BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan bisa memproduksi 200 unit hingga 250 unit pesawat CN295, proyek baru bersama Airbus Militery Industry untuk membidik pasar di Asia Pasifik.
Tahap pertama diproduksi sebanyak 9 unit untuk memenuhi pesanan dari Kementerian Pertahanan senilai US$325 juta yang ditargetkan selesai pada semester I 2014.
Dirut PTDI Budi Santoso mengatakan target produksi itu sangat realistis dengan menjadikan seluruh permintaan di pasar domestik untuk sipil dan militer sebagai pasar yang akan dipenuhi melalui produk CN295 yang merupakan pesawat multifungsi.
"Untuk memenuhi pesanan itu, proses produksi tidak menjadi persoalan lagi karena sudah ada suntikan dana cash melalui APBN 2012 senilai Rp1 triliun," katanya sesuai peresmian proyek pesawat baru itu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pabriknya di Bandung, hari ini.
Selain pesanan dari TNI, lanjutnya, produk anyar itu juga sudah dipesan Korsel sebanyak empat unit.
Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan kontrak pesanan CN295 senilai US$325 juta merupakan bagian dari rencana pembelian alutsista periode 2009-2014 yang disiapkan Rp150 triliun.
Menurut dia, pemerintah terus memberdayakan produk alutsista yang diproduksi oleh industri dalam negeri untuk mendukungan pengembangan industri strategis nasional.
Penuhi komitmen
Dia mengharapkan PTDI bisa memenuhi komitmen produksi sembilan pesawat itu pada semester I 2014.
Dia mengatakan pemerintah ingin PTDI dengan industri strategis lain bisa melakukan kebijakan-kebijakan yang inovatif dan menguntungkan supaya bisa kembali berkembang..
PTDI dengan Airbus Militery Industry yang menjadi mitra kolaborasinya untuk mengembangan tipe pesawat baru itu telah menandatangani nota kesepahaman memproduksi bersama sekaligus pemasaran ke kawasan Asia Pasifik.
Nota itu ditandatangani dihadapan Presiden Yudhoyono dalam acara kunjungan ke pabrik itu untuk meresmikan proyek produksi pesawat tersebut.
Tahap pertama diproduksi sebanyak 9 unit untuk memenuhi pesanan dari Kementerian Pertahanan senilai US$325 juta yang ditargetkan selesai pada semester I 2014.
Dirut PTDI Budi Santoso mengatakan target produksi itu sangat realistis dengan menjadikan seluruh permintaan di pasar domestik untuk sipil dan militer sebagai pasar yang akan dipenuhi melalui produk CN295 yang merupakan pesawat multifungsi.
"Untuk memenuhi pesanan itu, proses produksi tidak menjadi persoalan lagi karena sudah ada suntikan dana cash melalui APBN 2012 senilai Rp1 triliun," katanya sesuai peresmian proyek pesawat baru itu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pabriknya di Bandung, hari ini.
Selain pesanan dari TNI, lanjutnya, produk anyar itu juga sudah dipesan Korsel sebanyak empat unit.
Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan kontrak pesanan CN295 senilai US$325 juta merupakan bagian dari rencana pembelian alutsista periode 2009-2014 yang disiapkan Rp150 triliun.
Menurut dia, pemerintah terus memberdayakan produk alutsista yang diproduksi oleh industri dalam negeri untuk mendukungan pengembangan industri strategis nasional.
Penuhi komitmen
Dia mengharapkan PTDI bisa memenuhi komitmen produksi sembilan pesawat itu pada semester I 2014.
Dia mengatakan pemerintah ingin PTDI dengan industri strategis lain bisa melakukan kebijakan-kebijakan yang inovatif dan menguntungkan supaya bisa kembali berkembang..
PTDI dengan Airbus Militery Industry yang menjadi mitra kolaborasinya untuk mengembangan tipe pesawat baru itu telah menandatangani nota kesepahaman memproduksi bersama sekaligus pemasaran ke kawasan Asia Pasifik.
Nota itu ditandatangani dihadapan Presiden Yudhoyono dalam acara kunjungan ke pabrik itu untuk meresmikan proyek produksi pesawat tersebut.
Sumber : Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar