Pages

Sabtu, April 16, 2011

Rudal Yakhont di KRI Oswald Siahaan-354

SURABAYA-(IDB) :  Sejumlah anggota TNI AL berada tak jauh dari nose cap Rudal Yakhont milik TNI AL, di buritan KRI Oswald Siahaan-354 saat sandar di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Sabtu (16/4).


Rudal Yakhont buatan Rusia tersebut dipasang di KRI secara vertical, dan jika tidak ada perubahan jadwal akan diuji tembak pada 19-20 April 2011. Rudal ini memiliki spesifikasi, kecepatan mach 2,5, dengan jangkauan sasaran 300 Km, berat 3040 Kg, panjang 8,9 m dan berat hulu ledak 200 Kg. 


Sumber: Antara

TNI Akan Uji Rudal Strategisnya

Rudal Yakhont P-800
Rudal Exocet MM-40
Torpedo SUT
Rudal Mistral
Rudal Seacat
Rudal RBU 6000
JAKARTA-(IDB) : TNI akan melakukan uji coba terhadap sejumlah senjata strategisnya pekan depan, kata juru bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan, uji coba dilakukan di Samudra Hindia atau sebelah barat Selat Sunda dengan melibatkan sejumlah unsur tempur lainnya.

Sejumlah senjata strategis yang akan diuji coba adalah rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.

"Masing-masing akan ditembakkan dari sebuah KRI menuju satu target sasaran berupa kapal di tengah laut," katanya, menambahkan.

Iskandar menambahkan, rudal Yakhont yang akan ditembakkan KRI OWA-354, merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.

Sedangkan, Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366, sementara torpedo SUT ditembakkan dari KRI Cakra-401, `Sea Cat` ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-356, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien, paparnya.

KRI OWA - 354
KRI Hasanuddin-366
KRI Cakra-401
KRI Karel Satsuit Tubun 356
KRI Cut Nyak Dien 375
Uji coba akan disaksikan pula oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI dan beberapa anggota Komisi I DPR.

"Namun, itu masih harus dikonfirmasi kembali," katanya.

Iskandar mengatakan, uji coba sejumlah senjata itu bertujuan memastikan persenjataan itu berfungsi baik.

"Tak hanya itu, uji coba itu juga merupakan pertanggungjawaban TNI kepada publik. Ini kan dibeli dengan anggaran negara, maka kita tunjukkan inilah senjata yang kita memiliki untuk memperkuat sistem pertahanan kita," katanya.


Sumber: Antara

TNI AD Segera Diperkuat 45 Panser Anoa Pindad

Deretan panser Anoa produksi Pindad segera perkuat TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Kepala Peralatan Kodam Jaya/Jayakarta Kolonel Cpl Pujiyanto meninjau latihan mengemudi Ranpur 6 x 6 Anoa di PT. Pindad Bandung, Rabu (12/4). Ini adalah program kerja Paldam Jaya untuk memberikan pelatihan bagi prajurit-prajurit Kodam Jaya.  

Dalam kunjungannya kali pertama ini Kapaldam Jaya Kolonel Cpl Pujiyanto menyampaikan arahannya kepada peserta penataran gelombang I sebanyak 28 orang, bahwa disamping prajurit mahir mengemudikan kendaraan tempur (Ranpur) harus pula mampu melaksanakan pemeliharaan tingkat O (organik) agar Ranpur tersebut selalu siap operasional. 

Para peserta latihan dengan tekun mendengarkan apa yang disampaikan oleh Kapaldam Jaya dan yang mana nantinya sebanyak 45 unit 6 x 6 Ranpur Anoa buatan Pindad akan memperkuat Yonif 202 Taji Malela pada tahun 2011 ini. Dan diharapkan semua ranpur dapat dipelihara dengan baik  dan digunakan sesuai dengan keperluan.


Sumber: TNI

Kapal Panama Di Bebaskan Perompak Somalia Setelah tebusan Dibayar

MOGADISHU-(IDB) : Sebuah kapal pengangkut aspal yang berbendera Panama dibebaskan oleh perompak Somalia setelah mereka menerima uang tebusan, namun perompak juga tetap menahan beberapa orang awak kapal tersebut, kata perompak dan seorang pejabat maritim.  Kapal MT Asphalt Venture dengan berat mati 3.884 ton itu ditahan perompak pada 29 September tahun lalu ketika sedang menuju kota pelabuhan Durban, Afrika Selatan, dari Mombasa, Kenya, dan membawa 15 orang awak, seluruhnya warga negara India.

Perompak mengatakan, mereka membebaskan kapal itu setelah menerima uang tebusan 3,6 juta dolar, namun hal ini tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

"Kami telah menerima 3,6 juta dolar pada pagi ini bagi pembebasan tanker itu," kata seorang perompak yang menyebut dirinya sebagai Ahmed.

"Kapal itu telah berlayar menjauh namun kami menahan beberapa orang awak India-nya karena pemerintah India saat ini menahan orang-orang kami. Kami ingin pemerintah India membebaskan orang-orang kami dan kami membebaskan warga negara mereka," tambahnya.
Kapal itu dikelola oleh Omci Ship Management Pvt yang berkantor di Mumbai dan dimiliki oleh Bitumen Invest AS, Uni Emirat Arab.

Andrew Mwangura, redaktur maritim Somalia Report, mengatakan, kapal itu telah dibebaskan namun terhenti di jalan karena gangguan teknis setelah memulai pelayaran.

"Kapal itu telah pergi namun mogok di jalan. Perompak tidak lagi menahan kapal itu," kata Mwangura, yang berkantor di daerah pelabuhan Mombasa, Kenya.

Perompakan meraja-lela di lepas pantai Somalia, yang mengacaukan jalur pelayaran antara Eropa dan Asia, membuat awak dan kapal terancam bahaya serta mendorong beaya asuransi bagi perusahaan perkapalan.

PBB memperingatkan, perompak Somalia menjadi semakin berani dan tetap mendahului pasukan angkatan laut internasional yang berusaha mengakhiri pembajakan di kawasan perairan itu.

Pada 2009, perompak Somalia menyerang lebih dari 130 kapal dagang di lepas pantai Somalia, naik lebih dari 200 persen dari tahun 2007, menurut Pusat Pelaporan Perompakan Biro Maritim Internasional di Kuala Lumpur.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.

Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.



Sumber: Seruu

Pemerintah Kirim 401 Tentara Ke Somalia

Kopassus
JAKARTA-(IDB) : Tak mau dibilang lamban, pemerintah buka kartu soal pengiriman pasukan pembebasan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak di Somalia. Dua kapal freigat dengan 401 orang tentara gabungan Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat ditugaskan perairan sekitar benua Afrika.

"Banyak pendapat, pemerintah tak ambil tindakan, pemerintah lemah," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Jumat (15/4). Padahal dari awal, opsi militer paling keras pun sudah menjadi pilihan.
Dia memaparkan, tanggal 17 Maret pemerintah menerima informasi pembajakan kapal milik PT Samudera Indonesia. Esok harinya dirapatkan, lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar mengutamakan keselamatan awak kapal. 
Denjaka

Rapat kembali digelar 20-22 Maret, yang menghasilkan dua opsi. Yaitu, pemerintah mendukung negosiasi pemilik kapal dengan para lanun, sekaligus menyiapkan pasukan khusus untuk menyerbu dan merebut Sinar Kudus. Demi keselamatan awak, pemerintah memilih menonjolkan sisi negosiasi dan menyembunyikan opsi penyerbuan.
Pada tanggal 23 Maret, kapal diberangkatkan. Agar segar dan siap tempur, anggota Kopassus terbang ke Kolombo, Sri Langka. Kapal merapat di Kolombo untuk menjemput mereka dan mengisi logistik. Pasukan bergerak dari Kolombo pada 30 Maret. Karena letak Somalia yang jauh, membuat kedua kapal itu terlambat mencegat Sinar Kudus. "Tanggal 2 April, Sinar Kudus lego jangkar, merapat ke daratan. Kami berharap ketemu di laut, tapi baru sampai di posisi lego jangkar tanggal 5," ucap Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Tentara menerbangkan helikopter, mengecek kondisi. Namun Sinar Kudus berada di dekat daratan, di tengah puluhan kapal yang dibajak penyamun. Pemerintah akhirnya memutuskan mengedepankan negosiasi, menempatkan kedua kapal freigat itu di dekat Somalia.

Menurut Djoko, kedua kapal itu bersiaga mengawal Sinar Kudus pulang jika negosiasi berhasil. Tapi, ia menolak jika masyarakat menyebut operasi militer gagal. "Saya tidak senang kata gagal, karena operasi belum dijalankan," kata Djoko. "Media massa jangan bikin bikin polemik, jangan ada disinformasi ke publik."


Sumber: Tempo

Dua Fregat Sudah Dikirim ke Somalia

KRI Karel Satsuit Tubun 356
JAKARTA-(IDB) : Pemerintah telah mengirimkan dua kapal fregat dengan 401 tentara untuk membebaskan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan pasukan
itu merupakan gabungan dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.
"Banyak pendapat seolah pemerintah tidak mengambil tindakan, seolah pemerintah merespons sangat lemah," kata Djoko dalam jumpa pers di kantornya, Jumat 15 April 2011. MV Sinar Kudus dengan 20 awak kapal dibajak perompak Somalia di Semenanjung Arab pada 16 Maret lalu. 
Kapal bermuatan nikel senilai Rp 1,4 triliun itu dibajak dalam perjalanan menuju Rotterdam, Belanda. Kapal milik PT Samudra Indonesia dan semua awaknya kini ditawan di dekat pulau yang dikuasai perompak di kawasan pantai Eil, Somalia.
KRI Ahmad Yani 351

Menurut Djoko, pemerintah Indonesia menerima informasi pembajakan itu pada 17 Maret. Keesokan harinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat dan memerintahkan bawahannya mengutamakan keselamatan awak kapal.
Rapat kembali digelar pada 20 dan 22 Maret, yang menghasilkan dua opsi, yakni pemerintah mendukung negosiasi pemilik kapal dan para perompak atau menyiapkan pasukan khusus untuk menyerbu dan merebut Sinar Kudus. Demi keselamatan awak kapal, kata dia, pemerintah menonjolkan opsi negosiasi dan menyembunyikan opsi penyerbuan.

Djoko mengungkapkan fregat diberangkatkan pada 23 Maret. Anggota pasukan khusus diterbangkan ke Kolombo, Sri Lanka, agar segar dan siap tempur. Mereka dijemput fregat dan bergerak dari Kolombo pada 30 Maret.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan kedua kapal itu terlambat mencegat Sinar Kudus. "Tanggal 2 April, Sinar Kudus lego jangkar merapat ke daratan. Kami berharap ketemu di laut, tapi baru sampai di posisi lego jangkar tanggal 5," ucapnya.

Pasukan khusus menerbangkan helikopter untuk mengecek kondisi, tapi Sinar Kudus berada di dekat daratan di tengah puluhan kapal yang dibajak perompak. Pemerintah akhirnya memutuskan mengedepankan negosiasi dan menempatkan kedua fregat itu di dekat Somalia. Namun, kata Agus, opsi penyerbuan tetap disiapkan sambil menunggu negosiasi. "Saya tidak senang kata gagal, karena operasi belum dijalankan," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menuturkan perairan Somalia adalah cerminan situasi negara yang tak tentu itu. "Tidak jelas siapa pemerintah yang berkuasa," ujarnya. Dalam jumpa pers di Jakarta, Duta Besar Somalia Mohamud Olow Barrow mengatakan angkatan laut negerinya kini praktis lumpuh.

Ia meminta dunia membantu Somalia memerangi perompak yang ditudingnya sebagai mafia. Sejak aksi perompak marak sekitar 2008, hubungan perdagangan Somalia dan Indonesia menjadi seret dan nilainya anjlok hingga 60 persen.

Menurut Staf Khusus Kepresidenan Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, keputusan soal pembebasan Sinar Kudus menunggu hasil pertemuan Marty dan Menteri Luar Negeri Somalia Mohamed Abdullah Omaar di sela konferensi soal pembajakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 18-19 April. "Kita tunggu," ujarnya saat dihubungi kemarin.


Sumber: Tempo