Pages

Selasa, Agustus 16, 2011

Indonesia Pakistan Bertukar Informasi Intelijen

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Pakistan bertukar informasi intelijen dan berkoordinasi dalam memerangi terorisme, kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Sanaullah.

Pekan lalu Pakistan menyerahkan Umar Patek, dalang di balik pemboman Bali kepada kepolisian Indonesia dan Jakarta menyampaikan ucapan terima kasih kepada Islamabad yang menangkap teroris yang dicari-cari tersebut, kata Dubes Sanaullah dalam siaran pers Kedubes Pakistan yang diterima ANTARA, Senin.

Dubes Sanaullah menyinggung hal itu dalam upacara Hari Kemerdekaan Pakistan pada 14 Agustus yang dielenggarakan di komplek Kedutaan Pakistan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan, kedua negara bersahabat ini menghadapi masalah terorisme tetapi dengan usaha bersama dapat menumpasnya.

Pakistan mampu menghancurkan jejaring teroris dan memburu para teroris yang bersembunyi.

Menurut dia, perang melawan terorisme merupakan pertempuran gagasan juga. "Kita harus mengajukan filosofi lebih baik yang bertujuan untuk kesejahteraan semua, suatu filosofi yang dapat melawan `terrorist mindset`," katanya.

Dubes Sanaullah juga meluncurkan pangkalan data baru warga negara Pakistan berada di Indonesia yang memungkinkan Kedubes berinteraksi dengan mereka tentang berbagai isu khususnya soal-soal konsuler.

Sebelumnya, Dubes menghadiri upacara kenaikan bendera yang dihadiri sejumlah warga Pakistan dan undangan. Wakil Dubes Syed Sajjad Haider membacakan pesan-pesan Presiden, Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri, Syed Yusuf Raza Gilani.

Pakistan tidak merayakan Hari Kemerdekaan Pakistan tahun lalu karena negaranya masih berusaha mengatasi bencana banjir yang terparah menimpa Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab.

PBB mengatakan daerah tersebut mengalami banjir terburuk dalam 80 tahun, 14 juta orang menjadi korban, dan 1.600 orang tewas.

Sumber: Antara

DPR Sayangkan Indikasi Bocornya Data Kopassus

JAKARTA-(IDB) : DPR RI menyayangkan bocornya sejumlah dokumen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat beroperasi di Papua hingga dipublikasikan oleh kelompok media Fairfax Australia.

"Bocornya data Kopassus itu sangat disayangkan walaupun data-data itu sifatnya rahasia umum. Tapi data inteligen yang bocor itu patut disayangkan," kata Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq saat dihubungi ANTARA News, di Jakarta, Senin.

Politisi dari PKS itu menambahkan, bocornya data Kopassus itu mungkin merupakan bagian dari data yang sempat bocor.

"Mungkin data yang bocor itu salah satu sampel (contoh) data yang bocor. Oleh karena itu, perlu diperiksa lagi apakah data-data yang lain juga bocor atau tidak," tambahnya.

Komisi I DPR RI, tambahnya, akan segera memanggil Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Badan Intelijen Strategis (Bais) untuk menjelaskan bocornya data Kopassus tersebut.

"Kita (Komisi I DPR RI-red) sudah mengagendakan untuk memanggil Panglima TNI dan Bais. Kita berharap ada penjelasan kenapa data-data tersebut bisa bocor. Ini indikasi bahwa penanganan data intel kita rentan kebobolan," ujarnya.

Sebelumnya, kelompok media Fairfax Australia membocorkan sejumlah dokumen Kopassus.

"Jika memang sudah pernah dirilis, berarti merupakan pembenaran adanya data yang telah bocor," imbuh Mahfudz.

Sumber: Antara