Pages

Sabtu, Mei 07, 2011

Indonesia Sampaikan Tiga Prioritas ASEAN Pada 2011

JAKARTA-(IDB) : Indonesia sebagai ketua perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada 2011 menetapkan tiga prioritas untuk dijalankan selama satu tahun masa kepemimpinanya.
 
Tiga prioritas itu disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pembukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN di Balai Sidang, Jakarta, Sabtu (7/5).

"Indonesia menetapkan tiga prioritas utama yang mesti kita sukseskan bersama," ujarnya.
Prioritas pertama, menurut dia, ASEAN harus dapat memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun komunitas ASEAN yang ditargetkan terwujud pada 2015.

Sedangkan prioritas kedua adalah harus memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi kondusif di kawasan Asia Tenggara untuk pencapaian pembangunan antara lain melalui KTT Asia Timur dengan tetap menjaga stabilitas sentralitas ASEAN.

Sedangkan prioritas ketiga adalah ASEAN harus mensukseskan pembahasan mengenai perlunya visi ASEAN pasca 2015 yaitu peran komunitas ASEAN di antara komunitas global bangsa-bangsa.

"Ini berarti, pada saat, Insya Allah komunitas ASEAN terbentuk pada tahun 2015 kita telah siap untuk meningkatkan peran ASEAN dalam menjawab tantangan-tantangan global yang membentang di depan kita," tuturnya.

Tiga prioritas ASEAN tersebut, menurut Presiden Yudhoyono yang berbicara sebagai Ketua ASEAN, didasarkan pada premis bahwa seluruh upaya yang dijalankan bersifat kerakyatan sehingga seluruh lapisan masyarakat negara-negara anggota ASEAN harus dilibatkan dalam berbagai kegiatan ASEAN.

"gar mereka semua mempunya rasa kepemilikan dan keinginan yang kuat untuk berpartisipasi. Mereka akan menjadi yang pertama dan yang paling utama mendapatkan keuntungan dari inisiatif kita,' tuturnya.

Presiden mengajak kepala negara anggota ASEAN untuk meluncurkan lebih banyak lagi program kerjasama yang memajukan interaksi hubungan antar masyarakat di kawasan Asia Tenggara.

"Dialog para pemimpin ASEAN dengan majelis antar parlemen ASEAN, para wakil dari kalangan masyarakat sipil, dan para pemuda selama KTT ini berlangsung merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berorientasi dan berpusat pada masyarakat. Itulah cita-cita kita. Itulah harapan kita, harapan baru bagi komunitas ASEAN," tutur Presiden.

Dalam pidatonya, Presiden menyampaikan beberapa kemajuan ASEAN selama diketuai oleh Indonesia dalam tiga prioritas yang telah ditetapkan.

Di tengah arsitektur kawasan yang senantiasa berubah, Presiden berharap KTT ke-18 ASEAN dapat menyepakati langkah-langkah menuju KTT Asia Timur yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2011 yang diharapkan akan memiliki kontribusi lebih jauh bagi kemajuan lingkungan kawasan yang stabil dan damai serta mendatangkan kemakmuran bersama.

Dalam pergaulan global, Presiden mengingatkan ASEAN untuk tidak berdiam diri dan berpangku tangan, melainkan perlu memantapkan kerjasama multidimensional dalam kerangka internal negara-negara anggota ASEAN maupun kerjasama dengan kawasan lain.

ASEAN, lanjut dia, juga perlu lebih tanggap terhadap realitas yang berubah dengan sangat cepat guna menyelesaikan dan mengatasi berbagai tantangan dan untuk meraih peluang yang muncul baik di dalam maupun di luar kawasan.

Presiden dalam pidatonya juga menyampaikan bahwa banyak negara yang sat ini berkeinginan untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan ASEAN.

"Hal ini menegaskan semakin meningkatkan pamor ASEAN sebagai salah satu organisasi regional yang berhasil di dunia," ujarnya.

Dari pengalaman empat puluh tahun berorganisasi dan bekerjasama, Presiden mengatakan, banyak yang bisa ditawarkan oleh ASEAN kepada wilayah dan bangsa lain di luar kawasan Asia Tenggara.

"Saat ini, mata dunia sedang tertuju ke kawasan ASEAN, tempat kita tumbuh, berkembang, dan maju bersama. Kenyataan ini harus menjadi inspirasi bagi kita untuk bekerja lebih keras mencapai komunitas ASEAN tahun 2015 dan menjadikan hubungan kemitraan di antara kita semakin bermanfaat untuk menyelesaikan masalah-masalah global," tuturnya.

Dalam penutup pidatonya, Presiden Yudhoyono kemudian menyampaikan ajakan untuk melibatkan rakyat masing-masing negara ASEAN untuk membangun kawasan agar kehidupan rakyat di wilayah Asia Tenggara menjadi lebih aman, tenteram, damai, harmonis, serta sejahtera.
KTT ke-18 ASEAN yang berlangsung pada 7-8 Mei 2011 juga diharapkan oleh Presiden Yudhoyono dapat menjadi jembatan menuju terwujudnya satu visi, satu identitas, dan satu komunitas ASEAN.

Sumber: Irib

Perompakan Ganggu Negara ASEAN

Kapal MV Sinar Kudus Indonesia
JAKARTA--(IDB) :  Perompakan telah mengganggu negara-negara ASEAN. Konflik internasional berimbas pada keamanan negara-negara Asia Tenggara.

Ketua ASEAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh perhatian pada permasalahan perompakan yang terjadi di perairan di sekitar Somalia.

Dalam pidato sambutan pembukaan The 18th ASEAN Summit, ia menyebutkan bahwa perairan internasional masih menyediakan titik-titik rawan perompakan.

"Di perairan internasional, pembajakan dan perompakan di laut semakin rawan," ujarnya dalam pidato pembukaan The 18th ASEAN Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (7/5).

Kapal MT Gemini Singapura
Paling tidak dua kapal milik negara ASEAN, Indonesia dan Singapura, telah menjadi korban perompakan dalam waktu yang hampir bersamaan. Dua kapal tersebut adalah kapal MV Sinar Kudus berbendera Indonesia dan MT Gemini berbendera Singapura.

Perompakan merupakan salah satu dampak dari meluasnya kekerasan di dunia. Kekerasan lain juga memiliki dampak terhadap ASEAN seperti konflik timur tengah dan Libya.

Menurut Presiden Yudhoyono, ASEAN tak dapat menutup mata atas hal ini.

"Kita juga tidak menutup mata dengan masih terjadinya konflik-konflik bersenjata di berbagai penjuru dunia. Konflik di Libya, belum mereda. Pergolakan politik di Timur Tengah masih terus berlangsung, disertai dengan meluasnya kekerasan," jelasnya.

ASEAN tidak dapat memungkiri dampak dari kekerasan ini antara lain adalah migrasi penduduk dalam jumlah besar, tidak teratur dan tidak legal. Akibatnya berbagai masalah politik, sosial, dan keamanan, terjadi di negara tujuan (countries of destination) dan negara transit.

TNI Ambil Alih Pengamanan KTT ASEAN

JAKARTA-(IDB) :  Pengamanan The 18th ASEAN Summit (KTT ASEAN) diserahkan kepada TNI. Penyerahan itu merupakan prosedur tetap (protap) pengamanan kepala negara.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menyatakan pengamanan areal lokasi The 18th ASEAN Summit mulai tengah malam nanti (7/5) diserahkan kepada TNI.

"Nanti diserahkan kepada TNI, sekitar tengah malamlah," ujarnya saat mendampingi presiden Susilo bambang Yudhoyono melakukan peninjauan The 18th ASEAN Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, (6/5).

Ia menyatakan penyerahan ini merupakan protap pengamanan kepala negara. Seluruh kepala negara ASEAN akan hadir dalam acara ini, kecuali Singapuran karena penyelenggaraan pemilu. Makanya pengamanan akan diperketat demi kelancaran acara.

"Kalau setingkat kepala negara ini merupakan protapnya," jelasnya. 

Apresiasi Positif Kepada KRI Frans Kaisiepo-368

Komandan Maritime Task Force/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli Memimpin briefing “MTF Commanders Conference” yang dilaksanakan di BNS Osman F18 (Bangladesh Ship)

BEIRUT-(IDB) : Dalam rangka melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO) sepanjang 180 km garis pantai Lebanon dalam mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya yang masuk lewat perairan Lebanon serta melatih LAF-Navy seperti yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701, terdapat beberapa pelaksanaan teknis yang perlu dibahas.

Untuk membahas beberapa permasalahan teknis tersebut diadakan briefing “MTF Commanders Conference” yang dilaksanakan di BNS Osman F18 (Bangladesh Ship) yang dipimpin langsung oleh Komandan Maritime Task Force/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli.

Dalam acara “MTF Commanders Conference” tersebut dihadiri staf dari MTF dan Komandan unsurMaritime Task Force/UNIFILantara lain: Chief of Staff Maritime Task Force Kolonel Laut (P) Bambang Irwanto, Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST, Commander TG 448.03 CDR Herbst, Komandan FGS Mosel A512 CDR Furhmann, Komandan TCG Bartin F504 CDR Erchan Facici, Komandan HS Xenos P27 LTCDR Pavlos Angeropoulos, Komandan FGS Hyane P6130 LTCDR Jan Fitjen, Komandan BNS Madhumati P911 CDR Afzalul Haque, serta Komandan BNS Osman F18 Capt (N) Mozzamel Haque.


Selama melaksanakan Maritime Interdiction Operation, kehadiran unit Maritime Task Force/UNIFIL sangat penting sekali dimana paling sedikit harus ada tiga unsur di laut kecuali cuaca buruk. Kemudian masalah teknis yang sering dihadapi selama menjadi MIO Commander dimana sering menemui unsuccessful hailing yang mengarah sebagai suspected vessel. Kategori suspected vessel sudah ditentukan dalam albakus list. Apabila menemui unsuccsessful hailing langsung dilaporkan ke NOC (Naval Operation Center). Serta permasalahan bila mendapatkan kontak salah satu unsur dari IDF (Israeli Defence Force) Ships di Zone 1 AMO (Area of Maritime Operation).

Rear Admiral Luiz Henrique Caroli menyampaikan rasa terima kasih kepada KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah membantu dalam melaksanakan tugas dengan baik sebagai LAAWC (Local Anti Air Warfare Coordinator) serta unit yang paling sering mendapat tugas sebagai MIO Commander. KRI Frans Kaisiepo-368 sampai dengan sekarang (menginjak bulan ketujuh) sudah melaksanakan sebagai MIO Commander sebanyak 16 kali.

Komandan MTF/UNIFIL juga memberikan apresiasi positif kepada Tim Boarding Exercise dari KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah melaksanakan latihan bersama dengan FGS Hyane P6130 pada tanggal 27 April 2011 di AMO (Area of Maritime Operation, dan sangat terkesan dengan Tim VBSS (Visit, Boarding, Search, and Seazure) KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah melaksanakan latihan secara profesional dengan salah satu unsur kapal perang dari negara NATO tersebut.

Acara diakhiri dengan pemberian cindera mata oleh Komandan BNS Osman F18 kepada seluruh peserta briefing “MTF Commanders Conference” dan di akhiri dengan foto bersama.

Sumber: TNI AL

Thailand-Kamboja Sepakati Pengiriman Tim Peninjau Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Proses perundingan antara Thailand-Kamboja yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia menunjukkan perkembangan positif. Kedua belah pihak menyepakati terms of reference (TOR) pengiriman tim peninjau ke wilayah perbatasan Thailand-Kamboja yang menjadi sengketa.

Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan terpisah antara Menlu RI Marty Natalegawa dengan Menlu Kamboja Hor Namhong, dan berikutnya, Menlu Thailand Kasit Piromya. Pertemuan digelar di Boardroom 3 area KTT ASEAN, Jakarta Convention Center (JCC), Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (6/5/2011).

"Satu hal yang positif yang patut disyukuri adalah bahwa kerangka acuan bagi pengiriman peninjau Indonesia sudah disepakati kedua negara," kata Marty kepada wartawan usai bertemu dengan Kasit.

Menurut Marty, persetujuan Kamboja terkait pengiriman tim berjumlah 30 orang itu sudah disampaikan secara formal melalui nota diplomatik. Thailand belum mengirimkan nota tersebut, namun secara prinsip telah menyetujuinya.

Saat ini, imbuh Marty, tidak ada lagi perundingan mengenai TOR pengiriman tim peninjau. Fokus perhatian beralih pada implementasi dari TOR tersebut. Lebih tepatnya kapan tim peninjau itu bisa diterjunkan ke perbatasan.

Mantan Dubes Inggris ini mengatakan, Thailand mengajukan syarat penarikan mundur pasukan Kamboja lebih dulu dari wilayah yang disengketakan. Namun, kata Marty, RI tidak mau memakai istilah penarikan mundur tentara tersebut.

"Kami tidak menggunakan istilah penarikan mundur, melainkan istilah bagaimana menciptakan kondisi yang kondusif sebelum tim peninjau Indonesia dapat dikirimkan," jelas pria berkacamata ini.

Dalam dua hari ini, menurut Marty, ia masih akan bertemu dengan menlu Thailand dan Kamboja untuk mendiskusikan waktu pengiriman tim Indonesia. Bila memungkinkan, pertemuan dilakukan secara trilateral, tidak terpisah seperti sebelumnya.

"Dalam dua hari ini kami akan duduk bersama dengan kedua Menlu tadi mencoba mendefinisikan kondisi kondusif apa yang dibutuhkan sebelum tim peninjau Indonesia dapat dikirimkan ke perbatasan," ujarnya.

Sumber: Detik

Update Berita Proyek KF-X Indonesia Korsel

KF-X generasi ke-5 produksi Indonesia Korsel
SEOUL-(IDB) :Dephan Korea Selatan melalui KoreaDefense Researh Institute (ADD) dan Litbang Defense Indonesia akan melakukan penelitian dan pengembangna pada tanggal 20 bulan ini untuk proyek  bersama pembuatan pesawat tempur KF-X. 

Menurut hasil kontrak, Litbag Pertahanan Indonesia telah memberikan $ 10 juta dolar ke ADD untuk pengembangan dalam dua tahun ke depan atau 20% dari hasil biaya R & D, dan Indonesia mengirim lebih dari 30 peneliti ke Korsel, pihak Korsel dan Indonesia akan membangun R & D Center untuk melakukan pengembangan bersama.

Direktur ADD pengembangan proyek KF-X dan Korea Aerospace Industries (KAI) serta LIG Nex1 (pusat penelitian) Departemen Pertahanan Indonesia ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan pengguna pesawat tersebut. Pada bulan juli tahun lalu, Korsel dan Indonesia melalui departemen pertahanan telah melakukakn nota kesepahaman (MoU) dalam pengembangan pesawat tempur KF-X, berdasarkan perjanjian tersebut Indonesia akan menanggung 20% dari pembiayaan proyek pesawat tempur KF-X dan Indonesia akan mendapatkan lebih dari 50 pesawat tempur KF-X.

Menurut pejabat yang bertanggung jawab dalam proyek tersebut mengatakan kepada India Han (Nepal) menjelaskan bahwa pengembangan bersama dibutuhkan kedua kondisi dasar dalam tahapan-tahapan proses yaitu berpartisipasi pembagian pembiayaan dan metode pembayaran dan pembagian kerja dan lainnya.


Sumber: Bbwdm

Pindad Musnahkan Bahan Peledak Kedaluwarsa

LUMAJANG-(IDB) : PT Perusahaan Industri Angkatan Darat (Pindad) Jum’at, 6 Mei 2011, mulai memusnahkan 45 ton bahan peledak kadaluwarsa.

Pemusnahan dilakukan di Lapangan Tembak (Air Shoot Range) TNI Angkatan Udara di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, proses pemusnahan dilakukan secara bertahap dan diperkirakan berlangsung hingga Jum’at, 13 Mei 2011 pekan depan.

Wartawan Tempo tidak bisa menyaksikan langsung pemusnahan tersebut. Pintu masuk di kawasan Air Shoot Range ditutup. Tidak seorang pun diperbolehkan masuk.

Aparat TNI Angkatan Udara yang berjaga di pintu masuk menuju lapangan tembak mengingatkan Tempo agar tidak meliput kegiatan tersebut. “Jangan diliput,” ucapnya.

Informasi resmi kegiatan pemusnahan bahan peladak tersebut hanya diperoleh Tempo dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lumajang, Soetomo.

“Kami diminta bantuan oleh PT Pindad untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, seperti terjadi kebakaran,” katanya, Jum’at siang, 6 Mei 2011.

Menurut Soetomo, PMK menerjunkan satu unit mobil pemadam kebakaran beserta tiga personil dan empat tabung alat pemadam kebakaran ringan. “Kami hanya antisipasi saja. Bagaimana pelaksanaan pemusnahan, kami tidak tahu,” ujarnya.

Sementara itu, sumber Tempo di lokasi pemusnahan menjelaskan, penanggung jawab operasional kegiatan pemusnahan adalah Kepolisian Daerah Jawa Timur. “Surat perintahnya langsung dari Kapolda,” paparnya.

Suni, 40 tahun, warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Kunir, yang berbatasan dengan Desa Pandanwangi, mengatakan kegiatan pemusnahan sudah biasa terjadi.

“Biasanya, setelah usai latihan perang dan ada bom yang tidak meledak, maka akan dimusnahkan,” tutur Suni saat ditemui di rumahnya.

Suni juga mengatakan, proses pemusnahan tidak menimbulkan ledakan. “Informasinya hanya dibakar saja,” kata Suni.

Itu sebabnya Suni dan warga lainnya tidak merasa khawatir dengan proses pemusnahan bom kadaluwarsa tersebut. “Masyarakat juga dilarang memasuki kawasan lapangan tembak selama kegiatan pemusnahan berlangsung,” kata Suni.

Warga setempat sempat mendengar satu kali suara ledakan yang berasal dari lapangan tembak yang menjadi lokasi pemusnahan. “Baru sekali berbunyi ledakan. Tetapi tidak begitu besar,” kata seorang warga yang berada sekitar dua kilometer dari lokasi pemusnahan.Hingga berita ini ditulis belum diperoleh konfirmasi dari pihak PT. Pindad.
 
Sumber: Tempo

AS Operasikan Helikopter Tempur Siluman

WASHINGTON-(IDB) : Direktur CIA Leon Panetta menyebutkan, dua helikopter Blackhawk digunakan untuk mengangkut tim penyerang rumah Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, Senin lalu. Namun, reruntuhan helikopter yang jatuh sama sekali tak menunjukkan ciri-ciri helikopter Blackhawk.
Foto-foto reruntuhan helikopter AS yang jatuh dan kemudian diledakkan oleh anggota pasukan khusus Navy SEALs membuat heboh kalangan pengamat dunia penerbangan di internet. Sisa-sisa bagian ekor, yang menunjukkan baling-baling belakang, sirip tegak, dan sayap horizontal, sama sekali tak menunjukkan ciri-ciri bagian ekor helikopter MH-60 Blackhawk, yang biasa digunakan untuk mengangkut pasukan khusus AS.
Salah satu perbedaan paling mencolok adalah di bagian sayap horizontal. Pada Blackhawk biasa, bagian sayap ini berbentuk membulat di bagian depan seperti umumnya sayap pesawat terbang, dengan guratan garis-garis melintang di sepanjang sayap. Sementara di reruntuhan helikopter ini, ciri-ciri bentuk sayap Blackhawk itu tak ditemukan.

Alih-alih, bagian helikopter di Abbottabad ini justru mengingatkan pada bentuk khas pesawat-pesawat "stealth", seperti F-117, yakni permukaan yang mulus berlapis bahan berwarna gelap, dengan bentuk-bentuk menyudut di bagian sisi. Di bagian motor baling-baling terdapat lapisan penutup menyerupai perisai. Jumlah bilah baling-baling pun lebih banyak daripada jumlah bilah baling-baling Blackhawk standar.
Seketika muncul dugaan, pasukan khusus yang menyerbu rumah Osama itu datang menggunakan helikopter baru berteknologi siluman, yang belum pernah diketahui publik.
"Sekarang kita tahu mengapa sulit mengidentifikasi helikopter yang jatuh itu. Itu adalah helikopter siluman yang dikembangkan secara rahasia, yang kemungkinan adalah versi modifikasi lanjut dari seri H-60 Blackhawk," tutur Bill Sweetman, editor majalah penerbangan Aviation Week.
Tak terdeteksi
Add caption
Bahan pelapis dan bentuk-bentuk menyudut khas pesawat siluman itu bertujuan untuk memperkecil bidang pantul radar sehingga pesawat ini sulit dideteksi radar. Sementara jumlah bilah baling-baling yang lebih banyak dan lapisan penutup baling-baling, menurut Sweetman, bertujuan mengurangi kebisingan suara khas helikopter. "Bilah baling-baling yang lebih banyak mengurangi suara ’whop-whop’ (akibat kibasan baling-baling) yang khas," tutur Sweetman.
Salah satu saksi di Abbottabad, yang diwawancara ABC News, mengaku, ia sama sekali tak mendengar suara helikopter-helikopter itu mendekat. Suara helikopter baru terdengar setelah berada tepat di atas kepala. Penggunaan helikopter berteknologi siluman menjelaskan bagaimana pasukan AS bisa masuk jauh hingga pedalaman wilayah Pakistan dan kemudian keluar ke Afganistan tanpa terdeteksi sistem radar pertahanan udara negara itu.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Pakistan Salman Bashir mengaku, Angkatan Udara Pakistan menerbangkan dua pesawat F-16 sekitar 35 menit setelah mendeteksi aktivitas asing di wilayah udaranya. Namun, terbukti pesawat-pesawat tersebut tak berhasil menemukan helikopter-helikopter AS.
Pemakaian helikopter yang sangat rahasia itu menunjukkan bagaimana AS memandang misi ini sangat penting dan sensitif. Meski demikian, terungkapnya proyek helikopter siluman ini mengejutkan para pengamat penerbangan.
AS pernah mengembangkan helikopter berteknologi siluman RAH-66 Comanche pada pertengahan 1990-an. Namun, proyek ini dibatalkan pada 2004 karena biayanya yang terlalu tinggi.
Departemen Pertahanan AS waktu itu berjanji akan menerapkan teknologi Comanche untuk melengkapi armada helikopter yang sudah mereka miliki.
Hingga saat ini tak ada konfirmasi resmi dari pejabat AS tentang helikopter misterius di Abbottabad itu. 
Sumber: Kompas

Lanal Simeulue Resmi Beroperasi

SIMEULUE-(IDB) :  Keberadaan Pangkalan TNI-AL (Lanal ) di Simeulue sangat penting mengingat posisi wilayahnya merupakan pulau terluar di pantai barat Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga rawan ancaman tindak pidana laut, infiltrasi dan bahaya terorisme.

Ditinjau dari sudut pertahanan, Pulau Simeulue merupakan jalur pendekat pihak musuh dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Untuk itulah perlu diperlakukan pengamanan sebagai antisipasi agar terbebas dari ancaman.

Demikian amanat Pangarmabar Laksamana Muda TNI Hari Bowo M.Sc yang dibacakan Danlantamal-I Belawan Laksma TNI Amri Husaini pada upacara peresmian Lanal Simeulue di lapangan Dermaga Cargo Kabupaten Simeulue, Kamis (5/5). Selain itu, ditinjau dari sudut ekonomi pulau ini menyimpan potensi wisata yang dapat dikelola, guna menunjang pembangunan ekonomi di daerah maupun nasional.

Menurut Danlantamal-I, hal inilah yang mendasari dan alasan atas perubahan/peningkatan status Pos Pengamat TNI AL (Posal) kelas A Sinabang tersebut menjadi Lanal kelas C Simeulue.

Peresmian ini pada hakikatnya juga sebagai realisasi dari kebijakan pemimpin TNI-AL, tentang gelar kekuatan di wilayah Sumatera bagian barat serta upaya pembangunan dan pembinaan kekuatan TNI AL secara keseluruhan.

"Artinya, bila terjadi pencemaran laut seperti akibat pembuangan limbah kapal, dapat dikontrol dan dikendalikan," kata Danlantamal-I seraya menambahkan, untuk sementara ini di Lanal Simeulue akan siagakan sebanyak 29 personil.

Begitu juga unsur pendukung lainnya Patkamla dan KAL agar tahun ini juga dapat segera dikerahkan guna melakukan patroli pengamanan di perairan ini.

Pada upacara peresmian yang dihadiri Bupati Simeulue, Drs H.Darmili dan unsur Muspida plus ini, dirangkai pengukuhan Komandan Pangkalan TNI AL Simeulue Letkol Laut (E) Monang Hatorangan Sitompul. Menariknya upacara ini dimeriahkan atraksi bela diri Taekwondo Marinir, koloni senapan Yonmarhanlan-I Belawan serta Air Modelling yang dikomandoi Letkol Elfanda.

Peresmian

Dalam sambutannya Bupati Simeulue, Darmili menyebutkan, awalnya Pemkab telah mengusulkan kepada KASAL agarmeningkatkan status Posal pada 2004 lalu. Akhirnya 2010 pihaknya diundang Kasal masa itu dijabat Agus Suhartono yang menyetujui secara lisan dan merealisasikannya tahun ini.

Dengan semboyan Lanal "Mi Jago Fani Tegok" yang berarti kami jaga Pulau Simeulue dengan sekuat tenaga ini, diharapkan Bupati, TNI-AL bisa menjaga potensi kelautannya agar tidak di eksploitasi pihak asing. Bupati pada kesempatan itu juga menyerahkan surat tanah kepada Danalantamal-I seluas 3 ha agar menjadi aset TNI AL.

Kegiatan peresmian Lanal Simeule yang dihadiri aggota DPRK, Dandim 1.15, Kejati Sinabang, Kapolres Simeulue ini ditandai penandatanganan prasasti oleh Danlantamal- I, pengguntingan pita oleh Ketua Jalasenastri Lantamal-I Belawan, Nyonya Amri Husaini serta meninjau Lanal Simeulu di Jalan Pahlawan tersebut. 

Sumber: Analisa

Komando Pasukan Khusus TNI Tingkatkan Sinergi

JAKARTA-(IDB) : Komando pasukan khusus TNI Angkatan Laut dan komando pasukan khusus TNI Angkatan Darat, sepakat untuk memantapkan sinergi, agar mampu melaksanakan tugas pokok menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan lebih utuh dan kuat. 

"Pertemuan ini untuk memantapkan kerja sama antara komando pasukan khusus TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat, yang selama ini sudah berjalan baik," kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk F Paulus di Jakarta, Kamis (5/5). 

Laksamana Tri Prasodjo mengatakan, beragam ancaman yang terjadi saat ini memiliki kekuatan tri matra, darat laut dan udara. Karena itu, TNI juga harus menghadapinya dengan kekuatan penuh yang saling bersinergi dan terintegrasi dengan baik, yakni melalui kerja sama antarsatuan khusus masing-masing angkatan yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. 

"Tanpa ada sinergi yang baik dan utuh antarsatuan khusus masing-masing angkatan maka beragam ancaman yang ada akan sulit untuk diatasi secara maksimal," kata Tri seperti dikutip Antara. 

Dia mencontohkan, pembebasan kapal "Sinar Kudus" yang dibajak oleh perompak Somalia, yang melibatkan Komando Pasukan Katak (TNI Angkatan Laut), Kopassus dan Kostrad. "Kerja sama dan sinergi antarsatuan khusus di masing-masing sangat perlu untuk ditingkatkan sesuai dengan pola dan tingkat ancaman yang beragam," kata Tri menambahkan. 

Latihan gabungan antarsatuan khusus dari ketiga angkatan rutin dilakukan untuk meningkatkan koordinasi, kerja sama sehingga terwujud satu kekuatan yang utuh dalam menghadapi beragam tingkat dan pola ancaman yang ada.

Sumber: Antara