JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyatakan kemampuan jajaran matra laut mengamankan wilayah perairan nasional menunjukkan kredibilitas negara tidak saja secara nasional tetapi juga regional dan internasional.
"Terlebih negara kita terbagi menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan II, dimana wilayah barat kerawanan cukup tinggi dan menjadi salah satu lintasan pelayaran internasional. Sudah saatnya kita mampu mengamankan wilayah perairan tersebut, karena itu menyangkut kredibilitas kita sebagai negara berdaulat," katanya di Jakarta, Senin.
Berbicara pada serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat dan Panglima Komando Lintas Laut Militer, Soeparno mengatakan perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dengan beragam tantangan telah pula memberikan dampak beragam ancaman dan gangguan keamanan serta maraknya pelanggaran yurisdiksi.
Karena itu, lanjut Kasal, "kita perlu membangun sistem persenjataan terpadu yang memadai, mulai dari personel, pangkalan, persenjataan, kapal-kapal patroli dan kapal perang dalam gugus keamanan laut serta gugus tempur laut untuk menjamin keamanan wilayah perairan kita karena itu menyangkut kredibilitas negara,".
Terkait itu Kasal mengatakan pihaknya terutama Komando Armada RI Kawasan Barat rutin menggelar latihan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sistem persenjataan terpadu, personel dan seluruh unsur dalam menjamin keamanan laut.
"Kami juga rutin mengadakan patroli untuk mengamankan wilayah perairan kita terutama yang menjadi lintasan pelayaran internasional," kata Soeparno.
Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut.
Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal sebagai ALKI (Alur laut kepulauan Indonesia).
"Terlebih negara kita terbagi menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan II, dimana wilayah barat kerawanan cukup tinggi dan menjadi salah satu lintasan pelayaran internasional. Sudah saatnya kita mampu mengamankan wilayah perairan tersebut, karena itu menyangkut kredibilitas kita sebagai negara berdaulat," katanya di Jakarta, Senin.
Berbicara pada serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat dan Panglima Komando Lintas Laut Militer, Soeparno mengatakan perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dengan beragam tantangan telah pula memberikan dampak beragam ancaman dan gangguan keamanan serta maraknya pelanggaran yurisdiksi.
Karena itu, lanjut Kasal, "kita perlu membangun sistem persenjataan terpadu yang memadai, mulai dari personel, pangkalan, persenjataan, kapal-kapal patroli dan kapal perang dalam gugus keamanan laut serta gugus tempur laut untuk menjamin keamanan wilayah perairan kita karena itu menyangkut kredibilitas negara,".
Terkait itu Kasal mengatakan pihaknya terutama Komando Armada RI Kawasan Barat rutin menggelar latihan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sistem persenjataan terpadu, personel dan seluruh unsur dalam menjamin keamanan laut.
"Kami juga rutin mengadakan patroli untuk mengamankan wilayah perairan kita terutama yang menjadi lintasan pelayaran internasional," kata Soeparno.
Di kawasan Asia Pasifik termasuk ASEAN dan Indonesia, jaminan keamanan "Sea Lines Of Communication" (SLOC) atau Garis-garis Perhubungan Laut (GPL), merupakan hal pokok bagi para pengguna laut di dua kawasan yang menjadi fokus perhatian dunia tersebut.
Terkait hal itu, Indonesia dituntut untuk dapat memberikan jaminan keamanan di Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Philip, perairan Natuna dan jalur-jalur laut yang dikenal sebagai ALKI (Alur laut kepulauan Indonesia).
Sumber: Dephan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar