Pages

Jumat, Juni 24, 2011

Panglima TNI Jamin Pesawat F-16 Hibah Termasuk Suku Cadang

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menepis kekhawatiran banyak pihak akan kendala kesulitan suku cadang terkait kebijakan menerima hibah 24 pesawat F16 bekas dari Amerika Serikat. "Sekarang kita sudah punya F-16 semua berjalan dengan baik dan lancar. 

Suku cadang juga didukung karena kita punya kerjasama," katanya seusai menjadi Inspektur Upacara Apel Kebangsaan Gerakan Muda (GM) Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI Polri (FKPPI) di Lapangan Markas Kodam V Brawijaya, Surabaya, Jumat 24 Juni 2011.

Menurut Panglima, hibah 24 pesawat tempur jenis F-16 dari Amerika akan melengkapi alat utama sistim senjata milik TNI Angkatan Udara. Hibah itu saat ini tengah diproses. Secara prinsip TNI telah memilih program hibah tersebut dan telah diajukan ke pemerintah. Saat ini pihak Amerika juga sedang mengkaji. "Saya harapkan itu berjalan sesuai rencana," kata Panglima Agus.

Menurut Panglima TNI, sesuai rencana, Amerika akan menghibahkan sebanyak 24 unit F-16. Hibah diberikan secara bertahap dalam empat tahun. "24 unit sesuai rencana, per tahunnya sesuai kemampuan retrofit atau pemeliharaan peningkatan kemampuan. Kalau tidak salah setiap tahunnya delapan unit," ujar Panglima TNI.

F-16 hasil hibah ini nantinya akan dibuatkan beberapa skuadron udara tersendiri untuk melengkapi dua skuadron F-16 yang saat ini telah dimiliki TNI AL di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun.

Untuk proses hibah sendiri, ke-24 F-16 yang akan dihibahkan saat ini masih dalam proses upgrading upgrading untuk menyesuaikan teknologi terkini dari kemampuan tempur pesawat tersebut. sebelum benar-benar diserahkan ke Indonesia. Tak hanya itu, menyusul penyerahan hibah ini, F-16 yang kini telah dimiliki TNI AL, rencananya juga akan menyusul dilakukan proses

Sumber: Tempo

Panglima TNI Terima Kasal Singapura

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menerima kunjungan Kasal Singapura Rear Admiral NG Chee Peng di Merdeka Barat Jakarta, Kamis (23/6/2011). 

Kunjungan Kasal Singapura dalam rangka perkenalan sebagai Kasal Singapura yang baru.  Rear Admiral NG Chee Peng mengatakan akan terus melanjutkan tradisi latihan militer bersama seperti Latma  Sea Eagle yang telah dimulai sejak 1974.  
Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan bahwa, Angkatan Laut Singapura di bawah kepemimpinan Admiral NG Chee Peng akan berperan lebih maju dalam menjalin kerja sama dengan TNI AL pada khususnya dan kedua Angkatan Bersenjata pada umumnya.
Panglima TNI pada kesempatan tersebut didampingi oleh Wakasal Laksdya TNI Marsetyo, M.M., Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W. S.E., Wakapuspen TNI Brigjen TNI Avianto Saptono, Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Prayitno, Escort Offiscer Laksma TNI Teguh Prihantono, Atase Laut RI di Singapura Kolonel Laut (S) Indariyanto, sedangkan Kasal Singapura didampingi oleh Commander MSTF RADM Jackson Chia, Defence Attache Col. Tham Chong Yean, Head Naval Intelligence SLtc. Lee Fong Foo, Assst. Defence Attache SLtc. Tan Bian, Staff Officer Maj. Noel Chen Xin Yi.
Sumber: Seruu

Eurocopter Signs Contract Supply 12 EC725 Helicopters To Malaysia

KUALALUMPUR-(IDB) : Eurocopter signed today with the Malaysian Ministry of Defence a cooperation contract related to the supply of 12 EC725 helicopters, to be operated by the Royal Malaysian Air Force in search and rescue (SAR) and utility missions.

In the presence of H.E. Dato' Seri Kong Cho Ha Minister of Transport Malaysia, Dato´ Sri Dr. Haji Ismail Bin Haji Ahmad Secretary General, Ministry Of Defence Malaysia, General Tan Sri Rodzali bin Daud Chief of Royal Malaysian Air Force and Dato´ Nadzri Bin Siron Undersecretary, Procurement Division, Ministry Of Defence Malaysia, Eurocopter was truly honoured to sign this contract with the Malaysian Government.

This contract includes 13 comprehensive cooperation projects to be developed with the objective of strengthening Malaysian strategic aeronautical skills and capabilities together with specific attention in education through the development of aeronautical training capabilities in association with Malaysian Universities.

The main fields of cooperation are as below:
- Integration of Malaysian Industry into Eurocopter Global Supply Chain;
- Development of a Maintenance Repair and Overhaul Centre for Government helicopter fleet in Malaysia under a Joint Venture scheme;
- Creation of a regional EC725 / EC225 Full Flight Simulator Centre for operations in Malaysia under a Joint Venture dedicated to Civil and Military customers from Asia and Oceania territories;
- Transfer of technology and know-how through programs to Malaysian Industry, Governmental Entity and Armed Forces;
- Development of an Aeronautical Training Centre.

All the beneficiaries are part of the Malaysian Defence Industry or Governmental entities, and include Boustead, CTRM, CTRM System Integration, Helipartner, Ikramatic, LTAT, National University of Defence of Malaysia, Qdos, SMEA, UniKL Malaysia Institute of Aeronautic and Technology, and Zetro, for which a Letter of Acceptance for the respective projects to DID were handed over during the ceremony.

'This contract opens a new chapter in Eurocopter's relationship with Malaysia and will bring high-value technology and know-how to the country in line with the Malaysian Government Vision 2020,' said Dominique Maudet, Eurocopter Executive Vice President Global Business & Services.

This supplementary contract is linked to Eurocopter's supply of the 12 SAR-configured EC725s, along with associated training, spares and tools. The new EC725s will complement, and eventually replace, the Royal Malaysian Air Force's current fleet of aging Sikorsky S-61 helicopters, which is known as NURI. The EC725s will allow the Royal Malaysian Air Force to perform its SAR and utility missions day and night, and in all weather conditions.

Source: AsianMilitary

TNI AL Membutuhkan Lebih Banyak Lagi Kapal Perang Untuk Kawal Ambalat

MANADO-(IDB) : Mengamankan wilayah Indonesia yang luas bukanlah semudah yang dibayangkan. Apalagi Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang sangat luas.

Komandan Lantamal VIII TNI AL Laksma Sugiharto, mengaku untuk mengamankan Indonesia pihaknya masih kekurangan kapal.

"Saya memiliki daerah yang menjadi sengketa yaitu Ambalat, sehingga saya diberikan jenis kapal tempur yang selalu beroperasi dengan perbatasan Filipina dan Malaysia. Sekarang idealnya kurang masih, baru tiga, tapi cukup memadai dalam memantau, yang kami gunakan bergantian, dan satu lagi kapal stand by antara Manado dan Tarakan," jelasnya, di Manado, Jumat (24/6/2011).

Selain itu, dia juga mengaku untuk operasi ini sendiri pemerintah membatasi penggunaan bahan bakar kapalnya, sehingga mau tidak mau harus digunakan secara bergantian.

"Kapal-kapal kecil saya punya untuk operasi terbatas ada delapan, terbatas di pulau pulau saja, dan bahan bakar untuk kapal operasional dibatasi dengan bahan bakar, bagaimana kita dukungan bahan bakar dipatok sekian. Sehingga kita rolling, kadang besar, kadang kecil taktik strategi operasional, tapi tiap hari bergerak, cuma gentian," tambahnya.

"Supply-nya sudah ada pagunya, kalau itu kan demandnya masyarakat, TNI enggak bisa diganggu," pungkasnya.

Sumber: Okezone

Paskhas TNI AU Laksanakan Terjun Statik


JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 22 prajurit Paskhasau dari Batalyon-461 Paskhasau melaksanakan terjun statik dengan menggunakan pesawat Hercules USAF YJ6, Rabu (22/6) malam, di Detasemen TNI Angkatan Udara, Gorda, Tangerang, Banten.

Terjun malam merupakan salah satu rangkaian Latihan bersama Cope West tahun 2011 antara TNI Angkatan Udara dengan US Air Force, yang pembukaannya dilaksanakan baru-baru ini oleh Wakasau Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.




Sebelumnya ke-22 personel anggota Paskhas telah melaksanakan diskusi kelas dan dilanjutkan dengan latihan kering di dalam pesawat Hercules C-130 USAF yang sudah stand by di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta; kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Sus Gerardus Maliti, SSos.

Diskusi kelas dan praktik langsung di lapangan ini dipimpin oleh MSgt Jhon Ganon dan MSgt Jason Nuy, keduanya sebagai Jumpmaster dari Weather Squadron, Fost Bragg, US. Sedangkan dari Paskhasau dipimpin oleh Letda Psk Adim Dwi Prasanda dari Batalyon-46 Paskhasau.

Kegiatan latihan ini memiliki arti yang sangat berharga bagi ke-22 anggota Paskhas tersebut. Sebab, menurut keterangan dari Letda Psk Adim; penerjunan dengan menggunakan ram door sangatlah jarang dilakukan oleh anggota Paskhasau. Selama ini, lebih sering menggunakan pintu samping pesawat Hercules C-130.

Sumber: HarianPelita

Panglima TNI Bantah Pengiriman Militer Ke Bahrain

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia membantah keterlibatan militer Indonesia dalam konflik di Bahrain.

Sebelumnya pakar pertahanan Ali al-Ahmad dari Institute for Gulf Affairs di Washington mengklaim keluarga Indonesia, Malaysia, dan Pakistan untuk mengirim pasukan ke Bahrain. kerajaan Al Khalifa telah melobi 

 ”Saya rasa kalau Indonesia tidak. Karena kalau tentara pasti di bawah saya, berarti tidak ada. Mungkin maksudnya dari sektor swasta, tetapi saya juga tidak yakin,” ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono usai rapat kerja Komisi I DPR RI, Rabu (22/6).

Menurutnya, pengerahan TNI ke luar negeri harus berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Tentara aktif, menurut dia, tidak boleh terlibat sebagai mercenaries alias tentara bayaran tanpa sepengetahuan panglima TNI. Panglima TNI akan menjatuhkan sanksi bagi siapa pun tentara aktif yang melanggar UU TNI.

Senada, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan hingga kini belum ada pembicaraan dengan Bahrain untuk pengiriman pasukan ke negara di kawasan Timur Tengah itu. Lebih jauh, Purnomo menekankan sikap Indonesia menolak permintaan dari Bahrain.

”Yang saya tahu sudah dengan Malaysia. Menteri Pertahanan Malaysia kasih tahu saya mereka (delegasi Bahrain) sudah ke Malaysia.”

Sumber: ArsipBerita

AS Berlatih Perang Elektronik dan Bersiap Menyerang Iran

IRAK-(IDB) : Pasukan militer AS yang berbasis di salah satu pangkalan terbesar mereka di Irak tengah berlatih mempersiapkan diri dalam peluncuran pertempuran elektronik.
 
Latihan itu berlangsung di Pangkalan Udara al-Bakar, di dekat kota Balad di Irak tengah. Demikian dilaporkan sejumlah sumber kepada Press TV.

Sekitar 20 pesawat tempur, termasuk F-15, F-16 dan F-18, digunakan dalam manuver yang berlangsung di pangkalan udara terbesar Amerika Serikat di Irak. 

Sumber menyatakan bahwa latihan perang tersebut disimulasikan untuk menghancurkan radar dan sistem pertahanan udara Iran. 

Berita itu muncul di saat berbagai laporan mengkonfirmasikan operasi malam hari pesawat pengintai tanpa awak Amerika di kawasan-kawasan dekat perbataan Iran-Irak.

Pasukan AS juga telah memasang tiang-tiang telekomunikasi di kawasan Irak dekat kota Marivan di barat laut Iran untuk kegiatan spionase yang disinyalir anti- Republik Islam.

Di sisi lan, Washington menekan Baghdad untuk menyetujui kehadiran 50.000 tentara Amerika Serikat setelah 2011.

Berdasarkan perjanjian keamanan Washington-Baghdad (SOFA), Amerika Serikat diharuskan menarik pasukannya pada tanggal 31 Desember tahun ini.

Washington juga mencoba membujuk pemerintah Irak untuk menyetujui berlanjutnya kehadiran tentara AS dan pangkalan-pangkalannya di negeri pendudukan itu.

Meski demikian, hingga kini para pejabat tinggi Irak menentang perpanjangan kehadiran militer AS, namun keputusan terakhir berada di tangan parlemen. 

Sumber: Irib

Berita Foto : Test Mesin KRI Rencong-622

TNI AL-(IDB) : Komandan KRI Rencong-622, Letkol laut (P) Avianto Rooswirawan (kiri) dan Kadep Ops KRI Rencong-622, Mayor laut (P) Agus Joko, berada di ruang Pusat Informasi Tempur (PIT) KRI Rencong, saat uji coba mesin gas turbin di perairan Laut Jawa, Kamis (23/6). Kapal patroli kelas Dagger merupakan salah satu jenis kapal cepat yang dimiliki Koarmatim tersebut merupakan bagian dari persiapan patroli keamanan laut di wilayah timur Indonesia.





Sumber: Antara

TNI AL Targetkan Akhir Bulan Ini Tender Kapal Selam Tanda Tangan Kontrak

Kapal selam class kilo yang diminati TNI AL
JAKARTA-(IDB) : Mewujudkan kekuatan armada angkatan laut merupakan keharusan.Tidak saja dari segi kemampuan personel,tapi juga harus didukung sistem persenjataan yang lengkap.

Luas wilayah yurisdiksi nasional di laut yang mencapai sekitar 5,9 juta kilometer persegi merupakan kekayaan bangsa yang perlu disyukuri dan dijaga bersama.Dalam hal menjaga,Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang memiliki peran penting dalam menjaga kedaulatan di wilayah perairan laut.

Keharusan supaya angkatan laut kuat juga disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo.Untuk mendukung TNI AL dalam menjalankan tugasnya,matra laut mendapat prioritas yang lebih dalam hal alokasi anggaran pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Tri menuturkan,salah satu pengadaan alutsista yang sekarang terus dikejar adalah menambah armada kapal selam.Sebenarnya ini merupakan proyek lama,kurang lebih sejak 2005.Namun,hingga kini belum terwujud. Sekarang ini armada kapal selam yang dimiliki Indonesia baru dua unit,yakni KRI Cakra dan KRI Nanggala.Itu pun salah satunya sedang menjalani perbaikan di Korea.

”Sudah cukup lama dan sudah pernah overhaul.Tapi untuk sekarang ini kita tidak sekadar memperbaiki,tapi juga menambah,”kata Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo kemarin. Baik KRI Cakra maupun KRI Nanggala memiliki spesifikasi yang mirip.Berat selam 1.395 ton dengan dimensi 59,5 m x 6,3 m x 5,5 m.

Kapal ini menggunakan tenaga mesin diesel elektrik,4 diesel,dan 1 shaft menghasilkan 4,600 shp serta sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot.Kapal dipersenjatai 14 torpedo dan diawaki oleh 34 pelaut. Dia menyebut upaya penambahan saat ini sedang dalam proses pencarian negara mana yang bisa mengadakan kapal selam sesuai permintaan Indonesia.

Beberapa negara penghasil kapal selam seperti Jerman,Rusia, dan Korea Selatan dilirik. Ketiga negara itu merupakan beberapa contoh produsen kapal selam andal. Meski demikian,tidak berarti langkah Indonesia untuk menambah kapal selam menjadi mudah.Sebab,kapal yang dipilih juga harus disesuaikan pada kebutuhan dengan memerhatikan berbagai aspek,misalnya geografis.

Tri Prasodjo mengungkapkan, saat ini rencana pengadaan kapal selam masih dalam proses.Diharapkan akhir bulan nanti sudah ada perkembangan signifikan. ”Sekarang ini masih negosiasi,” tutur pria ramah ini. Dia menyebut,dengan wilayah perairan laut yang sangat luas,dua kapal selam tidak cukup.

Menurut dia, idealnya Indonesia memiliki 10 unit kapal selam.Namun, belum diketahui berapa unit yang akan dibeli nanti.”Kita harapkan hingga 2024 sudah punya,”sebutnya. Pentingnya keberadaan kapal selam disadari penuh oleh Kementerian Pertahanan. Bahkan,Indonesia sekarang juga terus mempersiapkan kemampuan untuk bisa memproduksi kapal selama di dalam negeri.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Hartind Asrin mengungkapkan, saat ini fokus penguatan alutsista memang tertuju untuk TNI AL dan AU.Bukan berarti mengesampingkan AD, tapi kebutuhan alutsista matra darat sudah mulai bisa dicukupi dari dalam negeri.

Dia menuturkan,pengadaan kapal selam merupakan salah satu proyek pengadaan alutsista yang paling menonjol tahun ini.”TNI AL sebagai user-nya.Mungkin dalam waktu sekitar sebulan lagi sudah ada keputusan,” paparnya. Selain kapal selam,TNI AL juga terus diperkuat dengan kapal-kapal perang.

Selain mendatangkan dari luar negeri,TNI AL juga mendapat hibah sejumlah kapal perang dari Brunei Darussalam.”Juga ada kapal cepat rudal hasil produksi dalam negeri.Itu akan terus kita lakukan,” sebutnya.

Sumber: Sindo

KSAL: Dishidros Pisau Bermata Dua

JAKARTA-(IDB) : Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) TNI AL dituntut mampu menyediakan dan mendistribusikan data hidrografi dan oseanografi yang akurat, mutakhir, dan berkesinambungan.

Data itu penting untuk mendukung kebijakan maritim nasional maupun berbagai aktivitas kemaritiman. Misalnya, keselamatan bernavigasi di laut, pengelolaan pesisir, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya laut, serta perlindungan lingkungan laut dan pertahanan laut.

”Baik di masa damai maupun di masa kritis,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutan saat membuka seminar dan pameran hari Hidrografi Dunia di Hotel Mercure Ancol di Jakarta, Rabu (22/6).

Dishidros seperti pisau bermata dua yang masing-masing sisinya sama tajam. Pada satu sisi bertugas menjalankan fungsi lembaga hidrografi militer/TNI untuk mendukung kepentingan pertahanan negara di laut. Sisi lain berperan mendukung kepentingan nasional pada aspek kesejahteraan, dalam hal pelayanan publik di bidang keselamatan navigasi pelayaran, mendukung kebijakan pemerintah dalam aspek kelautan, diplomasi batas maritim, serta penelitian kelautan khususnya di bidang hidrografi dan oseanografi.

”Dishidros secara institusional mewakili negara sebagai anggota International Hydrography Organization (IHO) sejak tahun 1960,” kata KSAL.

Sumber: Jurnas