JAKARTA-(IDB) : Lagi-lagi ‘calo’ bermain dalam pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista), kali ini dalam hal pengadaan kapal perang corvette kelas Nakhoda Ragam yang tidak jadi dibeli Brunei Darussalam, namun kembali dilirik TNI AL.
Informasi mengenai adanya calo atau rekanan dalam pengadaan kapal perang tersebut diungkap anggota Komisi I DPR RI, TB. Hasanuddin.
“KSAL lama sebenarnya pernah menolak kapal eks Brunei, tetapi pihak KSAL yang baru melalui rekanannya menawarkan kembali kapal tersebut dan meminta persetujuan ke DPR, “ jelas Punawirawan TNI ini ketika dihubungi itoday, Rabu (21/3).
Rencana pembelian kapal perang eks Brunei, tiga unit Nakhoda Ragam Class memang sempat menjadi perdebatan. Sebab, ketiga kapal tersebut sebenarnya ditolak Pemerintah Brunei karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Selain masalah tidak sesuainya spesifikasi, TB. Hasanuddin mengungkapkan alasan lain mengapa Pemerintah Brunei membatalkan pengadaan tiga corvette tersebut, yakni adanya mark up harga yang dilakukan adik Sultan Brunei.
“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, kapal itu dipesan kerajaan Brunei, tetapi oleh adiknya Sultan di mark up dan spesifikasinya kurang dari yang diinginkan, “ ungkapnya.
Nahkoda Ragam Class sendiri adalah kapal perang kelas corvete buatan BAe System Marine, Inggris yang dibuat berdasarkan seri F2000, yang memiliki kecepatan maksimal 30 knot.
Kapal perang ini dilengkapi sensor radar dan avionik buatan Thales, dipersenjatai dengan satu meriam 76 mm, dua senapan mesin 30 mm, torpedo, Thales Sensors Cutlass 22, rudal permukaan-udara Seawolf, rudal Exocet MM40 Block II dan dilengkapi dengan hanggar yang mampu menampung satu S-70 Seahawk.
Informasi mengenai adanya calo atau rekanan dalam pengadaan kapal perang tersebut diungkap anggota Komisi I DPR RI, TB. Hasanuddin.
“KSAL lama sebenarnya pernah menolak kapal eks Brunei, tetapi pihak KSAL yang baru melalui rekanannya menawarkan kembali kapal tersebut dan meminta persetujuan ke DPR, “ jelas Punawirawan TNI ini ketika dihubungi itoday, Rabu (21/3).
Rencana pembelian kapal perang eks Brunei, tiga unit Nakhoda Ragam Class memang sempat menjadi perdebatan. Sebab, ketiga kapal tersebut sebenarnya ditolak Pemerintah Brunei karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Selain masalah tidak sesuainya spesifikasi, TB. Hasanuddin mengungkapkan alasan lain mengapa Pemerintah Brunei membatalkan pengadaan tiga corvette tersebut, yakni adanya mark up harga yang dilakukan adik Sultan Brunei.
“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, kapal itu dipesan kerajaan Brunei, tetapi oleh adiknya Sultan di mark up dan spesifikasinya kurang dari yang diinginkan, “ ungkapnya.
Nahkoda Ragam Class sendiri adalah kapal perang kelas corvete buatan BAe System Marine, Inggris yang dibuat berdasarkan seri F2000, yang memiliki kecepatan maksimal 30 knot.
Kapal perang ini dilengkapi sensor radar dan avionik buatan Thales, dipersenjatai dengan satu meriam 76 mm, dua senapan mesin 30 mm, torpedo, Thales Sensors Cutlass 22, rudal permukaan-udara Seawolf, rudal Exocet MM40 Block II dan dilengkapi dengan hanggar yang mampu menampung satu S-70 Seahawk.
Sumber : Itoday
Tidak ada komentar:
Posting Komentar