Pages

Selasa, Juni 21, 2011

KRI Frans Kaisiepo Singgah Di Port Said Sebelum Menuju Indonesia

KAIRO-(IDB) : Setelah berhasil melaksanakan misinya sebagai bagian dari Satgas Maritim Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (Maritime Task Force/MTF-UNIFIL), Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 singgah di Port Said, Mesir sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia. 
Di Port Said, Atase Pertahanan KBRI Cairo, Kolonel (Laut) R. Teguh Isgunanto  bersama dengan Komandan KRI Frans Kaisiepo, Letkol (Laut) Wasis Priyono, ST mengadakan resepsi di atas kapal pada Sabtu malam, 18 Juni 2011 untuk mengapresiasi keberhasilan KRI sekaligus melepas keberangkatannya kembali ke Indonesia.
Acara dihadiri oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut Mesir di Port Said, Mayjen Abdul Aziz beserta jajarannya, belasan Atase Pertahanan dari negara-negara sahabat seperti Jepang, Korea Selatan, Argentina, Brazil, serta sejumlah pejabat KBRI Cairo.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Cairo, Burhanuddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa KRI Frans Kaisiepo telah berhasil melaksanakan tugas-tugas yang diembannya di perairan Libanon. Hal tersebut tidak saja dikarenakan kemampuan teknis yang dimiliki kapal, tetapi juga karena semangat dan profesionalieme yang dimiliki para kru yang mengawaki KRI.
Sementara itu, Komandan KRI Frans Kaisiepo, Letkol (Laut) Wasis Priyono, ST menjelaskan tentang pencapaian operasi selama penugasan delapan bulan. Disampaikan bahwa Indonesia bangga dapat mengemban misi dengan sangat baik selama bertugas di MTF-UNIFIL. 

Kepercayaan dan penghargaan tersebut juga diberikan PBB terhadap pelaksanaan tugas KRI Frans Kaisiepo. Hal itu ditunjukkan dengan perpanjangan masa tugas KRI dari seharusnya enam bulan menjadi delapan bulan.
Disampaikan pula bahwa selanjutnya Indonesia akan mengirim kembali kapal perangnya, yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang akan mengggantikan tugas KRI Frans Kaisiepo di Lebanon.
Selama melaksanakan tugas sebagai pasukan pemeliharaan perdamaian PBB di Lebanon, KRI Frans Kaisiepo-368 telah melakukan tugas sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) sebanyak 18 kali, memeriksa 1.405 kapal, mengajukan inspeksi pemeriksaan kapal sebanyak 170 kali dan total di laut selama 180 hari.

Sumber: Incai

Pangarmabar Tinjau Kesiapan Kapal Perang

KRI Badau- 643
JAKARTA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc., meninjau kesiapan dua Unsur KRI jenis Kapal cepat Rudal (KCR) yaitu KRI Badau- 643 dan KRI Salawaku-642 di dermaga TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (21/6). 

Pangarmabar Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc., dalam Kunjungan di KRI Badau- 643 dan KRI Salawaku-642 jenis KCR tersebut didampingi Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara, S.Sos, S.H, MM., dan Komandan Lantamal III Jakarta Brigjen (Mar) Arief Suherman serta para Pejabat Teras Koarmabar.

Dalam kesempatan tersebut, Pangamabar Laksamana Muda TNI Hari Bowo M.Sc., meninjau secara langsung kondisi kesiapan unsur kapal jenis KCR yang baru saja memperkuat unsur kapal perang TNI Angkatan Laut dibawah pembinaan Komando Armada RI Kawasan Barat.

Selama berada di kapal, Pangarmabar Laksamana Muda TNI Hari Bowo M.Sc., beserta staf meninjau ruang anjungan ke dua kapal dan mengecek kesiapan peralatan navigasi diantaranya peralatan radar, peralatan Echolot (pengukur kedalaman ) dan peralatan komunikasi. Selain itu kemampuan kesenjataan yang dimiliki serta berbagai fasiltas akomodasi pengawak unsur Kapal.

KRI Badau-643 dengan Komandan Mayor laut (P) Kamaruddin, sedangkan KRI Salawaku-642 dengan Komandan Mayor laut (P) Alred Daniel M, dan kedua kapal tersebut memiliki spesifikasi panjang 36,88 m dan lebar 7,40 m dengan ABK masing-masing 37 personel.

KRI Salawaku-642
Dua kapal tersebut hibah secara resmi dari Pemerintah Brunei kepada Indonesia pada tanggal 15 April 2011 lalu. Kedua kapal tersebut semula bernama “KDB (Kapal Perang Diraja Brunei) Waspada” dan “KDB Pejuang” merupakan kapal-kapal Armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB).

Sementara itu Pangarmabar Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc., saat meninjau Markas Komando Satuan Komando Pasukan Katak (Mako Satkopaska) Koarmabar, secara langsung melihat pengembangan fasilitas yang dimiliki dan rencana pengembangan pembangunan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan profesionalisme personel Pasukan Katak.

Dalam kesempatan tersebut Pangarmabar memberikan arahan kepada Komandan Satpaska Letkol Laut (P) R. Eko Suyatno agar mengasah dan mempertajam naluri tempur masing-masing individu setiap prajurit Satkopaska ,agar setiap saat siap diberangkatkan ke medan tugas.

Sumber: Poskota

Pemerintah Alokasikan Dana Rp.5.1 Triliun Sehatkan Industri Strategis

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah berusaha menyehatkan lima BUMN yang bergerak di industri strategis pertahanan dengan dana Rp5,1 triliun. Dana tersebut diberikan untuk mengalihkan utang PT Pindad (Pindad), PT PAL Indonesia (PAL), PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Barata Indonesia (Barata), dan PT Dirgantara Indonesia (DI) menjadi penyertaan modal negara (PMN).

Sebagian besar dana tersebut mengalir ke DI yang bergerak di bidang produksi alat transportasi udara. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, khusus untuk DI saja, dana yang dimintakan Kemenperin Rp3,8 triliun.

"Hanya bebannya saja yang habis sebenarnya, tidak dana langsung yang disuntikkan. Jadi, dari status utang, diubah jadi PMN. Tapi kan dengan begini buku perusahaan jadi clear, karena kalau DI, misalnya, minta bantuan perbankan untuk bayar utang, kan kena peraturan BI," ujar Hidayat, di sela Pameran dan Seminar Industri Permesinan dan Alat Transportasi di Kemenperin, Selasa (21/6).

Menurut Hidayat, sebenarnya upaya penyehatan ini tidak mempersulit pemerintah. Sebab, utang kelima BUMN ini juga terhadap pemerintah. "Jadi, istilahnya kantong kanan ke kantong kiri saja," jelas Hidayat.

Permohonan PMN tersebut sudah dianggarkan Kemenperin dan diajukan ke Komisi VI DPR dan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Hidayat mengharapkan keputusan untuk pengalihan utang tersebut dapat segera disetujui.

"Kita maunya segera (direalisasikan), kalau kita mau menjadikan industri pertahanan menjadi unggulan dan mampu memenuhi kebutuhan kita semua, mari kita sehatkan bersama," cetus Hidayat.

Indonesia Harus Prioritaskan Pertahanan Laut Dan Udara

JAKARTA-(IDB) : Indonesia harus mulai memikirkan pertahanan dan keamanan laut mengingat luasnya wilayah laut yang dimiliki Indonesia. Selama ini Indonesia masih terfokus pada pertahanan dan keamanan di darat. "Kami berharap pemerintah tidak lagi memfokuskan pertahanan di darat, tapi mulai fokus ke matra laut dan udara. 

Hal itu karena wilayah laut dan udara Indonesia sangat luas. Selama ini, dengan terlalu fokus ke darat, pertahanan udara dan laut kita masih banyak bolongnya,"kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di Jakarta, Selasa (21/6).

Menurut Poengky, fokus pada pertahanan darat adalah warisan sejarah. "Kenapa dulu di darat karena untuk mengusir penjajah belanda. Kalau sekarang yang lebih penting lagi, gimana caranya kita memperkuat matra laut dan udara,"kata Poengky.

Dia menambahkan, pemerintah perlu memprioritaskan sektor pertahanan pada matra tertentu mengingat anggaran pertahanan Indonesia yang terbatas. "Kalau seimbang nampaknya susah karena butuh peralatan, personil, jadi perlu di cek mana yang lebih perlu penguatan. Saya kira laut yang lebih penting ketimbang yang lainnya,"kata Poengky.

Poengky juga mengatakan, perlunya monitoring yang seimbang terhadap TNI AL dan TNI AU, selain pada TNI AD. "Untuk pemilihan KSAL atau KSAU harus ada monitoring juga seperti pada KSAD. Dan kami akan berusaha melakukan itu,"katanya.

Sumber: Jurnas

Indonesia Promosikan Alutsista Dalam Pameran BRIDEX 2011

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka mempromosikan produk-produk Alutsista dan Non Alutsista hasil produksi industri pertahanan dalam negeri pada skala internasional, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) melalui Direktorat Teknik dan Industri 

Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dit Tekind Ditjen Pothan) berencana mengikuti dan membuka pavilum dalam ajang pameran Brunei DarussalamInternational Defence Exhibition & Coference (BRIDEX) 2011 di Brunei Darussalam. 
 
Persiapan tentang rencana keikutsertaan industri pertahanan Indonesia dalam pameran BRIDEX 2011, dibahas dalam rapat yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan didampingi Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, M.A, Senin (20/6) di kantor Kemhan, Jakarta.

Rapat dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait dari Kemhan dan  Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta pejabat dari Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis antara lain Dirut PT. Pindad  Adik Avianto Soedarsono, Dirut PT. PAL Harsusanto dan Dirut PT. Dahana Tanto Dirgantoro. Rapat secara khusus membahas berbagai persiapan teknis agar hasilnya sesuai yang diharapkan yaitu terpromosikannya produk – produk BUMNIS dalam skala internasional.

Panser Anoa Pindad yang diminati Brunei Darussalam
Wamenhan dalam sambutannya mengatakan, selain sebagai ajang untuk promosi, keikutsertaan Indonesia dalam pameran BRIDEX ini juga dalam rangka memenuhi undangan Sultan Brunei Darussalam yang disampaikan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungannya ke Brunei Darussalam pada bulan Februari yang lalu. 

Pada pertemuan tersebut,  Presiden RI telah menyampaikan bahwa Indonesia akan mendukung dan turut serta berpartisipasi menyukseskan pameran BRIDEX 2011.  Selanjutnya Presiden RI telah memberikan instruksi  kepada Menhan untuk menformulasiakan kesiapan dan keikutsertaan Indonesia dalam pameran BRIDEX 2011.

Menindaklanjuti hal tersebut,  menurut Wamenhan saat ini Kemhan sudah membuat berbagai persiapan dengan mengadakan komunikasi dengan seluruh stake holder dan para pemangku kepentingan.

Wamenhan berharap, ajang pameran BRIDEX 2011 nantinya dapat dimanfaat semaksimal mungkin untuk dapat memamerkan dan mempromosikan produk Alutsista dan Non Alutsista dalam negeri. Sebagai contoh, nantinya Panser 6x6 Armour Personal Carrier (APC) produksi PT.Pindad akan dipamerkan dan dimanuverkan disana untuk medapatkan suatu konfirmasi tentang kepastian Brunei Darusalam untuk membelinya.

BRIDEX 2011 merupakan ajang pameran berskala internasional yang menampilkan produk- produk industri pertahanan terkini diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam dan akan berlangsung pada tanggal 6 sampai dengan 9 Juli 2011. Rencananya dalam keikutsertaan Indonesia pada pameran tersebut, 

Kemhan RI akan membuka pavilium dengan menyertakan sejumlah BUMNIS guna mempromosikan produk-produknya antara lain PT. Pindad, PT.PAL, PT.DI, PT. Len, PT. Palindo dan PT. Dahana. Selain itu, turut pula sejumlah perusahan swasta nasional yang memproduksi berbagai peralatan pertahanan baik Alutsista maupun Non Alutsista.

Sumber: DMC