MOSKOW-(IDB) : Rusia yang dikenal sebagai negara produsen senjata terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir melakukan gebrakan baru dengan membeli senjata dari negara-negara Eropa.
Rusia belum lama ini menandatangani kontrak militer dengan Perancis mengenai pembelian dua kapal perang Perancis Mistral.
Korporasi militer Rusia, Rosoboronexport menandatangani kontrak senilai 1,1 miliar euro ($ 1,6 miliar) dengan Perancis terkait pembelian kapal yang dapat mengangkut 16 helikopter, empat kapal pendarat,13 tank tempur, sekitar 100 kendaraan lain. Kapal perang ini memiliki fasilitas untuk staf dan dilengkapi dengan rumah sakit dengan 69 tempat tidur. Perancis telah sepakat untuk mentransfer teknologi sistem operasi angkatan laut yang disebut SENIT-9 kepada Rusia.
Tidak hanya itu, Rusia juga menjalin kontrak dengan Israel mengenai pembelian pesawat tanpa awak dengan nilai kontrak mencapai $50 juta. Selain itu, Rusia juga menjalin kontrak dengan sebuah perusahaan Italia mengenai pembelian kendaraan pengangkut militer.
Belanja militer besar-besaran ini dilakukan Moskow untuk mengimbangi pengaruh militer AS di kawasan Eropa Timur terutama pasca meletusnya friksi antara Rusia dan Georgia pada tahun 2008 yang melibatkan Washington.
Para pengamat menilai peningkatan belanja militer Rusia itu dipicu oleh rencana penempatan perisai rudal NATO-Amerika di Eropa Timur. Moskow menilai motif penempatan perisai rudal Amerika-NATO di Eropa Timur untuk membatasi pengaruh strategi pertahanan Rusia.
Pemerintah Washington berupaya menempatkan program ambisiusnya di negara-negara Eropa Timur, guna meningkatkan pengaruh kekuatan militernya. Menyusul penentangan keras Rusia atas penempatan sistem perisai rudal di Polandia dan Republik Cheko, AS melakukan sejumlah perubahan signifikan dengan memindahkan proyeknya ke Turki.
Pengalihan tempat penempatan sistem perisai rudal dari Eropa Timur ke Turki tidak mengubah substansi ancaman AS dan NATO di kawasan. Dmitry Rogozin memperingatkan Ankara atas keputusannya menerima usulan kontroversial NATO itu. Duta Besar Rusia untuk NATO itu, menyebut penempatan perisai rudal NATO-AS di Turki akan mengancam keamanan nasional Iran dan kawasan.
Sejatinya, penempatan sistem perisai Rudal NATO-AS di kawasan memicu sikap reaktif berbagai negara untuk meremajakan persenjataan mereka. Karuan saja kondisi ini akan memperburuk tensi ketegangan dunia yang semakin panas, sekaligus menjadi penghalang terwujudnya perdamaian dunia.
Sikap reaktif Rusia meningkatkan anggaran militernya di saat dunia dilanda krisis global, semakin memperkeruh situasi keamanan dan stabilitas global. Inilah buah getir ambisi ekspansif Washington di kawasan.
Hanya omong kosong besar jika publik dunia menghendaki terwujudnya perdamaian tanpa mencegah sepak terjang berbahaya sejumlah negara arogan dunia seperti AS, Rusia dan sejumlah negara Barat lainnya yang selama ini dikenal sebagai produsen senjata terbesar di dunia.
Sumber: Irib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar