TEHRAN-(IDB) : Manuver Akbar pasukan Angkatan Laut Republik Islam Iran dengan sandi "Velayat 90" yang digelar di wilayah strategis Teluk Persia, Selat Hormuz dan laut Oman telah berakhir. Namun hingga kini, refleksi di lingkaran politik dan berita dunia terus berlanjut.
Latihan pasukan AL Iran telah menunjukkan kepada dunia tentang kekuatan pencegahan dan pertahanan negara ini. Manuver tersebut selain menampilkan kekuatan pertahanan dan pencegahan, juga membawa pesan serius kepada musuh-musuh Iran yang tengah meningkatkan ancaman-ancaman anti-Tehran selama beberapa bulan terakhir ini.
Manuver Velayat 90 digelar selama 10 hari. Latihan itu dimulai pada tanggal 24 Desember 2011 di wilayah yang luasnya dua juta kilometer persegi, dari timur Selat Hormuz dan laut Oman hingga ufuk 10 derajat utara dan Teluk Aden. Latihan ini mencakup operasi dan intelijen.
Keistimewaan manuver Velayat 90 adalah luasnya wilayah operasi latihan. Hal ini menunjukkan kemampuan perangkat lunak dan keras militer Iran dan keberhasilan negara ini dalam mengembangkan senjata-senjata canggih guna mempertahankan kedaulatan dan semua wilayahnya.
Selama latihan, Iran telah menampilkan kekuatan dan kemampuannya dengan mengerahkan berbagai jenis kapal selam dengan kelas yang berbeda, kapal perusak, kapal peluncur rudal, kapal logistik, kapal pengintai, helikopter, pesawat tanpa awak, dan rudal-rudal pesisir yang mempunyai jarak jelajah yang berbeda.
Dalam manuver tersebut, AL Iran juga menggelar operasi tambang secara meluas guna mencegah infiltrasi musuh terhadap instalasi pesisir, kolam-kelam kecil militer untuk tempat pertahanan dan dermaga serta mencegah keluar masuknya unit-unit kapal perang musuh.
Selain itu, pasukan AL Iran juga berhasil menggelar operasi patroli dan pengintaian dengan menggunakan berbagai jenis UAV yang berbasis di laut dan pesisir. Operasi dan pengintaian ini dilakukan di wilayah yang lebih luas dari wilayah latihan, khususnya di ufuk 20 derajat utara dan di atas kapal-kapal perang musuh fiktif.
Manuver Velayat 90 digelar dalam empat tahap, operasi tempur permukaan dan bawah laut, anti-bawah laut, anti-udara dan latihan pertahanan udara terhadap serangan rudal. Salah satu tahap penting dalam manuver ini adalah latihan penutupan Selat Hormuz jika ada hal yang membahayakan kepentingan-kepentingan dan kedaulatan Iran.
Pembagian luas dari unit-unit pasukan AL Iran di permukaan laut, bawah laut dan udara merupakan taktik penyebaran yang telah dilakukan dalam latihan ini, sehingga pasukan AL Iran mampu menutup segala kemungkinan keluar masuknya kapal musuh dari Selat Hormuz.
Laksamana Habibollah Sayyari, Komandan AL Iran di akhir latihan, mengatakan, "Keberhasilan manuver Angkatan Laut Iran kembali membuktikan kepada dunia bahwa para ahli Iran memiliki kemampuan tinggi dalam swasembada kemampuan pertahanannya, dan bahkan Iran mampu mencapai tahap eksploitas berbagai jenis senjata pertahanan dan militer meskipun dalam kondisi diembargo.
Berkaitan transformasi terakhir dan manuver Velayat 90, media-media Barat menyoroti uji coba rudal jarak jauh Iran dan menyebutnya sebagai perang kekuatan antara Iran dan Amerika Serikat.
Di akhir manuver, Ataullah Salehi, Komandan Angkatan Bersenjata Iran dalam jumpa persnya, seraya menyinggung keluarnya kapal induk AS dari Selat Hormuz pada saat latihan digelar, mengatakan, "Kami mengingatkan kepada kapal induk AS untuk tidak kembali lagi ke Selat Hormuz, sebab kehadiran kapal tersebut merupakan ancaman bagi kita."
Jenderal Jafari, Komandan Pasukan Garda Revolusi Republik Islam Iran dalam menyikapi ancaman musuh, menyatakan, "Iran untuk melakukan strategi pertahanannya tidak perlu meminta izin dari negara manapun." Ditambahkannya, ayat 1 pasal 16 Konvensi Jenewa 1958 tentang hukum kelautan, menyebutkan bahwa negara pesisir dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah lalu lintas yang merugikan negara tersebut.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Firuzabadi saat berkunjung ke wilayah manuver Velayat 90, seraya menyinggung penampilan kembali kekuatan AL Iran dalam waktu dekat ini, dia mengatakan, "Manuver merupakan salah satu agenda pasukan militer yang akan digelar setiap tahun untuk melatih kesiapan pasukan. Dalam waktu dekat ini kita akan menyaksikan kemampuan AL Iran."
Dia juga menyinggung tujuan manuver akbar Velayat 90 dan menambahkan, "Bangsa Iran dalam teknologi militer dan kemajuan ilmu mengalami pertumbuhan bulanan. Di setiap latihan yang digelar, militer Iran selalu menampilkan senjata canggih dan sesui dengan doktrin militer Iran yaitu pertahanan dan pencegahan." Selain itu, Firuzabadi menegaskan, bangsa Iran tidak bisa diancam siapapun dan setiap orang yang berniat mengancam bangsa ini maka dia harus membayar mahal atas ancamannya tersebut.
Para pejabat politik dan militer Iran telah berulang kali mengisyaratkan bahwa Iran memiliki mayoritas perbatasan pesisir dengan Teluk Persia dan laut Oman dan negara ini bukan ancaman bagi negara pesisir, tetapi justru yang menjamin keamanan jalur strategis Teluk Persia ini. Kekuatan dan kemampuan militer Iran memiliki unsur pertahanan dan pencegahan. Jika negara-negara Barat ingin mengancam kepentingan-kepentingan ekonomi dan keamanan Iran dengan ancaman militer dan sanksi, maka Iran pun akan membalas dengan ancaman pula. Sikap ini adalah hak bagi setiap negara di dunia yaitu ketika diancam maka akan mereaksi dengan hal sama.
Amerika Serikat dan sekutunya serta sejumlah negara Arab yang berafiliasi dengan kebijakan-kebijakan hegemoni AS tengah memulai fase baru ancaman mereka terhadap Iran. Dengan menyebarkan kebohongan soal program nuklir sipil Iran dan memprovokasi dengan cara menyebarkan Iranphobia, mereka berupaya memaksa bangsa Iran untuk mengundurkan diri dari hak-haknya di perjanjian-perjanjian internasional, termasuk perjanjian Non-Ploriferasi Nuklir (NPT).
Musuh-musuh Iran berusaha memojokkan negara ini dengan berbagai cara, di antaranya dengan menyebarkan isu bahwa Iran tengah mengembangkan program nuklirnya untuk tujuan militer. Namun sebenarnya ada tujuan yang di kejar oleh AS dan sekutunya di Eropa serta Timur Tengah yaitu untuk menutupi kekalahan mereka akibat adanya kebangkitan rakyat anti-despotik yang telah sampai pada puncaknya.
Akibat adanya kebangkitan rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara, Amerika dan rezim Zionis Israel kehilangan satu persatu sekutunya di kawasan. Keselarasan langkah sejumlah rezim otoriter di Teluk Persia dengan kebijakan Amerika dalam mengancam dan menekan Iran, sebenarnya merupakan upaya untuk melindungi rezim-rezim ini. Mereka membayangkan dengan mengembargo ekonomi Iran, khususnya sanksi terhadap minyak, akan mampu meraih ambisi-ambisi mereka. Padahal selama 33 tahun dari umur Republik Islam Iran, negara ini selalu menghadapi berbagai macam embargo dan sanksi ekonomi dan bahkan ancaman militer.
Ancaman-ancaman musuh tidak mengganggu keinginan dan perlawanan bangsa Iran untuk tetap bertahan dalam menghadapi ambisi-ambisi hegemoni Amerika dan rezim-rezim sekutunya. Bahkan sebaliknya, dalam kondisi saat ini bangsa Iran justru menggapai kemajuan yang signifikan. Keberhasilan Iran di sebagian sektor hanya dimiliki oleh sejumlah negara di dunia. Kemampuan dalam pengayaan uranium hingga mengeksploitasinya di reaktor nuklir, hanyalah satu dari sekian banyak keberhasilan Iran.
Manuver Velayat 90 Angkatan Laut Republik Islam Iran di perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz juga termasuk keberhasilan negara ini dalam memproduksi senjata-senjata canggih supaya musuh-musuh Tehran memahami bahwa bangsa Iran dalam kondisi kesiapan penuh untuk membela kepentingan dan keamanan negaranya.
Sumber : Irib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar