Pages

Senin, November 14, 2011

Pangdam IV Diponegoro Lepas Ratusan Prajurit Yonzipur Ke Kongo

SEMARANG-(IDB) : Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Mulhim Asyrof melepas 130 prajurit Batalyon Zeni Tempur 4/Tanpa Kawandya dalam rangka tugas pemeliharaan perdamaian dunia di Republik Demokratik Kongo.

Upacara pemberangkatan pratugas prajurit yang tergabung dalam satuan tugas Kontingen Garuda XX-I/Monusca tersebut dipimpin Pangdam IV/Diponegoro dan berlangsung di markas Yonzipur 4/Tanpa Kawandya, di Banyubiru Ambarawa, Kabupaten Semarang, Senin.

Pangdam menjelaskan satuan tugas Kontingen Garuda XX-I/Monusca dengan jumlah total sebanyak 175 personel gabungan tersebut mempunyai tugas pokok menjaga stabilitas keamanan serta melaksanakan pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana wilayah di Kongo.

"Operasi luar negeri di bawah naungan bendera PBB ini merupakan bagian dari operasi militer selain perang sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI serta dilandasi oleh kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif," kata Pangdam.

Menurut Pangdam, prajurit Yonzipur 4/Tanpa Kawandya yang berangkat ke Kongo dituntut untuk senantiasa menjunjung tinggi kehormatan NKRI di mata internasional dalam setiap pelaksanaan tugas dan harus menjalin koordinasi serta hubungan yang baik dengan pemerintah setempat, termasuk pasukan perdamaian dari negara lain.

Lebih lanjut Pangdam menjelaskan, prajurit dari Yonzipur 4/Tanpa Kawandya yang menggantikan prajurit Yonzipur 10 dari Papua sebagai pasukan penjaga perdamaian sebelumnya, mendapat pembekalan fisik, mental, kesehatan, serta terkait pemasalahan teknis.

"Sebelum berangkat ke Kongo, para prajurit ini akan melakukan pematangan persiapan di pusat misi pemeliharan perdamaian (PMPP) di Mabes TNI bersama 45 prajurit dari kesatuan TNI yang lain," ujarnya.

Pangdam mengatakan, para prajurit Yonzipur 4/Tanpa Kawandya yang diseleksi secara khusus dari 600 prajurit itu juga telah dibekali dengan keterampilan di bidang seni seperti kesenian Reog dan Jatilan, tari Kecak, Tari Saman, serta rebana.

"Berbagai kesenian tersebut diharapkan dapat dikenalkan dan ditampilkan kepada warga negara Kongo pada saat ada perayaan nasional di negara setempat sebagai sarana untuk mengenalkan budaya Indonesia," kata Pangdam. 

Sumber : Antara

Pesawat F-16 TNI AU Amankan KTT Asean

NUSA DUA-(IDB) : Satu flight pesawat tempur F-16/Fighting Falcon diberangkatkan langsung oleh Danwing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Haris Haryanto dalam rangka Operasi Pertahanan Udara dan Pengamanan (Ops Hanud Pam) VVIP KTT ASEAN ke-19 dan East Summit tahun 2011 di Bali, Senin (14/11).
Memang tidak ada kaitan langsung  antara pesawat tempur F-16/Fighting Falcon  dengan KTT ASEAN ke-19 dan East Summit yang akan digelar di Bali, namun untuk pengamanan bagi personel yang akan melaksanakan pertemuan tingkat tinggi tersebut, TNI Angkatan Udara terlibat didalamnya dengan mengerahkan satu flight pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dalam rangka Ops Hanud pengamanan VVIP.

Dalam operasinya, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Dragon dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Ali Sudibyo, melibatkan 63 personel terdiri dari para penerbang dan ground crew, 18 personel Pomau, 38 personel 463 Paskhas serta pesawat angkut C-130 Hercules dari Skadron Udara 32 Abdulrahman Saleh, dan dijadwalkan hingga tanggal 22 Nopember 2011.

Tampak hadir dalam pelepasan pemberangkatan Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon ke Bali dalam rangka operasi dan latihan diantaranya, Komadan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Haris Haryanto, dan Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Tedy Rizaliadi. 

Sumber : TNI 

TNI AL Patkor MSSP Bersama Singapura Dan Malysia

KOARMABAR-(IDB) : Unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang terlibat Patroli Terkoordinasi (Patkor) Malacca Straits Sea Patrol (MSSP) di Selat Malaka bersama Malaysia dan Singapura.

Dalam kegiatan patrol MSSP tersebut , unsur unsur kapal perang yang terlibat patroli dilengkapi dengan peralatan komunikasi berbasis data melalui satelit yang digunakan untuk memudahkan pemantauan unsur KRI jajaran Koarmabar maupun kapal perang dari Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dan Royal Singapure Navy (RSN) terhadap terjadinya tindak pelanggaran seperti pembajakan dan perompakan yang dialami kapal-kapal niaga yang melintas di Selat Malaka.

Dengan peralatan tersebut, selanjutnya unsur-unsur yang terlibat Patroli Terkoordinasi (Patkor) MSSP melaksanakan deteksi dini dan pemeriksaan terhadap kapal yang dicurigai serta tindakan represif melaksanakan pengejaran, penangkapan dan penyelidikan (Jarkaplid) terhadap kapal yang melakukan pelanggaran hukum. Patroli Terkoordinasi (Patkor) MSSP tersebut dilaksanakan di Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura sebagai salah satu jalur pelayaran padat yang dilalui oleh kapal-kapal niaga dan kapal perang asing yang melintas di perairan kawasan tersebut.

Dengan dilaksanakan patroli tersebut diharapkan dapat menekan tindak pelanggaran dan diambil langkah-langkah antisipasi sedini mungkin oleh Angkatan Laut Indonesia, Malaysia dan Singapura dengan menghadirkan unsur-unsur kapal perang dimasing-masing wilayah secara terkoordinasi. Dalam pelaksanaan patrol terkoordinasi MSSP ini, TNI Angkatan Laut menggerakan unsur-unsur dibawah Jajaran Koarmabar yang mempunyai tugas pokok melaksanakan operasi patroli terkoordinasi mengamankan perairan selat untuk menangkal dan menindak pelanggaran hukum, pengamanan perbatasan laut di perairan Selat Malaka dan Selat Singapura selama 300 hari pada kurun waktu tahun 2011.

Unsur Koarmabar yang tergabung dalam Patkor MSSP- 11 antara lain terdiri dari kapal perang jenis Froch, Perusak Kawal/Parchim, Fast Patrol Boat/PR, PC, dan melibatkan unsur patrol udara maritim, Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal), Lanal dan Lanudal. Pelaksanaan Patkor MSSP ini dilaksanakan dalam empat periode sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2011.

Koarmabar dalam Pelaksanaan Patkor MSSP-11 yang sudah memasuki pada periode keempat yang dilaksanakan sejak bulan Oktober ini mengerahkan sedikitnya empat unsur kapal perang di bawah kendali Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmabar.

Sumber : TNI

Alutsista TNI Yang Berusia Tua Harus Segera Di Modernisasi

JAKARTA-(IDB) : Hingga saat ini, sebagian anggota TNI masih menggunakan senjata peninggalan perang kemerdekaan buatan tahun 1945.

Begitu pula dengan kendaraan operasional, seperti jip, truk, dan bus, dan sepeda motor untuk operasional, masih di bawah jumlah standar dan dengan kondisi yang sudah tua. Belum lagi bicara tentang kondisi rumah dinas prajurit yang banyak sudah tidak layak huni lagi.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, Senin (14/11/2011), menyatakan, dari kunjungan masa resesnya, dia menyempatkan berkunjung ke Markas Korem 063/Sunan Gunung Jati (SGJ) Cirebon, Jawa Barat. Dia disambut langsung oleh Danrem 063 Kolonel Ali Sanjaya bersama kepala kodim sewilayah Korem 063 yang meliputi Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Kota dan Kabupaten Cirebon, serta Kuningan dan Majalengka.

Dalam pemaparannya, Danrem menyatakan, luasnya wilayah kerja Korem 063 SGJ belum didukung sarana dan prasarana operasional yang memadai. Dari sejumlah senjata yang dimiliki, sebagian adalah peninggalan perang kemerdekaan buatan tahun 1945.

Karena itu, Danrem berharap agar kondisi ini mendapat perhatian yang serius dari DPR dan tentunya pemerintah.

Mahfudz mengaku prihatin dengan kondisi tersebut dan menyatakan akan menyampaikan aspirasi tersebut dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI.

Meski demikian, Mahfudz juga menyampaikan kekaguman dan rasa hormat serta bangganya kepada setiap prajurit TNI karena tetap menjalankan tugas mengamankan bangsa ini dengan dedikasi yang tinggi. "Jangan sampai prajurit TNI mogok kerja karena menuntut perbaikan fasilitas dan penunjang kerja, bisa bahaya negara ini," ujar Mahfudz. 

Sumber : Kompas

TNI Siaga Amankan Lokasi KTT Dengan Alutsista Terbaru

NUSA DUA-(IDB) : Pemerintah Indonesia mengerahkan 15.000 personel TNI dan Polri yang dilengkapi dengan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru untuk mengamankan pelaksanaan KTT Ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali

Alutsista itu antara lain 16 panser ANOA, 6 helikopter jenis Mi-17,Mi-35,Bell-412,dan Puma, 1 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, 3 kapal perang, 3 sea rider,dan 1 baterai rudal Batalion Arhanud sembilan pucuk. Semuanya disiagakan untuk mengamankan seluruh rangkaian KTT ASEAN 13–19 November 2011 yang dihadiri 18 kepala negara dan pemerintahan.


TNI bersama Polri memantapkan koordinasi pengamanan pelaksanaan KTT Ke-19 ASEAN dan KTT VI Asia Timur melalui latihan gabungan sesuai dengan kapasitas, peran, dan fungsi masing-masing. Latihan ini digelar di tengah berlangsungnya pertemuan para pejabat tinggi 10 negara anggota ASEAN yang dimulai kemarin.
 
Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo kemarin siang mengecek langsung kesiapan pengamanan KTT ASEAN di atas KRI Banda Aceh di Pelabuhan Benoa,Denpasar. Di atas kapal buatan PT PAL Indonesia itu, Prabowo memberikan arahan kepada Danguspurlatim Laksamana Pertama TNI Sulaiman Banjarnahor, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Leonard, dan Kapolda Bali Irjen Pol Totoy Herawan Indra.

Kasum meminta personel tentara berseragam ditempatkan di lokasi strategis di sekitar tempat penyelenggaran KTT ASEAN ke-19 dan KTT terkait di Nusa Dua pada 16-19 November 2011. “Di titik-titik itu harus ditempatkan tentara biar orang di situ tahu ada tentara sehingga orang yang mau berbuat macam macam bisa diantisipasi,” ujar Prabowo.

Sementara itu, pertemuan hari pertama pejabat senior (SOM) ASEAN di Nusa Dua, Bali, kemarin membahas usulan Thailand tentang penanganan banjir dan “kode etik prilaku” para pihak yang terlibat dalam masalah Laut China Selatan. Seiring upaya para pemimpin ASEAN memperkuat semangat satu ASEAN di tingkat rakyat se-kawasan Asia Tenggara ini, sejumlah kegiatan seni-budaya dan festival makanan pun digelar di sejumlah lokasi di Pulau Dewata ini.

Di Discovery Shopping Mall,Jalan Kartika Plaza,Kuta, misalnya, digelar festival kedua makanan plus ASEAN. Kendati hujan sempat mengguyur daerah Kuta dan sekitarnya, festival kuliner yang menyuguhkan aneka makanan khas 10 negara anggota ASEAN dipenuhi pengunjung.
 
Di tempat yang sama, peyanyi kondang asal Filipina Maribeth dan Ruvva Band dari Kamboja naik panggung menghibur para pengunjung Festival kedua Pertukaran Budaya Pemuda ASEAN Plus (APYCEF) dan Festival Musik Cadas Pantai 2011.

Terkait dengan substansi SOM, pada pertemuan hari pertama mereka,para pejabat senior Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam membahas kemungkinan membuat semacam pernyataan bersama terkait penanganan banjir untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti yang dialami Thailand.

 “Usul pembuatan pernyataan bersama penanganan banjir disampaikan Thailand, dan disepakati untuk dibahas lebih lanjut di tingkat menteri,” kata Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri Ade Padmo Sarwono. Dalam penjelasannya kepada pers usai mengikuti “ASEAN Senior Official Preparatory Meeting” yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu,Ade mengatakan, usul pembuatan pernyataan bersama penanganan banjir tersebut didasarkan pada pengalaman Thailand menghadapi bencana banjir.

Usul tersebut disikapi dengan baik oleh semua delegasi ASEAN. Thailand mengalami bencana banjir sejak Juli 2011 dan hingga saat ini belum sepenuhnya reda yang mengakibatkan gagal panen di hampir sekitar 72% kawasan pertanian negara itu.

Sumber : Sindo

KRI SIM 367 Melaksanakan Boarding Exercise

LEBANON-(IDB) : Boarding exercise (boardex) merupakan latihan yang bertujuan untuk melatih tim anjungan dan boarding party dalam melaksanakan prosedur pemeriksaan terhadap kapal-kapal yang mencurigakan (suspect) di area of maritime operation (AMO)

Serial latihan ini dilaksanakan pada pukul 13.00 s.d 15.00 LT dimana KRI SIM-367 bertindak sebagai officer conducting serial (OCS) yang bertugas mengirimkan tim boarding ke FGS ENSDORF M-1094 selaku kapal suspect. Pada latihan ini disimulasikan kapal suspect setuju untuk dilaksanakan inspection terhadap kapalnya dimana pemeriksaan dan penggeledahan akan dilaksanakan secara kooperatif dan tidak menggunakan kekerasan yang bertujuan untuk menemukan benda illegal. 

Pelaksanaan latihan diawali dengan prosedur hailing dimana KRI SIM-367 selaku unsur MTF dan MIOC di AMO memperoleh data yang mencurigakan terhadap kapal suspect. 

KRI SIM-367 kemudian melaksanakan koordinasi dengan MTFC yang selanjutnya diperintahkan untuk melaksanakan inspection terhadap kapal suspect. KRI SIM – 367 kemudian menurunkan 2 tim boarding party dan 2 RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) lengkap dengan senjata ringan dan alat deteksi untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap ABK, Dokumen maupun kapal suspect

Latihan dinyatakan selesai setelah Tim Boardex menemukan barang terlarang (satu pucuk pistol) yang disembunyikan  pada ruangan yang telah ditentukan. Selanjutnya Katim melaporkan dan diperintahkan kembali ke kapal dengan tetap mengantisipasi kemungkinan terjadinya tindakan perlawanan dari ABK kapal suspect.

Latihan ini mendapat perhatian yang sangat baik dari FSG ENSDORF M-1094 dimana  Komandan FGS Ensdorf M-1094  memainkan peran langsung sebagai nahkoda kapal  dibantu oleh enam orang anggotanya dengan menjalankan realistic scenario sebagai kapal suspect.(Dispenarmatim)

Sumber : Koarmatim