Pages

Senin, Agustus 01, 2011

TNI/Polri Diminta Bertindak Tegas Terhadap Kelompok Yang Melakukan Demo 2 Agustus

JAYAPURA-(IDB) : Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Barisan Merah Putih (BMP), Ramses Ohee, meminta kepada aparat keamanan TNI dan POLRi untuk segera menyikapi demonstrasi damai pada 2 Agustus nanti.

"Saya minta TNI/POLRI mengambil tindakan tegas untuk menyelamatkan stabilitas di Tanah Papua terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang ingin berdemonstrasi yang agenda utamanya meminta referendum dan ingin memisahkan diri dari negara (NKRI) ini," katanya kepada ANTARA Jayapura, Papua, Senin.

Dikatakannya, kelompok-kelompok masyarakat yang akan melakukan demonstrasi pada 2 Agustus mendatang terkait dengan pembahasan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 lewat konferensi internasional di Inggris oleh sejumlah pengacara.

"Aksi mereka terkait dukungan konferensi di Inggris tentang Pepera 1969, padahal Pepera telah diterima dan ditetapkan secara resmi oleh PBB dalam sidang umum 19 November 1969, yang isinya antara lain mensahkan pelaksanaan penentuan nasib sendiri di Irian Barat, sesuai dengan `New York Agreement` atau 'persetujuan New York'," katanya.

Lebih jauh, Ohee jelaskan bahwa pada saat pelaksanaan Pepera atau referendum yang berlangsung dari 24 Juli 1969 hingga 2 Agustus 1969 pada saat itu Irian Barat dipimpin oleh Gubernur Frans Kaisep, dan Ia merupakan salah satu dari 1.026 orang anggota Dewan Musyawarah Pepera (DMP.

Yang mewakili 809.327 jiwa yang tersebar di delapan kabupaten yang ada saat itu, antara lain Merauke, Jayawijaya, Paniai, Fak-fak, Sorong, Manokwari, Biak dan Jayapura.

"Saya salah satu diantara 1.026 orang DMP, yang juga membacakan hasilnya (Pepera) dihadapan Fernando Ortiz Sanz yang mewakili PBB. Yang intinya Irian Barat merupakan bagian mutlak dari Republik Indonesia yang tidak terpisahkan," jelasnya.

Maka, dalam sidang umum PBB pada 19 November 1969 lewat resolusi nomor 2504 yang isinya antara lain mengesahkan pelaksanaan penentuan nasib sendiri di Irian Barat sesuai dengan persetjuan New York.

"Nah sejak saat itu, dunia internasional mengakui integritas Irian Bara (Papua) sebagai wilayah NKRI, sehingga tidak ada alasan yang dapat menggugat keputusan PBB sebagai representasi masyararakat internasional dan keputusan rakyat Papua," katanya.

Untuk itu, Ohee meminta kepada kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan pemerintah Indonesia, agar meninggalkan paham-paham yang tidak benar dan menyesatkan dengan bersatu-bersama saudara-saudara lainnya di Indonesia untuk membangun Tanah Papua menuju masyarakat yang sejahtera.

"Ada baiknya, tinggalkan saja cita-cita yang salah itu. Mari bersama dukung pemerintah diberbagai bidang terutama disektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan begitu, itulah arti merdeka yang sesungguhnya," kata mantan anggota DRD Kota Jayapura itu.

Tokoh masyarakat Papua itu juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di Tanah Papua agar tidak terprovokasi dengan demo tersebut, yang hanya menguras energi dan waktu.

"Saya imbau kepada masyarakat luas yang ada di Tanah Papua, baik itu pendatang maupun anak asli Papua untuk tidak terlibat dalam demo tersebut, dan berharap TNI/Polri bisa segera bersikap," imbaunya.

Sebelumnya, pada Selasa (26/7), salah satu kelompok yang mengatasnamakan rakyat Papua akan melaksanakan aksi demo damai besar-besaran di sejumlah daerah di Papua bahkan di luar negeri untuk mendukung konferensi internasional terkait PEPERA 1969 di London pada 2 Agustus nanti. 

Sumber: Antara

Projek 17 Kapal Meko 100 Dilanjutkan

PORT DICKSON-(IDB) : Projek kapal Meko 100 tidak pernah dihentikan dan baki 17 buah kapal yang menjadi opsyen kepada Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) akan disambung jika kedudukan kewangan negara mengizinkan, kata Menteri Pertahanan, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi.

Pada masa sekarang, enam kapal dari jenis itu sedang berkhidmat dengan TLDM dan kapal-kapal berkenaan yang hanya dilengkapi dengan meriam akan dipertingkatkan kemampuannya.

"Keputusan untuk melengkapkan kapal perang itu dengan peluru berpandu antipermukaan masih belum berada pada peringkat akhir," katanya kepada pemberita selepas menyaksikan majlis Perbarisan Tamat Latihan Perdana Angkatan Tentera Malaysia-PDRM di sini, hari ini.

Beliau berkata demikian ketika diminta mengulas mengenai status projek Meko 100 memandangkan TLDM tiba-tiba menukar arah untuk membeli kapal perang dari jenis "Littoral Combat Ship" yang lebih canggih.

Meko 100 yang direka bentuk di Jerman itu merupakan sebuah kapal rondaan generasi baru dan TLDM merancang untuk mempunyai 27 buah kapal jenis itu di dalam perkhidmatannya, ia mempunyai sistem yang modular dan ia boleh ditukar menjadi kapal perang apabila sistem peluru berpandu dipasang.

Baru-baru ini, sebuah akhbar tempatan mendedahkan, Kementerian Pertahanan bercadang untuk memasang peluru berpandu antikapal kepada kapal Meko 100 TLDM

Sumber: Utusan

Menjelajah Kapal Induk Amerika George Washington

SELAT SUNDA-(IDB) : Kapal induk USS George Washington beberapa waktu silam berada di perairan Indonesia, tepatnya di sekitar Selat Sunda, Jawa Barat. Reporter Louisa Kusnandar bersama kamerawan Andika Rachman mendapat kesempatan mengunjungi kapal induk bertenaga nuklir itu.

Bagian kapal yang dikunjungi antara lain pendaratan pesawat. Lebih dari 50 pesawat setiap hari lepas landas dan mendarat di area ini. Pesawat yang akan lepas landas atau mendarat dikontrol di ruang flight deck operations. Ada 57 pesawat dan setiap pesawat memiliki warna masing-masing.

Pesawat berwarna kuning tandanya pesawat sedang lepas landar. Sementara pesawat berwarna ungu dan merah adalah pesawat yang akan segera lepas landar.

Di kapal ini juga terdapat ruangan combat direction centre. Di ruangan ini, para militer Angkatan Laut Amerika Serikat akan memantau apa yang sedang terjadi baik di udara maupun di bawah lautan.

Tim Liputan 6 SCTV juga berkesempatan melihat ruangan navigasi kapal. "Kapal ini bisa mengangkut 100.000 ton air, dan 5.000 pria serta wanita. Flight deck sepanjang 4.5 acres dan kami mengangkut sekitar 75-85 pesawat," kata Capt David A. Lausam, Kapten USS George Washington.

Perjalanan pun berakhir di atas yang menjadi kebanggaan Amerika itu. "Terima kasih Anda telah mengunjugi Kapal USS George Washington. Saya, Kapten Lausman melaporkan." Lousa dan Andika pun kembali ke Jakarta menggunakan kapal jet.

Sumber: SCTV

S. Korea Indonesia To Launch Partnership For Seoul's Fighter Jet Project

SEOUL-(IDB) : South Korea and Indonesia will this week launch their partnership for Seoul's project to develop new stealth fighter jets, local procurement officials said Monday.

According to the Defense Acquisition Program Administration (DAPA), defense and procurement officials from the two countries will mark the beginning of their partnership in an opening ceremony of their new joint research center on Tuesday in Daejeon, some 160 kilometers south of Seoul. Noh Dae-rae, head of DAPA, and Eris Herryanto, secretary general of the Indonesian defense ministry, will attend the event, the DAPA said.

The partnership calls for Indonesia to shoulder 20 percent of early development costs, or US$10 million, for South Korea's KF-X project. Indonesia will also send some 30 researchers to join about 100 South Korean researchers to work on the joint development project over the next two years.

The two countries signed a preliminary deal last year in which Indonesia agreed to acquire about 50 KF-X fighters in exchange for picking up costs and jointly producing and marketing new fighter jets. The formal agreement was reached in April this year.

"Since initiating diplomatic ties in 1973, South Korea and Indonesia have maintained friendly ties in many areas," Noh said in a DAPA statement. "In particular, the KF-X project has been made possible thanks to our consistent exchange and cooperation in the defense industry and defense procurement. It will be a strategic project that will be responsible for the development of defense industries and national security in both countries."

South Korea's Air Force has been pursuing the KF-X project since 2000 to replace its aging F-4/5 fighter jets with locally produced aircraft equipped with stealth capabilities by 2020. A prototype for the homegrown fighter jet will be selected by 2012, according to the DAPA.

In May this year, Indonesia agreed to purchase 16 of South Korea's T-50 Golden Eagle trainer jets, marking the first South Korean export of the supersonic jets.

Then in July, a South Korean shipbuilder was picked as among the final candidates to export submarines to Indonesia in a project worth about $1 billion.

Source: Yonhapnews

Russian Black Sea Fleet To Receive 6 New Diesel Subs

MOSKOW-(IDB) : Russia's Black Sea Fleet will be strengthened with six Kilo class diesel-electric submarines in the next few years, Navy Commander Adm. Vladimir Vysotsky said on Friday.

"Six diesel-electric submarines of Project 636 [Kilo class] will be built for the Black Sea Fleet in the next few years," Vysotsky said in an exclusive interview with RIA Novosti.

The Black Sea Fleet, based in Sevastopol, has only one submarine, the Project 877 Alrosa, which is undergoing scheduled repairs in Kaliningrad.

Vysotsky said a year ago that the construction of three Kilo class submarines for the Black Sea Fleet had already started and one more would be laid down every year starting in 2010.

The fleet would receive a total of 15 new frigates and diesel-electric submarines by 2020, he said in July 2010.

The admiral reiterated on Friday that the operational zone of the Black Sea Fleet includes the Mediterranean, and its combat ships must be capable of carrying out anti-piracy missions in the Gulf of Aden.

Source: Rian

Marinir Yonmanharlan Gelar Latihan Di Bitung

BITUNG-(IDB) : Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) VIII Bitung menggelar latihan, dalam rangka mengatasi ancaman teroris di Sulawesi Utara, termasuk di Kota Bitung, Kamis.

Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VIII Bitung Mayor Marinir Apollinaris AW mengatakan latihan berlangsung di lokasi perkebunan Kasawari yang dijadikan target operasi tarung sejati dan Kelurahan Kareko Lembeh Utara sebagai tujuan operasi amfibi.

Apollinaris mengatakan latihan TNI-AL di lakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali.

"Selama dua hari sejak 28 hingga 29 Juli latihan ini digelar, dengan berbagai kegiatan seperti operasi tarung sejati, out bound, jurit malam dan operasi amfibi," ujar Apollinaris.

Apollinaris mengatakan, latihan sebagai upaya untuk menghindari masuknya teroris melalui Kota Bitung, karena diketahui Kota Bitung merupakan daerah pelabuhan serta pusatnya industri.

Latihan ini, lanjut Apollinaris, dilakukan dalam rangka kesiagaan TNI AL menghadapi teroris, baik pengamanan darat maupun penyerangan lewat laut atau pantai.

"Semua lokasi menjadi target latihan kami, sehingga tidak ada peluang bagi para teroris masuk di daerah ini," katanya.

Adapun personil yang dilibatkan dalam latihan ini, kata Apollinaris, berjumlah 150 anggota pasukan TNI AL Bitung.

"Dari 150 anggota tersebut, dibagi dalam dua bagian, yaitu 80 anggota TNI dicontohkan sebagai teroris dan sisanya adalah personil TNI AL," ujarnya.

Apollinaris mengakui pihaknya kekurangan peralatan tempur, salah satunya alat komunikasi, namun kesiapan fisik mental prajurit selalu dievaluasi.

"Kekurangan itu bukan menjadi penghambat tugas pengamanan dari TNI AL, melainkan sebagai motifasi untuk selalu siaga dalam berbagai suasana dimana personil bertugas," ujarnya.

Sebanyak 80 anggota dilibatkan menjadi teroris, dengan pusat operasi pada daerah cottage-cottage Makawidey, Kasawari dan pemukiman pesisir Pulau Lembeh.

Pasukan TNI AL ini melakukan penyerangan dari arah laut dengan menggunakan motor speed.

"Berharap dengan adanya latihan ini, para anggota TNI-AL selalu siap siaga mengatasi ancaman yang terjadi, baik dari luar maupun dari dalam negeri, hal inipun demi kemanan dan ketentraman masyarakat," ujarnya.

Sumber: Kemhan

Takut Keliru Melangkah, AS Berunding dengan Cina Soal Taiwan

WASHINGTON-(IDB) : Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasikan perundingan para pejabat tinggi negara ini dengan Cina terkait masalah Taiwan. AFP melaporkan, jadwal penjualan pesawat tempur AS kepada Taiwan semakin dekat. Pada saat yang sama, Washington berusaha menghindari mengambil langkah keliru dalam hal ini dengan menggelar perundingan tertutup tingkat tinggi dengan Beijing.

Berdasarkan keterangan seorang pejabat Deplu AS, pejabat Cina yang bertanggung jawab soal Taiwan, Wang Yi bertemu dengan Wakil Menlu AS, William Burns. Menteri Luar Negeri AS, Hilarry Clinton, juga bergabung dalam rapat rahasia tersebut.

Disebutkan bahwa para pejabat Amerika akan mengambil keputusan soal penjualan atau tidak pesawat tempur F-16 ke Taiwan hingga awal Oktober mendatang.

Di sisi lain, Taiwan yang meresahkan perkembangan pesat militer Cina, sudah lama mengajukan permohonan pembelian jet tempur F-16 dari Amerika.

Xinhua melaporkan, Wang dalam rapat itu menekankan bahwa pemerintah Cina secara tegas menentang penjualan senjata AS ke Taiwan mengingat langkah itu akan merusak hubungan AS-Cina juga perkembangan dalam hubungan damai di wilayah Republik Rakyat Cina.

Di lain pihak, Jubir Kemlu AS, Mark Toner, tanpa menyinggung secara terperinci soal perundingan AS-Cina mengatakan, "Hal yang terpenting adalah bahwa perundingan dengan Cina yang membahas berbagai hal tidak akan menggangu hubungan kuat kami (Amerika ) dengan Taiwan."

Pemerintah Amerika Serikat tampak berhati-hati sebelum menjual senjata ke Taiwan. Namun Kongres dan DPR AS justru mendukung penuh penjualan segera senjata ke Taiwan. 

Pada tahun 1979, Amerika mengakui kemerdekan Beijing, namun pada saat yang sama, Kongres AS meratifikasi "Ketetapan Hubungan Taiwan" yaitu undang-undang yang mewajiban Amerika untuk menyuplai senjata kepada Taiwan dalam memperisai diri.

Sumber: Irib

Jendral Luo: China Membutuhkan Sedikitnya Tiga Kapal Induk

BEIJING-(IDB) : China membutuhkan setidaknya tiga kapal induk untuk mempertahankan kepentingan-kepentingannya, kata seorang jendral, beberapa hari setelah media pemerintah menyiarkan gambar kapal induk pertamanya.

"Kita bandingkan dengan tetangga-tetangga kita, India akan memiliki tiga kapal induk pada tahun 2014 dan Jepang tiga kapal induk pada tahun 2014," kata Jendral Luo Yuan, periset senior Akademi Sains Militer yang dikutip surat kabar Beijing News.

"Jadi saya rasa jumlah kapal induk yang harus dimiliki China seharusnya tidak kurang dari tiga agar kita dapat mempertahankan hak-hak kita dan kepentingan-kepentingan maritim kita secara efektif.

Komentar-komentarnya yang disiarkan Jumat itu dibuat setelah China berusaha tidak mempedulikan kemampuan kapal induk pertamanya, dengan mengatakan pada hari Rabu kapal itu akan digunakan untuk latihan dan "riset".

Beijing yakin bahwa tiga kapal induk Jepang yang disebutkan itu, dibangun untuk operasi-operasi helikopter, dapat kemudian diubah menjadi kapal induk penuh.

China baru-baru ini mengonfirmasikan pihaknya mengubah satu kapal tua buatan Sovyet menjadi kapal induk pertamanya, satu proyek yang menambah khawatir kawasan itu atas perkembangan cepat militer negara itu dan sikap agresif yang menguat mengenai masalah-masalah wilayah.

"Kami kini sedang menata kembali bodi sebuah kapal induk tua, dan akan digunakan untuk riset ilmu pengetahuan, eksprimen dan latihan," kata juru bicara kementerian pertahanan Geng Yansheng dalam satu penjelasan kepada wartawan.

Menjawab pertanyaan apakah penambahan kapal induk itu pada persenjataan militer China akan secara signifikan meningkatkan kemampuan militer negara itu, Geng mengatakan menilai terlalu tinggi atau meremehkan peran kapal itu keduanya tidak benar".

Amerika Serikat, Jumat menyambut baik pernyataan China mengenai kapal itu menyebutnya itu satu langkah maju transparansi yang lebih baik antara negara-negara Pasifik.

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)-- angkatan bersenjata terbesar di dunia-- sangat merahasiakan program pertahanannya, yang mendapat anggaran pengeluaran militer yang besar akibat pertumbuhan ekonominya yang cepat.

PLA juga mengoperasikan angkatan laut negara itu.

Sumber: Antara