Pages

Sabtu, September 17, 2011

Tingkatkan Kemampuan Pertahanan, RI Gandeng Spanyol

MADRID-(IDB) Kementerian Pertahanan RI terus berusaha meningkatkan kemampuan pertahanan sekaligus berkontribusi untuk ekonomi nasional, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan di Madrid.

Hal itu dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin seusai kunjungan kehormatan kepada Deputi Menteri Pertahanan Spanyol Constantino Mendez Martinez dan staf lengkap, sebelum meninjau industri pertahanan Spanyol (15/9/2011).

Dalam pertemuan, Wamenhan didampingi Wakasad Letjen TNI Budiman, Dirjen Strahan Mayjen TNI Puguh Santoso, Kabaranahan Mayjen TNI Ediwan P, Asrena Kasau Marsda TNI Rodi Suprasodjo.

Selain itu juga Dubes RI Madrid Adiyatwidi Adiwoso, Athan Kol. Caj. Erry Herman, Dirut PTDI Budi Santoso, Direktur Restrukturisasi PT PPA Saiful Haq, Kasubdit Perjanjian Kelautan Ditjen HPI Kemlu Rizal R, Kol. Tek Sujatmiko dan May. Laut (KH) Isam Adi.

Wamenhan menyampaikan kepada Martinez maksud kunjungannya, yakni untuk meningkatkan kerjasama bilateral Kementerian Pertahanan kedua negara, kemudian meninjau industri pertahanan Spanyol.

Dalam pertemuan itu Wamenhan menjelaskan bahwa Kementerian Pertahanan RI siap meningkatkan kerjasama dengan Kementerian Pertahanan Spanyol, sekaligus mengapresiasi isi protokol yang telah dibahas kedua pihak.

"Berkaitan dengan industri pertahahan, Indonesia mendukung kerjasama saling menguntungkan," ujar Wamenhan.

Bersama Martinez, Wamenhan memastikan kerjasama RI-Spanyol di bidang pertahanan bisa difinalisasikan dan berharap agar dokumen kesepakatan bisa segera ditandatangani oleh Menteri Pertahanan kedua negara pada awal 2012.

Disebutkan, dokumen tersebut mencakup empat substansi. Pertama, kerjasama bidang pertahanan menyangkut kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan. Kedua, kerjasama antar-militer kedua negara. Ketiga, kerjasama sains dan teknologi. Keempat, kerjasama industri pertahanan.

"Empat hal ini perlu kita ikat di dalam satu simpul dokumen kesepakatan antara kedua negara, sehingga koridor government to government (G to G) itu menjadi acuan dan dasar bagi para implementator kedua pihak," tegas Wamenhan.

Menurut Wamenhan, Spanyol menanggapi sangat positif dan antusias. Mereka sepakat dengan keinginan Indonesia untuk mempercepat proses menuju kesepakatan kerjasama bidang pertahanan tersebut.

Sebelumnya Wamenhan menyampaikan salam dari Menteri Pertahanan RI dan ucapan terimakasih atas peranan pemerintah dan Angkatan Bersenjata (AB) Spanyol dalam membantu korban tsunami di Aceh.

Disampaikan pula apresiasi atas kerjasama yang baik antara AB Spanyol dan TNI dalam operasi menjaga perdamaian di Lebanon di bawah bendera Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sumber: Detik

DI Yakin Mampu Memproduksi Pesawat Sekelas Super Tucano EMB-314

JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (DI) optimistis mampu memproduksi pesawat latih ringan sekelas Super Tucano EMB-314 buatan Brasil yang akan didatangkan oleh pemerintah. Untuk pesawat berkapasitas dua orang itu, PT DI memerlukan waktu paling cepat tiga bulan untuk menyelesaikan satu unit pertama.

"Untuk membuat pesawat Super Tucano itu, kami harus mendesain dari nol. Produksi selanjutnya, paling hanya membutuhkan waktu perakitan selama dua bulan untuk setiap unitnya," kata Direktur Aerostruktur PT DI Andi Alisjahbana, Jumat (16/9).

Andi menambahkan, hingga saat ini, Embraer sebagai perusahaan yang memproduksi pesawat itu belum memberikan sinyal kerja sama dengan PT DI. "Kami pun ingin dilibatkan dalam pengadaan pesawat itu, misalnya dalam modifikasi, ataupun membantu kelengkapan dan persenjataannya," ujarnya.

Pada 2012, Pemerintah akan mendatangkan 16 unit pesawat serang ringan Super Tucano EMB-314 buatan Brasil. Pembelian pesawat tersebut rencananya untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco buatan tahun 1976.

Sumber: Kontan

Analisis : Negara Jiran Mulai Gelisah Melihat Perkuatan Alutsista Indonesia

ANALISIS-(IDB) : Wakil Perdana Menteri Singapura Theo Chee Hean berkunjung ke Jakarta 14 September 2011 termasuk  melakukan kunjungan kehormatan lima belas menit ke Kementerian Pertahanan.  Pertanyaannya tentu, untuk apa ke Kemhan karena tamu negara yang berdatangan sepekan terakhir ini biasanya diterima Presiden, seperti kunjungan Perdana Menteri Thaliand Yinluck Sinawatra atau Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung yang datang berurutan.  Walaupun singkat tetapi sepertinya ada salam kulonuwun Wakil PM Singapura kepada Kemhan sebagai bahasa diplomasi dari sebuah tema : ada maunya.
Daerah Latihan Tempur Singapura dalam DCA yang gagal
Pada saat yang bersamaan sedang disiapkan latihan gabungan angkatan udara kedua negara di provinsi Riau dengan melibatkan berbagai jenis jet tempur.  RSAF mendatangkan 1 fight jet tempur F16 dan 1 flight F5E, sedangkan TNI AU menyertakan 1 fight jet tempur Hawk200, 1 flight F5E dan 1 flight F16.  Angkatan laut kedua negara sudah lebih dahulu melakukan patroli laut terkoordinasi selama berminggu-minggu yang melibatkan kapal perang kedua negara.  TNI AL mengerahkan 4 KRI dari armada barat.

Singapura dan Indonesia pernah menandatangani perjanjian kerjasama pertahanan (Defence Cooperation Agreement / DCA). Seremoni  DCA  ditandatangani pada 27 April 2007 oleh Menhan kedua negara disaksikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.  Tetapi yang terjadi kemudian adalah sepakat untuk tidak sepakat karena berbagai kontroversi seperti ekstradisi koruptor dan area latihan Bravo di Natuna untuk media latihan militer Singapura.

Ada pertanyaan yang mengemuka, apakah makna sebuah kunjungan silaturahim ke sebuah Kementerian yang mengurusi kedaulatan dan pertahanan bangsa.  Sepertinya ada sesuatu yang menyiratkan bahwa Singapura sedang hendak mengambil hati petinggi Kemhan, hendak berdialog lagi dalam berbagai dimensi.  Memang Menhan secara lugas menjelaskan sebelum pertemuan dengan delegasi wakil PM Singapura itu bahwa tidak ada lagi pembahasan kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Singapura.

Tetapi namanya juga bahasa diplomasi setiap saat kan bisa berubah tergantung situasi.  Bisa jadi pernyataan Menhan itu sebagai bentuk kuatnya bargaining Indonesia untuk melakukan runding ulang atau pembicaraan berjenis kelamin apapun dengan Singapura.  RI tak mau lagi didikte oleh Singapura yang sengaja menyatukan perjanjian ekstradisi dengan perjanjian pertahanan beberapa tahun lalu.   Makanya pernyataan lugas Menhan Purnomo itu patut kita acungi jempol, sebuah ketegasan sikap yang diperdengarkan, kita tak butuh lagi pembahasan perjanjian kerjasama pertahanan dengan Singapura.

Bersamaan dengan berlalunya waktu sejak gagalnya DCA 2007, Indonesia mulai melakukan peremajaan alutsista secara besar-besaran.  Alutsista segala matra diperkuat, diperbanyak, dan disebar ke satuan-satuan tempur TNI.  Industri hankam dalam negeri dipeluk hangat dan diberi kepercayaan untuk memenuhi sebagian alutsista TNI.  Misalnya Pindad dengan Panser Anoa, PAL dengan LPD, LST, Kapal Cepat Rudal dan Perusak Kawal Rudal, lalu PT DI dengan CN235 MPA dan Helikopter.  Dari negara mitra luar negeri banyak dibeli berbagai jenis alutsista pemukul, baik melalui beli murni maupun dengan beli melalui transfer teknologi.

Catatan kita adalah, memang akhirnya makin terbukti bahwa perkuatan alutsista TNI adalah peta jalan untuk memberikan nilai kesetaraan dalam hubungan bilateral, multilateral terutama terkait dengan dinamika bertetangga.   Sekedar membandingkan, sekuat apapun Singapura, tak akan mampu menandingi keperkasaan Indonesia terutama terkait dengan populasi, sumber daya alam, kekuatan daya beli, stamina bernegara dan berbangsa, demografi dan kekuatan pasar.  Jangan main-main dengan 240 juta rakyat Indonesia karena kekuatan populasi sebesar itu merupakan kekuatan potensi bagi dinamika Singapura. Potensi itu dalam hubungan bilateral yang baik bisa menjadi penyumbang pariwisata terbesar bagi Singapura, kekuatan pasar bagi produk Singapura. Dalam dinamika yang lain bisa jadi kekuatan yang membahayakan Singapura.

Saat ini Singapura unggul dalam kekuatan militer karena didukung oleh perolehan arsenal yang mematikan dan berteknologi tinggi.  Keinginan untuk unggul di sektor ini tak lain disebabkan untuk memberikan nilai kepastian dalam eksistensi bernegara karena tetangga disebelahnya merupakan tetangga yang besar (Malaysia) dan sangat besar (Indonesia).  Kecemasan pada kepastian kelanjutan mempertahankan eksistensi bernegara ini membuat negeri pulau itu memperkuat pertahanan, memberlakukan wajib militer bagi semua warga negaranya yang sudah cukup umur.

Ketika saat ini Indonesia sedang giat-giatnya memperkuat alutsista untuk pengawal republik tentu Singapura merasa bahwa keunggulan militernya mulai tersaingi. Padahal ini satu-satunya keunggulan dia ketika suatu saat harus berhadapan pada posisi hubungan yang memburuk dengan salah satu dari kedua jirannya.  Ini tentu sebuah kegelisahan yang terasa ada terkatakan tidak.  Okelah saat ini di tahun 2011, Singapura masih tetap unggul jauh dalam kualitas dan kuantitas arsenal namun kacamata militer horizon mereka menangkap bahwa horizon 2014 itu tidak lama lagi dan pada saat itu kekuatan militer Indonesia yang baru menyandang MEF (Minimum Essential Force) sudah setara dengan kekuatan milter mereka, bahkan kekuatan armada laut Indonesia di mata mereka sudah melebihi kegelisahan itu sendiri.

Kegelisahan itu boleh jadi yang mengiringi langkah seorang wakil PM dan delegasinya berkunjung ke Kemhan, sebuah pintu masuk untuk melakukan dialog, pembicaraan, perundingan dan atau apapun untuk satu maksud, mempererat yang sudah erat, mengikat yang belum terikat, membungkus yang masih belum terbungkus.  Kita menghargai sebuah niat baik, mempererat hubungan antara dua negara bertetangga, saling berkunjung, saling menghormati.  Semua itu untuk nilai kesetaraan dalam hubungan bernegara.  Semoga Singapura mampu melihat perspektif itu.
Sumber: Analisis

Dampak Dari Persaingan Amerika Dan Rusia Terhadap Perdamain Dunia

MOSKOW-(IDB) : Rusia yang dikenal sebagai negara produsen senjata terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir melakukan gebrakan baru dengan membeli senjata dari negara-negara Eropa. 
 
Rusia belum lama ini menandatangani kontrak militer dengan Perancis mengenai pembelian dua kapal perang Perancis Mistral. 

Korporasi militer Rusia, Rosoboronexport menandatangani kontrak senilai 1,1 miliar euro ($ 1,6 miliar) dengan Perancis terkait pembelian kapal yang dapat mengangkut 16 helikopter, empat kapal pendarat,13 tank tempur, sekitar 100 kendaraan lain. Kapal perang ini memiliki fasilitas untuk staf dan dilengkapi dengan rumah sakit dengan 69 tempat tidur. Perancis telah sepakat untuk mentransfer teknologi sistem operasi angkatan laut yang disebut SENIT-9 kepada Rusia.

Tidak hanya itu, Rusia juga menjalin kontrak dengan Israel mengenai pembelian pesawat tanpa awak dengan nilai kontrak mencapai $50 juta. Selain itu, Rusia juga menjalin kontrak dengan sebuah perusahaan Italia mengenai pembelian  kendaraan pengangkut militer. 

Belanja militer besar-besaran ini dilakukan Moskow untuk mengimbangi pengaruh militer AS di kawasan Eropa Timur terutama pasca meletusnya friksi antara Rusia dan Georgia pada tahun 2008 yang melibatkan Washington.

Para pengamat menilai peningkatan belanja militer Rusia itu dipicu oleh rencana penempatan perisai rudal NATO-Amerika di Eropa Timur. Moskow menilai motif penempatan perisai rudal Amerika-NATO di Eropa Timur untuk membatasi pengaruh strategi pertahanan Rusia.

Pemerintah Washington berupaya menempatkan program ambisiusnya di negara-negara Eropa Timur, guna meningkatkan pengaruh kekuatan militernya. Menyusul penentangan keras Rusia atas penempatan sistem perisai rudal di Polandia dan Republik Cheko, AS melakukan sejumlah perubahan signifikan dengan memindahkan proyeknya ke Turki.

Pengalihan tempat penempatan sistem perisai rudal dari Eropa Timur ke Turki tidak mengubah substansi ancaman AS dan NATO di kawasan. Dmitry Rogozin memperingatkan Ankara atas keputusannya menerima usulan kontroversial NATO itu. Duta Besar Rusia untuk NATO itu, menyebut penempatan perisai rudal NATO-AS di Turki akan mengancam keamanan nasional Iran dan kawasan. 

Sejatinya, penempatan sistem perisai Rudal NATO-AS di kawasan memicu sikap reaktif berbagai negara untuk meremajakan persenjataan mereka. Karuan saja kondisi ini akan memperburuk tensi ketegangan dunia yang semakin panas, sekaligus menjadi penghalang terwujudnya perdamaian dunia. 

Sikap reaktif Rusia meningkatkan anggaran militernya di saat dunia dilanda krisis global, semakin memperkeruh situasi keamanan dan stabilitas global. Inilah buah getir ambisi ekspansif Washington di kawasan. 

Hanya omong kosong besar jika publik dunia menghendaki terwujudnya perdamaian tanpa mencegah sepak terjang berbahaya sejumlah negara arogan dunia seperti AS, Rusia dan sejumlah negara Barat lainnya yang selama ini dikenal sebagai produsen senjata terbesar di dunia.

Sumber: Irib

AS Tidak Akan Jual F-16 Baru Kepada Taiwan

WASHINGTON-(IDB) : Presiden AS Barack Obama telah memutuskan menolak penjualan baru jet F-16 ke Taiwan tapi akan memberikan pulau itu paket senjata senilai 4,2 miliar dolar AS, kata laporan Washington Times.

Surat kabar itu mengutip para pejabat pemerintah dan kongres yang mengatakan bahwa Kongres Amerika Serikat akan diberikan pengarahan pada Jumat petang mengenai usulan itu.

Gedung Putih juga menolak berkomentar, kata surat kabar itu.

Demikian pula para pejabat di Taiwan tidak segera memberikan komentar mengenai perkembangan ini.

Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Obama telah mengatakan akan memutuskan pada 1 Oktober permintaan Taiwan untuk membeli 66 pesawat pesawat tempur model terakhir F-16 yang dibangun oleh Lockheed Martin Corp.

Sejak 2006, Amerika Serikat telah menolak untuk memberikan F-16 C/D model kepada Taiwan, yang berpotensi senilai lebih dari delapan miliar dolar, karena takut kemarahan China yang menganggap pihaknya yang memerintah pulau itu sebagai miliknya.

Surat kabar resmi terbesar China memperingatkan pekan lalu bahwa adalah "gila" jika Capitol Hill yang menginginkan Amerika Serikat untuk menjual senjata canggih itu ke Taiwan, karena itu berarti sedang bermain api dan bisa membayar "harga bencana".

Paket yang diusulkan oleh pemerintah itu akan termasuk senjata-senjata dan perlengkapan untuk meningkatkan keberadaan pesawat tempur model F-16 A/B Taiwan, kata Washington Post.

Sumber: Antara

Ada Pihak Ingin Hubungan Indonesia Malaysia Rusak

KUALA LUMPUR-(IDB) : Presiden "Mubarak" atau Majelis Bekas Wakil Rakyat Malaysia Dato, Sri Abdul Aziz Rahman, mengatakan bahwa ada beberapa pihak yang dicurigai berupaya merusak hubungan Indonesia dan Malaysia.

"Padahal, Indonesia dan Malaysia memiliki jejak sejarah yang sangat panjang," katanya dalam pertemuan silaturahmi dengan Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di Medan, Jumat.

Menurut Dato' Sri Abdul Aziz, hubungan kesejarahan Indonesia dan Malaysia terlangsung sejak masa kerajaan Majapahit, dan berlangsung pada masa Sriwijaya, hingga Samudera Pasai di Aceh.

Sebagai bangsa yang termasuk rumpun melayu, Indonesia dan Malaysia hanya terpisah ketika Belanda dan Inggris menjajah kedua Negara yang lokasinya berdekatan tersebut.

Sebagai sebuah bangsa dan negara, Malaysia selalu mengakui kebesaran Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan berbagai potensi dan kekayaannya.

Namun sayangnya, ketika globalisasi telah terjadi dan informasi semakin berkembang, banyak pihak yang mencoba untuk mencari perbedaan antara Indonesia dan Malaysia serta menjadikannya untuk memperburuk hubungan kedua negara.

Ia mencontohkan tentang perbedaan pendapat mengenai keris, batik, wayang, dan budaya lainnya yang sengaja "dipanas-panasi" untuk meretakkan hubungan Indonesia dan Malaysia sebagai Negara serumpun dan bertetangga.

Pihaknya tidak membantah tentang adanya perbedaan pendapat dan isu sensitif antara Indonesia dan Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Namun sayangnya, perbedaan pendapat dan isu sensitif tersebut selalu dibesar-besarkan. "Padahal, itu isu `remeh`," katanya.

Karena itu, kata dia, pihaknya selalu merindukan sosok dan pemimpin Indonesia seperti mantan Presiden Soeharto, mantan Panglima ABRI LB Moerdani, dan mantan Menteri Luar Negeri Adam Malik yang mampu meningkatkan kekompakan antarkedua negara.

"Pascakonfrontasi, kami selalu teringat dengan Soeharto, LB Moerdani, dan Adam malik yang mampu menyatukan dan mengompakkan Indonesia dan Malaysia," katanya.

Pimpinan Kantor Berita Malaysia Bernama Datuk Abdul Rahman Sulaiman mengatakan, pihaknya tidak membantah jika ada perbedaan pendapat antara Indonesia dan Malaysia dalam sikap politik internasional.

"Tetapi, (perbedaan itu) selalu dibesar-besarkan," katanya.

Karena itu, pihaknya bersama Kantor Berita Indonesia ANTARA selalu berupaya untuk meningkatkan jalian informasi, termasuk dengan mengundang sejumlah wartawan Indonesia untuk berkunjung ke Malaysia.

Undangan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan langsung kepada wartawan Indonesia mengenai komitmen Malaysia dalam hubungan yang ada. 

Sumber: Antara