IRNA-(IDB) : Sebuah virus komputer dilaporkan telah menginfeksi pesawat tanpa awak Amerika Serikat, Predator dan Reaper, dan jaringan spesialis keamanan tidak bisa menyingkirkan itu.
Sebagaimana dilaporkan IRNA, Sabtu (8/10), pesawat-pesawat tanpa awak Amerika selama ini terserang virus, namun pemerintah Washington tetap menerbangkan mereka dalam operasi militer.
Virus tersebut pertama kali dideteksi hampir dua pekan lalu oleh Sistem Host Berbasis Keamanan, tapi tidak menghalangi pilot di Pangkalan Angkatan Udara di Creech, Nevada untuk menjalankan misi mereka di luar negeri. Menurut laporan ini, para pejabat Amerika tengah sibuk mempelajari bagaimana virus itu dapat menembus sistem komputer, yang mendapat perlindungan ekstra.
Menurut majalah Wired, virus tersebut merekam setiap informasi yang dikeluarkan oleh pilot untuk menerbangkan pesawat tanpa awak dari Nevada. Pejabat Amerika mengatakan, kasus itu tidak menghalangi misi luar negeri, dan sejauh yang mereka tahu, belum ada kebocoran informasi rahasia.
Namun, Wired yang melaporkan dengan tiga sumber anonim tentang infeksi, salah satunya mengatakan, "Kami terus menghapus virus itu, tapi ia datang kembali. Kami pikir itu jinak, tapi kita tidak tahu."
"Pada awalnya, para teknisi di pangkalan Nevada mengikuti instruksi penghapusan di situs perusahaan keamanan Kaspersky. Tetapi virus terus kembali," kata seorang sumber yang akrab dengan masalah infeksi. Akhirnya, mereka harus menggunakan alat perangkat lunak yang disebut BCWipe untuk sepenuhnya menghapus program. Itu berarti membangun kembali dari awal.
Pesawat tanpa awak banyak digunakan dalam operasi militer Amerika, khususnya setelah pengurangan atau penarikan pasukan darat. Pekan lalu, sebuah serangan pesawat tanpa awak berhasil menewaskan pemimpin Al Qaeda Yaman kelahiran Amerika, Anwar Al-Awlaki, bersama dua militan lainnya.
Sumber : Irib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar