JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie menilai pembagian anggaran pertahanan bagi tiga angkatan dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) belum mencerminkan kebutuhan pertahanan wilayah Indonesia yang notabene berupa kepulauan.
Pasalnya, akomodasi pertahanan masih dititikberatkan di Angkatan Darat (AD).
"(Anggaran pertahanan) enggak bisa dibagi rata (antara tiga angkatan). Kan harus sesuai prioritas. Kalau menurut saya prioritas sekarang ini AL dan AU. AD jangan prioritas. Negara kita ini negara kepulauan," ujarnya saat ditemui usai Rapat Kerja Komisi DPR dengan Menhan, tentang kebutuhan anggaran Kemhan/TNI 2012-2014, di Gedung DPR RI, Jakarta (3/10).
Effendy yang akrab dipanggil Gus Choi itu menjelaskan, kecenderungan dari Kementerian Pertahanan menyebutkan adanya prioritas anggaran bagi TNI AD. Meskipun sebenarnya anggaran itu lebih banyak dihabiskan untuk gaji prajurit, yang memang jumlahnya jauh lebih besar dari TNI AU maupun TNI AL. Sementara, pembiayaan bagi modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista)-nya tak begitu signifikan.
"AD itu gajinya terlalu besar. Peralatannya tidak terlalu besar, karena (Angkatan) Darat itu menggantungkan fisik."
Sedangkan, AL dan AU yang semestinya diutamakan justru tak begitu mendapat perhatian. Kebutuhan anggaran besar dari kedua angkatan ini, kata Gus Choi, lebih karena mahalnya teknologi yang menjadi tumpuan keduanya.
"Belum bergeser (prioritas anggaranya). Masih heavy (kepada Angkatan) Darat," imbuhnya.
Di lain pihak, Wakil Menteri Pertahanan Syafrie Syamsudin yang juga ditemui usai rapat menuturkan, anggaran pertahanan akan dibagi rata kepada tiga angkatan. Asumsinya, modernisasi sama-sama diperlukan di ketiganya, terutama dari segi varian teknologi.
"Sekarang sama, akan berimbang (anggarannya). Jadi pada masa yang lalu AD itu hanya stabilisasi, AL dan AU itu modernisasi. Sekarang Laut dan Udara dengan Darat levelnya sama-sama modernisasi," jelasnya.
Mantan Pangdam Jaya ini pun memastikan, anggaran AD, AL, dan AU itu sama-sama mengalami kenaikan. Meskipun belum ada kesepakatan dengan DPR tentang berapa angka pasti yang akan dibagi kepada ketiganya, pagu anggaran Rp 64 triliun telah merefleksikannya.
"Tapi anggaran belanja modal yang di dalamnya alutsiasta itu hanya Rp25 triliun. Itulah yang kita bagi berimbang (antara ketiga angkatan)," tutupnya.
Dalam postur RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi Rp64,4 triliun. Jumlah itu adalah kenaikan anggaran paling besar di antara Kementerian/Lembaga, yang mencapai Rp16,9 triliun atau 35,7%. Tahun sebelumnya, kementerian ini mendapatkan dana Rp47,5 triliun.
Sebesar 40,1% dari anggaran itu atau Rp25,84 triliun di antaranya untuk belanja alutsista. Selain itu, belanja pegawai Rp27,18 triliun (42,2%) dan belanja barang Rp11,41 triliun (17,7%).
Pasalnya, akomodasi pertahanan masih dititikberatkan di Angkatan Darat (AD).
"(Anggaran pertahanan) enggak bisa dibagi rata (antara tiga angkatan). Kan harus sesuai prioritas. Kalau menurut saya prioritas sekarang ini AL dan AU. AD jangan prioritas. Negara kita ini negara kepulauan," ujarnya saat ditemui usai Rapat Kerja Komisi DPR dengan Menhan, tentang kebutuhan anggaran Kemhan/TNI 2012-2014, di Gedung DPR RI, Jakarta (3/10).
Effendy yang akrab dipanggil Gus Choi itu menjelaskan, kecenderungan dari Kementerian Pertahanan menyebutkan adanya prioritas anggaran bagi TNI AD. Meskipun sebenarnya anggaran itu lebih banyak dihabiskan untuk gaji prajurit, yang memang jumlahnya jauh lebih besar dari TNI AU maupun TNI AL. Sementara, pembiayaan bagi modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista)-nya tak begitu signifikan.
"AD itu gajinya terlalu besar. Peralatannya tidak terlalu besar, karena (Angkatan) Darat itu menggantungkan fisik."
Sedangkan, AL dan AU yang semestinya diutamakan justru tak begitu mendapat perhatian. Kebutuhan anggaran besar dari kedua angkatan ini, kata Gus Choi, lebih karena mahalnya teknologi yang menjadi tumpuan keduanya.
"Belum bergeser (prioritas anggaranya). Masih heavy (kepada Angkatan) Darat," imbuhnya.
Di lain pihak, Wakil Menteri Pertahanan Syafrie Syamsudin yang juga ditemui usai rapat menuturkan, anggaran pertahanan akan dibagi rata kepada tiga angkatan. Asumsinya, modernisasi sama-sama diperlukan di ketiganya, terutama dari segi varian teknologi.
"Sekarang sama, akan berimbang (anggarannya). Jadi pada masa yang lalu AD itu hanya stabilisasi, AL dan AU itu modernisasi. Sekarang Laut dan Udara dengan Darat levelnya sama-sama modernisasi," jelasnya.
Mantan Pangdam Jaya ini pun memastikan, anggaran AD, AL, dan AU itu sama-sama mengalami kenaikan. Meskipun belum ada kesepakatan dengan DPR tentang berapa angka pasti yang akan dibagi kepada ketiganya, pagu anggaran Rp 64 triliun telah merefleksikannya.
"Tapi anggaran belanja modal yang di dalamnya alutsiasta itu hanya Rp25 triliun. Itulah yang kita bagi berimbang (antara ketiga angkatan)," tutupnya.
Dalam postur RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi Rp64,4 triliun. Jumlah itu adalah kenaikan anggaran paling besar di antara Kementerian/Lembaga, yang mencapai Rp16,9 triliun atau 35,7%. Tahun sebelumnya, kementerian ini mendapatkan dana Rp47,5 triliun.
Sebesar 40,1% dari anggaran itu atau Rp25,84 triliun di antaranya untuk belanja alutsista. Selain itu, belanja pegawai Rp27,18 triliun (42,2%) dan belanja barang Rp11,41 triliun (17,7%).
Sumber : MediaIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar