Pages

Rabu, April 27, 2011

Yogyakarta Tuan Rumah Pertemuan Kemenhan ASEAN

YOGYAKARTA-(IDB) :  Para petinggi Kementerian Pertahanan ASEAN dan mitranya dari Amerika Serikat, China dan Jepang, menggelar pertemuan di Yogyakarta.

Pertemuan ASEAN Defence Senior Official's Meeting (ADSOM) yang digelar di Hotel Hyatt Regency, Rabu (27/4) itu dibuka Sekjen Kementerian Pertahanan RI Marsekal Madya Eris Hariyanto. Pertemuan ini untuk membahas model kerja sama pertahanan antarnegara ASEAN.


Dalam sambutannya, Eris Hariyanto mengatakan, tantangan di bidang pertahanan kini semakin sulit untuk diprediksi. Karena itu, makin diperlukan moden kerjasama pertahanan yang baik antar negara khususnya di lingkup negara-negara ASEAN.


"Dibutuhkan model kerjasama pertahanan yang baik antarnegara, khususunya dilingkup ASEAN. Diharapkan, pertemuan ADSOM ini mampu menghasilkan kerangka kerjasama yang bagus," ungkapnya ketika membuka pertemuan ADSOM.


ASEAN, lanjut Hariyanto, merupakan salah satu entitas yang eksis di Asia-Pasific. Sehingga, dituntut harus memiliki peran yang signifikan.


"Khususnya peran dalam hal pertahanan itu. Peran ASEAN ke depan akan semakin meningkat," imbuhnya.


Sebelumnya, para delegasi ASEAN telah melakukan agenda working group di Surabaya dan Yogyakarta. Sedangkan ADSOM ini sendiri dilakukan secara tertutup hingga 30 April mendatang.

 

Para Pilot TNI AU Madiun Latihan Tempur Di Ponorogo

Pesawat tempur F-16 Figthing Falcon TNI AU
Pesawat tempur F-5 Tiger TNI AU
MAGETAN-(IDB) :  Di atas ketinggian 4.000-4.500 feet dengan kemiringan 10-30 derajat, tiga jenis pesawat tempur yang dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, Senin (25/4), memborbardir daerah Pulung Ponorogo, dimana letak sasaran latihan tembak, Air Weapon Range (AWR) berlokasi.

Latihan penembakan tersebut merupakan ajang uji kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang andal dan profesional.

 
Tiga jenis pesawat tempur yang melaksanakan latihan penembakan di antaranya pesawat tempur F-16/Figthing Falcon dari Skadron Udara-3, pesawat tempur F-5/Tiger dari Skadron Udara-14, dan pesawat tempur Hawk MK-53 dari Skadron Udara-15.

Menurut Kapentak Lanud Iswahjudi Mayor Sus Sutrisno, SPd, MSi; latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para penerbang kali ini, dalam menghancurkan daerah sasaran penembakan menggunakan jenis bom latih asap BDU 33 dan roket FFAR 2.75 inchi.

 Sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara, latihan ini sangat penting dilakukan oleh para penerbang tempur. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dalam latihan ini adalah agar kemampuan para pengawal dirgantara nasional tersebut senantiasa terus meningkat hingga mencapai kemampuan andal dan profesional, sehingga pada gilirannya nanti mereka selalu siap dalam setiap pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 

 

Awak Kapal Sinar Kudus Segera Bebas

Kapal MV Sinar Kudus.
Sebanyak 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus yang ditawan perompak Somalia akan segera dibebaskan. “Sebentar lagi,” kata Direktur Eksekutif PT Samudera Indonesia Tbk Asmari Herry kepada Tempo, kemarin malam. Ia menjamin kapal dan sandera akan dilepas kawanan perompak dalam satu atau dua pekan ini. "Doakan saja," ujarnya. 

Namun, Asmari tak mau menyebutkan jumlah uang tebusan yang dibayarkan. “Yang pasti, kami tidak menyerahkan ke kapal MV Sinar Kudus,” katanya. Kemarin 24 anak buah kapal asal Filipina dibebaskan lanun setelah pihak pemilik kapal membayar uang tebusan sebesar US$ 6 juta atau sekitar Rp 52 miliar.
"Kami telah menerima duitnya," kata seorang perompak kapal Filipina yang mengaku bernama Kalif seperti dikutip Internews. Kapal itu kini berlayar kembali menuju Fujairah, Uni Emirat Arab. ”Mereka dalam kondisi baik-baik,” ujar Kapten Gaudencio Collado, perwira penghubung Filipina di koalisi anti-lanun antar-negara, seperti dikutip harian Inquirer.

Sinar Kudus, kapal kargo milik PT Samudera Indonesia Tbk, dibajak saat berlayar di lepas pantai Somalia pada 16 Maret lalu. Pemerintah memutuskan tak menggelar operasi militer untuk membebaskan sandera, tapi membayar uang tebusan.

Para perompak memilih langsung berhubungan dengan pemilik kapal dan menolak berunding dengan pemerintah. Penolakan ini dibenarkan Deputi Komunikasi Informasi dan Aparatur Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan Sagom Tamboen. "Kami hanya memfasilitasi," ujarnya.

Saat ini, menurut Sagom, yang jadi kendala adalah mekanisme penyerahan duit tebusan. Sebab, pihak perusahaan, kata dia, tak mau salah dalam memberikan tebusan. "Mereka ingin uang sampai kepada orang yang tepat," tutur Sagom. Karena itu, Asmari mengaku bertanya kepada sejumlah perusahaan di luar negeri yang kapalnya pernah dirompak.

Asmari belum bisa memastikan apakah penyerahan duit tebusan itu akan memakai pengawalan militer atau tidak. "Semoga yang menyerahkan (tebusan) tak menjadi sandera baru," ucapnya. 


Sumber: Tempo

Banyak Sumbangsih Para Veteran Untuk Negeri Ini

JAKARTA-(IDB0 : Anggota Legium Veteran Republik Indonesia (LVRI) telah banyak berjasa kepada bangsa dan negara khususnya pada zaman penjajahan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat menerima kunjungan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Legium Veteran Republik Indonesia (DPD LVRI) DKI Jakarta di Ruang Kerja Panglima TNI, Jakarta Pusat, Selasa (26/4), kemarin seperti dilansir dalam siaran pers Puspen TNI yang diterima Jurnal Nasional.

Kunjungan silaturahmi DPD LVRI DKI Jakarta, dipimpin oleh ketua, HW Sriyono. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyampaikan program kerja LVRI. Selain itu, menyampaikan buku tentang veteran yang baru selesai dibuat.

Pada kesempatan itu, Panglima TNI menyebutkan beberapa peristiwa heroik yang pernah terjadi dan melibatkan anggota LVRI antara lain pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945 yang merupakan bukti nyata jiwa patriotisme Matra Darat. Kegigihan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibantu oleh rakyat, bersatu dan saling bahu-membahu berhasil menghancurkan kekuatan tentara Sekutu.

Pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962 juga merupakan bukti nyata jiwa patriotisme prajurit Matra Laut. Pertempuran di laut Aru ini ditandai oleh gugurnya Komodor Jos Soedarso beserta Anak Buah Kapal (ABK) lainnya sebagai pahlawan bangsa dalam upaya niat suci merebut kembali Irian Barat (sekarang Papua) dari tangan kolonial Belanda.

“Papua merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dapat terpisahkan,” kata Panglima TNI.

Peristiwa lainnya adalah serangan udara pada tanggal 29 Juli 1947 sebagai bukti nyata jiwa patriotisme prajurit Matra Udara. Serangan udara yang penuh semangat dan terjadi dalam satu hari, 29 Juli 1947, betul-betul merupakan pengabdian, bhaktinya kepada negara dan bangsa. Oleh karena itu, sejak tahun 1962 tanggal 29 Juli ditetapkan menjadi “Hari Bhakti TNI AU”.

Sumber: Jurnas

Kemhan : Negara PACS Bangun Konsensus Strategis


Illustration
JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) berupaya membangun konsensus strategis. Hal itu antara lain diwujudkan dalam The Pacific Area Cataloguing Seminar (PACS) Forum XIII, yang digelar Pusat Kodifikasi Badan Sarana Pertahanan (Puskod Badan Ranahan) Kemhan.

Demikian keterangan Pusat Komunikasi Publik Kemhan melalui surat elektronik yang diterima Suara Karya di Jakarta, kemarin. PACS Forum XIII dibuka secara langsung Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (26/4), dan akan berlangsung selama tiga hari, 26-28 April 2011 di Jakarta.

PACS adalah forum negara-negara anggota Pacific Area Senior Officers Logistics Seminar (PASOLS) yang berkomitmen bekerja sama meningkatkan penertiban, dan penggunaan NATO Codification System (NCS). NCS adalah sistem yang disiplin dan standar untuk klasifikasi dan identifikasi materiil.

PACS Forum XIII diikuti sekitar 120 peserta yang berasal dari sejumlah negara anggota PACS. Antara lain, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, China, Fiji, India, Jepang, Kiribati, Korea Selatan, Malaysia, Maldives, Mongolia, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Singapora, Kepulauan Solomon, Srilanka, Thailand, Tonga, Amerika Serikat, dan Vanuatu.

Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, di masa mendatang, mereka yang mengendalikan standar akan mendapatkan keunggulan. "Saat ini, banyak negara di seluruh dunia telah bekerja keras memimpin lomba standar global tentang industri pertahanan," ujarnya.

Selain itu, tutur dia, karena memiliki makna ekonomi, negara-negara dalam kelompok terkemuka akan menuai manfaat yang substansial. Dalam NATO, negara-negara anggota telah membuat sistem standar umum yang saat ini sedang digunakan. Salah satunya adalah sistem kodifikasi NATO yang digunakan untuk pertukaran informasi katalog materiil secara efisien. Sistem ini juga diterapkan pada kegiatan ekonomi.

Konsensus Strategis

Menhan juga berpendapat, kerja sama antara NCB Indonesia dan PACS, akan memberikan kesempatan untuk sekali lagi menyadari pentingnya katalog dalam bidang logistik, di samping menciptakan konsensus strategis. "Saya sangat berharap, bahwa seminar ini akan menjadi kesempatan bagi semua negara anggota untuk membuat kemajuan dalam upaya katalog mereka, sementara pada saat yang sama membantu memperluas kerja sama di antara mereka," katanya.

Secara khusus, manfaat penggunaan NCS antara lain, pemakaian inventori, pengurangan duplikasi dan logistic interoperability.

Kemudian, ada peningkatan kemampuan mengidentifikasi item pengganti, referensi silang suku cadang, mempromosikan interoperabilitas, komunikasi secara teknis dengan bangsa lain, dan menyediakan pengadaan yang kompetitif, dengan tidak tertuju hanya pada satu pemasok. 

Sumber: Suarakarya

India-Indonesia Siap Gelar Patroli Bersama DI Selat Malaka

Kapal Patroli India INS Batti Malv
BELAWAN-(IDB) : Dua Kapal Perang Angkatan Laut India INS Cheetah dan INS Batti Malv serta satu pesawat tempur INS Dornier siap berpartisipasi dalam kegiatan Ind-Indo Corpat yang merupakan patroli terkoordinasi pengamanan perairan dengan TNI AL.

Direncanakan kegiatan Indian Navy dan TNI AL yang dilaksanakan di mulut Selat Malaka dan Laut Andaman India tersebut, sebagai bagian dari tindakan untuk menjaga bagian dari Samudera Hindia agar aman dari ancaman khususnya bagi pelayaran komersil.

Menurut Commander Pankaj Sharma selaku kapten INS Cheetah, patroli terkoordinasi antara India – Indonesia ini merupakan putaran ke-17 yang dijadwalkan berlangsung mulai April 2011. 

Dimana Satuan Tugas ini dipimpin oleh Naval Component Commander Commodore BC Sethi.
Kegiatan ini diawali dengan partisipasi pengerahan KRI Pattimura yang melaksanakan patroli bersama Indian Navy selama dua hari, dalam upacara seremoni pembukaan yang dilaksanakan oleh Komponen Angkatan Laut India Komando Andaman dan Nicobar di Port Blair. 

Pesawat tempur INS Dornier India
Melalui patroli terkoordinasi ini, lanjut Pankaj, hubungan pertahanan yang terjalin antara Indonesia dan India berkembang dengan baik, di mana kedua bangsa saling berlatih dalam kegiatan kerjasama antar Angkatan Bersenjata dari kedua Negara bersahabat ini.

Dijelaskan Pankaj, India dan Indonesia mengikat kemitraan strategis ini pada saat kunjungan kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke India pada tahun 2005 lalu. Kemitraan tersebut menggambarkan kedekatan hubungan pertahanan kedua negara. 

Hal ini dilanjutkan dengan dilaksanakannya kunjungan tetap dari perwira tinggi kedua negara. Laksamana Slamet Soebijanto, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia (Kasal) yang mengunjungi India pada tahun 2007. Sedangkan Laksamana Nirmal K. Verma, Kepala Staf Angkatan Laut India pun mengunjungi Indonesia pada April 2011. 

Bahkan sebelumnya dua kapal Angkatan Laut India yaitu INS Airavat dan IND Khanjar ikut berpartisipasi dalam International Fleet Review TNI AL yang diadakan pada Agustus 2009 silam di Bitung.

Nantinya dijadwalkan, kata Pankaj, setelah melaksanakan patroli terkoordinasi di laut lepas, kapal-kapal dan pesawat TNI AL dan Angkatan Laut India yang berpartisipasi akan berkumpul di Belawan dari (24/4) – (26/4),guna melaksanakan acara penutupan Ind-Indo Corpat ke-17 tersebut.

Senin (25/4) malam, Konsul Jenderal India di Medan R Sukumaran menjamu makan malam personil angkatan laut tersebut di The Exchange Club, Uniland Medan. Hadir pada jamuan makan malam tersebut antara lain Konsul Jenderal Jepang di Medan Yuji Hamada, Konsul Amerika Serikat di Medan Stanley Harsha, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Norlin Othman, anggota DPD RI asal Sumut Dr Rahmat Shah dan lainnya. 
Sumber: Analisa

Sertijab Komandan Skadron 21 Malang

MALANG-(iDB) : Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, diserahterimakan dari Mayor Pnb Fairlyanto ST kepada Mayor Pnb James Yanes Singal.

Serahterima dilakukan di Lapangan Apel Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa.

Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Marsma A. Dwi Putranto, dalam keterangan persnya mengatakan, Mayor Pnb James Yanes Singal merupakan lulusan terbaik Sekolah Staf Komando Angkatan Udara (Seskoau) Lembang Bandung Angkatan ke-47. Selain itu, pernah memperoleh penghargaan tertinggi berupa Trophy Wiratama.

"Saat ini dia menyandang Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang yang membawahi pesawat tempur taktis OV-10F Bronco," katanya.

Dikatakannya, James juga pernah berada di Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi, Madiun dan membawahi Pesawat Tempur F-5, serta pernah menjabat sebagai Kepala Ruang Operasi (Ka Ruops) Lanud Adi Sucipto Yogyakarta.

"Saat ini berlanjut ke Lanud Abdurcahman Saleh Malang menggantikan kakak kelasnya semasa di AAU dulu, Mayor Pnb Fairlyanto ST yang akan berada di Mabes TNI-AU sebagai Parit Opslat Irjenau," ujar Dwi.

Pesawat EMB 314 Super Tucano
Sementara, Dwi meminta kepada Komandan Skadron Udara 21 yang baru agar mempersiapkan kedatangan pesawat baru, yakni EMB 314 Super Tucano sebagai pengganti OV-10 F Bronco.

"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi akan datang pesawat EMB 314 Super Tucano sebagai pengganti OV-10 F Bronco. Untuk itu komandan yang baru agar bisa mempersiapkan segala sesuatunya," katanya.


Persiapan itu antara lain dengan mengutamakan keselamatan penerbangan dan kerja keras untuk menjadi prioritas utama dalam setiap pelaksanaan tugas.

"Dalam meningkatkan keselamatan itu harus selalu disiplin kerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga tugas-tugas kita dapat terlaksana dengan lancar, aman dan sukses," ujarnya.

Sumber: Antara

Kapal Perang Baru Ikuti Manuvra Lapangan

JAKARTA-(IDB) : Latihan Pratugas unsur KRI Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) tahun 2011 memasuki tahap Manuvra Lapangan dengan melibatkan 10 KRI . Kapal perang baru TNI AL jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593 turut dilibatkan pada manuvra lapangan ini, sekaligus sebagai sarana uji coba/Sea Trial kapal perang tersebut setelah masuk memperkuat jajaran Komando Lintas Laut Militer.

Kapal perang produksi dalam negeri buatan PT. PAL Surabaya tersebut, Selasa (26/4) bertolak dari dermaga Kolinlamil dengan membawa satu kompi pasukan marinir guna mengikuti serial latihan dalam manuvra lapangan bersama dengan unsur-unsur Kolinlamil lainnya. Turut onboard di KRI Banda Aceh-593 Asops Panglima Kolinlamil Kolonel Laut (P) Kris Sri Hod Irian T., S.Pi. dan Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Dri Suatmaji guna memantau pelaksanaan berbagai serial latihan dalam lapratugas 2011.

Selain KRI Banda Aceh-593 unsur-unsur lainnya yang dilibatkan dalam manuvra lapangan, diantaranya KRI Tanjung Nusanive-973, KRI Teluk Manado-537, KRI Karimata-960 berangkat dari pangkalan Jakarta dan KRI Teluk Lampung-540, KRI Teluk Parigi-539 dan KRI Teluk Bone-511 yang bertolak dari dermaga Ujung Surabaya.

Pada tahap manuvra lapangan ini seluruh unsur akan melaksanakan berbagai serial latihan diantaranya mulai dari pergerakan kapal keluar alur pelabuhan, latihan peran melewati medan ranjau, komunikasi taktis antar unsur, serta manuvra taktis. Seluruh unsur akan melaksanakan linla menuju Perairan Laut Jawa menuju Perairan Utara Cirebon untuk melaksanakan latihan penembakan atas permukaan di Tanjung Rakit.

Bagi kapal perang baru yang memperkuat jajaran Kolinlamil yaitu KRI Banda Aceh-593, ajang latihan latpratugas ini selain digunakan sebagai sarana meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengawaknya dalam mengikuti berbagai serial latihan yang dilaksanakan, juga sekaligus sebagai sea trial untuk menguji kesiapan kapal beserta semua komponennya guna mengemban tugas operasi Kolinlamil ke depan dalam mendukung pergeseran pasukan ke daerah rawan dan pulau terluar, pergeseran material maupun pergeseran logistik.

Sumber: Poskota

TNI Diusulkan Relokasi Tempat Latihan Perang

JAKARTA-(IDB) : Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta TNI merelokasi tempat latihan dari Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Permintaan ini untuk mencegah bentrokan kembali terjadi.

Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie mengatakan, tempat latihan tentara tersebut terlalu dekat dengan pemukiman penduduk. "Seharusnya tempat latihan dekat dengna musuh dan jauh dari penduduk," katanya dalam rapat kerja dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (26/4).

Permintaan serupa disampaikan anggota Komisi I DPR lainnya, Nurhayati ALi Asegaf. Dia menyarankan TNI berlatih di pulau-pulau kosong.

Bentrokan warga Setrojenar, Kebumen, dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (AD) itu ditengarai karena ada penolakan latihan perang di lahan warga. Bahkan warga meminta agar TNI melakukan relokasi tempat latihan untuk TNI. "Kan banyak tuh. Bisa digunakan pulau-pulau kosong untuk latihan militer. Sehingga orang tidak ketakutan ketika mendengar suara meriam," kata Nurhayati.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin juga menekankan tempat latihan harus jauh dari pemukiman penduduk. Dia bercerita sewaktu dirinya menjadi prajurit TNI tidak pernah menemukan rakyat di tempat latihan. "Beli rokok saja harus pakai kendaraan. Itu butuh setengah jam untuk membeli rokok," katanya.

Asal tahu saja, warga Desa Setrojenar bentrok dengan TNI pada 16 April lalu. Bentrokan terjadi karena warga menolak TNI berlatih di daerah mereka.

Sumber: Kontan

TNI Diminta Latihan Berdekatan Dengan Musuh

JAKARTA-(IDB) :  Komisi I DPR akan mengevaluasi penggunaan tanah- tanah negara untuk latihan TNI, pascabentrokan warga dengan TNI di Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Bahkan disarankan, tempattempat latihan TNI dipindahkan ke area yang berdekatan dengan musuh. Komisi I juga akan segera melakukan pembahasan internal untuk mempertimbangkan pembentukan tim kecil guna mempelajari masalah di Kebumen secara menyeluruh. Hasil itulah yang salah satunya digunakan sebagai evaluasi terhadap penggunaan tanah negara untuk latihan TNI.


Keputusan itu tertuang setelah dilakukan rapat dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI LaksamanaTNI Agus Suhartono di Jakarta kemarin.Rapat membahas pascabentrokan di Kebumenitujugadihadiriparakepala staf TNI serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen Langgeng Sulistyo.“ Dalam waktu dekat dilakukan pembahasan terpadu antara pemerintah dan Komisi I DPR.


Tujuannya untuk menemukan solusi konkret, termasuk anggaran sertifikasi,atas persoalan tanah negara yang digunakan untuk latihan maupun dikelola TNI,”kata Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin. Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie menuturkan,perlu dilakukan evaluasi penggelaran struktur dan pusat-pusat latihan TNI.Menurut dia, lokasi latihan semestinya tidak dilakukan di wilayah padat penduduk.“


Apakah yang sekarang ini masih relevan?”tanyanya. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyebut luas lahan sengketa di Kebumen meliputi tiga kecamatan, yakni Buluspesantren (5.000 m2),Ambal (3.000 m2),dan Mirit (3.000 m2).“Totalnya 11.500 m2 merupakan tanah eks KNIL dan Jepang yang telah diserahkan ke negara,”katanya.

 
Sumber: Sindo