JAKARTA-(IDB) : Dalam joint production Indonesia-Korea untuk Korean Fighter Xperiment / Indonesia Fighter Xperiment (KF-X / IF-X) Indonesia hanya akan menyumbang 15% bila tidak mengembangkan kemampuan hidrolik dan komponen lainnya.
"Indonesia hanya akan menyumbang bagian airframe," ujar Dita Ardonni Jafri, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).
Senyatanya PT DI membutuhkan banyak proyek membuat pesawat terbang untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dan regenerasi.
"Kalau dalam jangka waktu dua tahun mendatang tak ada proyek pembuatan pesawat, PT DI akan kehilangan kemampuan dalam membuat rancang bangun pesawat," Imbuhnya.
Dalam proyek ini, PT DI menjadi bagian terbesar dalam tim perancang yang dikirim Kementerian Pertahanan ke Korea Selatan pada 17 Juli lalu.
Proyek KFX menelan biaya sebesar US$8 miliar. Indonesia harus berkontribusi sebesar 20 persen dari total proyek atau sebesar US$1,6 miliar.
Keuntungannya, Indonesia mendapatkan sebanyak 50 pesawat KFX dari total 250 unit.
"Indonesia hanya akan menyumbang bagian airframe," ujar Dita Ardonni Jafri, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).
Senyatanya PT DI membutuhkan banyak proyek membuat pesawat terbang untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dan regenerasi.
"Kalau dalam jangka waktu dua tahun mendatang tak ada proyek pembuatan pesawat, PT DI akan kehilangan kemampuan dalam membuat rancang bangun pesawat," Imbuhnya.
Dalam proyek ini, PT DI menjadi bagian terbesar dalam tim perancang yang dikirim Kementerian Pertahanan ke Korea Selatan pada 17 Juli lalu.
Proyek KFX menelan biaya sebesar US$8 miliar. Indonesia harus berkontribusi sebesar 20 persen dari total proyek atau sebesar US$1,6 miliar.
Keuntungannya, Indonesia mendapatkan sebanyak 50 pesawat KFX dari total 250 unit.
Sumber : MediaIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar