Pages

Sabtu, Desember 31, 2011

Kapal Selam Nuklir Rusia Terbakar, Tidak Ada Radiasi Nuklir

MOSKOW-(IDB) : Sebuah kapal selam nuklir milik Rusia terbakar di galangan kapal di Murmansk, di daerah barat laut Rusia, Kamis kemarin. Sampai hari ini, kebakaran sudah teratasi dan tidak dilaporkan ada korban jiwa. 

Menurut Menteri Keadaan Darurat Rusia, Sergei Shoigu, Jumat, pelanggaran keamanan selama pekerjaan pemeliharaan rutin dipandang sebagai penyebab kebakaran.

Shoigu mengatakan, tidak ada kematian atau korban cedera telah dilaporkan. "Juga tidak ada ancaman polusi nuklir," katanya dalam satu pernyataan.

"Perancah kayu di sekitar kapal selam itu terperangkap api, yang kemudian menyebar ke lambung luar kapal selam," kata juru bicara Armada Utara Kapten Pertama Vadim Serga.
 

"Tidak ada kemungkinan api membakar seluruh lambung dan tidak ada ancaman bagi peralatan di dalam kapal," kata Serga.


Kapal selam nuklir yang terbakar itu, yakni K-84 Yekaterinburg adalah salah satu dari tujuh kapal selam Delta-IV dalam tugas, dan semua ditempatkan di Armada Utara. Kapal ini membawa 16 Sineva (klasifikasi NATO "perahu") rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.

Kapal selam kelas Delta-IV adalah inti dari komponen angkatan laut tiga serangkai nuklir Rusia saat ini dan mungkin masih bisa beroperasi selama 10 tahun.

Sumber : Jurnas

Menhan: Perompakan Di Selat Malaka Menurun Drastis

Perngamanan bersama Selat Malaka negara Asean
JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan tingkat perompakan di Selat Malaka semakin hari semakin menurun drastis.

"Kita terus meningkatkan latihan pengamanan di laut, termasuk di Selat Malaka. Bahkan pada saat Hari Nusantara ditampilkan latihan gabungan antarpasukan khusus TNI dalam pengamanan di laut termasuk di Selat Malaka. Sehingga tingkat perompakan pun menurun drastis," katanya, dalam jumpa wartawan akhir tahun di Jakarta, Jumat.

Menhan menambahkan militer Indonesia juga terus berupaya meningkatkan kemampuan untuk menghadapi berbagai bentuk kejahatan di laut antara lain pembajakan yang terjadi di Somalia.

"Kita terus melakukan latihan. Jadi jika pun terjadi hal serupa kita sudah siap," kata Purnomo.

Untuk mengamankan Selat Malaka, Malaysia, Indonesia, Singapura dan Thailand melakukan kerja sama patroli terkoordinasi "MIST" yang meliputi patroli di laut dan di udara atau Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand Eye in the Sky (MIST EiS).

Atas kerja sama yang telah berlangsung sejak 2005 tersebut, tingkat kejahatan di jalur laut sepanjang sekitar 900 kilometer terus mengalami penurunan secara drastis. Berdasar catatan Biro Maritim Internasional, terjadi penurunan kejahatan laut bersenjata di Selat Malaka menurun dari 38 pada 2004 menjadi nol pada 2011.

Sedangkan berdasar data yang dimiliki Unit Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia (ReCAAP) tingkat perompakan di Selat Malaka juga mengalami penurunan dari 35 pada 2005 menjadi nol pada 2011.

Sementara menurut data TNI Angkatan Laut, dari 34 kali perompak pada 2004 menjadi hanya satu kali pada 2011. 

Sumber : Antara

Sebanyak 175 Prajurit TNI Kembali dari Kongo

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 175 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-H/MONUSCO (Mission de I’Organisation de Republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo), yang baru saja kembali dari Kogo, dierima dalam sebuah Upacara di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (30/12/2011).

Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Marsekal Madya TNI Sukirno, KS mewakili Panglima TNI menerima laporan Komandan Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda, Letkol Czi Widiyanto, yang telah melaksanakan tugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Kongo (Democratic Republic of Congo/DRC-Afrika Tengah) selama 14 bulan.

Seperti yang dikutip dari press release yang diterima Tribun, selain melaksanakan tugas pembangunan sarana dan prasarana, Satgas Konga XX-H/MONUSCO yang terdiri dari 175 Prajurit TNI mempunyai tugas menjaga stabilitas keamanan, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanaan PBB Nomor 1925 tahun 2010, tentang perpanjangan misi PBB serta perubahan dari MONUC menjadi MONUSCO yang lebih menekankan stabilitas keamanan di Kongo.

Dalam sambutan tertulis Panglima TNI yang dibacakan  Irjen Panglima TNI, dikatakan Indonesia telah berkomitmen untuk lebih berperan aktif menjaga keamanan dan perdamaian Internasional, serta memiliki pandangan bahwa keberhasilan dari pelaksanaan suatu misi perdamaian sangat bergantung kepada prinsip-prinsip yang telah disepakati, oleh seluruh anggota PBB.

"Pesetujuan dari pihak yang bertikai, mandat yang jelas, tidak berpihak dan tidak menggunakan pasukan untuk menyerang, kecuali untuk membela diri serta mempertahankan mandat yang diemban oleh PBB," katanya.

Kehadiran misi perdamaian TNI menurutnya harus dapat mencegah terjadinya kembali konflik, dan meningkatnya kelayakan hidup masyarakat pasca konflik. Hal ini sudah dilaksanakan dengan baik oleh Satgas Zeni TNI Konga XX-H/MONUSCO, yang telah kembali ke tanah air.

Sumber : TribunNews