sebelum mengisi BBM lagi. Kemampuan itu berasal dari mesin diesel MTU MB 873 Ka-501 12 silender berdaya 1,500 HP tenaga kuda pada putaran mesin 2.600 RPM.
Persenjataan utama tank berat ini adalah sebuah meriam Rheinmetall smoothbore L55 120 mm yang ditangan awak yang terlatih sanggup melepaskan 42 peluru per menit.
Tank itu juga dilengkapi juga dengan dua senapan mesin MG3 kaliber 7,62. Tank juga dilengkapi dengan perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan (night vision) yang lebih maju. Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata.
"Jadi sangat Sangat pas dengan medan di Kalimantan yang berbukit-bukit curam," kata Pangdam VI Mulawarman.
Kabupaten Bulungan berdasarkan letak geografisnya tidak berbatasan langsung dengan Malaysia. Di depan Bulungan, adalah kabupaten Malinau dan Nunukan yang punya batas dengan negara bagian Sabah dan Sarawak.
Markas Batalyon Kavaleri tersebut sedang dibangun di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, masih dalam lingkup ibu kota kabupaten yang dulu adalah Kesultanan Bulungan tersebut.
Pembelian tank Leopard masih dalam pro dan kontra, baik di DPR RI maupun di Parlemen Belanda.
Para politisi di DPR dan sejumlah pengamat militer menyebutkan bahwa Leopard tidak cocok dengan medan tempur di Indonesia, yakni de3n dengan alasan bahwa bobotnya terlalu berat bagi jalan atau jembatan, terutama di wilayah perbatasan tersebut.
Sumber : Investor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar