Pages

Selasa, September 13, 2011

HUT Satuan Kapal Selam TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Hari ini genap 52 tahun Korps Hiu Kencana berdiri, untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Hiu Kencana ke 52 ini Satuan Kapal Selam Koarmatim (Satsel Koarmatim) menggelar upacara militer yang di gelar di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Senin (12/9). Dengan Inspektur Upacara (Irup) Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Dan Guspurlatim) Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor SE, Msc.

Upacara yang diikuti oleh 8 peleton pasukan itu terdiri dari 1 peleton pasukan Perwira gabungan, 2 peleton pasukan Satsel, 1 peleton pasukan dari Dislambair, 1 peleton pasukan dari Satfibarmatim,1 peleton pasukan dari para Intai Amphibi, Korsik dan 1 peleton Perwira Deputasi serta sesepuh keluarga Hiu Kencana.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE. dalam amanatnya yang dibacakan oleh Irup antara lain mengatakan peringatan HUT Hiu Kencana Satuan kapal selam pada hakekatnya memiliki tiga makna penting yaitu sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas izinya hingga hari ini Hiu Kencana Satuan Kapal Selam telah mencapai 52 tahun masa pengabdiannya, sebagai upaya pelestarian sejarah dan pewarisan nilai-nilai luhur dari perjuangan Hiu Kencana Satuan Kapal Selamyang telah mampu mengemban tugas-tugas secara membanggakan dan yang terakhir adalah sebagai makna evaluative, yaitu sebagai momentum introspeksi di masa lalu, guna memperoleh perbaikan dan penyempurnaan agar pelaksanaan tugas di masa mendatang dapat dilaksanakan lebih optimal.

Menurut Pangarmatim cikal bakal berdirinya Satuan Kapal Selam Republik Indonesia bermula dari diterimanya dua buah kapal selam kelas Whiskey pada tanggal 12 September 1959 hingga pada puncak perkembanganya pada tahun 1962 Satuan Kapal Selam pernah memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, 2 kapal tender, 2 kapal pungut torpedo yang tergabung dalam jajaran Komando Jenis Kapal Selam (Konjenkasel). Pada saat itu, Satuan Kapal Selam TNI AL menjadi kekuatan yang cukup disegani di Asia Tenggara.

Masih menurut Pangarmatim dalam kurun waktu 52 tahun pengabdianya, Satuan Kapal Selam telah mampu membentuk dirinya menjadi kekuatan Armada RI yang terpadu dalam SSAT. Ketangguhan tersebut telah dicapai melalui berbagai pengalaman penugasan-penugasan operasi diantaranya pembebasan Irian Barat, melaksanakan Operasi Gugus Tugas X dengan AL Pakistan sehingga berhasil meletakan dasar-dasar persaudaraan yang erat antara rakyat Pakistan dan Indonesia, melaksanakan Operasi Halilintar untuk menumpas penyelundupan di Selat Malaka, serta mengamankan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia melalui laut Cina selatan. Semua pengabdian ini telah memberikan andil bagi terbentuknya Satuan Kapal Selam yang patut kita banggakan.

Lebih jauh Pangarmatim menegaskan sejak 22 tahun yang lalu Satuan Kapal Selam telah melakukan alih teknologi dengan digantikannya kapal selam jenis Whiskey dengan yang lebih modern yaitu kelas U-209/1300 buatan Jerman Barat yaitu KRI Cakra -401 dan KRI Nanggala -402.

Namun dua kapal selam ini belum cukup memenuhi pembangunan kekuatan TNI AL menuju Minimum Essential Force (MEF) pemimpin TNI AL telah berusaha menambah jumlah unsur kapal selam agar dapat mencapai jumlah yang diharapkan, dalam kurun waktu dekat ini, kekuatan kapal selam akan bertambah dengan pengadaan beberapa kapal selam baru, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dan kekuatan serta efek penangkalan terhadap Negara-negara di kawasan regional. Tegas Pangarmatim.

Sumber: Koarmatim

Indonesia Bangun Dari Tidur Panjangnya, Bravo TNI

SM-(IDB) : Klaim Malaysia atas blok konsesi Ambalat di Provinsi Kalimantan Timur lima tahun lalu dengan menggerakkan kapal perangnya di sekitar Karang Unarang membuat marah petinggi TNI. Cilangkap menganggap ini merupakan  penghinaan teritorial NKRI terbesar sepanjang 40 tahun terakhir karena berkaitan dengan manuver kapal perang asing yang melakukan provokasi terang-terangan sampai menyandera pekerja pembuatan mercusuar Karang Unarang.

Mabes TNI kemudian melakukan operasi militer dan intelijen dengan mengerahkan gugus tempur laut berupa kapal perang jenis fregat dan korvet serta satuan tugas pasukan marinir ke lokasi Ambalat, Sebatik, Nunukan dan Tarakan. TNI juga menempatkan sejumlah pesawat tempur di Balikpapan dan Tarakan, kemudian mengusir tegas kapal perang Malaysia dari perairan Ambalat sekaligus memastikan kehadiran permanen 5-6 kapal perang yang siap siaga 24 jam dalam sehari di perairan itu.

Kondisi ini tentu bukan untuk hangat-hangat tahi ayam.  Petinggi TNI pasti tahu bahwa urusan klaim teritorial memerlukan waktu penyelesaian bertahun-tahun dan selama waktu itu TNI harus terus melakukan pengawasan penuh atas wilayah konflik perbatasan. 

Dalam perjalanan waktu itu tentu saja pemikir strategis TNI bersama Kementerian Pertahanan melakukan olah pikir dan olah daya sembari menginventarisasi kekuatan alutsista yang dimiliki dan lalu dibandingkan dengan kekuatan alutsista milik tetangga. 

Sebagai negara kepulauan terbesar, tentu saja kekuatan angkatan laut dan udara merupakan kekuatan pukul utama manakala negara dalam keadaan diserang negara lain, baik skala terbatas maupun skala luas.  Nah, setelah dihitung-hitung dengan cermat, maka dimulailah program peremajaan alutsista dengan membeli  ke berbagai negara.  

Beberapa jenis alutsista yang dibeli bisa disebut beli murni, misalnya jet tempur Sukhoi, namun beberapa jenis lain dibeli dengan metode ToT (transfer of technology), contohnya kapal perang jenis LPD dari Korea Selatan.

Selama kurun waktu tahun 2007 sampai 2011 ini, berbagai alutsista strategis sudah ada dalam genggaman TNI bersama perkuatan personel.  Bisa disebut 4 korvet Sigma buatan Belanda, 4 LPD (Landing Platform Dock) kerja sama Korsel-PAL, integrasi sistem tempur dengan rudal Yakhont pada KRI Fregat Ahmad Yani Class, pasang rudal C802 di sejumlah Kapal Cepat Rudal, dan kerja sama pembuatan rudal C705 dengan China.  

Kemudian overhaul Kapal Selam KRI Nanggala di Korsel (bonusnya hibah 10 tank amfibi LVT-77 ), pembuatan puluhan kapal cepat rudal di PAL dan galangan kapal nasional, pembuatan kapal perang jenis LST.  Tambahan 6 Sukhoi, 17 tank amfibi BMP-3F sudah memasuki pangkalan arsenal TNI, juga instalasi radar militer di Indonesia Timur yaitu di Biak, Merauke, Timika dan Saumlaki.

Langkah Berani

Saat ini, TNI juga sedang mempersiapkan pembentukan skuadron UAV di Pontianak dan Pekan Baru, menunggu kedatangan 16 Super Tucano, menanti kedatangan 16 jet latih / tempur T-50 dari Korsel dan menambah kembali pesanan 6 Sukhoi untuk melengkapi jumlah yang ada saat ini, yaitu 10 unit, menjadi kekuatan penuh satu skuadron (16 unit). 

Yang menggembirakan tentu saja adanya hibah 30 unit F16 blok 32 dari Amerika Serikat yang sudah disetujui,  kemudian melakukan upgrade 8 Hercules, pesan 4 heli Cougar dari Prancis,  pesan 4 CN 235 ASW dari PT DI. Tak ketinggalan juga menambah inventory tank amphibi dengan memesan kembali 56 unit BMP-3F dari Rusia.

Kekuatan lima heli tempur serbu jenis MI35 dan 12 Mi17 buatan Rusia sudah hadir di skuadron Penerbad. Kemudian pengadaan ratusan rudal QW3 untuk Marinir dan Paskhas, pembelian rudal Exocet terbaru untuk 4 KRI Sigma, pembuatan 154 panser Pindad, kerja sama pembuatan 44 panser Canon dengan Korsel, pengadaan rudal antitank.  

Perluasan pangkalan TNI AL di Padang, Tarakan, Kupang dan Merauke sudah selesai, pembangunan pangkalan TNI AU di Tarakan untuk menampung segala jenis pesawat tempur, penambahan puluhan batalyon infantri, mekanis, marinir dan Paskhas, pembentukan divisi 3 Kostrad.  Setidaknya ini yang tampak di depan mata.

Pada 2010, program alutsista dipertajam dengan membangun industri hankam dalam negeri dengan memberdayakan PT PAL, PT DI, Pindad, Lapan dan industri alutsista swasta untuk menghasilkan produksi dalam negeri, termasuk kerja sama dengan LN membangun alutsista di Tanah Air.

 Senjata SS2, mortir, amunisi, bom Sukhoi, kapal cepat rudal, kapal trimaran, kapal jenis LST, helikopter, pesawat angkut dan patroli CN235, roket Lapan, panser Anoa adalah buah pemberdayaan industri alutsista dalam negeri yang sudah menampakkan hasil.  Kerja sama melalui transfer teknologi dengan Korsel adalah 4 kapal LPD, dua dibuat di Korsel dan dua lainnya di PAL Surabaya.  Demikian juga dengan pembuatan 40 panser Canon, separo di Korsel sisanya di Pindad. Langkah berani Kemhan adalah melakukan terobosan besar di bawah kepemimpinan Menhan Purnomo Yusgiantoro dengan melakukan kerja sama strategis pembuatan pesawat tempur KFX bersama Korsel.  Kualitas jet tempur ini di atas F16 dan hasil kerja sama ini nantinya Indonesia akan menerima 50 unit jet tempur generasi 4,5 dan bisa memproduksi sendiri.

Kerja Sama

Kemudian Kemhan juga meluncurkan pembuatan 10 kapal perang jenis PKR kerja sama dengan Damen Schelde Belanda.  Akhir tahun 2010 sudah dimulai pengerjaannya dengan membuat 2 PKR Light Fregat. Perusahaan swasta Lundin yang berlokasi di Banyuwangi sedang mempersiapkan beberapa kapal perang jenis trimaran.

Galangan kapal swasta di Batam sudah menghasilkan 1 kapal cepat rudal yaitu KRI Clurit dan sedang membuat beberapa KCR lainnya. Proyek rudal strategis Lapan-Pindad sedang berjalan, bahkan Lapan-Pindad saat ini sedang memproduksi massal ribuan roket Rhan setelah dilakukan uji tembak di pusat latihan tempur Baturaja Sumatera Selatan beberapa waktu yang lalu.

Untuk jangka panjang, memproduksi alutsista buatan negeri sendiri sesungguhnya memberikan nilai yang tinggi bagi generasi bangsa. Betapa tidak, mereka yang diwarisi dengan industri hankam strategis akan merasa sangat bangga bahwa tanah airnya yang bernama Indonesia sudah mampu memproduksi pesawat angkut, pesawat tempur, helikopter, kapal perang, kapal selam, tank, rudal dan lainnya.  Kondisi ini akan memberikan semangat bertanah air yang tinggi.

Ingat cara Soekarno membuat proyek bernilai nasionalis tinggi, Masjid Istiqlal, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Monas, Jembatan Semanggi, Jembatan Ampera.  Itu semua dibangun ketika ekonomi rakyat berkategori sangat miskin, namun sekarang menjadi kebanggaan bangsa dan rakyat kita.

Kita berharap pembangunan industri alutsista dalam negeri ini berjalan konsisten, terpadu, terarah dan transparan tanpa benturan konflik kepentingan. 

Soalnya musuh terbesar dalam program ini adalah ketidakkonsistenan itu sendiri dan intelijen makelar senjata yang selalu merayu petinggi Kemhan dengan berbagai cara, dengan iming-iming komisi menggiurkan untuk memakai alutsista buatan pabrik kapitalis ini dan itu.  Mudah-mudahan Menhan Purnomo yang enerjik, lincah dan berakal cerdik itu bersama pengambil keputusan di Kemhan dan Mabes TNI mampu berjalan seiring, seia sekata untuk menghasilkan alutsista strategis buatan anak bangsa, mewariskan kehormatan dan kebanggaan pada generasi bangsa.

Sumber: SuaraMerdeka

Potong Anggaran, AS Rampingkan Militer

Tentara AS di masa depan harus mampu melakukan banyak tugas tambahan.

Kepulangan tentara AS dari Afghanistan
WASHINGTON-(IDB) : Pengurangan anggaran Pentagon akibat resesi ekonomi berakibat pada pengurangan jumlah pasukan militer Amerika Serikat di beberapa negara. Untuk itu, pasukan di medan perang harus dapat melakukan beberapa tugas tambahan untuk menutupi kekurangan personel.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Angkatan Bersenjata AS, David Rodriguez, seperti dilansir Associated Press, Senin 12 September 2011. Dia mengatakan satu orang tentara akan melakukan tugas dua orang di lapangan. Karena tidak mampu menambah personel, ujar Rodriguez, maka pasukan yang ada akan diberikan latihan tambahan.

"Kita tidak sanggup membayar banyak tentara dengan berbagai kemampuan. Itulah sebabnya kita harus dapat menjalankan misi di berbagai spektrum konflik dan menggunakan berbagai perangkat militer dengan benar," kata Rodriguez.,

Rencana pemotongan anggaran militer ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS, Robert M. Gates pada Januari lalu. Dikutip dari Washington Post, dia mengatakan dalam lima tahun ke depan, Kementerian Pertahanan AS akan memotong anggaran hingga US$78 miliar dan mengurangi jumlah pasukan darat dan laut hingga 50 ribu orang. Pada anggaran tahun depan, militer AS mendapatkan jatah US$553 miliar.

Berdasarkan rencana ini, jumlah tentara angkatan laut AS akan dikurangi hingga 10 persen dan angkatan darat akan dikurangi hingga 4 persen. Pada tahun 2016 nanti, pasukan AS akan tinggal hanya sekitar 520 ribu orang.

Rodriguez menganggap hal ini tidak akan menjadi masalah. Dia mengatakan dengan latihan yang tepat, maka tentara AS lini depan di masa depan akan mampu menghadapi berbagai ancaman.

Tentara AS nantinya, lanjut Rodriguez, akan lebih fleksibel dan dapat beradaptasi dengan berbagai situasi, walaupun dengan jumlah yang sedikit--mulai dari peperangan konvensional, perlawanan terhadap teroris, dan misi melatih pasukan negara lain.

Sumber: Vivanews

Update : TNI AL Tumbuhkan "Maritime Domain Awareness"

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno yang diwakili oleh Wakil kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M  memimpin upacara peringatan hari lahir ke-66 TNI Angkatan Laut di lapangan Apel Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, (12/9).  

Tanggal 10 September memiliki arti yang sangat penting bagi TNI Angkatan Laut, karena berdasarkan fakta sejarah, pada tanggal tersebut, tepatnya pada 10 September 1945 merupakan tonggak berdirinya TNI Angkatan Laut.
 
Pada tanggal itu Pemerintah Indonesia mendirikan Badan Keamanan Rakyat Bagian Laut (BKR Laut) yang diprakarsai oleh mantan anggota Koninklijke Marine  guru dan murid Sekolah Pelayaran Tinggi, Sekolah Pelayaran Rendah,  pegawai dari Jawa Unko Kaisha, Kaigun Heiho dan pemuda pecinta laut lainnya. Pembentukan BKR Laut inilah yang akhirnya menggetarkan organisasi dan perkumpulan kemaritiman di Tanah Air untuk membentuk BKR Laut di daerah-daerah.   Oleh karena itu, untuk menghormati jasa para pendiri BKR Bagian Laut, maka tanggal 10 September 1945 ditetapkan sebagai hari lahirnya Angkatan Laut, yang selanjutnya diperingati sebagai hari lahir TNI Angkatan Laut.
 
Dalam sambutan Kasal yang dibacakan oleh Wakil kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio,M.M, mengatakan bahwa maksud dan tujuan memperingati kelahiran ini tak lain agar para prajurit yang saat ini berdinas yang sebagai sebagai generasi penerus tetap dapat mengingat dan menghargai jasa para pendahulu serta terus mempertahankan nilai heroik yang terkandung didalamnya, sesuai dengan pepatah yang  mengatakan, “bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya“.
 
“Dengan hari lahirnya TNI Angkatan Laut yang kita peringati saat ini, harus kita laksanakan introspeksi dan evaluasi sehingga kita harus bersama-sama menumbuhkan Maritime Domain Awareness, merumuskan kembali jawaban terhadap Who We Are, What We Do, dan How Do We Fight, karena semua ini akan menentukan implementasi di lapangan antara lain seperti pola pendidikan dan latihan, penentuan kebutuhan Alutsista, pengembangan organisasi dan proyeksi gelar kekuatan,” kata Kasal.
 
Dalam memperingati hari jadinya kali ini, TNI Angkatan Laut merayakannya dengan upacara yang berlangsung secara sederhana yang melibatkan segenap personel baik Perwira, Bintara, Tamtama serta Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Mabesal. Di akhir amanatnya, Wakasal menyampaikan kepada seluruh warga Mabesal untuk memantapkan soliditas antar komponen TNI menuju terwujudnya TNI Angkatan Laut yang Handal dan Disegani. 

KASAL : Keamanan Laut Tunjukkan Kredibilitas Negara

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyatakan kemampuan jajaran matra laut mengamankan wilayah perairan nasional menunjukkan kredibilitas negara tidak saja secara nasional tetapi juga regional dan internasional.

"Terlebih negara kita terbagi menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan II, dimana wilayah barat kerawanan cukup tinggi dan menjadi salah satu lintasan pelayaran internasional. Sudah saatnya kita mampu mengamankan wilayah perairan tersebut, karena itu menyangkut kredibilitas kita sebagai negara berdaulat," katanya di Jakarta, Senin.

Berbicara pada serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat dan Panglima Komando Lintas Laut Militer, Soeparno mengatakan perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dengan beragam tantangan telah pula memberikan dampak beragam ancaman dan gangguan keamanan serta maraknya pelanggaran yurisdiksi.

Karena itu, lanjut Kasal, "kita perlu membangun sistem persenjataan terpadu yang memadai, mulai dari personel, pangkalan, persenjataan, kapal-kapal patroli dan kapal perang dalam gugus keamanan laut serta gugus tempur laut untuk menjamin keamanan wilayah perairan kita karena itu menyangkut kredibilitas negara,".

Terkait itu Kasal mengatakan pihaknya terutama Komando Armada RI Kawasan Barat rutin menggelar latihan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sistem persenjataan terpadu, personel dan seluruh unsur dalam menjamin keamanan laut.

"Kami juga rutin mengadakan patroli untuk mengamankan wilayah perairan kita terutama yang menjadi lintasan pelayaran internasional," kata Soeparno.

Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut.

Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal sebagai ALKI (Alur laut kepulauan Indonesia).

Sumber: Dephan

Koarmatim Peringati Hari Lahir TNI AL, Jalesveva Jayamahe



SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo memimpin upacara peringatan hari Lahir TNI Angkatan Laut yang ke 66 tahun 2011  bertempat di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Senin (12/9).

Peringatan hari lahir TNI Angkatan Laut yang jatuh pada tanggal 10 September itu diperingati dalam sebuah upacara kebesaran militer yang ditandai dengan penganugerahan tanda kehormatan berupa Satyalencana kesetiaan 24 tahun, 16 tahun dan 8 tahun.

Penganugerahan Satya Lencana Kesetiaan itu diberikan kepada prajurit TNI Angkatan Laut sebagai penghargaan atas jasa bhaktinya yang telah disumbangkan dalam dinas keprajuritan selama 24 tahun, 16 tahun dan 8 tahun terus menerus setia, berkelakuan baik dan penuh rasa tanggung jawab demi pertumbuhan / perkembangan dan kejayaan TNI Angkatan Laut khususnya, TNI, Negara dan Bangsa pada umumnya.

Penganugerahan tanda jasa tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : Kepres / TK / 40,35 dan 50 / tahun 2011 tentang penganugerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun,16 tahun, 8 tahun tanggal 19 Juni 2011 dengan cap/tertanda Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

Penyematan tanda jasa secara simbolis kepada ketiga orang perwakilan itu dilaksanakan oleh Kasarmatim selaku Inspektur Upacara (Irup). Ketiga orang perwakilan itu antara lain Lettu Laut (T) Tusgiarto Nrp 16868/P penempatan Kadiv MPK Depsin KRI Wiratno-379 Satrol Koarmatim, dianugerahi Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun, Mulwoto Serda SAA Nrp 80593  penempatan KRI Nala-363 Satkor Koarmatim dianugerahi Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun dan Sugianto KLK Bah Nrp 100897 Anggota KRI Karang Tekok-982 Satban Koarmatim dianugerahi Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Suparno dalam amanatnya antara lain mengatakan, tanggal 10 September 1945 memiliki arti yang sangat penting bagi kita semua karena tanggal tersebut merupakan tonggak sejarah berdirinya TNI Angkatan Laut, yang selanjutnya ditetapkan sebagai hari lahir TNI Angkatan Laut.

Menurut Kasal untuk lebih memahami arti dan makna berdirinya TNI Angkatan Laut dapat kita tengok dari sejarah yang bermula dari Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 22 Agustus 1945 telah membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Hal ini diikuti dengan didirikannya Badan Keamanan Rakyat Bagian Laut (BKR Laut) pada tanggal 10 September 1945, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh Bahariwan Veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine, para veteran Kaigun, para guru dan murid Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT), Sekolah Pelayaran Rendah (SPR) para Pegawai dari Jawa Unko Kaisha, Kaigun Heiho dan Pemuda Pecinta Laut lainnya. Peresmian ini disahkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sekaligus menetapkan Laksamana M. Pardi sebagai pemimpinya.

Lebih lanjut Kasal menegaskan peristiwa tersebut ternyata telah menggetarkan organisasi dan perkumpulan kemaritiman di segenap penjuru tanah air, sehingga mereka juga membentuk BKR Laut di daerah-daerah. Untuk menandai momentum bersejarah tersebut  maka tanggal 10 September 1945 ditetapkan sebagai hari lahirnya Angkatan Laut RI, yang selanjutnya kita peringati sebagai hari lahir TNI Angkatan Laut.

Menurut Kasal maksut dan tujuan memperingati hal tersebut tak lain adalah agar kita sebagai generasi penerus, tetap dapat mengingat dan menghargai jasa para pendahulu kita, serta terus mempertahankan nilai heroik yang terkandung didalamnya, sesuai dengan pepetah yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Tegas Kasal.

Upacara ini diikuti oleh Perwira, Bintara dan Tamtama serta PNS yang bertugas di lingkungan Koarmatim.hadir dalam Jajar Kehormatan Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Dan Guspurlatim) Laksma TNI Sulaeman Banjarnahor SE, Msc.para Asisten dan Kepala Dinas serta para Komandan Satuan.
Sumber: Koarmatim

Update : Polri Ingatkan Polisi Brunei: Lewati Batas Negara Ditindak !

JAKARTA-(IDB) : Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo menerima kunjungan kerja Kepala Kepolisian Brunei Darussalam, Comissioner of Royal Brunei Police Force Dato, Paduka Seri H Hasrin bin Dato Paduka Hj. Sabtu, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/9/2011). 

Selain membahas kerjasama penanggulangan keamanan dan kejahatan lintas batas negara (transnasional), kedua kepala kepolisian juga membahas insiden masuknya sembilan polisi Brunei secara ilegal ke Kalimantan Barat pada 6 Maret 2011 lalu. Saat itu, kedatangan polisi Brunei berdalih ingin menangkap seorang warga negara Indonesia yang menjadi DPO, Eko, karena belasan kali melakukan kejahatan di Brunei.

Kepada Kepala Kepolisian Brunei, pihak Polri menyampaikan, bahwa polisi Brunei yang memasuki wilayah Indonesia secara ilegal akan ditindak. "Kita menyampaikan bahwa Persoalan yang ada di Indonesia, mereka harus menghormati hukum kita. Jadi harus ditindak," kata Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam seusai mendampingi Kapolri dalam pertemuan.

Setelah sehari ditangkap, saat itu kesembilan polisi Brunei dibebaskan, karena mengaku tidak paham perbatasan.

Anton membantah, jika masuknya sembilan polisi negara tetangga itu ke wilayah Indonesia, karena tidak percaya dengan cara kerja polisi di Indonesia. "Bukan tidak percaya, tapi mereka tidak paham, belum paham, sehingga mereka datang sendiri. Namun kita bantu juga mereka mau cari siapa," papar Anton.

Menurut Anton, banyak warga Indonesia yang tinggal di Brunei dan sebaliknya. Karenanya kedua pihak harus menghormati penegakan hukum di masing-masing negara.

Atas penjelasan pihak Polri ini, Kepala Kepolisian Brunei dapat memahaminya. "Jadi, kedua belah pihak, begitu juga kita harus menghormati hukum yang ada di sana. Jadi, jangan jangan segan-segan kalau memang salah, harus ditindak. Sama-sama kita menegakkan hukum masing-masing. Tidak ada yang diragukan lagi, saling percaya," imbuhnya.

Sumber: TribunNews

Kapolri Terima Kunjungan Kepala Polisi Brunei Darussalam

JAKARTA-(IDB) : Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mendapat kunjungan kerja dari Comissioner of Royal Brunei Police Force (Kepala Kepolisian Brunei Darussalam) Dato Paduka Seri H Hasrin bin Dato Paduka Hj Sabtu, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/9/2011).

Dalam pertamuan kedua kepala kepolisian itu, dibahas kerjasama penanggulangan keamanan dan kejahatan lintas batas negara (transnasional). "Pukul 13.00 WIB siang, (Kapolri) menerima kunjungan Kepala Kepolisian Brunei Darussalam,

Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam menjelaskan, banyak warga Indonesia yang tinggal di Brunei dan sebaliknya. Karenanya kedua pihak sepakat untuk menghormati penegakan hukum di masing-masing negara. 

"Kami menghargai mereka dan selama ini mereka perlakukan masyarakat Indonesia yang ada di sana dengan baik. Dengan demikian mereka menghargai kita. Dukungan yang baik ini terus dijalankan. Dalam pertemuan itu, mereka juga menyampaikan bantuan-bantuan selama ini. Dari Polri, kami sampaikan terimakasih ke mereka. Dan kerjasama dan dukungan yang baik selama ini akan semakin ditingkatkan," imbuh Anton.

Dalam kunjungan beberapa hari di Indonesia ini, Kepala Kepolisian Brunei juga direncanakan akan meninjau kinerja anggota Brigade Mobil (Brimob), kantor Interpol Indonesia (NCB), dan kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim). Kunjungan itu sebagai studi banding bagi kepolisian Brunei.

Sumber: TribunNews

Indonesia-Thailand Kerjasama Penanggulangan Terorisme

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawarta
JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra, di Istana Merdeka, Senin (12/9/2011), siang.

Presiden mengatakan sejumlah kerjasama di berbagai bidang  dijalin dengan Thailand. Di bidang Polhukam, Presiden mencatat   sejumlah kerjasama yang baik, misalnya kerjasama militer dan  military to military cooperation.

"Itu juga contoh kerjasama bilateral yang baik, baik saling kunjung di antara perwira militer, maupun pendidikan dan pelatihan," kata SBY dalam keterangan pers bersama PM Thailand.
Demikian juga, lanjut Presiden, kerjasama antar kepolisian dan upaya untuk memerangi kejahatan transnasional termasuk terorisme dan kejahatan narkotika juga menjadi  agenda kedua pihak.

"Di samping itu ada isu-isu khusus yang juga kami bahas termasuk tukar menukar pandangan tentang situasi yang ada di belahan dunia lain misalnya di Timur Tengah dan Afrika Utara," kata SBY.

SBY mengatakan pada kesempatan itu juga disampaikan komitmen Indonesia mendukung penuh keutuhan teritorial Thailand, termasuk upaya Thailand untuk mengatasi masalah di wilayah selatan. 

"Kami mendukung langkah-langkah politik, langkah-langkah  damai, untuk mengatasi masalah di situ sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Thailand selatan," ujarnya.

Sumber: TribunNews

Lockheed Martin Highlights Upgraded Warrior

USA-(IDB) : Centre stage at Lockheed Martin UK’s stand at DSEi is its proposal for the Warrior Capability Sustainment Programme (WCSP) to comprehensively modernise the British Army’s 30-year old Warrior IFV.

BAE Systems Global Combat Systems was also competing for the WCSP, with a solution based on a completely new turret, until its bid was ruled non-compliant by the MoD earlier this year leaving Lockheed Martin the only contender for the project.

Industry sources believe an announcement about the WCSP project will be made by Peter Luff, Minister for Defence Equipment, Support and Technology, or possibly Defence Secretary Liam Fox to coincide with DSEi.

Lockheed Martin UK is offering an upgraded version of the original Warrior turret which it argues provides a more cost effective solution than a completely new turret design. Partners on the bid include the Defence Support Group; Rheinmetall Defence (weapon mount); SCISYS (electronic architecture); Meggitt (ammunition handling system); Ultra Electronics (power; driver instrument panel); Thales UK (Battlegroup Thermal Imaging; sights); and, Curtiss Wright (servo system). The upgraded turrets will be protected by appliqué armour and feature larger hatches to allow easier access by crew members wearing combat body armour. Both the driver and commander are provided with new mine blast resistant seats.

The MoD has stipulated that WCSP turrets and the turret on the General Dynamics UK, Scout reconnaissance vehicle will be armed with the CTA International 40mm Cased Telescoped Cannon and Ammunition system which is being provided as Government Furnished Equipment. General Dynamics UK has subcontracted Lockheed Martin UK to develop a new turret for the Scout. The MoD has stipulated that there should be a high degree of commonality between the WCSP and Scout turrets.

Chassis updates to the Warrior include electronic, environmental, power and survivability improvements. A modular protection system across the chassis enables the quick change and adaptation to mission specific or in-theatre threats. Examples of protection include bar armour, ERA and ‘special armours to be fitted or removed easily upon heavy damage’.

The army’s original plan to upgrade up to 449 “gun vehicles” has been reduced in scope as the Future Force 2020 structure introduced in the Strategic Defence and Security Review (SDSR) only requires six armoured infantry battalions, one in each of five new multirole brigades (MRBs) and the training battle group at the Land Warfare Centre, instead of the eight battalions previously equipped.

Moreover, the new force rotation cycle only requires one MRB to be deployed, or on high readiness to deploy, and second brigade preparing for deployment and the other brigades at extended readiness times with reduced equipment holdings.

Source: Shephard

Gelar Manuver, Iran Kerahkan Semua Jenis Jet Tempur

Pesawat tempur Saeqeh
TEHRAN-(IDB) : Angkatan Udara Republik Islam Iran (IRIAF) berencana menggelar manuver militer besar-besaran setelah merampungkan beberapa tahap latihan pendahuluan.
 
Latihan pendahuluan selama tiga hari diberi nama "Fadaeeyan Harim Wilayat-3" (Pembela Wilayat-3), sementara manuver utama akan dimulai pada Selasa (13/9), IRNA melaporkan.

Juru bicara manuver ini, Hossein Chit-Foroush mengatakan bahwa tahap ketiga dan terakhir dari manuver udara tersebut digelar di barat laut Iran pada Senin dini hari.

Pesawat tempur F4
"Latihan itu melibatkan berbagai jenis jet tempur, termasuk Saeqeh, F-4, F-7, Mig-29 dan Sukhoi-24 serta C-130 penerbangan taktis," jelasnya.

Pesawat tempur F7
IRIAF memainkan peran penting dalam mempertahankan wilayah udara negara. Latihan ini untuk menguji dan meningkatkan kemampuan defensif Iran dalam kasus serangan apapun.

Pesawat tempur Mig 29
Sementara itu, wakil ketua Pangkalan Pertahanan Udara Khatam Al Anbiya, Mohammad Qorbani mengatakan pada hari Ahad bahwa Iran telah mencapai swasembada dalam sistem simulator manufaktur rudal.

Pesawat tempur Sukhoi 24
Pakar Iran saat ini memproduksi banyak sistem simulator, yang dibutuhkan untuk pertahanan udara dalam negeri, tambahnya.

Pesawat angkut C-130
Para komandan senior Iran mencatat bahwa pangkalan tersebut telah berhasil memproduksi sistem rudal, dengan kecanggihan taktis yang jauh lebih baik. 

Sumber: Irib

Turkey Asks US To Base Predators On Its Soil: Report

ANKARA-(IDB) : The United States is considering a request from Turkey to base Predator drones there to operate against Kurdish separatists based in northern Iraq, The Washington Post reported late Saturday.

Citing unnamed senior US military officials, the newspaper said a decision to deploy the drones could strengthen the US-Turkish diplomatic alliance but draw the United States deeper into the conflict.

The US military has flown unarmed Predators from Iraqi bases since 2007, sharing their surveillance video with Turkey as part of a secretive crackdown against fighters from the Kurdistan Workers? Party (PKK), the report said.

But the counterterrorism partnership could end by December 31, when all US forces are scheduled to withdraw from Iraq.

According to The Post, US President Barack Obama's administration has not yet made a decision on the Turkish request.

Last month, the United States offered Turkey its continued support in the fight against PKK rebels, after they claimed responsibility for the deaths of eight Turkish soldiers in an ambush.

The attack took place in the Cukurca region of Hakkari province, close to the border with Iraq. Eleven others were injured.

Previously undisclosed diplomatic cables show Turkey has become highly dependent on the Predators, U-2 spy aircraft and other US intelligence sources in its military campaign against the PKK, The Post said.
Source: Defencetalk

Menhan Terima Kunjungan Panglima Tentara Darat Malaysia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Panglima Tentara Darat Diraja Malaysia Jenderal Datuk Hj. Zulkifli Bin Hj Zainal Abidin beserta rombongan, Senin (12/9), di kantor Kemhan, Jakarta. 

Dalam kesempatan pertemuan singkat tersebut, Menhan didampingi KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Mayjen TNI Mayjen TNI Zaenal Fahri Tamzis, Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Wahyu Suhendar, S.M dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin. 

Kunjungan Panglima Tentara Darat Malaysia kali ini selain melakukan pembicaraan dengan KSAD, juga melakukan pembicaraan dengan Menhan RI terkait dengan isu-isu yang bekembang diantara kedua negara.

Sumber: DMC

Tiga Kapal Perang Turki Akan Bayangi Israel

ANKARA-(IDB) : Seiring memanasnya hubungan antara Ankara dan Tel Aviv, sebuah koran cetakan Turki mengabarkan pengerahan tiga kapal perang Turki ke timur Laut Mediterania. 
 
Koran Sabah, Senin (12/9) dalam situsnya menulis, tiga kapal perang Turki akan dikerahkan ke timur Laut Mediterania untuk mengambil strategi baru menghadapi rezim Zionis Israel.

Pengiriman kapal-kapal perang itu sejalan dengan kebijakan pemerintah Ankara untuk menciptakan keamanan laut di timur Mediterania dan mengawal kapal-kapal bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza.

"Jika Israel menggelar operasi terhadap kapal sipil di luar 12 mil garis pantai di Laut Mediterania dan perairan internasional, maka kapal-kapal perang Turki akan bertindak untuk memberi perlindungan," tambah harian tersebut.

Hubungan antara Turki dan Israel, dua sekutu dekat AS di kawasan, telah memburuk sejak pasukan komando Israel naik ke kapal Mavi Marmara pada Mei 2010. 

Sumber: Irib

China Police Orders Two Eurocopter EC155s

BEIJING-(IDB) : The Dalian Municipal Public Security Bureau in northeast China is acquiring two EC155 helicopters from Eurocopter for police missions, with the initial rotary-wing aircraft deployed during an upcoming meeting of the World Economic Forum.

To be delivered early this month, the first EC155 will be utilized for VIP transport and security patrols during the World Economic Forum’s “Annual Meeting of the New Champions 2011” – also commonly known as the “Summer Davos” session – held 14-16 September in Dalian. This helicopter will subsequently perform missions with additional equipment such as searchlights and hoist for multi-role police support duties. The second EC155 is scheduled for delivery at the end of 2012.

“The EC155 impressed us with its performance, versatility and comfort,” stated a representative from the Dalian Municipal Public Security Bureau responsible for the helicopter procurement project. “On top of that, it is a very quiet machine, which makes the EC155 a good helicopter for discrete surveillance work. For the upcoming Summer Davos forum, this will be a much-appreciated feature when transporting VIPs and during aerial patrols.”

This latest order of helicopters for airborne police work marks the continuing successful support of Eurocopter’s products in the Chinese public service sector. Its helicopters have already been used extensively for various public service missions by the Hong Kong Government Flying Services, the Guangdong Municipal Public Security Department and the Shanghai Police Air Force.

“We are very proud that our range of helicopters is serving the country well, having been deployed for many major international events such as the Asian Games in Guangzhou, the World Expo in Shanghai, and in a few days’ time, the Summer Davos in Dalian,” said Eurocopter China CEO Bruno Boulnois. “This is a great testimony to the capability and reliability of our aircraft.”

Currently, there are a total of 16 EC155s operating in China, with the largest single fleet of 11 owned by the CITIC Offshore Helicopter Co. for oil and gas operations. The twin-engine EC155 is a five-ton helicopter from Eurocopter’s well-known Dauphin family. It seats up to 12 passengers comfortably, is extremely versatile and recognized to be the quietest helicopter in its class.

Established in 1992, the Franco-German-Spanish Eurocopter Group is a division of EADS, a world leader in aerospace, defense and related services. The Eurocopter Group employs approximately 17,500 people. In 2010, Eurocopter confirmed its position as the world’s number one helicopter manufacturer in the civil and parapublic market with a turnover of 4.8 billion Euros, orders for 346 new helicopters and a 49 percent market share in the civil and parapublic sectors.

Created in December 2006, Eurocopter China is a wholly-owned subsidiary of Eurocopter Group, responsible for sales and customer support activities for the company’s entire range of products. In China, Eurocopter China covers a market share of 40%. 

With over 40 years of presence and 30 years of experience in industrial cooperation in China, more than 160 Eurocopter helicopters have been sold in the country. In order to provide quality service in proximity to Chinese operators, Eurocopter China has established a multi-based organization in Beijing, Shanghai, Shenzhen, Chengdu, Harbin, Wuhan and Hong Kong staffed with around 50 employees.
Source: Defencetalk

Kopaska TNI AL Latma Dengan US Navy Seal

SURABAYA-(IDB) : Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menggelar latihan bersama dengan pasukan katak AS atau "US Navy Seal" dengan sandi "Flash Iron 11-02 JCET".

Latihan bersama ini dibuka oleh Asisten Oprerasi Pangarmatim Kolonel Laut (P) Aru Sukmono di Pusat Latihan Kapal Perang Koarmatim, Surabaya, Senin yang juga dihadiri Komandan Satuan Kopaska Koarmatim Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandago.

Kegiatan dalam latihan bersama pasukan khusus kedua negara itu meliputi penerjunan, kemampuan menembak, pengamanan VIP, pendaratan pantai, pertempuran hutan, penanganan dan penjinakan ranjau serta penanggulanagan aksi kejahatan di laut.

Latihan tersebut akan dilaksanakandi markas Kopaska Koarmatim, Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Surabaya, Selat Bali dan Gunung Silogiri di Kabupaten Banyuwangi, Jatim.

Prajurit Kopaska yang terlibat dalam latihan ini terdiri dari dua tim Kopaska Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan Kopaska Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Sementara dari "US Navy Seal" menerjunkan tim "Seals 17" yang bermarkas di Sandiego, Amerika Serikat, yang dipimpinan seorang perwira.

Latihan ini juga melibatkan unsur udara sebagai pendukung, yaitu satu helikopter dan satu pesawat angkut militer Cassa 212 dari Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya.

Seorang anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL (kanan) berbincang dengan anggota US Navy Seals usai upacara pembukaan Latihan Bersama Flash Iron 11 - 02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seals di ASTT Puslatkaprang Kolat Armatim, Surabaya, Senin (12/9). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/mes/11)

Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asops Koarmatim Kolonel Laut (P) Aru Sukmono mengatakan, saat ini sangat diperlukan hadirnya TNI yang kuat dan profesional serta mendapatkan dukungan moral maupun material dari seluruh komponen bangsa.

"Hal itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan serta integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala bentuk gangguan, hambatan serta ancaman, baik yang potensial maupun faktual," kata laksamana berbintang dua itu.

Menurut dia, sejalan dengan perkembangan dan perubahan dunia global serta tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks, prajurit Kopaska yang memiliki tugas khusus melaksanakan peperangan laut khusus, dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya dengan berlatih secara terus menerus.

"Latihan bersama ini merupakan wujud dari kebijakan luar negeri antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Amerika Serikat ke arah yang lebih positif, dengan prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan," kata mantan Gubernur Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) tersebut.

Sumber: Antara

Armada Kapal Selam Sudah Uzur, Indonesia Butuh Minimal Enam Kapal Selam

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan minimum Indonesia memiliki enam kapal selam sebagai alat utama sistem senjata strategis, sekaligus memberikan efek tangkal.

"Ya minimum kita bisa punya enam," katanya, usai melantik Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat dan Panglima Komando Lintas Laut Militer di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya telah mengajukan pengadaan dua kapal selam baru untuk menambah kekuatan strategis matra laut. "Prosesnya kini masih terus berjalan di Kementerian Pertahanan, dan diharapkan pada 2014 kapal itu sudah kami terima," ujar Kasal, menambahkan.

Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dolar Amerika Serikat yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.

Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk mereka, seperti Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI Angkatan Laut telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan yaitu Korea Selatan dan Rusia.

Kasal Soeparno memastikan pengadaan dua kapal selam tersebut akan dilengkapi langsung oleh perlengkapan dan persenjataannya. "Jadi tidak sekadar kapal selam saja, tanpa persenjataan atau perlengkapan yang mendukung," katanya, menegaskan.

Indonesia saat ini memiliki KRI Cakra dan KRI Nanggala yang merupakan hasil produksi Jerman kelas U 209/1300 pada 1981.

Sumber: Republika