Pages

Sabtu, Juli 23, 2011

G2 Elite Dan Combat Pistol Kaliber 9 mm Produksi Pindad Yang Mematikan

Senjata pistol G2 Elite dan Combat Pindad


G2 Elite Pindad dikembangkan terutama untuk aparat dan penembak jitu.
 
Keakuratan dari pistol berkinerja tinggi ini didapat dari toleransi yang sangat ketat pada saat produksi serta panjang laras yang sesuai (jarak alat bidik)

Kunci mekanis G2 Elite diadopsi dari Pindad P1. Pengoperasian senjata genggam secara Recoil memberikan nilai tambah dari senjata tersebut. Alat bidik belakang mudah disesuaikan. Alat pengukur kecepatan angin dan ketinggian tersedia sebagai pelengkap alat bidik standar.
 
 
G2-ELITE SPESIFICATION
Cartridge / Munisi : 9x19 mm Parabellum
Capacity / Kapasitas : 15
Barrel Length/ Panjang Laras : 5 inch
Overall Length / Panjang Pistol : 221 mm
High / Tinggi : 140 mm
Weight / Berat : 0.95 kg
Color / Warna : Black
Sight / Alat bidik : Fixed
Safety / Pengamanan : a. Intercept Notch
b. Hammer Block
Action / Cara kerja : - Semi-Automatic
- Single action
Effective range : 50 m
Rifling : 6 Grooves, RH 250 mm/Twist
Front-rear Sight / Jarak Pisir - Pejera : 172 mm


 
G2-COMBAT SPESIFICATION
Cartridge / Munisi : 9x19 mm Parabellum
Barrel Length / Panjang Laras : 4,5'
Overall Length / Panjang Pistol : 200 mm
High / Tinggi : 136 mm
Weight / Berat : 0.90 kg
Color / Warna : Black
Sight / Alat bidik : Fixed/tetap
Safety / Pengamanan : a. Intercept Notch
b. Hammer Block
Action / Cara kerja : - Semi-Automatic/otomatis
- Single action/satu-satu
Effective Range :  50 m
Rifling : 6 Grooves, RH, 250 mm/twist
Front-Rear sight / Jarak Pisir - Pejera : 155 mm

Sumber: Pindad

Indonesia-Rusia Bahas Kerja Sama Satelit Navigasi dan Penelitian Antariksa

JAKARTA-(IDB) : Lapan mengadakan pertemuan dengan Roskosmos, badan antariksa Rusia. Pertemuan tersebut membahas rencana kerja sama Indonesia dan Rusia di bidang antariksa. Pembahasan tersebut berlangsung pada 13-15 Juli di Ruang Antariksa Lapan, Rawamangun, Jakarta Timur.
                                               
Menurut Kepala Lapan, Drs. Bambang Tejasukmana, Dipl. Ing., kerja sama Lapan dengan Rusia termasuk baru bila dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang dan Jerman. “Pertemuan ini merupakan awal hubungan Lapan dan Rusia yang lebih intensif,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Bambang menjelaskan bahwa pembahasan kerja sama diutamakan pada pemanfaatan satelit Glonass. Glonass merupakan satelit berbasis sistem navigasi milik Russia. Satelt ini bekerja dengan sistem yang sama seperti GPS. Nantinya, diharapkan satelit ini juga dapat dimanfaatkan berbagai instansi lainnya di Indonesia.

Pertemuan ini dibagi dalam beberapa diskusi. Diskusi pertama membahas mengenai rencana kerja sama Lapan dan Roskosmos di bidang penginderaan jauh. Pembahasan mencakup kemungkinan Lapan memperoleh data satelit penginderaan jauh secara langsung dengan menggunakan stasiun bumi Lapan.

Diskusi kedua membahas mengenai rencana kerja sama pemanfaatan satelit Glonass dan kerja sama di bidang pengamatan antariksa. Pembahasan juga mencakup rencana kerja sama di bidang partisipasi dalam penelitian sampah antariksa dan asteroid. 

Dalam pertemuan ini, disebutkan bahwa Lapan juga sedang mengembangkan tiga satelit. Satelit tersebut yaitu Lapan A2, Lapan-Orari (A3), dan Lapan-IPB. Lapan A2 dan A3 merupakan satelit surveillance. Sementara itu, Lapan-IPB merupakan satelit untuk mendukung ketahanan pangan.

Selain pembahasan mengenai penelitian di bidang antariksa, Lapan dan Roskosmos juga membahas mengenai rencana kerja sama untuk mempromosikan ilmu kedirgantaraan melalui pendidikan di pusat penelitian teknologi antariksa. Pusat informasi kentaraiksaan tersebut merupakan program kerja sama Rusia dengan ASEAN, organisasi negara-negara di Asia Tenggara. 

Sumber: Lapan

Helikopter Bo 105 TNI AD Latihan Menembak

PUSLATPUR-(IDB) : Latihan menembak Senjata Pesawat Helikopter Bo 105 Skadron 11/Serbu TA. 2011 digelar pada tanggal 21 Juli 2011 di Daerah Latihan Puslatpur Kodiklat TNI AD, latihan ini diikuti oleh 48 orang dari Skadron 11/Serbu Penerbad dan didampingi oleh personel Puslatpur Kodiklat TNI AD sebagai pengawas dan pemandu daerah latihan. 

Latihan ini bertujuan untuk memelihara, meningkatkan pengetahuan  dan ketrampilan serta kerjasama antar awak pesawat terbang dalam melaksanakan penembakan senjata pesawat terbang sesuai rating dan persenjataan pesawat terbang.

Sasaran yang ingin dicapai adalah menguasai dan mampu melaksanakan prosedur bongkar pasang Roket FFAR 2,75 inch, menguasai dan mampu melaksanakan prosedur  tindakan pengamanan Roket FFAR 2,75 inch, menguasai dan mampu melaksanakan prosedur komunikasi tehnik menembak senjata pesawat terbang dengan roket launcher FFAR 2,75 inch dan mampu melaksanakan penembakan senjata pesawat terbang dengan Roket Launcher FFAR 2,75 inch.

Materiil yang digunakan dalam latihan ini adalah Pesawat Helicopter Bo 105 sebanyak 2 unit dan Roket FFAR 72 butir yang terdiri dari Roket FZ 32 (Smoke) 40 butir dan Roket FZ 71 (Anti Personel) sebanyak 32 butir.

Pelaksanaan latihan menembak senjata pesawat Helikopter Bo 105 Skadron 11/Serbu berjalan lancar dan aman.

Sumber: Puslatpur

Australia to Review Troubled Submarine Fleet

AUSTRALIA-(IDB) : Defence Minister Stephen Smith has admitted there are "long-term difficulties" with the trouble-plagued Collins class submarine fleet.

He has announced a review of the $6 billion six-boat fleet in the face of reports that they spend most of their time under repair and sometimes only one has been available for service.

The submarines' diesel engines have never functioned well and there are now real doubts that they are robust enough to last until 2025, when the fleet is due to be replaced.

Other mechanical issues include the performance of the electric motors, batteries and generators, and the armament and fire/control systems.

Mr Smith says the Government has engaged British-based defence sector expert John Coles to carry out the review to "give us a clear pathway" to getting "more subs into the water".

The Government is committed to a new submarine program of 12 vessels but detailed planning for the new fleet has not yet begun.

"If we are going to start a program for new submarines - which will be the largest Defence project the Commonwealth has seen - we've got to be very conscious of the maintenance issues as well as the actual building and capability," Mr Smith told ABC News Breakfast today.

The submarines were built in Australia under licence from Sweden by the purpose-formed Australian Submarine Corporation (ASC), but have never been reliable.

"When they are in the water they have a very effective conventional submarine capability. Our challenge has always been getting more submarines in the water ...we have to do better," Mr Smith said.

Defence analyst Andrew Davies, from the Australian Strategic Policy Institute, told AM there are communications and resourcing problems between Defence and the ASC.

"The review will certainly shine a light into the dark corners of relationships between the various players, and that will be a good thing," Mr Davies said.

"The interesting question is to how much of the problems at the fleet are actually due to intrinsic features of the submarines.

"So far we've spent over $10 billion on the Collins class submarines in terms of acquiring them and supporting them for the 10 years or so that they've been in service, and it's really hard to see that the taxpayers got value for money out of that."

Meanwhile Mr Smith defended Australia's role in Afghanistan in the face of criticism by former Army chief Peter Leahy that it is pursuing "half a strategy" and should place more emphasis on nation building.

Lieutenant-General Leahy, who led the army between 2002 and 2008 and is now a director of the University of Canberra's National Security Institute, says while the ground forces are doing a good job, more non-military resources should be sent.

But Mr Smith says the criticisms are "not correct for now".

"It's only been in the last couple of years where the international community has got the correct strategy in place," he said.

"Indeed you can refer to some of those years between 2002 and 2008 as the lost years in Afghanistan, where there wasn't a comprehensive military and political strategy."

He says those elements are now in place: "Because we have made security progress we're in a position to put more civilians, more diplomats, more AusAID personnel on the ground."

Source: Defencetalk

Kapal AL Turki Berlabuh Di Malaysia

KUALA LUMPUR-(IDB) : Pelabuhan Klang, 20 Jul 11 – Sebuah kapal Tentera Laut Turki, TCG GEMLIK (F-492) telah berlabuh di South Point, Pelabuhan Klang dalam rangka lawatan ke Malaysia selama empat hari mulai 20 hingga 23 Jul 11.  Turut serta dalam lawatan tersebut adalah Rear Admiral A. Sinan Ertugrul, Commander of The Turkish Naval Maritime Task Group.
Tujuan lawatan ini adalah untuk meningkatkan kerjasama hubungan dua hala, lawatan operasi, ulang bekal dan istirehat.  Kali terakhir kapal TCG GEMLIK datang ke Malaysia adalah pada tahun 2000.


 
 
TCG GEMLIK merupakan kapal jenis frigate berukuran 138 meter panjang dan 13.7 meter lebar berserta kelajuan maksimum 29 knot.  Ditauliahkan pada 24 Jul 1998 dan anak-anak kapal terdiri daripada 30 pegawai serta 240 anggota yang diketuai oleh Pegawai Memerintah Cdr Murat Ugur.

Pelbagai program telah dirancang sempena lawatan tersebut dan antaranya ialah kunjungan hormat Rear Admiral A. Sinan Ertugrul ke atas YBhg Laksamana Muda Dato’ Musa bin Omar, Asisten Ketua Staf Rancang dan Operasi, perlawanan bola sepak persahabatan dan majlis resepsi.

Sumber: MalaysiaNavy

Kemenhan Fokus Pengadaan Alutsista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Kebutuhan anggaran untuk program pembangunan kekuatan pokok minimum TNI 2024 dalam APBN Perubahan 2011 gagal terpenuhi karena besarnya beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.

Alhasil,pengadaan alutsista dari luar negeri sementara ini ditiadakan. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, total anggaran yang akan diperoleh dari APBN Perubahan 2011 untuk pertahanan hanya sekitar Rp2,5 triliun, dari total Rp9 triliun yang dibutuhkan. 

Hal itu diketahui setelah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR pada Kamis (21/7) malam. ”Tapi, kita juga menyadari subsidi BBM, subsidi listrik membengkak hampir Rp60 triliun. Jadi, kita di satu sisi juga menyadari bahwa APBN kita sekarang harus menanggulangi dulu subsidi dan itu adalah hal ekonomi yang penting,” katanya seusai senam sehat bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono, Herawati Boediono, dan beberapa menteri KIB II di Jakarta kemarin. 

Dari anggaran Rp2,5 triliun itu, hanya Rp2 triliun yang diperuntukkan bagi pengadaan program kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF). Sisanya, Rp0,5 triliun,untuk non-MEF seperti pembangunan proyek Sentul untuk peacekeeping operation, counter terrorism, bencana alam,dan standby forces.

Selain itu juga untuk pembiayaan sertifikasi tanah yang selama ini masih menjadi masalah. Purnomo mengungkapkan, anggaran untuk pengadaan alutsista sebesar Rp2 triliun itu masih bisa bertambah.Komisi I DPR menyetujui sisa anggaran penyesuaian terhadap dana pendamping rupiah untuk pinjaman luar negeri sebesar Rp300 miliar digunakan untuk pembangunan alutsista. 

Mantan Menteri ESDM itu menuturkan,alokasi untuk MEF mayoritas akan diperuntukkan bagi biaya pengadaan alutsista dari dalam negeri.Kecuali untuk pembelian suku cadang pesawat tempur. Dengan demikian, mayoritas dana akan terserap ke BUMNIS (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis) maupun BUMNIP (Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan).

‘’ Saya tidak ingat detailnya (besaran alokasi per perusahaan), tapi lebih dari 90% untuk kebutuhan dari dalam negeri,”ungkap dia. Komisi I DPR mewantiwanti agar anggaran yang terbatas itu harus bisa dimanfaatkan secara baik dan dapat memberikan nilai ekonomis kepada rakyat.

”Harus membeli perlengkapan dari dalam negeri agar BUMNIS kita bisa berkembang dan punya nilai tambah terhadap tenaga kerja yang ada,”kata Wakil Ketua Komisi I DPRTubagus Hasanuddin. Sebelumnya Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyatakan, meski anggaran terbatas,tidak ada matra tertentu yang bakal diprioritaskan dalam pengadaan alutsista. 

Hanya saja, suku cadang pesawat tempur TNI Angkatan Udara sulit dibeli dalam negeri, karena sejauh ini suku cadang pesawat tempur masih bergantung pada asing. ”Kita tentu tidak ingin pesawat tempur TNI AU grounded,” tambahnya. 

Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto menilai,tidak sulit untuk mengalokasikan anggaran bagi pembelian alutsista dari dalam negeri, sebagaimana yang juga diminta Komisi I DPR.Kebutuhan anggaran untuk industri pertahanan dalam negeri masih sedikit lantaran kapasitas produksinya kecil. 

Dengan anggaran MEF sekitar Rp2 triliun itu,Kementerian Pertahanan masih tetap bisa membangun industri pertahanan dalam negeri.Caranya dengan mengoptimalkan kapasitas produksi yang telah dicapai sekarang, lalu menumbuhkan kapasitas itu. 

Ia menggambarkan, misalnya PT Pindad dengan kapasitas produksi 300 unit panser Anoa hingga 2014 atau PT PAL dengan 6-10 unit kapal cepat rudal tinggal diberikan anggaran untuk mereka sesuai dengan kapasitas itu.”Yang jadi masalah adalah kapasitas produksi tidak akan bisa menyerap anggaran yang dialokasikan,” tuturnya.

 Andi menerangkan, dari estimasi anggaran normal untuk MEF sebesar Rp150 triliun (jika terpenuhi), untuk industri pertahanan dalam negeri bisa menyerap 10-20% saja sudah cukup hebat. ”Artinya masih ada sekitar Rp130 triliun yang harus tetap dibelanjakan dari luar negeri,”ungkap Andi.


Sumber: Sindo

Satgas Indonesia Terima Medali Perdamaian PBB

LEBANON-(IDB) : Sebanyak 282 personel Kontingen Indonesia dari beberapa kesatuan tugas yang tengah bertugas di bawah komando United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) menerima medali perdamaian dari PBB. Mereka terdiri dari Satgas Indo FPC sebanyak 150 personel, Satgas Indo FHQSU 49 personel, Satgas Sector East Military Police Unit (Sempu) 75 personel, Satgas Indo Medic 7 personel dan 1 personel dari MTF (Maritime Task Force) Staff HQ.

Penerimaan medali perdamaian ini dilaksanakan di lapangan Sudirman, Camp Green Hill, Naqoura Lebanon Selatan, Kamis (21/7) waktu setempat.

Penyematan medali dilakukan secara langsung oleh Unifil Force Commander kepada Komandan Kontingen Indonesia Kolonel Pnb Yulianta dan perwakilan kelima Satgas. Penyematan medali dilanjutkan oleh Director Mission Support Girish Sinha, Komandan Sektor Barat Brigadir General Gualtiero Mario De Cicco dan Komandan Unifil Military Task Force Rear Admiral Luiz Henrique Caroli kepada pasukan upacara.


 

Pelaksanaan Medal Parade Kontingen Indonesia ini terbagi dalam dua waktu sesuai kebijakan Kolonel Pnb Yulianta selaku Komandan Kontingen Indonesia. Pelaksanaan pertama dilakukan pada 21 Juli untuk Force Commander Aset yang bermarkas di Naqoura dan Sempu. Sedangkan pelaksanaan Medal Parade Indobatt direncanakan akan digelar pada tanggal 5 Oktober mendatang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun TNI.







Menurut Komandan Satga (Dansatgas) Konga XXIII-E/Unifil (Indobatt), Letkol Inf Hendy Antariksa dalam pernyataan tertulisnya, Major General Alberto Asarta Cuevaz memberikan ucapan selamat kepada seluruh prajurit Kontingen Indonesia yang telah mendedikasikan diri dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Lebanon di bawah naungan bendera Unifil serta menyatakan rasa bangganya terhadap kinerja dan profesionalisme Kontingen Indonesia yang telah ditunjukan selama ini.
 
Pada kesempatan tersebut, prajurit Indonesia melakukan demonstrasi beladiri Tae Kwon Do, Wushu, Karate, Merpati Putih, yang ditutup dengan persembahan Kolone Senapan.
 
Turut hadir pada acara tersebut, antara lain Chief of The Lebanese Armed Forces General Jean Kahwaji, Deputy Mission Support Unifil Girish Sinha, Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Luar Biasa untuk Lebanon Dimas Samudra Rum, Komandan Unifil Military Task Force Rear Admiral Luiz Henrique Caroli, Wadan Sektor Timur Unifil Kolonel Laut (E) Joko Edi S, Komandan Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/Unifil (Indobatt) Letkol Inf Hendy Antariksa serta seluruh Komandan Batalyon jajaran Unifil.

Sumber: Jurnas

Menhan: Warga Libanon Dukung Indonesia

LEBANON-(IDB) : Warga masyarakat Libanon mendukung Indonesia Batalyon (Indobatt), pasukan TNI yang bergabung dalam misi perdamaian PBB di Libanon. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan hal itu usai mendampingi Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono pada acara senam pagi bersama di kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (22/7) pagi. 

“Indobatt kita ke Libanon juga membawa mobil pintar. Itu bertujuan untuk bagaimana kita bersosialisasi. Masyarakat sekitar memang mendukung kita dan itu merupakan nilai sukses dari Indonesia Batalyon dalam peace keeping Indonesia di Libanon,” kata Menhan.

Pada kesempatan itu, Ibu Negara sempat meninjau kesiapan 2 mobil pintar sekaligus meresmikan pencanangan pengiriman ke Libanon untuk mendukung misi Indonesia dalam peace keeping force.

Menhan menerangkan, di dalam mobil pintar terdapat penerangan tentang Indonesia seperti televisi, permainan lego ala Indonesia. "Di situ kita bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Juga berisi buku-buku edukasi (pendidikan) dan pemeliharaan kesehatan dan sebagainya," kata Menhan.

Buku-buku tersebut, kata Menhan, lebih menonjolkan karakter Indonesia walaupun ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa setempat. “Saat saya di sana, mereka memberikan apresiasi karena militer-militer yang lain tidak melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar. Kita ada (interaksi). Mereka bisa membaca buku-buku dari Indonesia, berbahasa Inggris dan bahasa setempat,” katanya.

Menurut Menhan, dua mobil pintar tersebut akan dikirim sebelum 5 Oktober 2011 mendatang. Pengiriman mobil pintar ke Libanon ini prinsipnya melakukan community development untuk berinteraksi dengan penduduk di Libanon. “Karena pada prinsipnya kalau kehadiran pasukan kita dan tidak dekat dengan masyarakat, saya kira akan sulit,” kata Purnomo.

Sumber: Jurnas

Iran Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

TEHRAN-(IDB) : Iran terus meningkatkan pendayagunaan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan selain energi fosil. Wakil Pertama Presiden Republik Islam Iran Mohammad Reza Rahimi meresmikan pembangkit listrik tenaga surya di timur laut negara ini. 
 
Pembangkit tenaga surya tersebut dirancang dan dibangun oleh para ahli dalam negeri Iran sendiri yang mulai berproduksi di kota suci Mashhad, yang terletak 850 kilometer (530 mil) timur ibukota Iran, Teheran. 

Pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Iran ini memanfaatkan 216 panel surya, dan dilengkapi dengan pelacak surya yang memberikan produksi energi surya tertinggi. 

Pembangkit listrik alternatif itu akan menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan Perusahaan Daerah tenaga listrik Khorasan provinsi. Menurut kepala eksekutif pembangkit energi surya Mashhad, Qolam Reza Karamian, pembangkit ini diharapkan dapat menghasilkan 72.000 kilowatt/perjam tenaga listrik setiap tahun. 

Pembangkit listrik tenaga surya ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan energi dari sumber daya alam untuk mengembangkan energi bersih yang membantu mengurangi pencemaran lingkungan, sekaligus menstabilkan pasokan listrik di kawasan tersebut.

Sumber: Irib

Lanal Sabang Dan Dipolair Polda Aceh Adakan Latgab Sar Laut

BANDA ACEH-(IDB) : Dalam rangka pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Aceh, Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Sabang, salah satu pangkalan dibawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) mengadakan latihan Search and Rescue (SAR) gabungan laut dengan Ditpolair Polda Aceh dan Basarnas Aceh,  di perairan Sabang, Jumat (22/7).

Latihan yang dilaksanakan dari tanggal 21 sampai  22 Juli 2011 tersebut, disimulasikan telah terjadi kecelakaan laut yang mengakibatkan kotak suara dan personel tenggelam di laut. Setelah mendapatkan informasi, Tim SAR gabungan segera meluncur untuk melakukan penyelamatan.

Pelatihan SAR yang melibatkan 80 personel gabungan dari Lanal Sabang, Ditpolair Polda Aceh, dan Basarnas Aceh dengan didukung unsur KAL Simeullue dan Patkamla dari Lanal sabang tersebut, ditutup dengan upacara penutupan oleh Komandan Lanal Sabang Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan di Dermaga Lanal Sabang.

Danlanal Sabang Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan dalam amanatnya mengatakan, ilmu yang telah diberikan oleh para pelatih jadikan sebagai bekal dalam menghadapi situasi emergensi yang bisa terjadi setiap saat. Selain itu, jalin tali silahturahmi yang telah terbina selama pelatihan dalam kehidupan sehari-hari dilapangan.
           
Hadir dalam upacara penutupan tersebut Kasubdis Fasharkan Polda Aceh AKBP Ahmad Untung Suryanata, Danlanudal Sabang dan seluruh Perwira Staf Lanal Sabang.

Sumber: Koarmabar

KRI Dewaruci Tiba Di Manila

MANILA-(IDB) : Setelah  berlayar selama tujuh hari lepas dari pelabuhan Bitung KRI Dewaruci Kamis(21/7) tiba di pelabuhan Manila dalam rangka pelayaran muhibah Kartika Jala Krida 2011 yang membawa kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ’58, di Dermaga  Manila. 

Kedatangan Satgas KJK 2011 ini di sambut Dubes RI untuk Philipina  Drs. Johanes dan Atase Pertahanan Kolonel laut (S) Djakaria, Atase militer Kolonel Inf  Helman Hadi bersama seluruh staf kedutaan, perwakilan AL Philipina, jajar kehormatan dan  Drum Band AL Philipina.

Selama di Philipina Satgas KJK 2011 akan mengadakan berbagai kegiatan melipiti :  kunjungan kehormatan ke Kasal Philipina,  wali kota Manila,dan Kepala kepolisian Manila. Juga akan melaksanakan upacara peletakan  karangan bunga di Monumen  Rizal oleh Komandan KRI Deraruci Letkol laut(P) Haris Bima Bayuseto, open ship, olah raga bersama dengan AL  Filipina meliputi sepak bola, bulutangkis dan Bola basket. 

Pada kesempatan pertama Kamis(21/7, Komandan KRI DWR mengadakan kunjungan ke Wakil Angkatan laut Philipina Vice Comodore  Cortes. Kemudian dilanjutkan ke Wali kota manila yang diterima  oleh  Mayor Alfredo S. Lim,  dan ke kepolosian kota Manila di terima oleh Roberto P. Rongavilla, PESE ( Police chif Superintendent).

Dalam ke tiga kunjungannya tersebut, Komandan Dewaruci di dampingi oleh Komandan Latihan Mayor Laut(P) Wawan serta  Perwira intelijen Kapten laut (P) Dafris serta 4 kadet korps pelaut.

Sumber: Antara

Revamped Frigate Argyll Ready for Action

DT-(IDB) : The Royal Navy's oldest frigate, newly rejuvenated following a £20m, year-long refit, is ready to resume her place among the ships of the front line fleet.

It took 13 months to turn an inanimate, largely lifeless hull in the middle of a refit into a cutting-edge warship ready for anything that global events and nature can throw at her.

Nine months after emerging from that comprehensive makeover in Rosyth, the Devonport-based Type 23 Duke Class frigate came through her final, 'acid' test - operational sea training.

The ship passed, like she has done every trial and inspection this past year or so, 'with flying colours'.

Argyll began to 'crew up' in earnest in May 2010 - four months before her refit was due to conclude.

Just shy of 300,000 man-hours were devoted to the ship's refit as the Type 23 frigate received the latest version of the Seawolf air defence missile system, a new command system, one new main gas turbine, two generators, and the MOD's latest e-mail and internet system, DII(F).

She emerged from that refit three days ahead of schedule - and has maintained that impressive pace throughout the long road back to front line duties.

It all came to a head with two months in the hands of the Flag Officer Sea Training instructors and assessors this spring/summer.

A large part of the training consisted of simulated battles on a daily basis, whether externally with enemy missiles, aircraft, ships and submarines, or internally with fires, floods and machinery breakdowns - most of which occurred simultaneously on Thursdays in the infamous 'Thursday War'.

The final phase of training was specific to the role that Argyll will perform for real towards the end of the year when she deploys east of Suez on maritime security patrols:

"Argyll is ready, in all respects, to undertake any operational tasking as part of the fleet," said her Commanding Officer, Commander Paul Stroude.

"We have achieved this significant milestone with the perseverance, hard work and sheer determination of the crew.

"I am truly proud of the ship's company and the team that delivered her refit. The name of HMS Argyll is now synonymous with professionalism of the highest order."

Launched by Lady Wendy Levene in 1989 and commissioned into the Royal Navy on 30 May 1991, HMS Argyll has strong links amongst her sister services, including with HMS Vivid of the Royal Naval Reserve, The Argyll and Sutherland Highlanders, 5th Battalion The Royal Regiment of Scotland (5 SCOTS), and 47 Squadron RAF.
Source: Defencetalk

60 Prajurit Marinir Dilantik Resmi Menjadi Awak Tank Amfibi BPM-3F

SURABAYA-(IDB) : Delegasi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Alexander Ilin melantik 60 prajurit Korps Marinir menjadi pengawak pertama Tank Amfibi BPM-3F Korps Marinir setelah mereka mengikuti pelatihan selama empat bulan.

Pelantikan itu dilakukan di sela-sela penutupan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir yang dilakukan Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington di lapangan apel Karangpilang Surabaya, Jumat.

Kegiatan Kepelatihan Dalam Negeri Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir itu diikuti 60 personel yang terdiri dari 24 personel Resimen Kavaleri-1 Mar, 30 personel Resimen Kavaleri-2 Mar, dua personel Denhar Lanmar Surabaya, dan empat personel dari Pusdikkav Kodikmar.

Dalam sambutannya, Komandan Pasmar-1 mengatakan kesiapan alutsista Korps Marinir harus didukung dengan kesiapan prajurit dalam mengawaki alutsista tersebut.

"Kesiapan itu telah ditunjukkan jajaran Korps Marinir yakni dengan mengadakan program Kepelatihan Dalam Negeri Tank BMP-3F Korps Marinir," katanya.

Menurut dia, pelatihan itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pendalaman serta penguasaan tentang teknis pengoperasian dan karakteristik seluruh komponen material Tank Amphibi BMP-3F.

"Melalui kepelatihan itu, awak kendaraan tempur BPM-3F diharapkan dapat lebih menguasai tentang kemampuan dan keunggulan kendaraan tersebut yaitu kemampuan daya tembak, keunggulan sistem kendali senjata (SKS), kemampuan daya amphibi, serta kemampuan daya kejut yang tinggi," katanya.

Dengan demikian, keluaran/output dari pelatihan awak Ranpur itu akan menjadi kebanggaan kesatuan Korps Marinir serta menjadi kader bagi penerus selanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Delegasi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Alexander Ilin juga menyerahkan sertifikat sebagai pengawak pertama Tank BPM-3F Korps Marinir.

Acara penutupan itu dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir F. Saud Tambatua, Danlanmar Surabaya Kolonel Marinir Yuliandar TD, Dankolatmar Kolonel Marinir Widodo DP, dan Danpusdikkav Kolonel Marinir Lasmono.

Sumber: Antara

Penambahan Anggaran TNI Di Alokasikan Untuk Pembelian Alutsista Dalam Negeri

MAGELANG-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia akan mendapatkan tambahan dana melalui anggaran perubahan 2011 sebesar Rp2,4 triliun dan sekitar Rp1,3 triliun di antaranya digunakan untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono di Magelang, Jumat, mengatakan, "Dana sekitar Rp1,3 triliun tersebut akan digunakan untuk pembelian persenjataan buatan dalam negeri seperti dari PT Pindad, PT Koja Bahari , dan PT PAL."

"Informasi terakhir yang kami dengar, akan dapat tambahan untuk 2011 sebanyak Rp11 triliun, namun karena keuangan negara belum memungkinkan, kelihatannya hanya akan turun Rp2,4 triliun," katanya.

Ia mengatakan hal tersebut usai upacara Prasetya Perwira Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2011 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer Magelang.

Salah satu kendaraan tempur buatan PT Pindad, yaitu armoured carrier personnel tipe Anoa, menjadi unggulan yang diminati angkatan bersenjata negara lain. Angkatan Darat Malaysia pernah menyatakan kecenderungannya pada Anoa yang seluruh karoserinya terbungkus baja setebal 10 milimeter dan sistem pertahanan pasif dan aktif itu.

Jumlah perwira yang dilantik pada kesempatan tersebut sebanyak 210 orang, terdiri atas Angkatan Darat 110, Angkatan Laut 43, dan Angkatan Udara 55 orang. Dari jumlah tersebut, 39 di antaranya merupakan perwira perempuan.

Suhartono mengatakan, perwira yang baru saja dilantik merupakan prajurit karier lulusan sarjana dan D3. Prajurit karier untuk mengisi jabatan khusus, seperti bidang hukum, dokter dan lainnya.

Ia mengatakan, mulai tahun 2011 lulusan Akmil, AAU dan AAL diberi gelar kesarjanaan yakni sarjana Sains Terapanan Pertahanan. Para lulusan setara dengan D4 atau S1.

"Hal ini sudah dirancang sejak awal dan nantinya mereka bisa menempun S2 di universitas pertahanan, dengan demikian kesinambungan ilmu pertahanan akan terus berlangsung dan TNI memiliki ahli-ahli bidang pertahanan," katanya.

Pemberian gelar sarjana memang baru diterapkan tahun 2011, katanya, setelah TNI bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan khususnya Dirjen Perguruan Tinggi. Setelah di teliti, ternyata lulusan Akmil, AAU, dan AAL , bisa menjadi sarjana sains terapan karena secara keilmuan, mereka memiliki syarat untuk meraih gelar. Gelar kepangkatan mereka tetap mendapatkan letnan dua.

Sumber: Antara

Jepang Sambut Persetujuan ASEAN-China Soal Laut China Selatan

NUSA DUA-(IDB) : Jepang menyambut baik kesepakatan antara ASEAN dan China mengenai Panduan Implementasi Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan (DoC), kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang, Satoru Satoh, hari Jumat.

"Kami menyambut baik tercapainya kesepakatan antara ASEAN dan China mengenai panduan implementasi DoC. Kami berharap semua pihak bisa secara penuh menjalankan komitmennya dan semoga Kode Etik tentang Perilaku Para Pihak di laut China Selatan (CoC) akan segera terbentuk setelah ini," katanya.

Namun, Satoh mengingatkan perkembangan terakhir dalam kasus Laut China Selatan saat ini belum menyelesaikan semua masalah.

"Panduan DoC sudah disepakati, namun semua belum berhenti di sini. Kami berharap ASEAN dan China tetap melakukan komunikasi untuk menyelesaikan masalah di Laut China Selatan secara tuntas," katanya.

Dia berharap pihak-pihak yang terlibat dalam isu Laut China Selatan bisa segera menyepakati CoC yang dianggap sebagai payung hukum yang mengikat.


Pulau Pagasa (Harapan) dari udara, yang disengketakan sejumlah negara di Kepulauan Spratly, di lepas pantai barat Filipina, Laut China Selatan, Rabu (20/7). Filipina berencana menegaskan klaim negaranya atas daerah kaya minyak dan gas itu. Langkah ini bisa mengundang protes dari pihak lain yang juga mengklaim pulau tersebut, yaitu China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Filipina.



ASEAN dan China pada Rabu lalu (20/7) menyepakati Panduan Implementasi Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan atau DoD itu.

"Ini awal yang baik dan penting bagi kami untuk bekerja sama meneruskan dialog dan kerja sama dengan pandangan mendorong lebih jauh stabilitas ini dan kepercayaan di kawasan ini," kata Asisten Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Quang Vinh, secara terpisah.

Menanggapi capaian menjanjikan di kawasan itu, Asisten Menlu China, Liu Zhenmin, mengatakan para pejabat akan menyerahkan apa yang mereka telah setujui kepada para menteri untuk pengesahan akhir.

"Ini adalah dokumen penting mengenai kerja sama itu di antara China dan negara-negara anggota ASEAN," kata Liu. "Dan kami punya masa depan yang lebih cerah dan kami sangat menginginkan kerja sama di masa mendatang."

Walaupun masih pada tahap awal, persetujuan itu memberikan harapan bagi resolusi damai atas klaim tumpang tindih di Laut China Selatan.

Sumber: Antara