JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pramono Anung membenarkan modernisasi di tubuh Tentara Nasional Indonesia masih berjalan lambat. Hal itu tecermin dari lambatnya peningkatan mutu persenjataan bagi aparat TNI. Kendati demikian, di sisi lain Pramono mengapresiasi proses reformasi TNI yang sudah berjalan.
"Saya melihat proses reformasi yang dilakukan TNI relatif lebih baik dari institusi lain," ujar Pramono menanggapi TNI yang hari ini berusia 66 tahun, di Gedung Dewan, Rabu, 5 Oktober 2011.
Menurut politikus PDI Perjuangan itu sejauh ini permasalahan di tubuh TNI lebih kecil dibanding institusi lain. TNI juga dinilai mampu menempatkan diri sebagai penjaga pertahanan negara. "Ini tentu harus diberi apresiasi," ujar dia. Pramono juga menyampaikan apresiasi atas kemampuan TNI memisahkan diri dari ranah politik.
Di sisi lain Pramono mengakui dalam pengelolaan alutsista TNI juga masih lambat. Namun dia mengakui keterlambatan itu bukan semata persoalan TNI, tapi karena terbatasnya anggaran yang disediakan untuk TNI. Meski anggaran TNI termasuk besar di APBN, tetap belum mencukupi untuk perbaikan alutsista. "Memang anggarannya terbesar, tapi luas wilayah yang besar membuat anggaran itu terbatas."
Dia mencontohkan lambatnya modernisasi alat kelengkapan terjadi di Angkatan Darat dan Angkatan Laut. "Radar kita misalnya belum mencakup seluruh negara kesatuan," ujarnya.
Soal anggaran untuk TNI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pagi tadi menyebutkan pemerintah telah menyiapkan rencana untuk menaikkan anggaran belanja TNI pada 2012 hingga 35 persen. Peningkatan anggaran itu terutama untuk pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutista) TNI.
Pemerintah, kata SBY, akan mengalokasikan anggaran hingga Rp 64,4 triliun untuk TNI pada 2012, meningkat dari anggaran tahun 2011 sebesar Rp 47,5 triliun. "Mendorong dan pengembangan alutsista sangat penting," kata SBY dalam sambutannya di upacara HUT ke-66 TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu pagi tadi, 5 Oktober 2011.
"Saya melihat proses reformasi yang dilakukan TNI relatif lebih baik dari institusi lain," ujar Pramono menanggapi TNI yang hari ini berusia 66 tahun, di Gedung Dewan, Rabu, 5 Oktober 2011.
Menurut politikus PDI Perjuangan itu sejauh ini permasalahan di tubuh TNI lebih kecil dibanding institusi lain. TNI juga dinilai mampu menempatkan diri sebagai penjaga pertahanan negara. "Ini tentu harus diberi apresiasi," ujar dia. Pramono juga menyampaikan apresiasi atas kemampuan TNI memisahkan diri dari ranah politik.
Di sisi lain Pramono mengakui dalam pengelolaan alutsista TNI juga masih lambat. Namun dia mengakui keterlambatan itu bukan semata persoalan TNI, tapi karena terbatasnya anggaran yang disediakan untuk TNI. Meski anggaran TNI termasuk besar di APBN, tetap belum mencukupi untuk perbaikan alutsista. "Memang anggarannya terbesar, tapi luas wilayah yang besar membuat anggaran itu terbatas."
Dia mencontohkan lambatnya modernisasi alat kelengkapan terjadi di Angkatan Darat dan Angkatan Laut. "Radar kita misalnya belum mencakup seluruh negara kesatuan," ujarnya.
Soal anggaran untuk TNI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pagi tadi menyebutkan pemerintah telah menyiapkan rencana untuk menaikkan anggaran belanja TNI pada 2012 hingga 35 persen. Peningkatan anggaran itu terutama untuk pengembangan alat utama sistem persenjataan (alutista) TNI.
Pemerintah, kata SBY, akan mengalokasikan anggaran hingga Rp 64,4 triliun untuk TNI pada 2012, meningkat dari anggaran tahun 2011 sebesar Rp 47,5 triliun. "Mendorong dan pengembangan alutsista sangat penting," kata SBY dalam sambutannya di upacara HUT ke-66 TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu pagi tadi, 5 Oktober 2011.
Pembaruan persenjataan, kata SBY, juga harus diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia di jajaran TNI. Untuk meningkatkan kemampuan aparat TNI, SBY menilai perlu digelar latihan gabungan. Latihan gabungan juga perlu dilakukan bersama negara-negara lain.
Sumber : Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar