KUPANG-(IDB) : Pasukan penjaga perbatasan yang bertugas di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Negara Timor Leste, terus membangun kerjasama dengan Unidade Policia Fronteira (UPF) polisi penjaga perbatasan negara dari Timor Leste, untuk melakukan patroli bersama di tapal batas kedua negara.
Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL Letkol Inf Ricky Lumintang mengatakan bahwa pihaknya telah membangun kerja sama yang rapi dengan UPF, sehingga tidak ada lagi gejolak yang muncul di perbatasan kedua negara.
Selain melakukan patroli keamanan bersama, Satgas Pamtas RI-RDTL dari Yonif 743/PSY juga melakukan pertemuan rutin tiap tiga bulan sekali dengan pihak UPF untuk membahas situasi keamanan di perbatasan kedua negara.”Hubungan kami dengan pihak UPF, baik secara kelembagaan maupun perorangan sangat bagus sehingga tidak memunculkan gesekan–gesekan seperti pada masa lalu”, kata Dansatgas Yonif 743/PSY.
Pos-pos keamanan milik Indonesia maupun UPF yang ada di garis batas kedua negara, terasa bagai milik bersama karena kelekatan hubungan antara kedua belah pihak yang nyaris tidak lagi mengenal perbedaan.
Jika ada persoalan sosial yang dihadapi masyarakat perbatasan seperti air bersih, penerangan dan kesehatan, maka akan diatasai bersama sehingga timbul kerja sama antar aparat yang bertugas di garis batas negara masing-masing.
Begitu pula jika ada persoalan yang muncul karena masalah batas tanah, kedua penjaga perbatasan dapat menyelesaikan bersama dengan menggunakan adat dan budaya masyarakat setempat, tanpa lagi menggunakan pendekatan keamanan seperti pada masa lalu.
Masyarakat Timor bagian NTT dengan Timor bagian Timor Leste memiliki adat dan budaya yang sama sehingga konsep penyelesaian sengketa dengan mengedepankan adat dan budaya menjadi cara yang ampuh dan bisa diterima oleh semua pihak.
Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL Letkol Inf Ricky Lumintang mengatakan bahwa pihaknya telah membangun kerja sama yang rapi dengan UPF, sehingga tidak ada lagi gejolak yang muncul di perbatasan kedua negara.
Selain melakukan patroli keamanan bersama, Satgas Pamtas RI-RDTL dari Yonif 743/PSY juga melakukan pertemuan rutin tiap tiga bulan sekali dengan pihak UPF untuk membahas situasi keamanan di perbatasan kedua negara.”Hubungan kami dengan pihak UPF, baik secara kelembagaan maupun perorangan sangat bagus sehingga tidak memunculkan gesekan–gesekan seperti pada masa lalu”, kata Dansatgas Yonif 743/PSY.
Pos-pos keamanan milik Indonesia maupun UPF yang ada di garis batas kedua negara, terasa bagai milik bersama karena kelekatan hubungan antara kedua belah pihak yang nyaris tidak lagi mengenal perbedaan.
Jika ada persoalan sosial yang dihadapi masyarakat perbatasan seperti air bersih, penerangan dan kesehatan, maka akan diatasai bersama sehingga timbul kerja sama antar aparat yang bertugas di garis batas negara masing-masing.
Begitu pula jika ada persoalan yang muncul karena masalah batas tanah, kedua penjaga perbatasan dapat menyelesaikan bersama dengan menggunakan adat dan budaya masyarakat setempat, tanpa lagi menggunakan pendekatan keamanan seperti pada masa lalu.
Masyarakat Timor bagian NTT dengan Timor bagian Timor Leste memiliki adat dan budaya yang sama sehingga konsep penyelesaian sengketa dengan mengedepankan adat dan budaya menjadi cara yang ampuh dan bisa diterima oleh semua pihak.
Sumber : TNI AD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar