Pages

Minggu, Desember 25, 2011

Senjata SMU 100 Bisa Membuat Mata Buta Sesaat

LONDON-(IDB) : Masih ingat dengan peristiwa Mesuji yang belakangan ini mencuat diberbagai media massa , bagaimana aparat keamanan dalam hal ini pihak polisi dalam membubarkan massa sempat menimbulkan puluhan korban jiwa terluka bahkan kabarnya ada korban yang tewas.
 
Bahkan puluhan selosong peluru kabarnya sempat ditemukan di tempat kejadian, Bearti paling tidak pihak polisi menggunakan senjata.

Tapi kini pihak Kepolisian Inggris akan melakukan uji coba terhadap sebuah senjata laser yang ditujukan untuk membuat orang buta sementara.

Senjata yang diberi nama SMU 100 senilai £25.000 dan bisa menembakan ''dinding cahaya'' setinggi tiga meter bisa membuat orang yang terjebak didalamnya tidak bisa melihat untuk beberapa waktu.

Di desain oleh mantan anggota Komando Marinir Kerajaan, senjata ini awalnya dikembangkan untuk melawan pembajakan di Somalia.

Pembuatnya mengklaim anggota polisi yang tidak disebutkan namanya akan melakukan uji coba senjata ini untuk menghadapi kerusuhan massa.

Sejak kerusuhan pecah di beberapa kota di Inggris musim panas lalu, polisi memang tengah mengembangkan alat dan taktik untuk mengendalikan masalah yang melibatkan kerumunan massa.

Jika pistol listrik dianggap mampu menangani massa dari jarak dekat, maka senjata laser ini disebut efektif hingga jarak 500 meter.

Paul Kerr Direktur pelaksana dari perusahaan keamanan Photonic, yang membuat desain senjata ini mengatakan,

"Sistem ini akan memberikan polisi sebuah pencegah penglihatan intimidasi. Jika anda tidak bisa melihat maka anda tidak bisa menyerang.''

Meski efek kebutaan sementara, tetapi bagian dari uji coba ini juga mencari efek samping lainnya.

Jika semuanya lancar maka alat ini harus menunggu persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri agar dapat digunakan secarudaha resmi. Ini bukan pertama laser digunakan untuk membutakan sementara orang.

Alat serupa pernah digunakan pasukan Inggris dan Amerika di Afghanistan untuk melindungi konvoi dari serangan.

Sumber : TribunNews

Alternatif Modernisasi Alutsista TNI , Jepang Akan Kendurkan Pembatasan Ekspor Senjata

Kapal perusak Teruzuki milik Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang dibuat di galangan kapal Mitsubishi Heavy Industries di Nagasaki, Jepang.
TOKYO-(IDB) : Menteri Pertahanan Jepang Yasuo Ichikawa mengatakan, pemerintah Jepang berniat mengendurkan berbagai batasan ekspor senjata yang selama ini diterapkan.

"Pada masa lalu kami telah membuat berbagai pengecualian, tetapi kami sekarang ingin membuat kerangka kerja berdasarkan patokan-patokan baru," tutur Ichikawa, Sabtu (24/12/2011) seperti dikutip Kyodo News.

Pemerintah Jepang berniat melonggarkan berbagai aturan sehingga memungkinkan perusahaan-perusahaan Jepang berpartisipasi dalam program pengembangan dan proyek produksi senjata dengan negara-negara lain. Langkah ini diambil untuk merevitalisasi industri pertahanan dalam negeri Jepang dan memotong defisit anggaran pertahanan negara itu.

Batasan ekspor senjata dari Jepang diterapkan sejak 1967. Dalam aturan itu, perusahaan-perusahaan Jepang dilarang menjual senjata ke negara-negara komunis, negara-negara yang terkena sanksi embargo senjata dari PBB, dan negara-negara yang terlibat dalam konflik internasional. 

Sumber : Kompas

Tiga Kapal Selam TNI AL Dari Korea Selatan Seharga US$ 1Miliar

JAKARTA-(IDB) : Tiga Kapal Selam keperluan TNI Angkatan Laut yang akan dibangun di Korea Selatan melalui perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) bernilai US$ 1Miliar. Pembelian tersebut dilakukan dengan kesepakatan adanya alih teknologi untuk meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

“Berdasarkan kontrak yang sudah ditandatangani ketiga kapal selam itu seharga 1Miliar US$ atau Rp10 Triliun,”kata Kadispenal Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Jumat (23/12).

Menurutnya, harga ini terhitung murah dibandingkan penawaran yang dilakukan perusahaan lain. Hal ini juga menjadi pertimbangan pengadaan kapal selam tersebut dilakukan di Korsel. “Pertimbangan membeli di DSME, dengan harga relatif sama, kita diuntungkan dengan teknologi yang lebih canggih,” jelasnya.

Sebelumnya, tambah dia, alokasi dana yang dimiliki pemerintah hanya cukup untuk membeli dua buah kapal selam. Namun setelah bekerjasama dengan Korsel Indonesia dapat membeli tiga kapal selam dengan tambahan biaya tak banyak.

“Kapal selam yang kami pesan adalah kapal selam sekelas 209, tapi dengan teknologi 214 yang memiliki sistem deteksi, persenjataan, sonar, komunikasi, semuanya jauh lebih baik,” imbuhnya.

Ditempat berbeda, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin mengatakan pengadaan kapal selam ini dilakukan dengan kesepakatan adanya alih teknologi. Dari tiga kapal selam yang dipesan, kapal selam terakhir akan dibuat di Indonesia dengan pengawasan teknisi Korsel.

Menurutnya, pembelian ini sudah sesuai dengan rencana strategis (renstra) dan blue print pertahanan untuk meningkatkan minimal essential forces yang pembayarannya dialokasikan dari anggaran 2010-2014.

“Uangnya sudah ada, alokasi anggarannya sudah ada,” kata Hartind.


Sumber : Jurnas

Iran Gelar Latihan Perang di Selat Hormuz

TEHRAN-(IDB) : Iran memulai latihan perang di kawasan Selat Hormuz, Sabtu (24/12/2011). Latihan perang ini dilakukan di tengah ketegangan antara Iran dengan pihak Barat seputar program nuklir negara itu.

Latihan perang yang diberi nama Velayat-90 ini diumumkan Kamis (22/12/2011) lalu oleh Kepala Staf AL Iran, Laksamana Muda Habibollah Sayyari, dan berjalan sesuai rencana, seperti dikabarkan televisi Al-Alam.

Menurut Sayyari, latihan kali ini berbeda dibanding latihan-latihan sebelumnya dalam hal skala, luas wilayah tempat latihan, dan peralatan perang yang digunakan. Latihan akan dilakukan di kawasan perairan internasional, mulai dari bagian timur Selat Hormuz di Teluk Oman hingga bagian utara Samudera Hindia dekat Oman, Yaman, Somalia utara, bahkan sampai di dekat wilayah Pakistan dan India.
Kantor berita Mehrnews menambahkan, berbagai peralatan tempur terbaru yang ada di AL Iran akan dijajal dalam latihan ini, termasuk kapal-kapal selam kelas Ghadir dan kelas-kelas lain, kapal perusak peluncur rudal, sistem rudal pantai-ke-laut, kapal-kapal perang, pesawat tak berawak, dan torpedo.

Salah satu skenario yang dijalankan dalam latihan ini adalah menghadapi serangan pasukan musuh. Menurut Sayyari, latihan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pesan "perdamaian dan persahabatan" kepada negara-negara di kawasan sekitar Iran.

Latihan militer besar-besaran ini digelar di saat negara-negara Barat, yang disponsori AS dan Inggris, menerapkan sanksi ekonomi lebih berat kepada Iran terkait laporan terbaru Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang mengindikasikan Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Israel bahkan terang-terangan menyatakan tak akan meninggalkan opsi serangan militer, terhadap instalasi-instalasi nuklir Iran.

Latihan ini seolah menegaskan kembali kemampuan Iran menutup Selat Hormuz, jalur yang dilewati 30 persen pasokan minyak dunia.

Sayyari menegaskan, pihak AL Iran dan Korps Garda Revolusi Iran memiliki kemampuan untuk menutup Selat Hormuz, tetapi hingga saat ini belum ada keputusan untuk menjalankan hal itu.

Pekan lalu beredar rumor bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz selama menjalankan latihan Velayat-90 ini, yang langsung memicu kenaikan harga minyak dunia dan turunnya nilai tukar mata uang riyal Iran.

Rumor itu langsung dibantah Kementerian Luar Negeri Iran, yang mengatakan penutupan Selat Hormuz "tidak ada dalam agenda" Iran. Meski demikian, Kemenlu Iran menegaskan bahwa Iran akan memberi "reaksi" apabila ketegangan dengan Barat akhir-akhir ini pecah menjadi konflik terbuka.

AS dikabarkan memantau terus progres latihan ini. Armada Kelima AL AS berpangkalan di Bahrain, negara pulau di Teluk Persia, tak jauh dari Selat Hormuz.

Sumber : Kompas