Pages

Rabu, April 06, 2011

UNIFILL Periksa Kebersihan Markas Indobatt


LEBANON-(IDB):Untuk kedua kalinya, Tim “Hygiene Inspection” dari Unifil melaksanakan pemeriksaan standar kebersihan di Markas Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/Unifil (Indobatt), Senin (4/4/2011).  Tim yang diketuai Letkol Ckm dr. Vicktor Wullur, SpKO dengan 3 anggota yaitu Mayor Kes dr. Hendro, SpAn, Kapten Wara dr. Nurmala, SpOG dan Serma Rum Kuat Santoso diterima langsung oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Indobatt Letkol Mar Harnoko dan perwira staf di ruang kerja Komandan Indobatt.
Selesai diterima Komandan Indobatt, Tim Hygiene Inspection Unifil melaksanakan pengecekan dimulai dari Kompi Delta, Rumah Sakit Husada milik Indobatt, Kompi Eagle dan Kompi Bantuan yang kesemuanya di UN POSN 7-1.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan di UN POSN 7-1, Tim Hygiene Inspection Unifil dengan didampingi Kasilog Satgas Mayor Psk Deni Ramdani dan dokter Indobatt Lettu Ckm dr. Paulus Stevanus Dimu melaksanakan pengecekan ke Kompi Charlie di UN POSN 9-2. Di Kompi Charlie, Tim Hygiene Inspection Unifil diterima oleh Komandan Kompi Charlie Kapten Mar Budi Wijani didampingi Danton Lettu Mar Arismoko. Pengecekan dilanjutkan ke Kompi Alfa yang berada di UN POSN 9-63, Komandan Kompi Alpha Kapten Inf Sigit Purwoko menerima kedatangan Tim Hygiene Inspection Unifil didampingi para Danton.

Menurut Ketua Tim  Hygiene Inspection Unifil Letkol Ckm dr. Vicktor Wullur, SpKO, kegiatan ini dilaksanakan  dalam rangka mengontrol tingkat kebersihan, baik secara individu maupun fasilitas yang ada di compound satuan jajaran Unifil. Selain itu juga sebagai upaya tindakan pencegahan timbulnya penyakit dan penyebaran kuman-kuman ataupun bakteri. Hal ini dilakukan demi menjaga kesehatan personel serta sanitasi kebersihan lingkungan.  Materi pengecekan meliputi personal hygiene, camp hygiene, food hygiene, water hygiene, ambulatory, control of pests, work hygiene dan shelters.

Kunjungan Komandan China Hospital

Sementara itu, dihari yang sama, Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Indobatt Letkol Mar Harnoko dan perwira staf, menerima kunjungan Komandan China Hospital Lt Col Ran Chongfu. Dalam kunjungannya kali ini Lt Col Ran Chongfu didampingi oleh beberapa perwira stafnya.

Pertemuan dengan penuh keakraban ini berlangsung selama 30 menit,  masing – masing Komandan juga memperkenalkan perwira stafnya. Kegiatan diakhiri dengan pemberian cindera mata dan foto bersama.

Sumber: Seruu

Mabes TNI Pertegas, Tidak Ada Personel TNI Tewas Di Kongo

Reruntuhan pesawat PBB jatuh di Kinshasa, Kongo menewaskan 32 orang.
JAKARTA-(IDB):Markas Besar TNI menyatakan, tidak ada personel TNI yang tewas dalam kecelakaan pesawat PBB di Kongo pada Senin (4/4) yang menewaskan 32 penumpangnya.

Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menjawab ANTARA di Jakarta, Selasa mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan kepada Kontingen Garuda yang sedang menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo.

"Sementara ini, tidak ada personel TNI yang ikut tewas dalam kecelakaan tersebut," kata Laksamana Muda Iskandar Sitompul .

Namun, lanjut Iskandar, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi untuk perkembangan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut.

Pihak PBB memastikan, kecelakaan pesawat PBB yang sedang melakukan misi perdamaian di Kongo mengakibatkan 32 penumpang tewas dari keseluruhan 33 orang.

"Kami sekarang dapat memastikan hanya ada satu yang selamat dari seluruh 33 orang dalam pesawat MONUSCO yang jatuh hari ini," demikian diumumkan Wakil Juru Bicara Sekjen PBB, Farhan Haq, melalui pengeras suara di ruang wartawan di markas besar PBB, New York, Senin.

MONUSCO adalah nama misi penjagaan perdamian PBB untuk Kongo. Adapun nama-nama dan asal negara para korban belum diketahui.

Pusat media PBB serta media massa melaporkan, pesawat tersebut jatuh dan hancur ketika mencoba mendarat di bandar udara utama di Kinsasha, N?Djili, yang saat itu berada di bawah guyuran hujan lebat.

Menurut pernyataan pers yang dikeluarkan MONUSCO, pesawat naas itu sebelumnya terbang dari kota Kisangani di wilayah timur laut Kongo dengan tujuan Kinsasha.

MONUSCO berada di DRC dalam rangka menjalankan mandat Dewan Keamanan PBB yang sejak tahun 1999 mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dalam upaya membantu negara tersebut mengakhiri perang saudara.

Pasukan penjaga perdamaian PBB saat ini berkekuatan lebih dari 22.000 personel yang berasal dari puluhan negara, termasuk Indonesia. Mandat MONUSCO akan berakhir pada 30 Juni mendatang.

Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 200 orang personel TNI yakni Kontingen Garuda XX-H/Monusco.


Sumber: Kemhan

Hidupkan Kembali Gagasan NEFOS Bung Karno

Presiden RI pertama Ir. Soekarno
GLOBAL-(IDB):(Mengenang Pidato Bung Karno Di Sidang Umum PBB, 30 September 1960)
“Lebih dari pada seribu juta rakyat, rakyat Asia dan Afrika, dan mungkin pula rakyat-rakyat Amerika Latin, yang tidak menganut ajaran Manifesto Komunis ataupun Declaration of Independence. Camkanlah, kami mengagumi kedua ajaran itu, dan kami telah banyak belajar dari keduanya itu dan kami telah diilhami, oleh keduanya itu… tetapi dunia ini tidaklah seluruhnya terbagi dalam dua pihak...”

Langkahnya tegap. Tampak aura kepercayaan diri yang tinggi terpancar. Dengan seragam putih-putihnya yang khas. Dan kepalanya berkopiah hitam dengan dimiringkan sedikit kekiri sebagai tanda bentuk  ‘perlawanan’. Bung Karno berbicara di depan Majelis Umum PBB pada tanggal 30 September 1960. Dengan nadanya yang bergetar dan mendapatkan sejumlah applaus dari para audiens, Bung Karno menawarkan gagasan briliannya, “To Build the World A New”.

“Kita menginginkan satu Dunia Baru penuh dengan perdamaian den kesejahteraan, satu Dunia Baru tanpa imperialisme dan kolonialisme dan exploitation de l'homme par l'homme et de nation par nation.”


Kemudian Bung Karno melanjutkannya, “….lebih dari pada seribu juta rakyat, rakyat Asia dan Afrika, dan mungkin pula rakyat-rakyat Amerika Latin, yang tidak menganut ajaran Manifesto Komunis ataupun Declaration of Independence. Camkanlah, kami mengagumi kedua ajaran itu, dan kami telah banyak belajar dari keduanya itu dan kami telah diilhami, oleh keduanya itu… tetapi dunia ini tidaklah seluruhnya terbagi dalam dua pihak...”
Dengan retorika yang sangat cerdas, setiap pernyataan Bung Karno mendapat sambutan hangat dari negara-negara berkembang yang ketika itu hadir. Mereka menganggap pernyataan tersebut dianggap relevan mewakili sikap dan pandangannya.

Bung Karno mengutarakan sebuah gagasan briliannya, dimana salah satunya adalah dengan pembagian dunia menjadi dua blok. Yaitu blok Old Established Forces (OLDEFOS) yang diartikan sebagai kekuatan lama yang masih bercokol, yang secara kasar diartikan sebagai negara imperalis dan kapitalis. Kemudian blok The New Emerging Forces (NEFOS) yang diartikan sebagai kekuatan baru yang sedang lahir, dengan menggalang kekuatan dari negara-negara berkembang yang masih memperjuangkan kemerdekaannya.

Adanya dua kekuatan ketika itu, yaitu blok kapitalis yang berkubu pada Amerika Serikat, dan blok sosialis yang berkubu pada Uni Soviet, dimana equilibrium global ketika itu mau tidak mau hanya diatur antara kedua kekuatan tersebut. Mereka hanya meyakini bahwa terciptanya sebuah perdamaian dunia diukur melalui sebuah perlombaan adu senjata yang seimbang, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perimbangan dunia dalam mengamankan dunia dari ancaman instabilitas ini hanya berdasarkan dari perhitungan secara matematis. Pada akhirnya itulah yang menjadi alasan lahirnya NATO dan Pakta Warsawa.

Sebenarnya gagasan Bung Karno ini sekaligus menolak analisis yang disampaikan Mao Tse Tung dengan konsep “Dunia Ketiga”. Mao membagi dunia menjadi tiga blok. Pertama blok negara-negara industri kapitalis. Kemudian kedua blok negara-negara sosialis, dan ketiga adalah blok “Dunia Ketiga”. Memang istilah “Dunia Ketiga” ini menjadi perbendaharaan kata politik dunia hingga saat ini. Akan tetapi perkembangan pergulatan politik dunia saat ini lebih akurat seperti yang digambarkan oleh Bung Karno. Semenjak runtuhnya Uni Soviet, negara-negara eks blok sosialis kini berperan sebagai pemerintahan progresif negara berkembang. Sementara Kuba dan Vietnam tidak lagi mencerminkan sebagai blok sosialis tetapi bergerak sebagai bagian perlawanan negara berkembang.

Pergulatan Politik Dunia Kini

Tsunami politik yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara begitu menyentak negara-negara Barat. Besarnya protes rakyat yang mengguncang kawasan tersebut membuat perubahan perimbangan kekuasaan. Negara Barat, yang sejatinya dikatagorikan dalam blok oldefos, mulai merasakan kekhawatiran dan kecemasannya. Dengan menggunakan berbagai cara mereka berusaha untuk tetap menancapkan pengaruhnya di kawasan ini.

Bisa dilihat ketika negara barat merasa tidak lagi mampu ‘menguasai’ Khadafi, mereka menggunakan resolusi DK PBB No. 1973 untuk melakukan invasi ke Libya. Bahkan kemungkinan akan mempersenjatai kaum revolusi Libya. Kemudian pada kondisi di Bahrain, mereka memiliki sikap yang berbeda dalam menyikapi intervensi militer asing untuk menumpas aksi protes rakyat yang dilakukan secara damai. Bahkan cenderung mendiamkannya.

Tindakan semau-maunya yang dilakukan oleh negara barat untuk menyelematkan kepentingannya yang berada di negara berdaulat ini bukan kali pertama. Pada September 2010, dalam serbuan yang berlangsung di Provinsi Ghazni sebelah barat daya Kabul, militer pimpinan Pakta Atlantik Utara (NATO) melancarkan serangan udaranya dalam serangan udara selama pertempuran dengan Taliban. Tak kalah ironisnya, pada tahun 2003 dengan alasan Irak memiliki senjata pemusnah massal, Amerika Serikat dan sekutunya menyerang Irak. Ratusan ribu orang tewas, rezim Saddam Hussein pun runtuh.

Dunia tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada kekuatan yang mampu memainkan equilibrium global. Dunia hanya digiring oleh Amerika dan para sekutunya untuk ‘memahami’ intervensi militer yang dilakukannya di beberapa negara berdaulat. Bila hal ini terus berlanjut, maka analisis Hendrajit dalam tulisannya “Krisis Timur Tengah, Minyak dan Operasi Siluman” bahwa apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, termasuk yang sedang bergolak di Libya dan Bahrain, merupakan operasi siluman dari hajatan kedua pengusaha minyak, yaitu konglomerat besar Rockefeller dan Rothschild, terus berjalan tanpa dapat dihentikan.

Gagasan NEFOS Saatnya Di Hadirkan

Dunia sudah seharusnya tidak lagi menutup mata terhadap apa yang dilakukan oleh negara-negara barat. Sudah saatnya perlu dihadirkan kekuatan penyeimbang yang mampu menjaga stabiitas perdamaian dunia.  Harus ada kekuatan yang mampu menghentikan, atau paling tidak mengimbangi, dari keangkuhan negara industri kapitalis yang merupakan perwujudan dari negara-negara blok oldefos. Perlu adanya penataan ulang dunia yang lebih baik. Penataan yang jauh dari upaya-upaya penginjak-injakkan hak bangsa, penataan dunia yang lebih berprikemanusiaan.

Indonesia, sebagai pelopor yang melahirkan gagasan The New Emerging Forces (NEFOS) dari putra bangsa terbaiknya, harus memulai menawarkan gagasannya. Sebagai sebuah negara besar, dengan wilayah geopilitik yang sangat strategis dan sumber daya alam yang sangat melimpah, bukan hal yang tidak mungkin dilakukan Indonesia  dalam  memimpin perubahan sebuah peradaban dunia yang baru.

Pada tingkatan kawasan terkecil, sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia masih menjadi penentu. Indonesia, relatif bersahabat dengan semua negara. Mulai dengan Rusia, Amerika Serikat, China, Jepang, korea, India, Iran, dan negara-negara lainnya. Indonesia mampu menjadi kekuatan penyeimbang tersebut.

Beberapa fakta yang tidak mungkin bisa dibantah lagi adalah, pertama, Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia. Kedua, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia setelah India dan AS sendiri. Ketiga, Indonesia adalah negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia.  Dan yang keempat, Indonesia adalah negara terbesar di antara sepuluh negara anggota ASEAN.

Dengan ‘modal’ sebagai negara muslim terbesar, Indonesia memiliki kesempatan emas memainkan peranan penting dalam upaya mencari jalan perdamaian di kawasan Timur Tengah yang saat ini penuh dengan konflik. Bersahabatnya Indonesia dengan Amerika Serikat dan sekaligus dengan Iran, merupakan point plus dalam menjembatani sebagai mediator pada konflik kedua negara tersebut. Belum lagi pada kondisi konflik di Palestina, dimana Indonesia memiliki hubungan yang relative baik dengan kedua kubu yang sedang bertikai, yaitu kubu Fatah (yang didukung oleh Barat) dengan kubu Hamas (yang didukung oleh Iran dan Syria).

Inilah saatnya Indonesia untuk berperan aktif dalam pergelutan politik internasional, tidak selalu berperan dengan gaya ‘low profile’ nya yang selama ini dijalankan. Dengan mengambil peran sebagai kekuatan keseimbangan, Indonesia bisa bergerak dari satu pijakan ke pijakan lain tanpa perlu khawatir. Justru mampu berdiri di depan dalam menciptakan keseimbangan di kawasan.

Gagasan NEFOS yang disampaikan Bung Karno sangatlah tepat untuk segera diimplementasikan di era kini. Gagasannya yang visioner sangatlah akurat dalam menggambarkan kondisi politik dunia saat ini. Sekiranya Bung Karno masih hidup, bisa kita bayangkan betapa gembira hatinya karena melihat bila perjuangan revolusionernya yang telah ditekuni selama hidupnya dalam penentangan kolonialisme dan imperialisme mulai terlihat dan adanya kemajuan-kemajuan yang cukup besar.

Inti dari seluruh gagasan Bung Karno secara jelas terangkum dalam pidato pembukaan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada April 1955.

“Dan saya minta kepada Tuan-tuan, janganlah hendaknya melihat kolonialisme dalam bentuk klasiknya saja, seperti yang kita di Indonesia dan saudara-saudara kita di berbagai wilayah Asia-Afrika mengenalnya. Kolonialisme mempunyai juga baju modern, dalam bentuk penguasaan ekonomi, penguasaan intelektuil, penguasaan materiil yang nyata, dilakukan oleh sekumpulan kecil orang-orang  asing yang tinggal di tengah-tengah rakyat…
Di mana, bilamana dan bagaimanapun ia muncul, kolonialisme adalah yang jahat, yang harus dilenyapkan dari muka bumi."


Begitulah. Pidato Bung Karno inilah yang menjiwai lahirnya Dasa Sila Bandung, khususnya bagian D sub I-a, yang akhirnya terumuskan dalam kalimat: “Kolonialisme dalam segala manifestasinya adalah suatu kejahatan yang harus segera diakhiri.”

Sumber: Global

Space-X Singkap Roket Peluncur Kelas Berat Untuk NASA

Pesawat ruang angkasa Rusia Soyuz TMA-21, dinamai dari astronot pertama Rusia Yuri Gagarin, membawa kru Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) astronot AS Ronald Garan dan kosmonot Rusia ALexandr Samokutyaev dan Andrey Borisenko meninggalkan jejak cahaya api, saat meluncur dari kosmodrom Baikonur, Selasa

WASHINGTON-(IDB):SpaceX, Selasa, menyingkapkan Falcon Heavy, sebuah roket peluncur terkuat di dunia menurut CEO Elon Musk, yang pada 2012 akan melakukan peluncuran perdananya.

Roket peluncur tersebut didisain untuk mengorbitkan satelit atau wahana angkasa seberat lebih dari 53 metrik ton, sekitar dua kali lipat kapasitas peluncur Pesawat Ulang Alik atau Delta IV Heavy, demikian AFP melaporkan.

"Falcon Heavy akan membawa lebih banyak muatan ke orbit serta memiliki kecepatan lepas minimal dari gaya gravitasi lebih besar dibandingkan wahana manapun dalam sejarah, disamping roket bulan Saturn V yang dipensiunkan setelah program Apollo," kata Musk di National Press Club.

"Ini membuka dunia baru baik untuk misi ruang angkasa pemerintah maupun komersial," katanya.

Musk, orang Afrika Selatan yang banyak menghasilkan uang dari Internet, menciptakan Spacex pada 2002.

"Falcon Heavy akan tiba di kompleks peluncuran kami di Vandenberg, California, sebelum akhir tahun depan, dan diluncurkan segera setelah itu. Peluncuran pertama dari kompleks peluncuran kami di Cape Canaveral direncanakan akhir 2013 atau 2014," katanya.

Tujuan Elon Musk pada tahun-tahun mendatang adalah mengangkut kargo dan astronot NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional sesudah tiga pesawat ulang alik AS dipensiunkan Juni.

Sampai ada pengganti pesawat ulang alik, NASA semata-mata akan bergantung pada pesawat luar angkasa Soyuz Rusia untuk mengangkut astronot ke ISS.

SpaceX, kependekan dari Space Exploration Technologies Corporation, adalah salah satu dari dua perusahaan swasta yang dikontrak NASA untuk mengangkut kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Sumber: Antara

NATO Lumpuhkan 30 Persen Kekuatan Militer Libya

Illustration
BRUSSELS-(IDB):Sejak awal operasi militer terhadap Libya, 30 persen kekuatan pasukan Muammar Gaddafi telah dilumpuhkan, kata perwira senior Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa.

"Penyelidikan kami menunjukkan bahwa 30 persen kemampuan militer pasukan Gaddafi telah dilumpuhkan," kata Brigadir Jenderal Mark van Uhm dalam jumpa pers di markas NATO.

Perwira itu juga mengatakan pesawat NATO melakukan 150 kali penerbangan dan melancarkan 58 serangan kilat terhadap Libya pada Senin,

Dalam serangan kilat itu, pesawat NATO membawa bom atau peluru kendali, namun tidak sempat menjatuhkan muatannya, karena cuaca buruk atau ada warga di dekat sasaran.

Pesawat NATO menembak guna mengenai sasaran di darat dalam 14 serangan kilat pada Senin, sebagian besar dilakukan di Misrata dan Brega, tempat pertempuran sengit antara pemberontak dan pasukan pemerintah, kata van Uhm.

"Saya rasa kami telah menjaga tempo operasi tingkat tinggi di sana," katanya.

Van Uhm mengatakan seluruh serangan kilat terhadap Libya kini dikomandani oleh NATO, yang secara penuh mengambil komando operasi militer pada 31 Maret dari Amerika Serikat.

Sejumlah negara masih dapat menggunakan aset militer nasional mereka guna mendukung bantuan kemanusiaan terhadap Libya, namun harus berkoordinasi dengan NATO.

"Tidak ada hal luput dari pengetahuan NATO. Semua harus terkoordinasi," katanya.

Sumber: Antara

Indonesia, Australia Bentuk Badan Koordinasi Antiteror

Brevet penanggulangan terror.
JAKARTA-(IDB):Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan Resimen Pasukan Khusus Australia atau "Special Air Service Regiment" menjajaki pendirian badan koordinasi antiteror untuk memantapkan kerja sama penanganan terorisme yang telah berjalan baik.

Juru bicara Kopassus Letkol TNI Thevi A saat dikonfirmasi ANTARA usai kunjungan Atase Pertahanan Australia Kolonel Jhon Gould dan Komandan Sekolah Intelijen Australia Letnan Kolonel Justin Roke ke Markas Komando Kopassus di Jakarta, Selasa, mengatakan, selama ini komando pasukan khusus militer kedua negara telah melakukan kerja sama yang baik dalam bentuk latihan rutin bersama dan pertukaran perwira.

"Latihan bersama yang rutin diadakan dilaksanakan bergantian baik di Indonesia maupun di Australia, ke depan kerja sama akan kami tingkatkan dan perluas lagi bentuknya," katanya.

Salah satu bentuk kerja sama yang akan dijajaki antara lain badan koordinasi antiteror untuk komando pasukan khusus kedua pihak. "Sehingga dengan badan koordinasi ini, semua kerja sama yang telah kami lakukan khususnya antiteror dapat lebih dikooordinasikan lebih baik," ujar Thevi.

Selain pembentukan badan koordinasi antiteror, Kopassus dan SASR juga menjajaki kerja sama teknik dan taksi operasi psikologi.

Dalam kunjungan itu, Kopassus juga berencana untuk membentuk Komando Operasi Khusus yang terdiri atas Kopassus, Detasemen Jalamangkara dan Detasemen Bravo-90, atau semacam "Special Operation Command" atau Socom yang dimiliki Australia.

"Semua itu, kami jajaki terus kemungkinannya untuk dikerjasamakan pada waktu-waktu mendatang," kata Thevi.

Indonesia danTurki Serukan Kembali Gencatan Senjata di Libya

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Turki Abdullah Gul di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa
JAKARTA-(IDB):Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Turki Abdullah Gul pada Selasa membahas perkembangan terkini kawasan Timur Tengah dan Afrika utara termasuk keadaan di Libya, demikian siaran media dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Kedua kepala negara membahas hal itu secara seksama dan prihatin mengenai keadaan yang terjadi di Libya pada pra dan pasca dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) no. 1973 tahun 2011.

"Kedua Kepala Negara menekankan pentingnya menjaga kedaulatan, kesatuan nasional dan integritas wilayah Libya," ungkap pernyataan itu.

Menurut pernyataan tersebut, baik Yudhoyono dan Gul menyepakati dilakukannya gencatan senjata secara efektif dan menghentikan peperangan untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan menderita.

"Para Presiden menekankan perlunya kehadiran PBB untuk mengawasi berlangsungnya gencatan senjata setelah diberlakukannya persetujuan gencatan senjata tersebut di Libya," kata pernyataan itu.

Pemimpin Turki dan Indonesia menekankan tentang perlunya pemfasilitasan bantuan kemanusiaan dengan segera tanpa kendala bagi rakyat Libya.

Presiden Yudhoyono dan Presiden Gul menyerukan PBB untuk melakukan kerja sama dengan sejumlah organisasi regional terkait guna mendorong kondisi yang kondusif bagi penyelesaian politik secara damai, demokratis dan berkelanjutan yang mencerminkan aspirasi dan kehendak rakyat Libya.

Baik Turki maupun Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusinya terhadap upaya penyelesaian masalah tersebut di bawah naungan PBB.

Presiden Turki, Abdullah Gul pada 4-7 April melakukan kunjungan kenegaraannya ke Jakarta, Indonesia untuk menimpali kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Ankara dan Istanbul pada Juli 2010.

Sumber: Antara

Indonesia-Turki Dorong Gencatan Senjata di Libya

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Turki Abdullah Gul, Selasa
JAKARTA-(IDB):Indonesia dan Turki berada pada posisi sama dalam mendukung segera diberlakukannya gencatan senjata di Libya sesuai dengan resolusi 1973 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), kata Presiden Turki Abdullah Gul dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.

Indonesia dan Libya siap memberikan bantuan yang diperlukan untuk segera terwujudnya solusi politik yang damai dan tepat dalam penyelesaian krisis di Libya itu.

"Kami juga membahas perkembangan situasi di Libya dan juga mendiskusikan solusi yang mungkin bisa dilakukan di Libya. Dari sisi Indonesia sama dengan Turki sesuai dengan resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB, gencatan senjata itu mesti didorong untuk bisa dilakukan," tutur Yudhoyono.

Indonesia juga menyatakan siap mengirimkan pasukan perdamaian di bawah bendera PBB untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Libya apabila gencatan senjata berhasil diberlakukan.

Indonesia dan Turki juga berharap PBB dan lembaga-lembaga internasional seperti Uni Afrika dapat mendorong segera tercapainya solusi politik yang damai di Libya melalui dialog yang melibatkan seluruh pemegang kepentingan di negara tersebut.

Selain itu, Indonesia juga berharap segera dibentuk bantuan kemanusiaan internasional bagi Libya karena konflik di negara itu telah menelan korban sipil yang cukup besar.

"Saya juga berpendapat perlu ada humanitarian assistance (bantuan kemanusiaan) untuk Libya yang terus terang warga sipil mengalami banyak sekali penderitaan akibat konflik berdarah yang terjadi sekarang ini," ujar Yudhoyono.

Sebagai sesama negara Muslim yang menganut demokrasi, Indonesia dan Turki berharap konflik Libya dapat diselesaikan tanpa kekerasan.

Presiden Gul sendiri meminta pertumpahan darah di Libya segera dihentikan dan jangan lagi ada warga Libya yang menderita, serta  mengimbau tidak lagi terjadi penghancuran infrastruktur di Libya.

Sumber: Antara

HUT TNI AU 9 April Mendatang Akan Di Meriahkan Pesawat Sukhoi

Arsenal tempur TNI AU terbaru dan termodern saat ini " SUKHOI "
JAKARTA-(IDB):Belakangan ini warga Jakarta kerap melihat jet tempur Sukhoi yang berseliweran . Bahkan hari ini ada Sukhoi yang bermanuver di angkasa. Rupanya pesawat tempur ini akan memeriahkan HUT TNI AU ke-65 pada 9 April mendatang.

Acara peringatan hari jadi TNI AU itu rencananya akan dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

"Jet Sukhoi itu rencananya akan memeriahkan HUT TNI AU ke-65 nanti," kata Kapten Tamsir, Perwira Penerangan Lanud Halim Perdanakusuma melalui pesan singkatnya,  Selasa (5/4/2011).

Selama beberapa hari ini jet-jet Sukhoi rajin berlatih di langit Jakarta. Pesawat jet ini terbang beriringan atau melakukan berbagai manuver. Suara mesin jet pesawat itu terdengar keras.

Peringatan HUT TNI AU biasanya digelar dengan meriah. Seluruh kesatuan yang ada di bawah TNI AU akan mempertontonkan kemampuanya. Selain atraksi pesawat tempur, HUT TNI AU juga biasanya dimeriahkan pertunjukkan terjun payung oleh Pasukan Khas TNI AU.

Sumber: Detik

MEF Pertajam Skala Prioritas Penggunaan Anggaran

MEF untuk matra laut
Panglima Komando Armada RI kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo menyatakan, kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) akan menjadi nilai positif untuk mempertajam skala prioritas penggunaan anggaran operasi dan pembiayaan rutin yang tepat sasaran.

"Berdasarkan perkiraan alokasi anggaran yang diterima, dihadapkan dengan kepentingan organisasi maka dalam penyusunan perencanaan kegiatan harus mampu mempertajam skala prioritas dan tetap dapat mencapai sasaran kemampuan MEF," ujar Hari Bowo ketika membuka Rapat Koordinasi Pra Perencanaan Anggaran dan Keuangan (Rakor Pra-Renaku) I jajaran Koarmabar, di Jakarta, Senin (4/4).

MEF untuk matra darat
Rakor Pra Renaku I jajaran Koarmabar yang diselenggarakan kali ini sangat penting dan strategis, karena merupakan sarana penyusunan program kegiatan tahun 2012 dengan menyelaraskan kebijakan secara top down maupun bottom up untuk mewadahi kepentingan organisasi secara keseluruhan.

Oleh karena itu, diinstruksikan Pangarmabar, semua Kepala Satuan Kerja (Kasatker) dan Komandan pelaksana jajaran Koarmabar dituntut untuk duduk bersama guna mendiskusikan perencanaan kegiatan ke depan, baik kegiatan pembinaan unsur-unsur maupun kegiatan operasional. 
MEF untuk matra Udara
Terkait tujuan tersebut, lanjut Hari, Armabar sebagai Komando Utama (Kotama) pembinaan dan operasional, dalam penyusunan RKA-AL tahun 2012 harus tetap mengacu kepada kepentingan organisasi, seperti peningkatan kesiapan operasional melalui pembinaan unsur-unsur dan pangkalan secara terintegrasi yang mencakup semua bidang pembinaan yaitu intelijen, operasi dan latihan, logistik, personel, sistem metode dan organisasi serta pembinaan fungsi controling.
"Pra Renaku tetap harus dapat mewadahi Tri Pilar Pembinaan TNI Angkatan Laut yaitu peningkatan kesiapan unsur-unsur operasional, peningkatan profesionalisme prajurit dan peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS beserta keluarganya," ujar dia.

Sumber: Suarakarya

Tank Amfibi PT-76 Andalan Korps Marinir

PT-76 yang telah diretrofit, sudah dipasangi meriam 90mm
SINDO-(IDB): Plavayushchiy Tank-76 (PT-76), merupakan jenis tank amfibi ringan buatan Rusia. Angka 76 yang melekat pada namanya bukan menunjukkan tahun pembuatannya.

Namun, menandakan ukuran meriam asli tank tersebut, yakni 76,2 mm. Tank ini sudah diproduksi massal pada dasawarsa 50-an. Indonesia kemudian mulai mendatangkan alat utama sistem persenjataan ini sejak tahun 1962 dan dioperasikan oleh Batalion Panser Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL),atau yang sekarang dikenal sebagai Batalion Kendaraan Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Kala itu, dipakai untuk memperkuat angkatan perang Indonesia yang sedang berkonfrontasi di wilayah Papua dalam rangka operasi Trikora. Pada perkembangan selanjutnya, PT-76 secara aktif dilibatkan dalam berbagai kegiatan operasi keamanan di dalam negeri dan operasi militer seperti Dwikora (1964–1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia dan Operasi Seroja (1975– 1979) di Timor Timur.


Meski telah sepuh, tank ini masih menjadi salah satu andalan Korps Marinir, baik dalam penugasan maupun latihan. Korps Marinir masih menunjukkan ketangguhan tank ini di depan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bumi Marinir Cilandak, Rabu (16/3) lalu. Saat itu Korps Marinir juga memamerkan sejumlah alutsista andalannya.Di antaranya BTR (Bronetransporter)- 50 P panser amfibi buatan Rusia yang juga didatangkan hampir bersamaan waktunya dengan PT-76. Kemudian BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan tahun 2009 lalu. 
Aksi PT-76 bersama MArinir dalam suatu latihan militer.
Salah seorang perwira Resimen Kavaleri Marinir yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, dimulai tahun 1990,sejumlah PT-76 yang masih laik pakai mengalami peremajaan atau retrofit secara bertahap. Sejumlah komponen penting tank tersebut diganti dan tidak berasal dari satu negara saja. Modifikasi PT-76 antara lain meliputi penggantian mesin buatan Rusia dengan mesin buatan Amerika Serikat.Tidak hanya itu, meriam asli kaliber 76,2 mm diganti dengan meriam 90 mm. Meriam ini diproduksi oleh Belgia.“Untuk persenjataan, dipilih dari Belgia,” katanya. Namun, lanjutnya, dengan kondisi gado-gado dan usia yang telah lanjut,PT-76 masih terbukti merupakan ranpur yang andal dan bandel. Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002–2005) merupakan operasi penugasan terakhir tank ini. Kiranya cukup beralasan jika PT-76 Indonesia dijuluki Battle Proven alias Jago Perang yang melegenda di lingkungan Korps Marinir TNI AL Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat itu mengatakan, secara kuantitas jumlah alutsista yang dimilik korps marinir telah cukup.

Menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah kualitas. Dia tidak menampik bahwa tank-tank Marinir memang sudah tua, seperti PT- 76. Namun, dengan program retrofit masih layak untuk digunakan.“Kita perpanjang usianya dengan retrofit. Jadi, kemampuan tempurnya juga masih cukup baru,”katanya. Penggantian tank amfibi akan dilakukan secara bertahap. Seperti didatangkannya sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia pada November 2010 lalu.

Sumber: Sindo

DPR Setuju Hibah Kapal Patroli Brunei

Tubagus Hasanudin Anggota Komisi I DPR

JAKARTA-(IDB):Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menyetujui rencana pemerintah menerima hibah dua kapal patroli dari Brunei Darussalam. 
"Dengan catatan, pelaksanaan hibah dilaksanakan sesua dengan mekanisme perundang-undangan," ujar Wakil Ketua Komisi TB Hasanuddin saat membacakan kesimpulan di akhir rapat dengar pendapat Komisi Pertahanan dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di DPR, Senin 4 April 2011 malam. 

Sebelumnya, dalam rapat itu, sejumlah anggota Dewan mempertanyakan motif Brunei memberikan kapal. "Tidak ada makan siang yang gratis, jangan-jangan di akhir ada yang memberatkan," kata TB Hasanuddin. Legislator lainnya khawatir kasus kapal bekas dari Jerman Timur di masa Orde Baru, yang ternyata malah lebih mahal ketimbang kapal baru.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Soeparno meminta anggota parlemen tak berprasangka buruk. "Hibah ini sangat Islami, ikhlas, kalau berpikir yang tidak-tidak, kita seperti orang miskin yang sombong," katanya sembari berkelakar. Hadirin rapat kontan terbahak mendengarnya.

Legislator juga mempertanyakan penerimaan hibah yang belum memenuhi prosedur lengkap. Sejauh ini, kata Hasanuddin, Komisi Pertahanan baru menerima surat mengenai hibah dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Seharusnya, ada pula surat pemberitahuan resmi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pimpinan DPR. Meski Komisi Pertahanan telah menyetujui hibah, mereka meminta pemerintah tetap memenuhi prosedur tersebut.

Soeparno mengatakan yang satu unitnya bernilai sekitar Rp 50 miliar itu bakal diberangkatkan dari Brunei tanggal 28 April. Dua kapal sepanjang 44 meter itu dibuat tahun 1977-1978 oleh pabrikan Inggris, dan bakal dihibahkan beserta suku cadangnya yang diperkirakan cukup untuk waktu sepuluh tahun.

Hibah kapal lawas itu tak termasuk peluru kendali, karena stok peluru kendali yang ada sudah kadaluwarsa. Namun, Soeparno menyebutkan menambahkan peluru kendali adalah perkara mudah. "Gampang, beli (saja), tinggal masang," ucapnya.

Ia menambahkan, biaya perjalanan, pelatihan awak, dan administrasi surat-surat semuanya diongkosi oleh pihak Brunei.

Pemerintah Brunei Darussalam menghibahkan ke Indonesia, dua kapal patroli KDB Waspada (P02) dan KDB Pejuang (P03) sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan militer kedua negara. Pemberian itu diumumkan Wakil Menteri Pertahanan Brunei Darussalam Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat saat Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Bandar Seri Begawan, Brunei, pada Februari lalu.

Sumber: Tempo

India Kembali Membeli 4 Pesawat Patroli Maritim P-81

Pesawat Patroli Maritim P-81 produksi Boeing
NEW DELHI-(IDB):Pemerintah India telah menyetujui tambahan pembelian empat pesawat patroli maritim jarak jauh dan anti-kapal selam P-8I dari Boeing. India telah memesan 8 P-8I senilai 2,1 milyar dolar pada Januari 2009, dijadwalkan dikirimkan Januari 2013 dan Desember 2015 pada Angkatan Laut India.

Boeing berharap India meneken kesepakatan pembelian 10 pesawat angkut berat C-17 Globemaster III dalam beberapa bulan kedepan, ungkap Presiden Boeing Chris Chadwick pada Dow Jones Newswires.

Pada Oktober 2009, Boeing mengajukan penawaran pada AU India helikopter serang AH-64 Apache Longbow dan helikopter angkut berat CH-47F. India membutuhkan 22 helikopter serang dan 15 helikopter angkut berat.

Chadwick tidak mengungkapkan nilai kesepakatan pembelian 4 P-8I, tetapi persetujuan telah diperoleh dari India dan pesawat diserahkan setelah 2015.

Boeing mengikuti juga tender pembelian 126 pesawat tempur untuk AU India senilai 10 milyar dolar.

Sumber: Online WSJ

Hibah Dua Kapal Patroli Brunei Tinggal Tunggu Persetujuan Presiden Dan DPR

Kapal Patroli Waspada Brunei yang akan dihibahkan Indonesia
JAKARTA-(IDB):Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengemukakan, pihak tengah menjajaki tawaran dua kapal patroli cepat berpeluru kendali dari Brunei Darussalam, untuk memperkuat pengamanan wilayah perairan nasional. "Dua Kapal patroli cepat rudal tersebut akan diserahkan akhir April ke Indonesia. Namun masih menunggu Komisi 1 DPR dan Presiden," katanya, saat melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin (4/4).

Ia menambahkan, dua kapal buatan Inggris eks Brunei itu diberikan kepada Indonesia tanpa syarat mengingat Pemerintah Brunei telah membeli kapal patroli terbaru sehingga para personil mereka fokus dengan kapal yang baru. "Selain itu, pemerintah Brunei kesulitan untuk membuang dua kapal tersebut sehingga diberikan untuk Indonesia," ungkap Panglima TNI.

Agus menambahkan, pihak Pemerintah Brunei juga berupaya mengurus dokumen-dokumen untuk hibah tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 1 DPR Tubagus Hassanuddin mengaku surat permohonan mendapat hibah dua kapal tersebut telah diterima dari Wakil Menteri Pertahanan.

"Kami sudah menerima surat permohonan untuk mendapat hibah dua kapal tersebut. Ini sedang kami pelajari sebelum diputuskan untuk menyetujuinya," katanya.

Sumber: Republika