Pages

Kamis, Januari 12, 2012

Rusia Kembangkan Sistem Misil Strategis Baru

MOSKOW-(IDB) : Rusia kini mengembangkan sistem misil strategis dengan teknologi yang sama sekali baru untuk meningkatkan daya gempur Strategic Missile Forces mereka. Sistem baru ini mereka yakini mampu mengatasi berbagai sistem pertahanan misil. Situs berita Pravda.Ru melaporkan ini mengutip pertanyaan seorang sumber di Kementerian Pertahanan Rusia kepada kantor berita Interfax.

"Kami memperkirakan akan mendapatkan rudal baru dengan hulu ledak pada 2018-2020 yang memungkinkan kami mengatasi sistem pertahanan rudal pada waktu itu," kata sumber tersebut. Dia menambahkan sekarang mereka tengah mempersiapkan sebuah sistem untuk misil kelas menengah dengan perlengkapan yang serbabaru. "Dengan demikian pada pergantian tahun 2015 kami bisa mulai meng-upgrade divisi rudal kami."

Sebelumnya Departemen Pertahanan Rusia menyatakan sedang mengerjakan sebuah desain kompleks untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua seberat 100 ton.

Berbagai langkah ini ditengarai merupakan reaksi Presiden Dmitry Medvedev atas penempatan rudal pertahanan di Eropa. Tahun ini, misalnya, dua divisi Strategic Rocket Forces Rusia akan mendapat roket "Yars", yang menggunakan rudal balistik antarbenua RS-24. Yars dirancang untuk menggantikan si tua "stiletto" yang kini bertugas di Ivanovo.

Dmitry Medvedev telah menyatakan keberatannya saat bertemu dengan Presiden Barack Obama dalam forum Asia-Pacific Economic Cooperation di Hawaii, November lalu. Tapi, menurut The New York Times, setelah pembicaraan face-to-face itu Presiden Medvedev menyatakan, “Posisi kami tetap jauh terpisah.”

Para pejabat Amerika berusaha menyakinkan bahwa penempatan sistem pertahanan rudal di Eropa dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap ancaman Iran. Tapi, menurut Pravda, Amerika tak mau memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan mengarahkan rudalnya ke Rusia. Lantaran itu pemerintah Rusia lalu mengumumkan serangkaian tindakan untuk membenahi pertahanan. Medvedev bahkan bicara soal kemungkinan menarik diri dari perjanjian START-III dan mempersiapkan diri menghadapi perang cyber.

Sumber : Tempo

1 komentar:

  1. andaikan indonesia bisa bikin rudal seperti ini, mungkin rakyat indonesia bisa sedikit tersenyum bahagia. karena indonesia tidak perlu lagi membeli kapal perang, pesawat tempur dan teng berlapis baja, itu hanya menghambur-hamburkan uang rakyat, tapi cukup dengan rudal ini dengan hitungan jam negara musuh bisa LULUH LANTAK.

    BalasHapus