Pages

Kamis, September 15, 2011

Dua Kapal Perang Singapura Kunjungi Batam

BATAM-(IDB) : Dua kapal perang Angkatan Laut Singapura yang terlibat dalam Patroli Terkoordinasi Indonesia Singapura (Patkor Indosin) baru-baru ini merapat di Dermaga Batu Ampar Batam. yang
            
Kapal Perang Siangapura yang masing-masing bernama RSS Dauntless (99) dan Tiger Shark (PH54) tersebut sandar di dermaga Batu Ampar Batam dalam rangka melakukan kaji ulang terhadap kegitan Patkor Indosin yang telah dilaksanakan sejak  Bulan Juli sampai  Bulan Septernber. Kegiatan kaji ulang tersebut dilaksanakan di Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Barat (Guskamlabar).
            
Selama kurang lebih dua hari berada di Batam kedua Kapal Perang Singapura tersebut melakukan beberapa kegiatan diantaranya rapat kaji ulang Patkor Indosin 77/11, Table Top Exercise, olah raga bersama dan latihan-latihan yang dilaksanakan bersama dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di bawah jajaran Komando Armad RI Kawasan barat (Koarmabar).
            
Pada pelaksanaan Patkor Indosin Unsur KRI Koarmabar yang terlibat sebanyak empat KRI dari Satuan Kapal Patroli (Satrol) Armabar yakni KRI Sigurat-864, KRI Silea-858, KRI Boa-807 dan KRI Siribua-859.

Sumber: Koarmabar

KOPASSUS SOCOMD Latma Di Kepulauan Seribu

JAKARTA-(IDB) : Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan pasukan khusus Australia, Spesial Operations Command (SOCOMD) Kamis pagi melakukan latihan bersama melumpuhkan teroris.

Latihan operasi gabungan dengan sandi "Dawn Komodo XI/2011" itu berlangsung di Pulau Kotok Kecil, Kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Dalam skenario latihan itu, operasi gabungan berhasil menyusup dan melumpuhkan kelompok teroris di markasnya guna membebaskan dua orang sandera yang ditahan.

Para teroris menculik wartawan sebagai aksi balasan pascatewasnya aktor intelektual teroris di Pakistan. Tak hanya itu, mereka juga meminta tebusan agar kawan mereka yang tertangkap, Ali bin Bahar, dibebaskan.
 
Komandan "Operasi Dawn Komodo" adalah Letkol (Inf) Tri Budi Utomo. Operasi melibatkan tim intelijen dan tim penanggulangan terorisme.

Tim intelijen adalah Pasukan Sandha yang merupakan pasukan intelijen dari Kopassus dan juga melibatkan pasukan dari pasukan khusus Australia.

Tugas intelijen, yakni mengumpulkan data awal untuk menemukan lokasi musuh menyandera wartawan. Mereka juga melakukan penyadapan teknik, foto intelijen, pengintaian terhadap musuh, dan mencari jejak melalui sistem GPS.

Intelijen juga melakukan infiltrasi (penyusupan) mulai dari Bogor, ke Serang, Cilegon, Merak, dan memantau pulau yang diduga sebagai tempat teroris menyembunyikan sandera.

Setelah data lengkap, informasi itu kemudian diberikan pada pasukan Gultor atau pasukan inti yang terdiri dari 48 orang, dengan rincian 30 pasukan Kopassus dan 18 pasukan pasukan khusus Australia. Namun, yang benar-benar merangsek ke tempat penyanderaan adalah 20 pasukan.

Mereka menggunakan taktik penyerbuan di laut dan bangunan. Adapun untuk bisa mencapai lokasi tanpa diketahui musuh, mereka menggunakan empat unit kapal LCR. Begitu mendekati target, mereka mencapai lokasi dengan berenang, baik di atas maupun di bawah air.
 
"Penyergapan berjalan lancar, semua teroris bisa dilumpuhkan dan kami bisa menyelamatkan semua sandera," kata Komandan Satuan 81 Kopassus, Kolonel (Inf) I Nyoman Cantiasa sebagai penanggung jawab latihan penanggulangan teroris di Kepulauan Seribu, Kamis.

"Operasi Dawn Komodo kali ini adalah yang ke-11 kali bersama Australia. Dengam fokus latihan kami kali ini adalah menangkal terorisme di wilayah maritim," katanya seraya mengatakan pada latihan sebelumnya, operasi dikhususkan pada pengamanan di bandara.

Menurut Cantiasa, latihan ini dilakukan untuk menguji teknik dan taktik militer di jajaran intelijen dan gultor pada pasukan khusus kedua negara.

"Latihan melibatkan sebanyak 74 pasukan yang terdiri dari 40 pasukan Indonesia dan 34 pasukan australia. Total waktu latihan adalah 11 hari dari 6 hingga 15 September 2011," ujarnya.

Latihan ini juga dipantau Wakil Danjen Kopassus Brigjen TNI Doni Monardo dan Komandan Pasukan Khusus Australia Mayor Jenderal P.W (Gus) Gilmore.

Sumber: Antara

Dua Aktor Dibalik Revitalisasi Alutsista TNI Mendapat Penghargaan

Menhan RI Purnomo Yusgiantoro
JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima penghargaan dari pemerintah Rusia. Purnomo dinilai berjasa dalam membina hubungan pertahanan Indonesia-Russia.
Atase Pers Kedutaan Rusia Dmitry A Solodov, Rabu (14/9/2011), menjelaskan bahwa Menhan Purnomo dianugerahi medali karena memperkuat persaudaraan di bidang pertahanan. Penganugerahan akan dilakukan Selasa (20/9/2011) di Kedutaan Besar Rusia di Kuningan, Jakarta.
Indonesia sejak masa tahun 1990-an mulai kembali membeli persenjataan berupa panser angkut pasukan (Armoured Personel Carrier-APC) dari Rusia dan bekas Uni Soviet seperti BTR-50 dan pelbagai variannya.
Hubungan semakin meningkat setelah Indonesia membeli pesawat tempur Sukhoi 27 dan Sukhoi 30 pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dan dilanjutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pembelian pesawat tempur Sukhoi, Helikopter Mi-17 hingga peluru kendali Yakhont. 
Sumber: Kompas

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono
JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menerima anugerah bintang kehormatan The Royal Order of Sahametrei Mohaserevadh (Grand Cross) dari Pemerintah Kerajaan Kamboja, Kamis (15/9/2011). Penghargaan disematkan oleh Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan Kamboja YM Jenderal Tea Banh mewakili Raja Kamboja di Kementerian Kamboja, Phnom Penh, Kamboja.

Dalam acara tersebut, beberapa perwira staf pendamping TNI juga menerima tanda kehormatan yang lain dari Kerajaan Kamboja.           

Dalam sambutannya, Panglima TNI menyatakan bahwa tanda kehormatan kerajaan tersebut, khususnya Sahametrei Mohaserevadh, merupakan suatu penghargaan yang sangat mulia dan memiliki nilai sangat tinggi bagi Panglima TNI serta segenap anggota TNI untuk terus meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja.

”Untuk lebih lanjut memperkokoh kerja sama antara TNI dan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja pada bidang kegiatan yang lebih produktif atas dasar kemitraan strategis yang saling menghormati, saling menghargai, dan memberikan manfaat bersama bagi kedua negara,” kata Panglima TNI.

Secara khusus hubungan kedua angkatan bersenjata diharapkan akan memberi dampak positif bagi lingkungan kawasan regional dan global yang lebih bermartabat.          

Indonesia sejak tahun 1960-an hingga sekarang telah melatih pasukan khusus Kamboja di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdik Passus) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

Sumber: Kompas

Untuk Menghindari Intervensi Eksekutif, POLRI Diminta Dikembalikan Ke Kemhan

JAKARTA-(IDB) : Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diminta untuk dikembalikan di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan (Kemhan), bukan lagi langsung di bawah presiden. 

Dengan posisi di bawah presiden, terbuka besar peluang intervensi dari kalangan eksekutif, bahkan partai penguasa. “Penempatan polisi di bawah presiden adalah inkonstitusional. Dalam sejarahnya, dari zaman Hindia Belanda sampai Orde Baru tidak ada polisi di bawah presiden,” tegas praktisi hukum Andi Muhammad Asrun di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, kemarin. 

Andi bersama dua orang rekannya, Dorel Almir dan Merlina, mengajukan uji materi UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri ke MK kemarin. Pasal yang diuji konstitusionalitasnya adalah pasal 8 yang menyebut Polri berada di bawah presiden dan pasal 11 tentang pengangkatan dan pemberhentian kapolri oleh presiden. 

Menurut Andi, tidak ada satu pun pasal dari UUD 1945 yang memberikan dasar hukum bahwa kepolisian di bawah presiden langsung. Selain itu, kedudukan Polri di bawah presiden juga menimbulkan adanya bias politik kekuasaan dalam penegakan hukum.

Sumber: Sindo

Wakil PM Singapura : Proyek K-FX / I-FX Adalah Program Sangat luar Biasa

JAKARTA-(IDB) : Wakil Perdana Menteri Singapura Theo Chee Hean menyatakan kagum terhadap pengembangan proyek pesawat jet tempur K-FX/I-FX antara Indonesia dan Korea Selatan.

"Itu adalah program sangat luar biasa....," katanya, saat diterima Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Rabu.

Dalam kunjungan kehormatannya selama sekitar 15 menit itu, Wakil PM Chee Hean menyatakan sangat kagum dengan pembangunan pertahanan Indonesia yang cukup maju belakangan ini.

"Saya perhatikan kemajuan pembangunan pertahanan, alustsista, sangat meningkat," katanya.

Menanggapi itu, Menteri Purnomo mengatakan kemajuan pembangunan pertahanan Indonesia belakangan ini tak terlepas dari kenaikan anggaran pertahanan yang diberikan pemerintah.

"Sebagian kenaikan anggaran pertahanan itu digunakan untuk mengganti beberapa pesawat jet tempur seperti F-5 dan Hawk-MK53 dengan Super Tucano," katanya.

Tak hanya itu, tambah Purnomo, Indonesia juga melakukan kerja sama pembuatan alat utama sistem senjata seperti pesawat jet tempur dengan Kora Selatan yakni K-FX/I-IFX yang merupakan jet latih tempur generasi 4,5.

Kesepakatan pengembangan bersama pesawat tempur KFX disepakati kedua negara pada 15 Juli 2010 di Seoul, Korsel. Pesawat jet tempur KFX sendiri sebetulnya merupakan proyek lama Republic of Korea Air Force (ROKAF) yang baru bisa terlaksana sekarang.

Proyek ini digagas Presiden Korea Kim Dae Jung pada bulan Maret 2001 untuk menggantikan pesawat-pesawat yang lebih tua seperti F-4D/E Phantom II dan F-5E/F Tiger.

Dibandingkan F-16, KFX diproyeksi untuk memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistim avionic yang lebih baik serta kemampuan anti radar (stealth). Menhan Purnomo menambahkan Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata secara mandiri, termasuk dalam pengembangan pesawat tempur.

Karena itu, Indonesia sepakat untuk bekerja sama dengan Korsel, katanya, menambahkan.

Selain pesawat tempur, Indonesia sudah lama menjalin kerja sama industri pertahanan dengan Korea Selatan antara lain dengan pembuatan kapal jenis landing plaform dock (LPD).

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Wakil PM Theo Chee Hean juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.

Sumber: Dephan

Indonesia Vietnam Sepakat Tingkatkan Kerjasama Patroli Bersama Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Vietnam menyepakati peningkatan kerja sama di bidang politik, hukum, dan keamanan (polhukam). Kerja sama itu akan dilakukan dalam bentuk dialog bilateral, hubungan diplomatik, patroli perairan, serta upaya memerangi kejahatan lintas batas negara.

Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada keterangan pers bersama dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/9). Keterangan pers disampaikan seusai Presiden melakukan melakukan observasi bersama atas kerja sama yang telah dilakukan.

"Keadaan umum, keadaan bilateral Vietnam - Indonesia dewasa ini dalam keadaan baik, kuat, dan terus berkembang. Kita bersepakat untuk lebih meningkatkannya lagi di waktu yang akan datang," kata Yudhoyono.

Presiden menambahkan kedua pemerintahan akan meningkatkan dialog bilateral dan hubungan diplomatik. "Joint cooperation pada tingkat Menlu akan lebih kita aktifkan di masa mendatang," kata Yudhoyono.

Selain itu, kerja sama di bidang pertahanan menjadi perhatian utama kedua kepala pemerintahan. "Kita akan tingkatkan kerja sama di bidang pendidikan, pelatihan, dan saling kunjung di antara perwira militer," kata dia.

Kerja sama pertahanan juga akan dilakukan dalam bentuk patroli bersama di wilayah perairan kedua negara. "Untuk mencegah insiden-insiden yang tidak perlu," lanjut Yudhoyono seraya mengatakan akan meningkatkan kerja sama di bidang hukum, utamanya memerangi kejahatan transnasional.

Kunjungan PM Vietnam ini merupakan kunjungan perdana setelah terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Vietnam. Sebelumnya, Nguyen juga pernah ke Indonesia pada masa jabatannya yang pertama, yaitu pada 8 Agustus 2007. Pada kunjungan kali ini, Nguyen datang bersama istrinya, Tran Ran Kim, serta beberapa delegasi.

Sementara itu, PM Nguyen mengatakan kerja sama bidang Polhukam ditujukan agar perdamaian dan stabilitas di kawasan ASEAN tetap terjaga. "Kami sepakat pengembangan hubungan kerja dua negara dilakukan demi perdamaian, stabilitas kerja sama, dan perkembangan di kawasan," kata Nguyen.

Perbatasan

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah Indonesia dan Vietnam berkomitmen untuk segera menyelesaikan pembahasan mengenai perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) kedua negara. ZEE adalah kawasan dalam lingkup 200 mil dari pangkal pantai sebuah negara.

"Sudah ada tekad dari kedua negara untuk mengintensifkan perundingan perbatasan laut, dalam hal ini adalah ZEE kedua negara. Sudah berjalan beberapa kali putaran, dan seperti diarahkan Presiden dan PM ini sekiranya bisa dituntaskan secepat mungkin," kata Marty.

Komitmen pembahasan ZEE ini sudah dimulai sejak kunjungan Presiden Yudhoyono ke Vietnam pada 2010. Percepatan pembahasan tentang hal itu mungkin akan dilakukan dalam empat bulan ke depan.

"Ini penting, dalam arti konteks yang lebih luas karena kita ingin bisa agar keberhasilan perundingan ini akan menunjukkan kepada negara-negara kawasan bahwa masalah perbatasan bisa diselesaikan lewat perundingan," kata Marty.

Menurut dia, kesepakatan tentang batas maritim antarnegara tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat karena ada prosedur dan forum-forum khusus yang harus dilalui.

Sumber: KoranJakarta

Update : Kekuatan Dan Kelangsungan Alutsista Tidak Lepas Dari Pemeliharaan Yang Mumpuni

BANDUNG-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat menyatakan, kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) sangat menentukan kredibilitas pertahanan negara. Itu artinya, alutsista kategori komponen utama pertahanan.

"Dasarnya, pertahanan suatu negara ditentukan oleh kekuatan alutsista yang dimiliki," ujar KSAU pada upacara serah terima jabatan Komandan Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Dankoharmatau) dari Marsda TNI Ferdinand Alex Myne kepada Marsda TNI Waliyo, M.Sc. di Bandung, Selasa (13/9).

Era teknologi seperti sekarang ini, dikatakan KSAU, pertahanan negara akan mencapai hasil maksimal jika didukung alutsista yang andal serta terpenuhinya logistik serta sistem pemeliharaan yang mumpuni. "Sebagai matra yang sangat mengandalkan sistem persenjataan, unit pemeliharaan seperti Koharmatau yang tugas dan fungsinya melaksanakan pemeliharaan dan produksi materiil TNI Angkatan Udara, pemeliharaan dan pembekalan senjata amunisi serta menyelenggarakan pembinaan alat perbengkelan dan peralatan produksi serta publikasi teknik, akan sangat besar perannya dalam mewujudkan kesiapan operasional TNI Angkatan Udara," tegas Imam.

Sasaran pembinaan yang telah ditetapkan dalam jangka pendek, yaitu mengantisipasi accident dalam satu tahun kedepan maupun sasaran jangka panjang untuk menjadikan TNI Angkatan Udara sebagai the first class air force, membutuhkan dedikasi, loyalitas, komitmen dan kerja keras serta personel yang memiliki disiplin tinggi serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

KSAU mengatakan, peran Koharmatau serta tantangan tugas yang dihadapi sudah sepantasnya jika personel yang mengawaki dipersyaratkan memiliki kualitas mumpuni, berdisiplin serta memiliki kecepatan dan ketepatan berolah pikir. "Ini sejalan dengan semboyan Koharmatau 'Sewana Karya Budhi Sakti', yaitu akal dan kecerdasan menjadi andalan suksesnya embanan tugas yang dibebankan, akan senantiasa terpelihara dan bersemayam di setiap personel Koharmatau jika kadar intelektual terus terasah dengan sebaik-baiknya," jelas dia.

Sebagai komando pemelihara yang syarat pengalaman didukung personel yang terlatih dan profesional, ujar KSAU, Koharmatau akan tetap menunjukkan eksistensinya sebagai unit pemeliharaan yang dapat diandalkan dalam situasi dan kondisi apapun. "Koharmatau jadi ujung tombak pemelihara alutsista TNI Angkatan Udara," ujar Imam.

Kembangkan Kepedulian

Sementara itu, Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI M Nurullah meminta prajurit TNI AU menumbuhkembangkan kepedulian merawat alutsista. "Tumbuh dan kembangkan sifat kepedulian dari setiap personel Skadron Udara 31 khususnya terhadap alusista yang dioperasionalkan," ujar M Nurullah saat melantik Letkol (Pnb) Eko Sujatmiko sebagai Komandan Skadron Udara 31 menggantikan Letkol (Pnb) Iman Handojo dalam upacara militer di Apron Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.

Danlanud mengatakan, kepedulian personel terhadap alutsista) harus diiringgi dengan peningkatan kepekaan terhadap disiplin dan patuh hukum. Hindari perbuatan menimbulkan suasana negatif. "Tidak kalah pentingnya adalah jaga soliditas satuan dan kerjasama serta koordinasi kelompok yang harmonis, guna mewujudkan suasana kerja yang kondusif sehingga produktifitas kerja satuan dapat meningkat," jelas Danlanud.

Sumber: SuaraKarya

100 Siswa Sesko TNI Pelajari Pertahanan Udara Wilayah Indonesia Timur

MAKASSAR-(IDB) : Sebanyak 100 perwira siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI belajar pertahanan udara wilayah timur Indonesia di Makassar, Rabu (14/9/2011). Rombongan belajar di Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) II di Makassar, Sulawesi Selatan.

Panglima Kosek Hanudnas II Marsekal Pertama (Marsma) TNI Agoes Haryadi menjelaskan kondisi wilayah, konsep strategi penyelenggaraan pertahanan Negara dan merumuskan strategi pertahanan kotama operasional.

Wilayah kerja Kosek Hanudnas II berbatasan dengan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Australia dan Papua Nugini.

"Semoga kunjungan menambah pengetahuan khususnya tugas Kosek Hanudnas II dan satuan jajaran," kata Agoes Haryadi. Kosek Hanudnas membawahi sejumlah satuan di wilayah timur Indonesia.

Sejumlah satuan radar di wilayah timur seperti Tarakan, Kalimantan Timur, Kuandang di Sulawesi Utara hingga Biak menjadi wilayah kerja untuk menjaga ruang udara Republik Indonesia. Dalam sambutan Komandan Sesko TNI, Laksamana Madya TNI Mochamad Jurianto yang dibacakan oleh ketua rombongan menyampaikan

"Tujuan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) dan Pertahanan Wilayah (Hanwil) adalah untuk meningkatkan analisis srategis terhadap pengelolaan komponen-komponen sumber daya nasional guna kepentingan pertahanan wilayah yang dikaitkan dengan kemungkinan berbagai ancaman dan permasalahan yang dihadapi," kata Komandan Sesko TNI.

Sumber: Antara

Hadang Pengaruh AS, Korut Gandeng Rusia Latihan Perang Bersama

KORUT-(IDB) : Korea Utara dan Rusia merencanakan latihan perang bersama pertama mereka secepatnya tahun ini dalam upaya untuk mengimbangi pengaruh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang di semenanjung Korea, menurut laporan surat kabar Asahi, Selasa. 

Anggota-anggota angkatan laut dan angkatan udara kedua tetangga itu akan mengambil bagian dalam pelatihan pertolongan bersama di laut, menyusul perjanjian yang dicapai bulan lalu oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, kata Asahi Jepang, mengutip sumber yang mengikuti dekat Utara.

Jarang terjadi bagi Korea Utara untuk melakukan latihan pertahanan dengan militer lain. Jepang dan Korea Selatan mungkin akan mengawasi latihan itu, meski latihan itu diperkirakan tidak akan melibatkan penggunaan senjata, kata Asahi.

AS dan Korea Selatan tahun lalu mengadakan latihan militer bersama skala besar untuk mana Jepang telah mengirim pejabat-pejabat angkatan lautnya sebagai peninjau.

Moskow adalah sekutu penting Korea Utara selama beberapa dasawarsa, memberikan bantuan militer dan ekonomi sebelum Uni Soviet runtuh.

Kim telah berjanji pada Medvedev ketika mereka bertemu di Siberia bulan lalu bahwa ia akan mempertimbangkan penangguhan uji coba dan produksi senjata nuklir jika pembicaraan enam-pihak dimulai lagi.

Sumber: Republika

SLS Configuration Finalised

NASA-(IDB) : After months of speculation, NASA has confirmed the final design of the Space Launch System (SLS), a heavy lift launch vehicle meant to launch NASA payloads into deep space by 2017. The first rockets will be capable of lifting 70 metric tonnes to low earth orbit (LEO), and later versions will be scaled up to 130t. 

The first stage of SLS, as many anticipated, will be powered by five Rocketdyne RD-25D/E rockets, also known as space shuttle main engines (SSME), assisted in the first minutes of flight by two five-segment solid rocket boosters also derived from Shuttle systems. The second stage will be powered by the Rocketdyne J-2X, currently under development.

Bringing the launch system to first flight, scheduled for 2017, is expected to cost $18b. Additional details, including development cost of the 130t version, were immediately unavailable.

The announcement was made from the US Senate building in Washington, DC, indicative of SLS's strong congressional support. SLS has been the subject of bitter political battles between NASA and the senate, culminating in a senate subpoena for design documents and a series of angry letters.

"We have been frustrated, I think that's no secret," said Senator Kay Bailey Hutchinson. "It came to a head that there was a leak that issued a hypothetical set of circumstances which would double the cost of this space launch systemand that's when senator Nelson and I came forward saying, 'this is sabotage.'"

SLS is the most recent iteration of a series of large planned launch vehicles that have been cancelled and resurrected in various forms, notably the Ares V launch vehicle, to which SLS bears an uncanny resemblance. 

Source: Flightglobal

Empat Kapal Perang Eks Jerman Dispersi Ke Armabar

SURABAYA-(IDB) : Empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Eks Jerman  Timur yang berada di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim menjalani alih bina (dispersi) ke Armada RI Kawasan Barat (Armabar). 

Peresmian alih bina keempat kapal perang tersebut dilaksanakan dalam Upacara militer yang dipimpin oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Ade Supandi SE., bertempat di dermaga Koarmatim Ujung Surabaya Rabu (14/09).

Kapal perang yang dialihbinakan tersebut adalah KRI Sutanto-877 KRI, Sutedi Sena Putra-878, KRI Wiratno-879 dan KRI Tjiptadi-881. Rencananya ke empat kapal perang itu akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmabar yang bermarkas di Pondok Dayung Jakarta Utara.

Upacara Peresmian Alih Bina dihadiri oleh para Kasatker di lingkungan Koarmatim dengan pasukan upacara satu peleton Perwira, Bintara dan Tamta Koarmatim. Dari keempat kapal perang Eks Jerman Timur Tipe Pharchim Clas  tersebut yang  hadir dalam upacara peresmian itu hanya dua KRI yaitu KRI Sutanto-877 dan KRI Tjiptadi-881. Kedua KRI itu bersandar di dermaga Koarmatim Ujung Surabaya.

KRI Sutanto di Komandani oleh Mayor Laut (P) Budi Santosa dan diawaki oleh 50 orang personel sedangkan KRI Tjiptadi di Komandani oleh Mayor Laut (P) Anung Sutanto dan diawaki oleh 47 Anak Buah Kapal (ABK). Selesai upcara peresmian kedu kapal itu langsung berangkat dengan perjalanan Lintas Laut (Linla) menuju Jakarta.

Dalam amanatnya Pangarmatim menyampaikan bahwa upacara alih bina ini menandai secara resmi KRI Sutanto-877,  KRI Sutedi Sena Putra-878, KRI Wiratno-879, dan KRI Tjiptadi-881 masuk jajaran Koamdo Armada RI Kawasan Barat. Di samping itu, di lingkup Koarmatim sendiri juga terjadi beberapa unsur yang dialihbinakan dari Satrol Koarmatim ke Satkor Koarmatim, yaitu  KRI Untung Suropati-872, KRI Sultan Nuku-873, KRI Lambung Mangkurat-874 dan KRI Hasan Basri-882.

“Allih bina beberapa alutsista ini, tentunya diharapakan akan memperkuat jajaran Koarmabar sebagai Kotama operasional sekaligus sebagai kotama pembinaan dalam rangka penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yurisdiksi nasional dikawasan barat Indonesia. Demikian juga bagi Satkor Koarmatim, alih bina beberapa unsur alutsista telah menambah jumlah unsur yang nantinya dapat diberdayakan untuk memperkuat pelaksanaan tugas,” lanjut Pangarmatim.

Sumber: Koarmatim

Australia Mitra Penting Bagi Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan Australia merupakan mitra penting Indonesia dalam menciptakan perdamaian di kawasan Asia Pasifik, sehingga perlu peningkatan hubungan kerja sama terutama angkatan darat kedua pihak.

"Tentu kerja sama itu harus didasari rasa saling menghormati, saling menghargai, saling percaya dan cintai damai," katanya, saat menerima kunjungan kehormatan Kasad Australia Letnan Jenderal David L, Morrison di Jakarta, Rabu.

Kasad Jenderal Pramono mengatakan TNI Angkatan Darat senantiasa berkomitmen untuk terus membangun hubungan yang lebih erat dengan Angkatan Darat Australia.

"Selain kerja sama dalam bidang pendidikan dan latihan perlu juga adanya kerja sama pertukaran informasi intelijen. Untuk itu
kerja sama yang kita bangun, tetap berlandaskan kepada prinsip saling percaya, saling menghormati dan saling menguntungkan serta senantiasa menjunjung tinggi semangat cinta damai," katanya.

Setelah melakukan kunjungan kehormatan kepada Kasad, kemudian David L Morrison yang didampingi Komandan Pasukan Khusus Australia Mayor Jenderal P.W (Gus) Gilmore ke Markas Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat atau Kopassus Cijantung, Jakarta Timur.

Latihan Bersama

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat menggelar latihan bersama pasukan khusus Australia, Special Operations Command (SOCOMD).

Latihan dengan sandi "Dawn Komodo XI/2011 selama dua minggu yang diikuti 40 personel Kopassus dan 34 personel Pasukan Khusus Australia, di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu.

Dalam latihan bersama itu, pasukan khusus dari kedua negara berlatih menembak reaksi, penanggulangan teror aspek laut, dan pengetahuan sandi yudha. Lokasi latihan digelar di Pulau Kotok dan Pulau Sebaru, kawasan Kepulauan Seribu Jakarta Utara.

Latihan bersama itu merupakan wahana untuk saling tukar pengetahuan antarkedua delegasi.

"Juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit dalam bidang teknik dan taktik pertempuran baik perorangan maupun kelompok," katan Komandan Kopassus Mayjen TNI TNI Lodewijk F. Paulus.

Sumber: Antara

Iraq to Purchase F-16 Fighter Aircraft

BAGHDAD-(IDB) : Iraq’s potential purchase of 18 U.S. F-16 Fighting Falcon aircraft is an encouraging development that benefits both nations, the senior U.S. Air Force component commander in Iraq told Pentagon reporters today.

“I do not have any word yet that a letter of offer and acceptance is signed, but as you probably know, we did have a senior member of the Iraqi government visit Washington,” said Air Force Maj. Gen. Russell J. Handy, commander, 9th Air and Space Expeditionary Task Force-Iraq, and director, Air Component Coordination Element-Iraq.

“There was some great work done on that. Everyone that I talk to at every level of government in Iraq is convinced that that is the right approach for them,” Handy said. “And so we’re very encouraged by those words, and we feel that we’re very close to them signing that letter of offer and acceptance.”

Handy said the Iraqis could potentially buy more F-16 aircraft if, and when, they sign a letter of offer and acceptance.

“They are seeking to buy a larger number of F-16s than they had originally -- up to 36,” he said. “This first letter of offer and acceptance is for 18 of them … we hope to hear very soon that’s signed but no final word yet on that.”

Handy noted things remain very promising but challenging in Iraq with Iraqis “on a path to be able to stand alone as a stable, self-reliant and unified nation.”

“It’s very exciting … because we are afforded the opportunity to see the results of years of progress by many, many Americans’ -- hard-earned progress,” the general said. “It’s challenging because as we continue to establish this enduring strategic partnership, we are re-posturing or redeploying some 50,000 soldiers, sailors, airmen, Marines and civilians from Iraq and transitioning bases, facilities and infrastructure to the government of Iraq and our U.S. Embassy partners.”

Handy lauded U.S. military efforts in Iraq as troops conduct stability and transitioning operations.

“The airmen I have the privilege of leading in Iraq through this challenge have a very important role in the transition,” he said. “We continue to perform all the roles and missions we’ve done for a number of years.”

Handy said these missions include over watch of American forces with intelligence, surveillance, reconnaissance assets; close air support; air mobility; aerial port operations; personnel recovery; and air base management -- all while re-posturing U.S. forces.

“In addition to these traditional air component tasks, you’ll find airmen working together with their joint partners in just about every area in the country, to include engineering, analysts, logistics specialists,” Handy added.

The senior U.S. Air Force commander in Iraq also praised airmen for their performance as advisors to Iraqi air force personnel.

“Our Air Force personnel have helped the Iraqi air force and the Iraqi Army Aviation Command progress to where they are now and have much to be proud of,” Handy said. “These advisors have been very successful -- extraordinarily so if you think about it in the last five years.”

Iraqi air force and Iraqi Army Aviation Command ranks “have grown tenfold,” Handy said, noting American airmen have had an advisory role in those Iraqi units.

“As the Iraqis are moving forward and we’re transitioning, we are handing more and more of those functions completely over to the Iraqis,” Handy said. “Those proud, young Iraqi airmen I spoke of give us great hope.”
Source: Defencetalk

Australia, Canada Share Concern About JSF Delay

DT-(IDB) : Australia and Canada share a common concern that the new Joint Strike Fighter (JSF) will be delayed, possibly requiring acquisition of an expensive interim air combat capability.

To present a united front, Australia and Canada will now conduct top level talks on procurement and capability issues of mutual concern.

As well as JSF, that will also touch on submarines, with both Australia and Canada experiencing big problems on maintaining submarine capability.

Visiting Canadian Defence Minister Peter MacKay said Canada wasn't backing away from plans to acquire 65 JSF aircraft but shared all of the same concerns as Australia.

He said the good news was that the conventional take-off and landing (CTOL) variant of JSF, to be acquired by both Canada and Australia, was progressing well, unlike the short take-off and vertical landing (STOVL) and carrier variants.

"We are purchasing them at a time when they will be in peak production around 2014-15. Our fleet of F-18 Hornets will have to be taken out of use in 2017," he told reporters. "So there is a degree of urgency for us when it comes to this procurement being on time and being on cost."

Australia is considering acquiring up to 100 JSF aircraft but has so far contracted to buy just 14, with the first to be delivered in 2015. Decision time on the next tranche of 58 will come in 2012-13.

The JSF has faced steady criticism that it will be late and too expensive and won't deliver the promised level of capability.

Defence Minister Stephen Smith said he and Mr MacKay had agreed to conduct a regular strategic dialogue on shared procurement, acquisition, capability issues.

He said he was very concerned that delay in JSF meant it was rubbing up against the Australian schedule for retiring older F/A-18 Hornets around the end of the decade.

"I have always been of the view that this project will get up because the US is absolutely committed to the capability," he said. "But the risk for Australia and other partners like Canada is on the delivery side, on the schedule side and also on the cost side."

Mr Smith said an exhaustive risk assessment would be conducted next year. "If I am concerned or worried or not dissuaded there won't be a gap in terms of delivery of the JSF, then an obvious option for us is more Super Hornets," he said. "The last things I will allow to occur with our procurement of the JSF is a gap in capability."
Source: Defencetalk

Russian Warship Ends Anti-Piracy Mission Off Somali Coast

MOSKOW-(IDB) : A Russian task force from the Northern Fleet led by the destroyer Severomorsk has concluded its anti-piracy mission in the Gulf of Aden and set sail for its home base, the fleet's press service said on Tuesday.

The task force, which includes a tanker and a rescue tugboat, arrived in the area on June 17 and has successfully escorted eleven convoys consisting of 38 commercial vessels from various countries along the shipping routes in the Gulf of Aden and the Red Sea.

"The ship [Severomorsk] has escorted its last convoy and is heading to the Mediterranean Sea," the press service said in a statement. "A task force from Russia's Pacific Fleet will soon arrive in the region to continue the mission."

The Severomorsk will visit the Syrian port of Tartus and the Spanish exclave of Ceuta on the coast of North Africa on the way home. The ship is expected to arrive at the base in Severomorsk in mid-October.

The Russian Navy has maintained a presence off the Somali coast since October 2008, with warships operating on a rotating basis.
Source: Defencetalk

Rumania - AS Tandatangani Kesepakatan Sistem Rudal

TEHRAN-(IDB) : Rumania menandatangani sebuah dokumen dengan Amerika Serikat, yang memungkinkan Washington untuk menempatkan elemen-elemen dari sistem anti-rudal di Pangkalan Udara Deveselu. Menlu Rumania Teodor Baconschi menandatangani perjanjian dengan timpalannya dari AS, Hillary Clinton terkait pembangunan sistem rudal balistik di negara Eropa Timur. 

Program tersebut diklaim akan memberikan perlindungan bagi wilayah NATO di Eropa dan menambah pertahanan Amerika, Press TV melaporkan pada hari Selasa (13/9).

Kesepakatan itu akan menempatkan 200 tentara di samping sistem rudal darat di Rumania pada tahun 2015.

Departemen Luar Negeri AS menggambarkan kesepakatan itu sebagai wujud memperdalam hubungan bilateral strategis antara negara-negara. Dikatakannya, kerjasama yang lebih besar di daerah itu akan menambah keamanan dan pertahanan kolektif NATO.

AS juga mengatakan bahwa Sistem Pertahanan Rudal Balistik Aegis (BMD), yang akan ditempatkan di Rumania pada 2015, telah sukses dalam 22 dari 27 uji coba sejak tahun 2007.

Presiden Rumania Traian Basescu dan Presiden Barack Obama juga bertemu di Gedung Putih pada Selasa untuk membahas hubungan bilateral lebih lanjut.

Rusia sangat keberatan dengan perjanjian AS-Rumania, mengatakan bahwa sistem pencegat rudal Amerika, yang akan dibangun di Rumania sebenarnya ditujukan pada Rusia.

Sumber: Irib

Iran Bersiap Kirim Astronot Ke Ruang Angkasa

TEHRAN-(IDB) : Kepala Badan Antariksa Iran (ISA) mengatakan, Iran akan menguji bio-kapsul, yang mampu mempertahankan kehidupan makhluk hidup di ruang angkasa pada peluncuran mendatang ke orbit bumi. Peluncuran itu akan melibatkan roket pembawa satelit, Kavoshgar 5 (Explorer).
 
Kepala ISA, Fazeli Hamid mengatakan kepada IRNA pada hari Rabu (14/9) bahwa peluncuran mendatang pembawa satelit buatan dalam negeri, akan membawa Iran selangkah lebih dekat untuk misi berawak ke ruang angkasa di masa depan.

Dia menjelaskan, uji coba bio-kapsul akan memberikan Badan Antariksa Iran pengetahuan penting dalam mengembangkan sistem pendukung kehidupan di ruang angkasa.

Pada Maret lalu, Iran berhasil meluncurkan roket Kavoshgar 4, yang mampu membawa satelit dan makhluk hidup ke ruang angkasa.

Sebagai bagian dari rencana untuk mengembangkan program ruang angkasa, Iran juga berhasil meluncurkan satelit, Rassad (Observasi) ke orbit bumi pada tanggal 15 Juni.

Misi Rassad adalah mengambil foto permukaan bumi dan mengirimnya kembali ke stasiun di bumi bersama dengan informasi telemetris.

Iran meluncurkan satelit produksi dalam negeri pertamanya pada tahun 2009 dengan nama Omid (Harapan). Negara Islam ini merupakan satu dari 24 negara anggota pendiri Komite Penggunaan Damai Ruang Angkasa PBB, yang didirikan pada tahun 1959.

Tehran mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengirim astronot ke ruang angkasa pada tahun 2020.

Sumber: Irib

Update : Jet Tempur Iran Muntahkan Berbagai Jenis Rudal

TEHRAN-(IDB) : Angkatan Udara Republik Islam Iran (IRIAF) telah menembakkan berbagai jenis rudal pada pada hari pertama manuver udara terbesar.
 
Jet-jet tempur Iran dalam taktik ofensif, telah melepaskan berbagai jenis rudal dari udara ke darat, termasuk bom serta rudal termal dan laser. Tembakan-tembakan itu berhasil mengenai target di bumi, kata juru bicara manuver, Hossein Chitforoush pada hari Selasa (13/9).

Dia menambahkan bahwa manuver itu untuk menguji kinerja pasukan, pesawat pembom, pesawat pengangkut, dan penerbangan taktis serta pesawat tanpa awak.

Pesawat tempur Saeqeh serta F-4, F-5, F-7, Mig-29 dan Sukhoi-24, telah melakukan serangan udara terhadap sasaran-sasaran dengan gesit, ujar komandan Iran ini.

Sumber: Irib

Update : Kepolisian Brunei Janji Tak Langgar Batas Indonesia Lagi

JAKARTA-(IDB) : Atas nama institusinya, Kepala Kepolisian Brunei Darussalam, Comissioner of Royal Brunei Police Force Dato, Paduka Seri H Hasrin bin Dato Paduka Hj. Sabtu, berjanji anggotanya tidak lagi memasuki wilayah Indonesia secara ilegal, seperti beberapa waktu lalu.

Hasrin mengaku insiden itu adalah kekhilafan anggotanya dan akan segera diperbaiki. "Perkara itu memang sudah terjadi. Dan banyak kita perlu perbincangan melihat dimana kekhilafan-kekhilafan. Jadi hasil dari perbincangan-perbincangan dan kekhilafan-kekhilafan, akan kami perbetulkan mengikuti dan selaras dengan undang-undang di kedua negara," ujar Hasrin seusai pertemuan dengan Kabareskrim Komjen (Pol) Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (14/9/2011).

Pada 6 Maret 2011 lalu, Polda Kalimantan Barat menangkap sembilan polisi Brunei lantaran masuk ke Indonesia tanpa izin. Saat itu, kedatangan polisi Brunei berdalih ingin menangkap seorang warga negara Indonesia yang menjadi DPO, Eko, karena belasan kali melakukan kejahatan di Brunei.

Polda Kalbar melepaskan kesembilan polisi Brunei tersebut, dengan alasan dapat memahami alasan ketidakpahaman perbatasan.

Sutarman mengatakan kejahatan saat ini tak kenal batas wilayah, sehingga dengan cepat bisa berpindah dari satu negara ke negara lain. "Seperti di Brunei, jika ada kejahatan di sana, mungkin dalam pengejaran itu, satu jam lari itu sudah ada di Indonesia. Maka kita perlu satu kerjasama internasional," ujar Sutarman.

Sumber: TribunNews