Dialog khusus untuk Menlu dan Menhan ini merupakan kali pertama digelar.
CANBERRA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro hari ini dijadwalkan mengikuti dialog dengan dua mitra mereka di Australia, Menlu Bob Carr dan Menhan Stephen Smith. Berlangsung di Canberra, Dialog 2+2 khusus untuk Menlu dan Menhan ini merupakan kali pertama digelar Indonesia dan Australia.
Dalam pernyataan yang diterima VIVAnews, Menlu Carr mengungkapkan Dialog Perdana 2+2 yang bersejarah ini akan membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama Indonesia dan Australia mengenai kebijakan luar negeri dan pertahanan, baik di tingkat bilateral, regional, dan global.
Menurut Carr, hubungan dekat dan penting Australia dengan Indonesia telah ditegaskan dalam Perjanjian Lombok, termasuk komitmen dalam menghormati kedaulatan, persatuan, kemandirian, dan integritas kewilayahan kedua negara.
"Australia dan Indonesia juga tengah bekerja untuk memperluas kerjasama pertahanan dan keamanan sekaligus memperkuat koordinasi atas bantuan kemanusiaan dan tanggap darurat, misi penjaga perdamaian, `nti perompakan dan keamanan maritim," ujar Carr, yang baru-baru ini dilantik sebagai Menlu baru Australia, menggantikan Kevin Rudd.
Dialog khusus ini, lanjut Carr, juga akan meningkatkan kerjasama jangka panjang yang sudah terjalin antara Australia dan Indonesia di bidang politik, ekonomi, sosial, pertahanan, dan keamanan serta menyusun kepentingan bersama di tingkat regional, termasuk menjamin stabilitas, kemajuan, dan kemakmuran di kawasan Asia Pasifik.
Dialog 2+2 ini telah disepakati kedua pemerintah ketika kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia pada Maret 2010. Dialog ini juga menjadi pertemuan resmi pertama Menlu Carr dengan para mitra wicara dari Indonesia.
Dalam pernyataan yang diterima VIVAnews, Menlu Carr mengungkapkan Dialog Perdana 2+2 yang bersejarah ini akan membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama Indonesia dan Australia mengenai kebijakan luar negeri dan pertahanan, baik di tingkat bilateral, regional, dan global.
Menurut Carr, hubungan dekat dan penting Australia dengan Indonesia telah ditegaskan dalam Perjanjian Lombok, termasuk komitmen dalam menghormati kedaulatan, persatuan, kemandirian, dan integritas kewilayahan kedua negara.
"Australia dan Indonesia juga tengah bekerja untuk memperluas kerjasama pertahanan dan keamanan sekaligus memperkuat koordinasi atas bantuan kemanusiaan dan tanggap darurat, misi penjaga perdamaian, `nti perompakan dan keamanan maritim," ujar Carr, yang baru-baru ini dilantik sebagai Menlu baru Australia, menggantikan Kevin Rudd.
Dialog khusus ini, lanjut Carr, juga akan meningkatkan kerjasama jangka panjang yang sudah terjalin antara Australia dan Indonesia di bidang politik, ekonomi, sosial, pertahanan, dan keamanan serta menyusun kepentingan bersama di tingkat regional, termasuk menjamin stabilitas, kemajuan, dan kemakmuran di kawasan Asia Pasifik.
Dialog 2+2 ini telah disepakati kedua pemerintah ketika kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia pada Maret 2010. Dialog ini juga menjadi pertemuan resmi pertama Menlu Carr dengan para mitra wicara dari Indonesia.
Indonesia Australia Kini Kuat dan Solid
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Australia kini berlangsung "kuat, solid, dan komprehensif." Kini, Indonesia dan Australia merupakan dua negara kunci bagi stabilitas di kawasan Asia Pasifik.
Penilaian itu dikemukakan Natalegawa saat mengunjungi Australia bersama dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro hari ini. Di Canberra, kedua menteri bertemu dengan mitra mereka asal Australia, Menlu Bob Carr dan Menhan Stephen Smith, dalam Dialog Perdana 2+2. Ini merupakan kali pertama Menlu dan Menhan dari kedua negara bertemu secara khusus untuk membicarakan hubungan luar negeri dan pertahanan keamanan tingkat bilateral, regional dan global.
Dalam pernyataan yang disiarkan Kementerian Luar Negeri RI dari Canberra, Natalegawa mengatakan bahwa secara umum hubungan Indonesia dan Australia kuat, solid dan komprehensif. "Mekanisme konsultasi juga sangat komprehensif yang melibatkan bukan hanya sektor pemerintah namun juga elemen masyarakat luas," kata Natalegawa.
Namun, Menlu mengemukakan masih terdapat ruang yang besar bagi peningkatan kerjasama kedua negara khususnya dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Pertemuan dalam format 2+2 itu disepakati oleh pemimpin kedua negara pada kunjungan Presiden RI ke Australia tahun 2010 yang lalu.
Mekanisme ini melengkapi mekanisme bilateral yang ada yaitu Indonesia-Australia Annual Leaders’ Meeting pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan dan Annual Leadership Dialogue yang melibatkan tokoh non pemerintah.
Tanggulangi Bencana
Mengenai pertemuan 2+2, Natalegawa mengatakan beberapa hal telah dibahas di antaranya berbagai permasalahan keamanan dan pertahanan baik pada tingkat bilateral, regional maupun global dibahas.
Pada tingkat bilateral misalnya, dibahas kerjasama keamanan kedua negara yang difokuskan pada peningkatan kerjasama kedua negara dalam mengatasi berbagai kejahatan lintas batas. Dalam bidang pertahanan, kedua negara memfokuskan pada upaya peninfkatan kerjasama operasi militer bukan perang, khususnya dalam bidang penanggulangan bencana.
“Sebagai negara yang rentan bencana, Indonesia dan Australia memiliki kepentingan untuk meningkatkan kemampuan kedua negara dalam menghadapi dan mengelola bencana alam”, tutur Natalegawa.
Kerjasama Indonesia dan Australia dalam pengelolaan bencana alam bukan hanya pada tingkat bilateral, namun juga pada tingkat East Asia Summit (KTT Asia Timur). Dalam pertemuan EAS di Bali, Nopember 2011, dicontohkannya, Indonesia dan Australia telah memprakarsai sebuah konsep untuk mempercepat respon negara di kawasan ketika terjadi bencana alam.
“Kita juga membahas berbagai hal kerjasama pertahanan di bidang pengembangan kapasitas” lanjut Natalegawa. Pada tingkat regional, pertemuan juga membahas peningkatan fenomena human trafficking di kawasan. Kedua negara bersepakat untuk dapat mengatasi permasalahan human trafficking melalui mekanisme Bali Process.
Isu Global
Berbagai isu di kawasan seperti Laut China Selatan, perkembangan positif demokrasi di Myanmar dan kerjasama dalam konteks ASEAN juga dibahas. Pertemuan juga mendiskusikan perkembangan stabilitas dan keamanan di tingkat global dan kerjasama kedua negara di forum PBB.
“Stabilitas dan keamanan baik di tingkat global maupun di tingkat regional sangat penting bagi upaya nasional kita untuk melakukan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat. Indonesia dan Australia merupakan negara kunci dalam menciptakan stabilitas di kawasan,” kata Natalegawa.
Pertemuan ini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan rencana kunjungan Presiden RI ke Australia untuk pertemuan tahunan bilateral tingkat pemimpin pada bulan Mei 2012 di Darwin.
Dalam kunjungan singkat ini, Menlu RI juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Australia, Julia Gillard. Natalegawa juga menjadi pembicara dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh The Centre for Democratic Institutions (CDI) di Australian National University (ANU), Canberra.
Penilaian itu dikemukakan Natalegawa saat mengunjungi Australia bersama dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro hari ini. Di Canberra, kedua menteri bertemu dengan mitra mereka asal Australia, Menlu Bob Carr dan Menhan Stephen Smith, dalam Dialog Perdana 2+2. Ini merupakan kali pertama Menlu dan Menhan dari kedua negara bertemu secara khusus untuk membicarakan hubungan luar negeri dan pertahanan keamanan tingkat bilateral, regional dan global.
Dalam pernyataan yang disiarkan Kementerian Luar Negeri RI dari Canberra, Natalegawa mengatakan bahwa secara umum hubungan Indonesia dan Australia kuat, solid dan komprehensif. "Mekanisme konsultasi juga sangat komprehensif yang melibatkan bukan hanya sektor pemerintah namun juga elemen masyarakat luas," kata Natalegawa.
Namun, Menlu mengemukakan masih terdapat ruang yang besar bagi peningkatan kerjasama kedua negara khususnya dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Pertemuan dalam format 2+2 itu disepakati oleh pemimpin kedua negara pada kunjungan Presiden RI ke Australia tahun 2010 yang lalu.
Mekanisme ini melengkapi mekanisme bilateral yang ada yaitu Indonesia-Australia Annual Leaders’ Meeting pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan dan Annual Leadership Dialogue yang melibatkan tokoh non pemerintah.
Tanggulangi Bencana
Mengenai pertemuan 2+2, Natalegawa mengatakan beberapa hal telah dibahas di antaranya berbagai permasalahan keamanan dan pertahanan baik pada tingkat bilateral, regional maupun global dibahas.
Pada tingkat bilateral misalnya, dibahas kerjasama keamanan kedua negara yang difokuskan pada peningkatan kerjasama kedua negara dalam mengatasi berbagai kejahatan lintas batas. Dalam bidang pertahanan, kedua negara memfokuskan pada upaya peninfkatan kerjasama operasi militer bukan perang, khususnya dalam bidang penanggulangan bencana.
“Sebagai negara yang rentan bencana, Indonesia dan Australia memiliki kepentingan untuk meningkatkan kemampuan kedua negara dalam menghadapi dan mengelola bencana alam”, tutur Natalegawa.
Kerjasama Indonesia dan Australia dalam pengelolaan bencana alam bukan hanya pada tingkat bilateral, namun juga pada tingkat East Asia Summit (KTT Asia Timur). Dalam pertemuan EAS di Bali, Nopember 2011, dicontohkannya, Indonesia dan Australia telah memprakarsai sebuah konsep untuk mempercepat respon negara di kawasan ketika terjadi bencana alam.
“Kita juga membahas berbagai hal kerjasama pertahanan di bidang pengembangan kapasitas” lanjut Natalegawa. Pada tingkat regional, pertemuan juga membahas peningkatan fenomena human trafficking di kawasan. Kedua negara bersepakat untuk dapat mengatasi permasalahan human trafficking melalui mekanisme Bali Process.
Isu Global
Berbagai isu di kawasan seperti Laut China Selatan, perkembangan positif demokrasi di Myanmar dan kerjasama dalam konteks ASEAN juga dibahas. Pertemuan juga mendiskusikan perkembangan stabilitas dan keamanan di tingkat global dan kerjasama kedua negara di forum PBB.
“Stabilitas dan keamanan baik di tingkat global maupun di tingkat regional sangat penting bagi upaya nasional kita untuk melakukan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat. Indonesia dan Australia merupakan negara kunci dalam menciptakan stabilitas di kawasan,” kata Natalegawa.
Pertemuan ini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan rencana kunjungan Presiden RI ke Australia untuk pertemuan tahunan bilateral tingkat pemimpin pada bulan Mei 2012 di Darwin.
Dalam kunjungan singkat ini, Menlu RI juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Australia, Julia Gillard. Natalegawa juga menjadi pembicara dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh The Centre for Democratic Institutions (CDI) di Australian National University (ANU), Canberra.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar