Pages

Rabu, Agustus 03, 2011

Komandan Kapal Armada Ketujuh AS Berkunjung ke Kamboja

PHNOM PENH-(IDB) :Komandan Armada Ketujuh Amerika Serikat, Laksamana Scott Van Buskirk, berkunjung ke Kamboja pada 3-4 Agustus untuk membangun kembali hubungan militer, kata siaran pers Kedutaan Besar Amerika di Phnom Penh pada Selasa.

Selama berada di Kamboja, Van Buskirk akan bertemu dengan para pejabat Angkatan Laut dan Departemen Pertahanan Nasional Kerajaan Kamboja untuk membahas masalah-masalah bilateral dan regional yang menjadi kepentingan bersama, termasuk partisipasi Kamboja dalam latihan Kerja Sama Pelatihan dan Kesiapan Mengapung (CARAT) tahun ini, katanya.

Kunjungan ini juga untuk mempererat hubungan militer dan untuk melakukan peningkatan, pelatihan yang saling menguntungkan di bidang keamanan maritim, pencarian dan penyelamatan, bantuan kemanusiaan dan bencana, dan ilmu pelayaran serta navigasi, kata pernyataan itu.

Sumber: Antara

Indobatt Spanyol Gelar Latihan Bersama di Lebanon

BEIRUT-(IDB) : Satuan Tugas Batalyon Mekanik (Satgas Yonmek) Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (INDOBATT) bersama Batalyon Spanyol (SPANBATT), menggelar latihan bersama bertajuk "Joint Training Explosive Ordnance Device (EOD)" di Kompi Bantuan UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

Perwira Penerangan INDOBATT, Mayor Pasukan Banu Kusworo, melalui surat elektronik dari Lebanon kepada ANTARA News, Rabu, melaporkan bahwa latihan bersama tentang penjinakan bahan peledak itu bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan dan informasi tentang material dan alat perlengkapan khusus yang dimiliki masing-masing tim EOD.

"Latihan bersama pada Selasa (2/8) itu dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanakan tugas di lapangan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam MoU UNIFIL," katanya.

Dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) UNIFIL sudah diatur untuk Tim EOD SPANBATT memiliki tugas pokok menangani kegiatan yang berkaitan dengan penjinakan bahan peledak yang mencakup seluruh area Sektor Timur UNIFIL, sedangkan tim EOD INDOBATT melaksanakan tugas secara terbatas di sekitar "area compound" sendiri.

Kegiatan yang berdurasi selama 3,5 jam itu, dimediasi oleh perwakilan EODCC Sektor Timur UNIFIL, Mayor Mar Bambang Dillianto. Tim EOD SPANBATT berjumlah tujuh prajurit yang dipimpin Capt Marcos, sedangkan dari INDOBATT diikuti 20 prajurit dipimpin Lettu Mar Aristoyuda.

Rangkaian latihan diawali dengan presentasi singkat dari masing-masing Tim EOD tentang pengetahuan UXO (Unexploded Ordnance), dan EOD (Explosive Ordnance Device).

Selain itu, IED (Improvised Explosive Device), EDD (Explosive Detection Dog), dan saling tukar informasi mengenai perbandingan tugas kedua Tim EOD dari SPANBATT maupun INDOBATT.

Setelah presentasi dari kedua Tim EOD, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi beberapa jenis perlengkapan khusus EOD milik SPANBATT, seperti alat pendeteksi metal, narkoba dan IED.

Pada kesempatan itu juga diperagakan kemampuan robot EOD serta atraksi kelihaian dari dua ekor anjing pelacak dalam mencari dan menemukan sejenis handak dan narkoba yang dikondisikan dalam keadaan tersembunyi di suatu tempat.

"Komandan Satgas Konga XXIII-E/UNIFIL, Letkol Inf Hendy Antariksa, mengharapkan latihan bersama itu akan dapat menjalin kerja sama yang baik diantara kedua Tim EOD dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas di lapangan," katanya.

Sumber: Antara

AS Potong Anggaran Untuk Gaji Dan Pengadaan Pesawat Tempur Baru

WASHINGTON-(IDB) : Paket pemangkasan anggaran pemerintah AS dalam jangka pendek akan membawa sedikit dampak terhadap anggaran Pentagon. Akan tetapi, sangat terbuka kemungkinan pengetatan itu akan mengubah strategi pertahanan Pentagon sebagai polisi dunia.

Berdasarkan kesepakatan Kongres, anggaran harus dipangkas setidaknya 2,1 triliun dollar AS dalam 10 tahun. Anggaran pertahanan yang berlipat dua setelah kejadian 9/11 dan menempati porsi 20 persen dari seluruh anggaran pemerintah pusat, harus dipangkas setidaknya 350  miliar dollar AS selama 12 tahun. Saat ini anggaran pertahanan sekitar 800 miliar dollar AS setahun, merupakan pos pengeluaran nomor satu pada anggaran AS. 

Pemangkasan anggaran ini membuat Departemen Pertahanan akan dihadapkan pada pilihan yang sulit. Para ahli mengatakan, di kemudian hari akan ada banyak pemangkasan di sektor ini. 

"Ini akan membuat strategi pertahanan kita berubah dan mungkin postur pertahanan kita di seluruh dunia akan ikut berubah juga. AS memiliki tentara yang sudah diturunkan di beberapa tempat, nanti akan berhitung berapa pasukan yang akan kita pertahankan di luar negeri," ujar Todd Harrison dari Center for Strategic and Budgetary Assessments. 

Selain sudah pasti memangkas anggaran pertahanan sebesar 350 miliar dollar AS per tahun, sebuah komisi  kongres khusus juga akan dibentuk untuk memberikan rekomendasi dan mengurus pemangkasan tahap kedua sebesar 1,5 triliun dollar AS dari seluruh pos anggaran. Jika dalam proses ini komisi bipartisan gagal, pemangkasan anggaran sebesar 1,2 triliun dollar AS akan secara otomatis dilakukan. Terbagi antara belanja militer dan non militer, berarti jatah Pentagon dapat dipangkas lagi lebih dalam, sekitar 600 miliar dollar AS.  
Kecemasan sudah menggantung di benak para tentara yang bertugas di luar negeri. Pemangkasan anggaran ini dapat berarti pemangkasan tunjangan kesehatan, pensiun dan tunjangan lain.

Mike Mullen,  Pimpinan Kepala Staf Gabungan, menyatakan, ketika ongkos perang di Irak dan Afganistan turun karena tentara sudah ditarik dalam beberapa tahun, Kongres dan pemerintah sepakat menurunkan lagi anggaran pertahanan. 

Para tentara mulai dari marinir yang menjaga keamanan di Afganistan hingga tentara yang sedang bersiap meninggalkan Irak bertanya-tanya soal rumor yang berkembang bahwa jatah pensiun dan tunjangan kesehatan tentara akan terkena dampak dari pemangkasan utang tersebut.   "Kalau kita hendak memangkas anggran, kita harus tahu ke mana uang itu perginya," ujar Mullen di hadapan ribuan tentara yang berkumpul di Al  Faw, Baghdad.

Separuh dari anggaran pertahanan digunakan untuk membayar keperluan pribadi tentara, mulai dari gaji, berbagai tunjangan, hingga bonus, juga untuk biaya perekrutan dan membayar gaji para ahli. Bagi  Harrison, beberapa pos anggaran dapat diutak-atik. Misalnya dari anggaran kompensasi  untuk tentara hingga proyek sistem persenjataan.

"Semua variabel ini akan ditinjau. Beberapa pos memang sulit dipangkas dalam waktu dekat," ujarnya. Dia memperkirakan anggaran peralatan pertahanan tampaknya akan dipangkas dalam-dalam. Pentagon memiliki proyek jet tempur F-35 yang merupakan proyek paling menguras anggaran.

Sumber: Kompas

Update : Irak Borong Pesawat dari AS Untuk Bangkitkan Armada AU-nya

PENTAGON-(IDB) : Jubir Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Pentagon), David Lapan mengkonfirmasi rencana kedatangan delegasi Irak ke Amerika pada bulan ini guna berunding soal pembelian 18 unit jet tempur AS.
 
AFP melaporkan, Lapan dalam jumpa persnya mengumumkan, "Irak mengajukan permohonan pembelian 36 unit jet tempur F-16 dan pada bulan ini delegasi Baghdad akan datang ke Washinton guna membicarakan pembelian 18 jet tempur dari total pesanan."

Ia menambahkan, kedua pihak masih pada tahap awal kesepakatan dan jika kesepakatan resmi tercapai, maka diperlukan waktu untuk menyiapkan jet-jet tersebut serta para pilot yang akan memberikan latihan. Ini adalah proses jangka panjang dan mungkin akan menelan waktu bertahun-tahun.

Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki Sabtu (30/7) dalam jumpa persnya menyatakan, "Pemerintah akan membeli 36 unit jet tempur F-16 Amerika dan jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari jumlah yang sebelumnya direncanakan Baghdad."

Pembelian jet F-16 tertunda setelah para pejabat Irak mengambil keputusan untuk menggunakan dana sebesar 900 juta dolar dalam program tersebut untuk membeli bahan pangan dan menjatahnya. 

Kesepakatan ini akan membantu Irak untuk merekonstruksi armada angkatan udara negara ini yang sebelum invansi AS ke Irak merupakan yang terkuat di kawasan.

Al-Maliki kepada para wartawan mengatakan, "Dengan pembelian jet-jet tempur tersebut kita harus menjaga kedaulatan nasional Irak."

Sumber: Irib

Update : Irak Seriusi Pembelian Pesawat F-16 dari AS

BAGHDAD-(IDB) : David Lapan, juru bicara Pentagon Senin (1/8) menyatakan, sebuah delegasi Irak bulan ini akan berkunjung ke Amerika Serikat guna berunding dengan petinggi Washington soal pembelian 18 unit pesawat F-16.
 
"Irak berharap bisa membeli 36 unit jet tempur F-16 dan sebuah delegasi Irak bulan ini akan tiba di Washington untuk merundingkan transaksi pembelian 18 pesawat tempur dari jenis ini," ungkap Lapan kepada wartawan seperti dilaporkan Kantor Berita AFP dari Washington.

Ia menambahkan, kedua pihak kini baru sampai pada tahap awal transaksi dan jika tercapai kesepakatan resmi maka penyerahan serta pelatihan para pilot Irak akan memakan waktu cukup lama.

Jubir Pentagon ini menandaskan, ini adalah proyek yang membutuhkan waktu lama dan mungkin akan berjalan selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki hari Sabtu lalu mengatakan, dirinya menghidupkan kembali transaksi pembelian 18 jet tempur F-16.

Sumber: Irib

Lemhannas Gelar Seminar Terorisme dan Pameran Senjata

JAKARTA-(IDB) : Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI mengelar seminar penanggulangan terorisme mulai hari ini, Selasa, 2 Agustus 2011. Seminar yang akan berlangsung selama 2 hari ini menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf TNI AD Mayor Jenderal Agus Surya Bakti, pengamat terorisme Al Chaidar, Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Inspektur Jenderal Bekto Soeprapto, pengamat terorisme dari Australia Beliver Singh, serta AS. Hikam dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Pada hari pertama seminar, pembahasan akan difokuskan pada penanggulangan terorisme dengan menggunakan pendekatan secara lunak (soft approach). Seperti penanggulangan terorisme melalui bidang ekonomi, penguatan pendidikan dasar, serta deradikalisasi.

"Seminar ini untuk mendapatkan pembahasan mendalam soal terorisme," ujar Gubernur Lemhannas Budi Susilo Supandji di Gedung Lemhannas.

Seminar juga akan memfokuskan penanggulangan terorisme dengan metode pendekatan keras atau hard approach. Ada tiga cara yang bisa digunakan melalui pendekatan keras ini. Yakni melalui intelijen, pendekatan hukum, dan militer. "Setelah dibahas, naskah seminar akan dikirimkan pada Presiden sebagai masukan kebijakan," ujarnya.

Tak hanya pemaparan dari para pembicara, seminar tersebut juga sekaligus mempertontonkan sejumlah persenjataan untuk penanggulangan terorisme dari Detasemen Khusus Anti Teror Bravo 90 (Den Bravo) Paskhas TNI Angkatan Udara, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) Marinir TNI AL, serta Satuan Penanggulangan Teror-81(Sat-81) Kopassus TNI AD. Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri juga menampilkan contoh-contoh bom yang digunakan para pelaku teror, seperti dalam kasus Bom Bali, bom buku Utan Kayu, bom Cirebon, dan bom Serpong.

Sumber: Tempo

Russian Army To Receive 120 Iskander Tactical Missile Systems

MOSKOW-(IDB) : The Russian Defense Ministry is planning to buy up to 120 Iskander-M tactical missile systems, Deputy Defense Minister Gen. Dmitry Bulgakov said.

"We purchased six [Iskander] systems in 2010, and plan to acquire up to 120 more," Bulgakov told a news conference in Moscow on Monday.

The Iskander-M system (NATO reporting name SS-26 Stone) is a mobile theater missile system equipped with two solid-propellant single-stage 9M723K1 guided missiles with "quasi-ballistic" capability.

The missiles have a range of 400 km (250 miles) and can reportedly carry conventional and nuclear warheads.

According to the Moscow Centre for Strategy and Technology Analysis, the Iskander-M system was combat-tested in the brief war with Georgia in August 2008, and it proved highly effective in destroying military targets and infrastructure.

Russia threatened to deploy Iskander-M tactical missiles in its Kaliningrad Region, which borders NATO members Poland and Lithuania, if the alliance placed elements of its proposed "missile shield" close to Russian borders.
Source: Defencetalk

Future UK Carrier Block Unveiled At Clyde Shipyard

DT-(IDB) : Workers at BAE Systems will today move the huge mid-section of HMS Queen Elizabeth, the first of the new aircraft carriers for the Royal Navy, out the company’s shipbuilding hall at Govan, giving the public a spectacular view of the scale of the giant warship.

After six months of planning, a team of 10 will move the 8,000 tonne mid-section, known as Lower Block 03, 200 metres across the specially reinforced tarmac at the yard in just one hour using 64 remote controlled transporters.

Steven Carroll, Queen Elizabeth Class Project Director at BAE Systems, said: “I’m extremely proud of the team’s huge achievement today, being on track to successfully load the mid-section of the hull out of our hall on time and built to an exceptional standard.

“This is the culmination of months of preparation and is only possible because of the strong partnership with our Carrier Alliance partners, the skills of our workforce here on the Clyde and of the thousands of people working on the programme across every region of the UK. It is a fantastic showcase for British engineering.”

On Sunday, the block will be loaded onto one of the two biggest sea-going barges in the world in preparation for her 600 mile journey, starting on 16 August, taking her round the north coast of Scotland to Rosyth where the aircraft carrier will be assembled. Marking the occasion, over 50 cyclists will leave the Govan yard on the same day to take on a gruelling 500 mile cycle around the north of Scotland in an attempt to ‘beat the block’ to its final destination and raise money for the Royal Navy and Royal Marines Charity.

As a member of the Aircraft Carrier Alliance, BAE Systems is working in partnership with Babcock, Thales and the Ministry of Defence to deliver the nation’s flagships. With advanced construction underway at six shipyards across the UK, the Queen Elizabeth Class aircraft carrier programme is sustaining thousands of skilled jobs throughout industry.

The load out of Lower Block 03 comes only two years after first steel was cut in July 2009. Since then, employees at the company’s Govan yard have worked steadily to construct the block which stands over 20 metres high, 60 metres long and 40 metres wide. Approximately 350 Govan-based employees will follow the block to Rosyth where they will work in partnership with employees at Babcock to complete the assembly phase of this section of the ship. Meanwhile, at Govan, construction of Lower Block 04, the largest and most complex section of hull, is progressing and production on the second aircraft carrier, HMS Prince of Wales, started in May.

BAE Systems is also manufacturing the forward and lower stern sections of the hull at its Portsmouth facility, along with the ship’s forward island structure. Additionally, the company is responsible for the integration and testing of the ships’ complex mission and advanced communications systems.

Each 65,000 tonne aircraft carrier will provide the armed forces with a four acre military operating base which can be deployed worldwide. The vessels will be versatile enough to be used for operations ranging from supporting war efforts to providing humanitarian aid and disaster relief.

The QE Class will be the centre piece of Britain’s military capability and will operate 12 of the carrier variant Joint Strike Fighter jets, allowing for unparalleled interoperability with allied forces.
 Source: Defencetalk