BIAK-(IDB) : Masih ingat kejadian pesawat tempur TNI Angkatan Udara yang meng-intercept pesawat sipil yang mengangkut pejabat Papua New Guinea? Peristiwa intercept seperti itu kembali terjadi di Biak,Papua.
Pesawat yang melakukan adalah dua F-16 yang ber-home base di Lanud Iswahjudi, Madiun.Sedangkan yang jadi korban interceptyaitu pesawat Hercules A-1303,yang juga milik TNI Angkatan Udara. Peristiwa ini bukan kesalahan komunikasi,namun sudah dirancang sebagai bagian dalam latihan Cakra. Simulasi pada Senin (20/2) itu merupakan salah satu agenda dari penerbangan jelajah pesawat tempur F-16 di Indonesia bagian timur, sekaligus dalam rangka pengamanan wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Keterangan dari Pentak Lanud Manuhua Biak menyebutkan pesawat A-1303 Hercules yang dipiloti Mayor Penerbang Reza itu mengangkut 12 orang kru. Dalam penerbangan di wilayah udara Biak,pesawat tertangkap radar yang ada di Satuan Radar (Satrad) 242 Tanjung Warari dan diasumsikan sebagai pesawat asing yang melanggar batas wilayah udara. Selanjutnya,hal ini dilaporkan kepada Pangkosekhanudnas IV. laporan lantas ditindaklanjuti dengan memerintahkan dua pesawat F-16 untuk melakukan interceptdan memaksa pesawat asing itu mendarat (force down) di Bandara Frans Kaisiepo Biak,Papua.
Misi pengamanan ALKI ini dilakukan oleh satu flight pesawat tempur F-16 dari Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun,Jawa Timur sejak 14 Februari lalu dan dijadwalkan berlangsung selama 14 hari.“Wilayah terbang meliputi sejumlah pangkalan udara,yakni Lanud Balikpapan (Kaltim), Samratulangi (Manado),Biak (Papua),Patimura (Ambon), dan Rembiga (NTB),”kata Kapentak Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Sutrisno,saat pelepasan. Penuturan Sutrisno menyebutkan misi ini melibatkan delapan penerbang tempur F- 16/Fighting Falcon,46 teknisi (ground crew),serta Tim Brigan dari Satpon Lanud Iswahjudi dengan di dukung pesawat C- 130 Hercules.
Ada beberapa latihan dalam misi ini,yaitu tangkis petir,Hanud Cakra dan Hanud Kilat.Sekaligus juga untuk menjajal kemampuan radar di Satuan Radar 245 Saumlaki dan 243 Timika yang masih baru.
Pesawat yang melakukan adalah dua F-16 yang ber-home base di Lanud Iswahjudi, Madiun.Sedangkan yang jadi korban interceptyaitu pesawat Hercules A-1303,yang juga milik TNI Angkatan Udara. Peristiwa ini bukan kesalahan komunikasi,namun sudah dirancang sebagai bagian dalam latihan Cakra. Simulasi pada Senin (20/2) itu merupakan salah satu agenda dari penerbangan jelajah pesawat tempur F-16 di Indonesia bagian timur, sekaligus dalam rangka pengamanan wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Keterangan dari Pentak Lanud Manuhua Biak menyebutkan pesawat A-1303 Hercules yang dipiloti Mayor Penerbang Reza itu mengangkut 12 orang kru. Dalam penerbangan di wilayah udara Biak,pesawat tertangkap radar yang ada di Satuan Radar (Satrad) 242 Tanjung Warari dan diasumsikan sebagai pesawat asing yang melanggar batas wilayah udara. Selanjutnya,hal ini dilaporkan kepada Pangkosekhanudnas IV. laporan lantas ditindaklanjuti dengan memerintahkan dua pesawat F-16 untuk melakukan interceptdan memaksa pesawat asing itu mendarat (force down) di Bandara Frans Kaisiepo Biak,Papua.
Misi pengamanan ALKI ini dilakukan oleh satu flight pesawat tempur F-16 dari Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun,Jawa Timur sejak 14 Februari lalu dan dijadwalkan berlangsung selama 14 hari.“Wilayah terbang meliputi sejumlah pangkalan udara,yakni Lanud Balikpapan (Kaltim), Samratulangi (Manado),Biak (Papua),Patimura (Ambon), dan Rembiga (NTB),”kata Kapentak Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Sutrisno,saat pelepasan. Penuturan Sutrisno menyebutkan misi ini melibatkan delapan penerbang tempur F- 16/Fighting Falcon,46 teknisi (ground crew),serta Tim Brigan dari Satpon Lanud Iswahjudi dengan di dukung pesawat C- 130 Hercules.
Ada beberapa latihan dalam misi ini,yaitu tangkis petir,Hanud Cakra dan Hanud Kilat.Sekaligus juga untuk menjajal kemampuan radar di Satuan Radar 245 Saumlaki dan 243 Timika yang masih baru.
Sumber : Sindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar