JAKARTA-(IDB) : Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN) Dahlan Iskan mengatakan bahwa rencana maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA) untuk kembali membeli 40 pesawat dari China dapat dibatalkan.
"Saya kira itu masih bisa dibatalkan terhadap rencana pembelian 40 unit pesawat Comac ARJ21-700 dari China. Kalau itu tidak realistis. Terlebih rencana pembelian pesawat itu baru sebatas MoU dan MoU itu kan masih bisa dibatalkan," ujar Dahlan Iskan di Gedung DPR, Kamis (15/3).
Kata Dahlan, akan lebih baik jika manajemen MNA saat ini terus melakukan pembenahan dan perbaikan internal dan pesawat yang sudah ada saat ini. Hal itu penting agar tercapai kemajuan secara signifikan.
"Saya kira lebih baik Merpati memperbaiki pesawatnya yang saat ini agar lebih baik untuk menunjang kegiatannya, termasuk memperbaki dan mengoptimalkan 13 dari 15 pesawat MA 60 yang ada hasil pembelian dari China sebelumnya," ujarnya.
Dahlan mengatakan, dalam waktu satu bulan ini, empat unit pesawat jet milik Merpati yang sebelumnya dikandangkan karena mengalami kerusakan, akan segera selesai perbaikannya dan dapat diterbangkan kembali, setelah mesinnya diganti.
"Jadi saya minta yang ada dulu dari pesawat Merpati ini ditekuni dulu dan kembali diterbangkan. Setelah itu, tiga hingga empat tahun ke depan baru diomongi kembali atas rencana Merpati untuk kembali membeli pesawat yang baru tersebut. Dan kalau saat ini Merpati belum memiliki kemampuan untuk membeli pesawat sebanyak itu," ujarnya.
Seperti diketahui, PT Merpati Nusantara Airlines berencana mendatangkan 40 unit pesawat Comac ARJ21-700 dari China. Merpati menerapkan syarat 40 persen komponen pesawat diproduksi PT Dirgantara Indonesia.
Direktur Utama Merpati Johny Sardjono Tjitrokusumo mengatakan, pembelian itu bekerja sama dengan konsorsium pabrikan China, Commercial Aircraft of China (Comac) dan Avic International Holding Corporation (AIHC). Total nilainya 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 10 triliun). Harga ARJ21-700 dipatok 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 270 miliar per unit.
Nota kesepahaman antara Merpati, Comac, AIHC, dan Dirgantara pun telah ditandatangani, bersamaan dengan berlangsungnya pameran Singapore Airshow 2012 di Singapura pada bulan lalu. Nota menyebutkan syarat 40 persen komponen dari Indonesia. Pesawat jet buatan Comac ini dalam tahap proses sertifikasi Federal Aviation Administration (FAA). Merpati akan mendapat prioritas dari pemesanan ini, rencananya pengiriman pertama dilakukan tahun 2013 sebanyak empat unit ARJ 21-700. Tahun selanjutnya sebanyak empat unit, tahun 2015 14 pesawat, tahun 2016 sebanyak 14 pesawat, dan 2017 empat pesawat.
"Saya kira itu masih bisa dibatalkan terhadap rencana pembelian 40 unit pesawat Comac ARJ21-700 dari China. Kalau itu tidak realistis. Terlebih rencana pembelian pesawat itu baru sebatas MoU dan MoU itu kan masih bisa dibatalkan," ujar Dahlan Iskan di Gedung DPR, Kamis (15/3).
Kata Dahlan, akan lebih baik jika manajemen MNA saat ini terus melakukan pembenahan dan perbaikan internal dan pesawat yang sudah ada saat ini. Hal itu penting agar tercapai kemajuan secara signifikan.
"Saya kira lebih baik Merpati memperbaiki pesawatnya yang saat ini agar lebih baik untuk menunjang kegiatannya, termasuk memperbaki dan mengoptimalkan 13 dari 15 pesawat MA 60 yang ada hasil pembelian dari China sebelumnya," ujarnya.
Dahlan mengatakan, dalam waktu satu bulan ini, empat unit pesawat jet milik Merpati yang sebelumnya dikandangkan karena mengalami kerusakan, akan segera selesai perbaikannya dan dapat diterbangkan kembali, setelah mesinnya diganti.
"Jadi saya minta yang ada dulu dari pesawat Merpati ini ditekuni dulu dan kembali diterbangkan. Setelah itu, tiga hingga empat tahun ke depan baru diomongi kembali atas rencana Merpati untuk kembali membeli pesawat yang baru tersebut. Dan kalau saat ini Merpati belum memiliki kemampuan untuk membeli pesawat sebanyak itu," ujarnya.
Seperti diketahui, PT Merpati Nusantara Airlines berencana mendatangkan 40 unit pesawat Comac ARJ21-700 dari China. Merpati menerapkan syarat 40 persen komponen pesawat diproduksi PT Dirgantara Indonesia.
Direktur Utama Merpati Johny Sardjono Tjitrokusumo mengatakan, pembelian itu bekerja sama dengan konsorsium pabrikan China, Commercial Aircraft of China (Comac) dan Avic International Holding Corporation (AIHC). Total nilainya 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 10 triliun). Harga ARJ21-700 dipatok 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 270 miliar per unit.
Nota kesepahaman antara Merpati, Comac, AIHC, dan Dirgantara pun telah ditandatangani, bersamaan dengan berlangsungnya pameran Singapore Airshow 2012 di Singapura pada bulan lalu. Nota menyebutkan syarat 40 persen komponen dari Indonesia. Pesawat jet buatan Comac ini dalam tahap proses sertifikasi Federal Aviation Administration (FAA). Merpati akan mendapat prioritas dari pemesanan ini, rencananya pengiriman pertama dilakukan tahun 2013 sebanyak empat unit ARJ 21-700. Tahun selanjutnya sebanyak empat unit, tahun 2015 14 pesawat, tahun 2016 sebanyak 14 pesawat, dan 2017 empat pesawat.
Sumber : Jurnamen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar