Pages

Senin, Oktober 31, 2011

Indonesia Terima Hibah F-16 AS Dengan Pertimbangan Wilayah

BANDUNG-(IDB) : Keputusan menerima hibah 24 unit pesawat tempur F-16 dari AS di antaranya karena tuntutan atas kebutuhan pengawasan wilayah Indonesia yang luas. Demikian Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di sela-sela penandatangan komitmen pengadaan pesawat angkut CN-295 di Hanggar PT DI Bandung, Rabu (26/10).

Menurut Purnomo, langkah tersebut menjadikan kekuatan TNI AU bertambah menjadi dua skuadron pesawat F-16. Sebelumnya, Indonesia telah mempunyai 10 unit pesawat serupa. Selain itu, kemampuan pesawat tempur tersebut juga ditingkatkan
termasuk masa pakainya. Dari semula blok 25 menjadi 52. "Kemampuannya akan seperti F-16 yang dipunyai Singapura," tandasnya.

Pesawat-pesawat hibah itu, sebut Purnomo yang menegaskannya bukan sebagai pesawat rongsokan bakal diterima pada 2014. Ditambahkan, waktu pengiriman itu juga dinilai lebih baik dibandingkan harus membeli pesawat sejenis yang baru yang lebih lama masa penerimaannya.


Di sisi lain, imbuhnya, pengawasan wilayah yang lebih intens harus dilakukan terutama di titik lemah seperti kawasan laut China Selatan. Purnomo juga menjelaskan bahwa kebutuhan pesawat tempur di masa mendatang akan dipenuhi melalui produk kerjasama Indonesia-Korea Selatan.


Dengan kode KFX/IFX, jet tempur generasi 4,5 itu mulai dirancang bangun. Pada 2020, sebanyak 50 unit siap memperkuat jajaran TNI AU. F-16 dan Sukhoi merupakan pesawat tempur generasi empat sehingga KFX/IFX lebih canggih.

Sumber : SuaraMerdeka

Minggu, Oktober 30, 2011

Menhan Iran: Iran Produksi Jet Tempur dan Kapal Selam Baru

TEHRAN-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan pakar militer Iran berhasil memproduksi sebuah jet tempur dan kapal selam baru.
 
"Program pembangunan pesawat ini merupakan buah bekerjasama departemen pertahanan dengan Angkatan Udara Iran (IRIAF)," kata Vahidi Sabtu (29/10).

Vahidi juga mengumumkan bahwa kapal selam canggih baru akan diserahkan untuk digunakan angkatan laut Iran dalam beberapa bulan mendatang.

"Kapal selam ini adalah teknologi canggih yang memiliki kemampuan manuver yang besar untuk operasi bawah permukaan, dan dilengkapi dengan senjata canggih," kata Vahidi.

Kini, Iran adalah satu-satunya negara di dunia Muslim mampu merancang dan membangun kapal selam.

Vahidi juga mengumumkan peresmian sebuah rudal jelajah baru bernama "Zafar" (kemenangan) oleh angkatan bersenjata Iran.

Iran telah memulai kampanye swasembada di bidang industri pertahanan dan telah meluncurkan sejumlah proyek-proyek militer sejak kemenangan Revolusi Islam 1979.

Iran telah berulang kali menegaskan bahwa doktrin militernya didasarkan pada pencegahan demi mempertahankan wilayahnya melawan agresor dan mewujudkan stabilitas kawasan.

Sumber : Irib

Laksamana AL Iran : AS Tidak Berhak Halangi Iran !

TEHRAN-(IDB) : Seorang komandan senior Iran mengatakan angkatan laut Amerika tidak memiliki otoritas untuk menyikapi kehadiran Iran di perairan internasional, dan armada angkatan laut negara itu akan terus berlayar di lautan lepas. 
 
"Semua negara dapat hadir di perairan internasional berdasarkan peraturan global. Kata Laksamana Habibullah Sayyari Sabtu (29/10) sebagaimana dikutip Fars News.

Seraya menyinggung dua tahun kehadiran angkatan Laut Iran di perairan internasional, komandan senior ini mengungkapkan bahwa Iran akan mempertahankan kehadirannya di Teluk Aden, Laut Merah, Bab-el-Mandeb, Laut Mediterania dan bagian utara Samudra Hindia.

"Amerika heran mengapa Iran bercokol di perairan internasional dan kami juga bertanya kepada AS, mengapa kalian berada di perairan kami dan apa yang Anda lakukan di wilayah tersebut?" tegas Sayyari.

"Perairan internasional milik semua negara, dan kehadiran angkatan laut Iran di perairan sesuai dengan hukum internasional," ungkap Sayyari. 

Pada tanggal 9 Oktober lalu, armada kapal Jamaran bertolak ke Teluk Aden dalam rangka memberikan keamanan bagi kapal-kapal perdagangan Iran di daerah yang dipenuhi bajak laut.

Komandan Iran itu menegaskan bangsa Iran hanya menginginkan perdamaian dan bukan mencari perang, tetapi akan membela hak-haknya. 

"Teluk Aden merupakan bagian dari perairan internasional di mana kita harus hadir karena sensitivitas dan aspek ekonomi," tandas Sayyari.

Dia menambahkan bahwa Angkatan Laut Iran sejauh ini telah mengirim armada 15 ke laut lepas dan telah melindungi 1.300 kapal dagang dan tanker minyak.

Sejalan dengan upaya internasional anti-pembajakan, Angkatan Laut Iran telah melakukan patroli di Teluk Aden sejak November 2008 dalam rangka untuk melindungi kapal dagang dan tanker minyak yang dimiliki atau disewa oleh Iran atau negara lain.

Teluk Aden, yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania, merupakan koridor energi strategis, terutama karena minyak Teluk Persia dikirim ke Barat melalui Terusan Suez.

Sumber : Irib

Sabtu, Oktober 29, 2011

Rusia Sukses Uji Coba Rudal Bulava

MOSKOW-(IDB) : Angkatan Laut Rusia sukses melakukan uji coba peluru kendali balistik antarbenua yang baru, Bulava, Jumat (28/10/2011).

Rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir tersebut akan menjadi bagian alat utama sistem persenjataan (alutsista) masa depan Rusia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Kolonel Igor Konashenkov, mengatakan, rudal sepanjang 12 meter dengan berat 37 ton itu ditembakkan dari bawah laut oleh kapal selam Yuri Dolgoruky di Laut Putih, dekat Finlandia.

Hulu ledak rudal berhasil mengenai sasaran di lapangan tembak Kura di Semenanjung Kamchatka, Rusia timur jauh, yang berjarak sekitar 5.500 kilometer dari titik peluncuran.

Ini adalah uji coba peluncuran yang sukses dilakukan pada tahun ini. Sebelumnya, Bulava mengalami berbagai masalah dalam pengembangannya. Dari 17 uji tembak yang telah dilakukan, tujuh di antaranya gagal.

Bulava dirancang sebagai rudal antarbenua berkecepatan hipersonik, yang didorong oleh roket tiga tingkat dengan jarak tembak maksimum 8.000 kilometer. Rudal ini mampu membawa 6-10 hulu ledak nuklir, yang masing-masing bisa diprogram untuk mengenai sasaran berbeda dan mampu bermanuver untuk menghindari rudal antirudal.

Rudal Bulava dijadwalkan mulai dioperasikan tahun depan. Kapal selam Yuri Dolgoruky, kapal selam kelas Borei yang baru, dirancang khusus untuk membawa hingga 12 rudal Bulava. Rusia berencana mengoperasikan delapan kapal selam sekelas pada 2015.

Sumber : Kompas

Menhan Bantah Kalau F-16 Hibah Barang Rongsokan

BANDUNG-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro membantah bahwa 24 pesawat tempur F-16 hibah dari Amerika Serikat yang bakal diterima Indonesia merupakan barang rongsokan.
 
"Sebanyak 24 pesawat tempur F-16 hibah dari Amerika Serikat yang bakal diterima Indonesia bukan merupakan barang rongsokan" tegas Menhan, Seperti dilansir laman Setkab.

Pesawat yang akan dihibahkan, lanjut Menhan merupakan blok 25. Indonesia punya pesawat F-16 blok 15 dan akan di upgrade menjadi setara blok 52,

Menhan mengatakan pemerintah akan meningkatkan kemampuan 24 pesawat F-16 tersebut agar setara pesawat F-16 blok 52 milik Singapura, dengan menambahkan sistem persenjataan dan memodernisasi sistem aviasi  pesawat.

"Kita segera siapkan sistem persenjataan udara ke udara untuk perang di udara dan sistem persenjataan dari udara ke darat. Sistam avianik akan ditingkatkan ke level 42," kata Menhan, usai jumpa pers rangkaian acara pencanangan revitalisasi industri pertahanan di kompleks PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/11),

Menhan membandingkan dengan dana 450 juta dollar Amerika hanya akan mampu membeli enam pesawat F-16 baru, tetapi dana tersebut bisa meng-upgrade 24 pesawat F-16 setara blok 52.

Sumber : Wartapedia

Jumat, Oktober 28, 2011

PT. DI Mampu Produksi Satu Unit CN-295 Dalam Waktu Satu Bulan

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) optimistis mampu memproduksi 12 pesawat jenis CN untuk memenuhi kebutuhan pasar Asia Pasifik.

Kesiapan ini berdasar kemampuan dan pengalaman yang dimiliki tenaga ahli perusahaan yang berbasis di Bandung tersebut menggarap pesawat jenis tersebut,termasuk CN-235. Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengungkapkan, produksi CN-295 akan terlebih dulu dibuat di pabrik Airbus Military Industry di Spanyol. Selain untuk melatih teknisi, langkah tersebut diambil untuk memberi kesempatan bagi PT DI mempersiapkan investasi bahan baku dan alat.

Baru kemudian produksi bisa dilakukan di Indonesia. "Nantinya, PT DI akan bertanggungjawab pada proses final essambly CN-295 dengan komposisi bahan baku 50% oleh PT DI dan 50% oleh Airbus Military. Untuk membuat CN 295, PT DI juga masih membutuhkan bahan baku dari negara lain. Seperti engine dari Kanada, avionik dari AS, dan beberapa komponen lain dari Spanyol dan negara lain,"’ jelasnya. Menurut dia, membuat CN- 295 nyaris sama dengan membuat CN 235. Yang membedakan adalah CN-295 lebih panjang tiga meter.

Adapun produksi CN 295 pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) sendiri tidak ada perbedaan mendasar dengan stuktur CN sejenis.Perbedaaan hanya terdapat pada struktur tempat duduk yang di buat memanjang mengikuti panjang pesawat. Sehingga bisa membawa 70 pasukan serta mengangkut barang dalam jumlah besar. Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan pesawat terbang berplat merah itu secara resmi memulai kerjasama dengan Airbus Military pesawat CN-295. Pada tahap awal,PT DI akan memproduksi sembilan pesawat CN-295 untuk memenuhi pesanan TNI Angkatan Udara (AU) dengan nilai kontrak mencapai USD325 juta.

Perjanjian kerja sama produksi CN-295 antara PT DI dan Airbus Military disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Presiden berharap kerjasama ini menjadi tonggak kebangkitan perusahaan yang pernah jaya di masa kepemimpinan BJ Habibie. Andi menggariskan kerjasama PT DI dengan Airbus Military bukan hanya pada produksi dan pemasaran CN-295, tapi beberapa tipe CN lainnya, CN 235,CN 212-200,dan CN 219.Dia optimis empat tipe pesawat tersebut akan diserap pasar karena masing-masing tipe memiliki kelebihan berdasarkan kebutuhan suatu negara.

Negara yang butuh pesawat dengan daya angkut kecil tapi lincah bisa memesan CN 219 dengan kapasitas 19 penumpang atau CN 212-200 dengan kapasitas 24 Penumpang.Sementara bila kebutuhannya lebih besar lagi, bisa memesan CN 235 (42 penumpang) atau CN 295 (70 penumpang). Ekonom dari Univesitas Padjadjaran (Unpad) Acuviarta Kurtubi mengatakan, pesanan sembilan pesawat CN 295 oleh Kemhan akan sangat membantu PT DI untuk bangkit dari keterpurukan sejak beberapa tahun silam.

Terlebih, dalam kurun waktu beberapa waktu ke depan, pemerintah akan membelanjakan sekitar Rp150 triliun untuk keperluan alat utama sistem senjata(alutista). Peluang tersebut semestinya dimanfaatkan BUMN dalam negeri. ”Namun demikian, karena yang dijual adalah pesawat, pemerintah tetap harus campur tangan. Seperti halnya yang dilakukan Amerika Serikat. Penjualan pesawat tempur dilakukan pada pembicaraan tingkat tinggi,”jelasnya dia.

Sumber : Sindo

Tahun 2014 TNI AU Tampil Gahar Dengan Arsenal Baru Dan Canggih

JAKARTA-(IDB) : Mulai semester I pada tahun 2014 sesuai dengan rancang bangun kekuatan pertahanan pada renstra I (2010-2014) TNI Angkatan Udara diharapkan telah diperkuat dengan beberapa Alutsista Dirgantara baru yang lebih kompleks dan canggih. Hal ini dapat dilihat dari upaya-upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI yang melibatkan beberapa pihak seperti pelaku industri Pertahanan, kalangan akademisi dan tenaga-tenaga ahli lainnya.
 
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro saat memberikan pembekelan kepada Perwira Siswa Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Udara Angkatan (Sesko AU) Angkatan XLVIII, Kamis (26/10) di Ksatrian Sesko AU. Dengan didamping Komandan Sesko AU, Marsda TNI Boy. Syahril Qamar, S.E Menhan memberikan pembekalan kepada 128 Pasis Sesko AU berpangkat Letkol dan Mayor dari beberapa kesatuan di Indonesia serta Siswa Mancan Negara yang berasal dari Amerika, Pakistan, Malaysia, SIngapura, Thailand dan Korea Selatan.

Diharapkan dengan adanya pembekalan Menhan ini para siswa dapat mengerti dan mengimplementasikan segala kebiajakan pertahanan sesuai dengan tugas dan fungsi yang di emban para siswa di satuannya masing-masing.

Sehubungan upaya pemenuhan Alutsista terbaru dan canggih ini Kemhan akan meng-upgrade sekitar 24 unit pesawat F-16 dengan Engine Block 25 menjadi Engine blok 52. 24 unit pesawat ini merupakan hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat yang telah juga disetujui oleh Anggota Komisi I DPR RI. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk mendukung upgrade tersebut sekitar 600 juta Dollar. Selain itu Kemhan juga akan melibatkan beberapa pihak termasuk tenaga ahli dari kalangan akademisi, peneliti serta kalangan pelaku industri pertahanan dalam negeri.

Menhan juga menambahkan TNI AU pada tahun 2014 juga akan diperkuat dengan 9 unit pesawat angkut jenis ringan terbaru CN – 295  hasil kerjasama antara Kemhan, PT. Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military Spanyol. Kedua perusahaan ini telah sepakat dan berkomitmen untuk menjalin kerjasama dalam pengadaan dan produk bersama pesawat CN-295 ini dengan menandatangani Nota Strategis Pengukuhan Kolaborasi Produk bersama Rabu lalu (25/10) di Hanggar PT DI.

Menhan mengatakan, untuk jangka yang lebih panjang lagi (Renstra II 2014-2015) Kemhan tengah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan dalam hal produk bersama pesawat tempur KFX / IFX sebagai pesawat tempur generasi ke 4 setengah.

Dijelaskan Menhan, saat ini di Korea terdapat sekitar 34 tenaga ahli Indonesia yang berasal dari personel TNI, ITB, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan tengah mengadakan tahap rancang bangun pesawat KFX / IFX. Rencananya sekitar 210 tenaga ahli Indonesia akan dikirim dengan berbagai fase produk bersama pesawat tersebut.

Dalam hal pengawasan dan pencegahan rencananya pada tahun 2104 untuk seluruh wilayah udara Indonesia, Kemhan berupaya untuk menutup dan melindungi wialayah udara ini dengan dilengkapi system radar yang canggih. Sementara ini peralatan pengawasan yang sudah ada saat ini adalah Integrated Marritym Survailance System yang dipasang di beberapa titik strategis wilayah Indonesia.

Menhan menjelaskan keseluruhan dari rancangan pembangunan kekuatan pertahanan untuk Renstra I juga telah ditentukan skala prioritas pemenuhan kebutuhan alutsista TNI. Adapun pembangunan kekuatan ini, khusus TNI AU telah mencakup unsur Striking force atau pesawat tempur seperti F-16, Sukhoi, F-5, serta Multifanction Force seperti pesawat Hercules, CN -295, CN -235.

Sumber : DMC

Latma Gultor Resmi Ditutup Oleh Panglima TNI

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menutup acara Latihan Bersama Penanggulangan Teror (Latma Gultor) TNI-Polri 2011 bersandi Waspada Nusa III.

Menurutnya, Latma Gultor yang diselenggarakan pada 25-28 Oktober ini berlangsung lancar sesuai yang dilancarkan. "Latihan ini merupakan kesinambungan dari latihan serupa tahun lalu," kata Panglima di Markas Besar TNI di Jakarta, Jumat (28/10).

Penyelenggaraan latihan ini, kata Panglima, merupakan wujud sinergi TNI-Polri dalam menghadapi dan memerangi terorisme di seluruh pelosok Nusantara.

Dikatakan Panglima, hal yang paling menonjol dalam latihan ini adalah sinergitas TNI-Polri. "Mulai tahap perencanaan, mekanisme dan prosedur serta peningkatan kemampuan masing-masing grup di dalam penyelesaian masalahnya masing-masing," katanya.

Sinergitas ini, kata Panglima, telah diinstruksikan oleh Presiden agar TNI-Polri meningkatkan koordinasi dan sinergi positif dalam penanggulangan aksi terorisme.

Latma Gultor ini diselenggarakan dengan diakhiri simulasi penanganan teror oleh TNI-Polri di lima tempat secara serentak.

Di Hotel Borobudur, penanganan dilakukan oleh Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 Mabes Polri, di Hotel Sultan oleh Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus TNI AD, di Tanjung Priok oleh Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL, di Bandara Soekarno-Hatta Detasemen Bravo (Den Bravo) TNI AUN dan di gedung TVRI.

Sumber : Jurnas

Pesawat CN-295 dan Kebangkitan Pemuda Indonesia

BANDUNG-(IDB) : Ada rasa bangga ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Rabu datang ke PT Dirgantara Indonesia untuk melihat karya terbaru putra-putra Indonesia, pesawat angkut CN-295. Di tengah kita hendak memperingati Hari Sumpah Pemuda, seakan itu menjadi penegas bahwa pemuda-pemuda Indonesia mampu memberikan kebanggaan kepada negeri ini.
     
Kebanggaan ini diperlukan agar kita tidak terus terpuruk pada kondisi bahwa kita ini tidak berdaya. Seakan tidak ada karya-karya besar yang kita bisa pertunjukkan kepada dunia. Pengakuan itu kita perlukan untuk memacu pemuda-pemuda lain menghasilkan karya yang lebih besar lagi.
     
Kehadiran pesawat angkut CN-295 menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu menguasai teknologi tinggi. Pesawat CN-295 merupakan karya bersama putra-putra Indonesia dengan Airbus Military dan bisa diandalkan sebagai alat angkut militer.
     
Sejak lama sebenarnya kita mampu unjuk gigi dalam penguasaan teknologi dirgantara. Bersama Casa Spanyol, kita berhasil melahirkan pesawat CN-235. Bahkan kita sudah mempersiapkan pesawat tipe N-250. Hanya saja kita tidak pernah menghargai karya dari putra-putra Indonesia.
     
Kita lebih memilih membeli pesawat MA-60 buatan China daripada CN-235 untuk armada angkatan udara. Padahal pesawat CN-235 dibuat untuk kondisi Indonesia yang kepulauan dan lebih efektif untuk terbang serta mendarat di landasan pendek.
     
Demikian pula Tentara Nasional Indonesia tidak melihat CN-235 sebagai salah satu andalan untuk memperkuat armada Angkatan Udara. Padahal negara lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia, bahkan Korea Selatan mengakui keandalan pesawat buatan putra-putra Indonesia untuk angkatan bersenjata mereka.
     
Kita menghargai koreksi yang dilakukan pemerintah untuk pengadaan alat utama sistem persenjataannya. Presiden menegaskan bahwa CN-295 akan menjadi pesawat angkut andalan dari TNI.
     
Bangsa-bangsa lain membangun industri mereka melalui penghargaan bangsa sendiri atas karya putra-putra bangsa mereka sendiri. Korea Selatan bisa menembus sebagai kekuatan otomotif keempat di dunia, karena rakyat Korea mendukung industri mereka dengan menjadi pengguna utama produk-produk bangsanya sendiri.
     
Penghargaan yang diberikan oleh bangsa sendiri membuat pihak industri terpacu untuk terus memperbaiki kualitas mereka. Setiap kritikan yang disampaikan dijadikan pemacu untuk memperbaiki kualitas produk. Dengan itulah kemudian produk bangsa itu akan mampu bersaing di pasar internasional.
     
Apabila TNI menjadikan CN-295 menjadi andalan armada udara mereka, maka mereka yang bekerja di PT DI akan semakin bersemangat untuk menghasilkan produk lebih baru. Tidak usah heran apabila setelah pesawat angkut, mereka kemudian akan menghasilkan pula pesawat tempur.
       
Dengan kemampuan sendiri untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI, maka ketergantungan kita kepada bangsa lain akan bisa dikurangi. Kita tidak perlu lagi khawatir terhadap tekanan politik yang menggunakan embargo persenjataan sebagai ancaman.
       
Keinginan Presiden untuk menjadikan CN-295 sebagai produk ekspor ke negara kawasan bukanlah sesuatu yang muluk, apabila PT DI diberi kepercayaan untuk berkembang. Kita mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain.
     
Yang kita butuhkan hanyalah keberpihakan. Sepanjang pemerintah dan seluruh rakyat mendukung putra-putra Indonesia untuk berkarya, maka tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa kita hasilkan.
     
Selama ini keberpihakan itulah yang jarang didapatkan. Para peneliti kita misalnya, sama sekali tidak dihargai. Gaji mereka tidak beda dengan gaji guru sekolah dasar. Belum kita bicara dana riset dan pengembangan yang hanya 0,3 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
     
Tidak usah heran apabila ahli-ahli kita lalu diambil oleh bangsa-bangsa lain. Malaysia dan Singapura begitu agresif untuk menarik anak-anak Indonesia yang pintar untuk bekerja bagi mereka. Bangsa Malaysia dan Singapura lebih pandai untuk menghargai tenaga-tenaga ahli.
     
Kita tidak perlu saling menyalahkan. Sekarang yang terpenting bagaimana lalu kita memberi kepercayaan kepada putra-putra bangsa untuk menghasilkan karya tertinggi. Berikanlah penghargaan kepada mereka yang berkarya, bukan kepada mereka yang hanya bisa merampok negara.
     
Peringatan Hari Sumpah Pemuda kita jadikan momen untuk membangun kembali kebesaran bangsa ini. Kemampuan mereka yang bekerja di PT DI dengan pesawat CN-295-nya merupakan bukti bahwa kita adalah bangsa yang bisa menghasilkan  karya besar.

Sumber : Metrotvnews

Beberapa Negara Asean Tertarik Mengakuisisi SS-2 Pindad

DEPOK-(IDB) : Lomba tembak antara tentara Angkatan Darat se-ASEAN di Cilodong, Depok, resmi ditutup. KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan, tentara AD dari negara tetangga berminat membeli senjata produksi PT Pindad.

"Ada beberapa negara peserta lomba tembak Angkatan Darat ASEAN ke-21 ini yang menyataan ketertarikan untuk memesan senjata produksi negara kita," terang Pramono usai penutupan ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-21, 14-27 Oktober di Mako Divisi I Kostrad, Cilodong, Kota Depok, Kamis (27/10/2011).

Dalam lomba tembak AARM ini, kontingen AD tentara Kamboja, Laos dan Vietnam menggunakan senjata yang disediakan panitia pelaksana dari TNI AD. Mereka terkesan dengan kualitas dan tingkat akurasi senjata yang mereka pakai selama perlombaan ini.

Menurut Pramono, KSAD dari ketiga negara tersebut berencana akan melaporkan penilaian mereka kepada pemerintah negara mereka masing-masing. "Dalam tembak kehormatan Novelty Shoots tadi, seluruh KSAD ataupun Wakil KSAD memuji senjata dari Pindad," cerita ipar Presiden SBY ini dengan sumringah.

Kesepuluh negara peserta AARM adalah para anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, dan Laos. AARM tahun 2012 akan digelar di Brunei.

Sumber : Detik

TNI Persiapkan Latihan Perang Berskala Nasional Armada Jaya XXX/2011

SURABAYA-(IDB) : TNI Angkatan Laut akan melakukan latihan perang laut secara besar-besaran bersandi Armada Jaya XXX/2011 pada 30 Oktober hingga 16 November mendatang. Latihan ini menjadi tolak ukur kemampuan dan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) dan kesiapsiagaan sistem senjata armada terpadu (SSAT).

“Mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya pelaksanaan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat marinir di Sangatta, Kalimantan Timur,”kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Kamis (27/10).

Menurut Kadispenal, TNI AL akan menurunkan seluruh senjata yang tergabung dalam SSAT. “Mulai Kapal perang, pesawat udara, marinir, dan pangkalan,”katanya.

Untung merinci, latihan ini akan diikuti empat ribu personel dengan 21 jenis kapal perang. Kapal-kapal ini terdiri dari Kapal selam, kapal perusak kawal rudal, kapal cepat rudal, kapal perusak kawal, kapal angkut tank, kapal buru ranjau, kapal tanker, dan kapal bantu tunda. Diturunkan juga enam pesawat masing-masing 3 Unit Pesawat Cassa dan 3 unit Helikopter. Selain itu, 93 unit Kendaraan tempur pasukan pendarat (ranpur pasrat).

Sumber : Jurnas

TNI AD Juara Umum Lomba Menembak Se Asean Dalam Ajang AARM 2011

DEPOK-(IDB) : Indonesia yang diwakili oleh TNI Angkatan Darat menjadi juara umum Kejuaraan Tembak Angkatan Darat se-ASEAN (ASEAN Armies Rifle Meet/AARM) ke-21 2011 di Lapangan Tembak Markas Divisi-1/Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, 14-27 Oktober 2011.
 
Dalam acara penutupan Kejuaraan Tembak Angkatan Darat se-ASEAN itu, di Cilodong, Depok, Kamis, menyebutkan, Indonesia memperoleh 9 trofi piala dari 15 trofi piala bergilir dengan jumlah perolehan medali sebanyak 39 medali, yakni 18 medali emas, 13 medali perak dan 8 medali perunggu.

Sementara di posisi kedua dipegang oleh Thailand yang mendapatkan dua trofi dengan 24 medali, yakni empat medali emas, 10 medali perak dan 10 medali perunggu. Di urutan ketiga dipegang oleh Filipina yang mendapatan dua trofi dengan 13 medali, yakni empat medali emas, lima medali perak dan empat medali perunggu.

Kontingen Singapura berada di posisi keempat dengan peroleh dua trofi dan mendapatkan 14 medali, yakni empat medali emas, empat medali perak dan enam medali perunggu.

Sedangkan, kontingen lainnya dari Myanmar dan Vietnam hanya mendapatan satu medali, yakni medali perunggu. Brunei Darussalam, Kamboja dan Laos tidak mendapatkan satu pun medali.

Enam cabang pertandingkan dalam kejuaraan tembak itu, yakni pistol putra putri, senapan, senjata otomatis, karaben, dan novelty shoot yang khusus dilombakan antar pimpinan angkatan darat negara-negara ASEAN.

Usai penutupan lomba itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo mengaku bersyukur kontingen TNI AD bisa memenangkan pertandingan AARM 2011.
“Perolehan ini sangat membanggakan. Saya harap, ke depan prajurit TNI AD menunjukan prestasi yang lebih baik lagi,” katanya.

Terlebih lagi, TNI AD dalam AARM kali ini maupun AARM sebelum-sebelumnya selalu mengandalkan senapan/pistol buatan negeri sendiri (PT Pindad).

“Ini membuktikan bahwa produk dalam negeri pun sudah sangat patut untuk kita banggakan. Di tangan prajurit-prajurit kita yang terlatih, senapan/pistol buatan negeri sendiri kini telah menjelma menjadi senjata yang sangat presisi dan mengundang kagum bagi negara lain. Saya dengar ada negara lain yang mulai memesan senjata ke PT Pindad,” paparnya.

Menurut dia, kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya itu bisa meningkatkan kerja sama antara negara-negara ASEAN.

“Komunikasi dan interaksi yang intensif antarangkatan darat se-ASEAN dapat meningkatkan kerja sama dan ikatan persaudaraan,” ujarnya seraya mengataan omba tersebut juga merupakan ajang untuk mengukur kemampuan dan profesionalisme masing-masing petembak.
Ia pun berharap kontingen TNI AD bisa memenangkan kejuaraan tembak pada AARM ke-22 di Brunei Darussalam pada 2012 mendatang. Kita berharap bisa merebut kemenangan kembali, meski masing-masing negara juga akan mempersiapkannya dengan baik,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Komandan Kontingen TNI Angkatan Darat Letkol Inf Djon Afriandi, mengaku senang dengan perolehan medali yang didapat oleh peserta kontingen TNI AD.

“Perolehan 9 trofi sesuai yang ditargetkan, dimana tahun sebelumnya hanya mendapatkan 8 trofi,” katanya.

Untuk kejuaraan tembak AARM selanjutnya di Brunei, tambah dia, pihaknya berharap kontingen TNI AD bisa kembali memenangkan kejuaraan itu.

“Sebelumnya, kami akan melakukan evaluasi dari hasil pertandingan ini. Karena dari 5 trofi perorangan, kami hanya mendapatkan satu trofi,” ujarnya.

Sumber : BisnisJabar

Koarmabar Berangkatkan Unsur KRI Koarmabar Terlibat Latihan AJ 2011

JAKARTA-(IDB) : Komandan Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Dansatkorarmabar) Kolonel Laut (P) Tatit Eko Witjaksono, S.E.didampingi para Komandan KRI dan perwira staf melepas keberangkatan unsur-unsur KRI yang akan terlibat dalam latihan Armada Jaya ke XXX  tahun  2011 menuju Surabaya, di dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara, (27/10)

Empat unsur yang dilibatkan dalam latihan Armada Jaya ke XXX tahun 2011 meliputi jenis Parchim KRI Cut Nyak Dien-375 dan KRI Sultan Thaha Saiffudin-376, jenis Froch KRI Teluk Celukan Bawang-532 dan alut baru KRI jenis KCR 40 KRI Clurit-641.

Selama melaksanakan lintas laut di perairan laut Jawa , ke empat unsur tersebut dibawah komando pengendali (Kodal ) Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama TNI A. Taufiqqoerrochman M. SE., dalam bentuk satuan tugas laut (Satgasla) Gladi Parsial.

Empat KRI jajaran Koarmabar  tersebut selama lintas laut akan melaksanakan manuvra lapangan dalam bentuk latihan tempur laut   selama empat hari di perairan laut Jawa .

Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka mengecek kesiapan unsur-unsur Koarmabar  dan sekaligus melatih kemampuan prajurit dalam mengawaki peralatan Alutsista dan sekaligus  agar dapat mencapai  hasil yang maksimal selama kegiatan latihan.

Selama manuvra lapangan Jakarta-Surabaya, keempat unsur kapal perang tersebut akan melaksanakan beberapa serial latihan diantaranya latihan peperangan anti udara, peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti kapal selam, peperangan ranjau dan peperangan elektronika serta latihan serial lainnya. Selain itu  melaksanakan uji coba  penembakan meriam mulai dari senjata 12,7 sampai dengan senjata meriam caliber  57  dengan sasaran tembak Pulau Gundul.

Sumber : Koarmabar

Lomba Kapal Perang Teladan

SURABAYA-(IDB) : Walaupun lomba ini diselenggarakan rutin setiap tahun, tapi kegiatan lomba yang satu ini tergolong surprise bagi pemenangnya. Mengapa? Karena bagi  pemenangnya, secara totalitas akan mencerminkan jati diri kesiapsiagaan alutsista tersebut dalam mendukung operasional di laut.

Kebanggaan inilah yang mendorong mulai komandan kapal sampai anak buah pangkat paling bawah bersiap diri, bersama-sama mengekspresikan tingkat kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki, sehingga kapal yang diawaki selalu dalam kondisi bersih, rapi dan siap untuk berlayar dan bertempur.

Lomba kapal teladan dalam rangka memperingati Hari Armada RI 2011 ini, yaitu termasuk kategori lomba internal Armada. Kegiatan ini sudah dimulai  tanggal 9 Oktober hingga 10 Nopember 2011. Pesertanya, seluruh kapal perang yang masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur. Bagi pemenangnya, tentunya akan mendapat hadiah dan penghargaan dari Pangarmatim. Selamat berlomba!

Sumber : Koarmatim

Kamis, Oktober 27, 2011

First Egyptian Navy Fast Missile Craft Launched

DT-(IDB) : The U.S. Navy announced the launch of the first Egyptian Navy Fast Missile Craft (FMC) from VT Halter Marine's Pascagoula, Miss., shipyard, Oct. 20, marking a key milestone in the ship's construction process.

The primary mission of the FMC is to conduct independent and joint operations, primarily against armed surface adversaries. The Egyptian Navy has a requirement for a vessel with the capabilities of an FMC to combat these threats and to patrol and defend its coastal waterways of the Red Sea, Mediterranean Sea, and in particular, the Suez Canal.

"The launch of the FMC is the culmination of nearly two years of production rigor and dedication from all parties," said Frank McCarthey, the Auxiliary Ships, Boats, and Craft program manager. "The FMC program will continue to benefit from the high degree of design and planning maturity that has already been accomplished by the Navy/VT Halter team."

Each of the 63-meter craft carry a 76mm Super Rapid Gun, Harpoon Block II missiles, MK49 Rolling Airframe Missiles, and the Close-In Weapon System (CIWS) Block 1B. These high-speed, agile craft can reach speeds of greater than 34 knots provide berthing for a crew of up to 40 sailors and operate up to eight days independently at sea.

The first of four FMCs are scheduled to join the Egyptian fleet in 2012. PEO Ships will continue to assist with acquisition and oversight efforts throughout the construction process and will provide follow-on technical and training support to the Egyptian Navy upon delivery of the vessels.

The Auxiliary Ships, Boats, and Craft Program Office within the U.S. Navy's Program Executive Office (PEO), Ships manages the Egyptian FMC program. The Navy utilizes the foreign military sales program to help build partner nation maritime security capabilities through acquisition and transfers of ships, boats, combatant craft, weapon systems, communication equipment and a variety of training programs.

As one of the Defense Department's largest acquisition organizations, PEO Ships, an affiliated PEO of the Naval Sea Systems Command, is responsible for executing the development and procurement of all major surface combatants, amphibious ships, special mission and support ships, service craft, boats, and combatant craft.

Source : Defencetalk

Peningkatan Alutsista Harus Sinergi Dengan Peningkatan SDM TNI

BANDUNG-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri menyiapkan personelnya untuk menyambut peningkatan kekuatan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

SBY mengatakan, dalam kurun waktu lima tahun, pengadaan alutsista telah ditingkatkan dalam jumlah besar.

"Maka pastikan bahwa jajaran saudara, para perwira dan Tamtama dapat ditingkatkan pengetahuan tentang teknologi militernya," kata Presiden SBY dalam sambutan pengukuhan kerjasama PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military di hanggar PT DI, Bandung, Rabu (26/10/2011).

Adanya kemajuan industri alutsista, harus bisa dirasakan manfaatnya menjadi alih teknologi. Untuk itu, Presiden berharap doktrin yang berlaku baik bersifat strategis taktis dan teknis dapat disesuaikan.

"Perlu ditingkatkan juga kemampuan operasional serta pemeliharaan alutsista guna perbaikan pemeliharaan, harus punya skill, untuk melakukan pemeliharaan alutsista yang sangat berharga dengan anggaran memadai dengan demikian alutsista produksi dalam negeri maupun kita adakan dari luar negeri memiliki daya pakai jauh ke depan," ujarnya.

Sumber : Inilah

DCNS Launches New OPV at African Show

CAPE TOWN-(IDB) : Maritime and Coastal Security Africa will be held in Cape Town, South Africa, from 26 to 28 October 2011. For the first time DCNS and KND specialists will exhibit together and present the OPV Gowind as a response to piracy and other maritime crime challenges. DCNS and KND will be official Platinum sponsors of the symposium.

DCNS and KND decided to exhibit together at MCSA following the signature of a memorandum of understanding (MOU) for the promotion, construction and sale of offshore patrol vessels (OPVs) in South Africa.

The booth showcases the innovative OPV Gowind L’Adroit. The ship has a length of 87 metres, an at-sea endurance of 3 weeks and a range of 8,000 nautical miles. The top speed is 21 knots. The vessel has a flight deck that can accommodate a helicopter or UAV (unmanned aerial vehicle) for air operations. It is designed for reduced crewing with a complement of 30 and space for 30 passengers. The ship features a number of major innovations for navies, commandos and coastguards: 360° panoramic visibility from the bridge, a single integrated mast for 360° radar coverage, covert deployment of fast commando boats in less than 5 minutes and provision for UAVs and USVs (unmanned surface vehicles).

The Gowind OPV L’Adroit was officially made available to the French Navy on 21 October, less than two years after construction began.

Speakers from the French Navy, DCNS and KND will present papers on the Gowind OPV L’Adroit which is DCNS’ response to piracy and other maritime crime challenges.

This close cooperation serves to illustrate the long-term partnership between DCNS and KND in order to meet the requirements of African Navies.

KND currently operates industrial facilities at the Simon’s Town Naval Dockyard near Cape Town. The company has full proficiency in the production methods associated with the OPV Gowind and is currently building several fast patrol boats for a West African country. KND is in the process of re-branding and will in the near future trade under the name NAUTIC AFRICA.

Source : Defencetalk

Latihan Bersama Pasukan Anti Terror TNI Polri

JAKARTA-(IDB) : Teroris secara bersamaan menguasai lima obyek vital di laut dan darat wilayah Jakarta dan Banten. Mulai dari beberapa hotel jaringan internasional hingga Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Lima obyek vital yang dikuasai teroris adalah kapal KM Wahana, Hotel Permata 1 dan Hotel Permata 2, menguasai stasiun televisi satelit 1 dan bandara internasional Kristal.

Dalam aksi tersebut para teroris menuntut pembebasan tokoh utama mereka, yakni X dan Y, yang ditahan pemerintah.

Menyikapi itu aparat kewilayahan baik di Jakarta maupun Banten, TNI maupun Polri melakukan koordinasi secara berjenjang.

Dari hasil dinamika di lapangan, maka diputuskan mengerahkan satuan-satuan antiteror TNI-Polri, yakni Detasemen Khusus-88 Mabes Polri, Satuan Gultor-81 Kopassus, Detasemen Jala Mangkara TNI Angkatan Laut dan Detasemen Bravo-90 TNI Angkatan Udara.

Itulah rangkaian singkat latihan gabungan penanggulangan teror TNI-Polri bersandikan "Waspada Nusa III" 2011.

Rangkaian latihan antiteror TNI-Polri di lima lokasi itu disaksikan secara langsung melalui layar lebar berukuran 5 x 3 meter oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman di Lapangan Parkir Timur Senayan.

Hadir pula Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan perwakilan sejumlah negara sahabat.

Latihan kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan "Waspada Nusa III" itu melibatkan 470 personel Polri dan 2.180 personel TNI. 

Sumber  : Antara

PT. DI dan Pindad Diminta Fokus

BANDUNG-(IDB) : Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan meminta Direksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Pindad memokuskan energi buat melaksanakan kontrak kerja Alutsista dari pemerintah agar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

"PTDI dan Pindad diminta untuk fokus menuntaskan kontrak kerja sesuai skedul, jangan ada penyelesaian proyek yang meleset agar perusahaan mendapatkan nilai tambah," kata Dahlan Iskan di PTDI Kota Bandung, kemarin.


Ia meminta, jajaran direksi BUMN Strategis yang mendapatkan kontrak pengadaan alutsista dari pemerintah dalam jumlah dan nilai yang besar untuk fokus dan tidak disibukan dengan hal-hal yang bisa mengakibatkan penyelesaian kontrak di keluar dari skedul.


Bila tidak fokus dalam pengerjaan proyek besar itu, potensi realisasi kontrak dengan pemesan tidak akan tertangani. "Dengan menyelesaikan kontrak tepat waktu dan tidak meleset, sudah menjadi nilai plus dan mengharumkan perusahaan. Jelas hal itu akan mempercepat kebangkitan," kata Dahlan Iskan.


Ia menyebutkan, kepercayaan dari pengguna produk PTDI dan Pindad yang begitu besar harus dijawab dengan sungguh-sungguh. "Proyek dari pemerintah dalam pengadaan alutsista bagi PTDI dan Pindad nilainya cukup besar. Ini kesempatan,tunjukan penyelesaian kontrak tepat waktu dengan kualitas bagus, maka itu sebuah promosi luar biasa yang tidak perlu keluar dana besar," kata Dahlan Iskan.


Sementara itu untuk memfasilitasi dan komitmen pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN terhadap revitalisasi PTDI, maka dilakukan penandatanganan kredit dari Bank BRI senilai Rp1 triliun. "Hari Rabu (26/10) petang ini, kami menandatangani kredit dari Bank BRI senilai Rp1 triliun untuk modal PTDI," kata Dahlan.


Sementara itu Direktur Utama PTDI Budi Santoso menyebutkan langkah restrukturisasi perusahaan telah dilakukan, salah satunya melalui suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dan penyertaam modal kerja sehingga membuat ekuitas PTDI menjadi positif.


"Pada 2010 ekuitas PTDI negatif karena beban masa lalu, kami tak banyak menerima kontrak karena tidak ada modal, namun pada 2011-2012 dengan tambahan modal dan penyertaan modal negara membuat kami bisa kembali memproduksi dan mengerjaan kontrak," kata Budi Santoso.


Dengan ekuitas positif, maka kami bisa ikut tender dan bisa mengajukan kredit modal ke perbankan. Pada kesempatan itu, pihaknya juga merencanakan melakukan up grade fasilitas yang rata-rata sudah berusia di atas 20 tahunan.


"Up grade fasilitas perlu dilakukan agar pekerjaan dan kapasitas lebih baik," kata Direktur Utama PTDI itu menambahkan.

Sumber : Metrotvnews

PT. DI Menjadi Basis Produksi Dan Pemasaran CN-295 Di Asia Pasifik

BANDUNG-(IDB) : Seperti halnya Industri pertahanan lainnya, PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) adalah salah satu BUMN yang patut dikembangkan. PT DI juga dinilai memiliki posisi strategis baik dalam konteks pertahanan, ekonomi, teknologi dan industry kedirgantaraan.
 
Seiring dengan itu PT DI terus berupaya untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi badan usahanya setelah mengalami krisis beberapa waktu yang lalu. Upaya ini diwujudkan dengan kembali menggalang kerjasama industri pertahanan dirgantara dengan pihak luar negeri. Untuk menjawabnya saat ini PT DI menggandeng dan menjalin kerjasama perusahaan Kedirgantaraan Airbus Military dari Spanyol.

Adapun puncak dari kesepakatan kerjasama kedua perusahaan dirgantara ini ditandai dengan penandatanganan Nota pengukuhan kolaborasi strategis produk bersama yang dilakukan oleh Direktur PT DI, Budi Santoso dengan CEO. Airbus Military untuk TNI Domingo Urena Roso, Rabu (25/10) di hanggar PT. DI, Bandung

Pelaksanaan penandatanganan pengukuhan Kolaborasi tersebut mendapat kehormatan secara langsung dengan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu berkunjung ke PT. DI. Turut menjadi saksi dalam penandatanganan Nota strategis Kolaborasi itu,  Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), Purnomo Yusgiantoro.

Penandatanganan ini merupakan tanda bahwa Kedua pihak mengukuhkan kesepahaman dan keinginan untuk bekerjasama dan memantapkan skema kemitraan dalam rangka memproduksi bersama pesawat jenis Angkut Ringan CN-295.

Kolaborasi atau kerjasama kedua pihak ini semakin kental dengan ditandatanganinya Nota komersial tentang perjanjian untuk meningkatkan pemasaran pesawat C 212, CN-235 dan CN – 295 untuk kawasan Asia Pasifik yang dipercayakan kepada PT. Dirgantara Indonesia dari Airbus Military.

Sementara itu Kemhan yang diwakili Kabaranahan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo juga menjalin komitmen dengan PT DI dengan ditandatangani Nota kesepahaman dalam hal Komitmen Pengadaan Pesawat CN-295 untuk mendukung kebutuhan alutsista TNI Kedirgantaraan.

Penandatanganan Nota Kesepahaman lainnya yang dilaksanakan saat itu, yakni Letter Of Intent (LOI) dalam hal pemanfaatan Produk-Produk PT. DI., khususnya terkait dengan Alat Material Khusus (Alamatsus Polri)  antara kepolisian Republik Indonesia yang dalam hal ini dilakukan Asisten Kapolri Bidang Perencanaan umum dan anggaran Inspektur Jenderal Polisi Drs Pujianto, S.H  dengan Dirut PT. DI, Budi Santoso.

Pada kesempatan tersebut Menhan RI dalam sambutannya menjelaskan kolaborasi produk bersama antara PT DI dengan Airbus Military memiliki beberapa nilai manfaat seperti sebagai media bertambahnya kemampuan, beban kerja serta alih tekhnologi. Disamping itu menurut Menhan kerjasama ini juga dapat menghasilkan dan menyerap tenaga kerja lebih dari 2000 orang, dan memberikan dampak kepada efek financial dan manajemen untuk meningkatkan kinerja PT DI dan kemampuan bersaing di Asia Pasifik.

Adapun nilai manfaat lain dari kerjasama ini akan mendapatkan kandungan lokal, nilai tambah ekonomi dan menjadi produsen tunggal untuk Asia Pasifik serta mempunyai prospek pasar di Asia Pasifik, karena kebutuhan pesawat transport untuk ukuran sedang cukup tinggi di kawasan.

Masih di kesempatan yang sama Presiden SBY beserta rombongan pejabat pemerintah serta, para tamu undangan Duta Besar Negara tetangga juga disuguhkan dengan penampilan fly pass pesawat CN-295 serta demo penggunaan pesawat CN-295 untuk penerjunan personel dari Pasukan Kopassus dan untuk penerjunan barang. Selain itu Presiden SBY juga menerima paparan dari Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto seputar perkembangan proyek bersama antara Kemhan RI dan Korea Selatan dalam pembangunan pesawat KF-X / IF-X.

Mengakhiri kunjungannya ke PT DI, Presiden SBY meninjau stand komponen beberapa pesawat yang diproduksi PT DI, Statis Display Rantis dan Panser Anoa produksi PT Pindad, serta meninjau Statis Display dari pesawat CN-250 dan pesawat CN–295 sebagai produk kolaborasi PT. DI dengan Airbus Military yang telah diuji coba oleh pilot TNI AU.

Sumber : DMC

Sangat Diperlukan Keseriusan Pemerintah Membangun TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar dunia. Terletak pada posisi silang dunia, menjadikan wilayah perairan Indonesia sebagai urat nadi perdagangan dunia baik sebagai Sea Lanes of Communications (SLOCs) maupun Sea Lanes of Oil Trades (SLOTs). Memiliki sumber kekayaan alam berlimpah, di satu sisi memberi manfaat bagi kesejahteraan bangsa, di sisi lain mengandung kerawanan yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan bangsa. 

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.504 lebih dan garis pantai 81.000 kilometer, Indonesia mempunyai batas maritim dengan 10 negara tetangga yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Batas maritim tersebut terdiri dari batas laut wilayah (laut territorial), Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) dan Batas Landas Kontinen. Penetapan batas maritim tersebut bukan tanpa dasar akan tetapi sesuai ketentuan hukum laut internasional dengan berpedoman pada United Nations of Convention on Law of the Sea 1982 (UNCLOS 82) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah RI melalui UU No. 17 tahun 1985.

Persoalan penetapan perbatasan negara maritim dengan negara tetangga hingga saat ini belum tuntas, akan menjadi konflik dikemudian hari. Sebagai contoh, kita kehilangan pulau Sipadan dan Ligitan setelah mahkamah konstitusi Internasional pada 17 Desember 2002 memutuskan Negeri Malaysia sang pemilik asli. Selanjutnya, persoalan Ambalat dan Tanjung Datu menghiasi rangkaian masalah perbatasan antara negara RI – Malaysia.

Prof. Dr.Ono Kurnaen Sumadiharga Guru Besar Oseanografi Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan sebanyak 92 pulau terluar di Indonesia saat ini perlu diamankan karena sangat berpeluang diambil alih oleh pihak asing. Pulau-pulau tersebut lokasinya tersebar dari Aceh hingga Papua yang berada cukup jauh dari garis pantai wilayah yang berpenduduk serta sebagian belum memiliki nama (Analisa, 25/05/09).

Keseriusan Pemerintah

Persoalan perbatasan wilayah harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Saat ini terdapat dua belas pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang senantiasa berpeluang terjadi konflik perbatasan. Kedua belas pulau tersebut sebagai berikut: Pertama, Pulau Rondo. Pulau yang berada di wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ini berbatasan dengan negara India. Kedua, Pulau Berhala yang berada di wilayah Propinsi Sumatera Utara, pulau ini berbatasan dengan negara Malaysia. Ketiga, Pulau Nipah di wilayah Propinsi Riau, berbatasan dengan Singapura. Pulau ini nyaris tenggelam saat pasang tinggi, sebagai akibat dari penambangan pasir laut di wilayah tersebut. Keempat, Pulau Sekatung di wilayah Propinsi Riau perlu mendapat perhatian khusus mengingat letaknya yang berdekatan dengan negara Vietnam.

Kelima, Pulau Marore, Miangas dan Marampit. Ketiga pulau yang terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Utara ini berbatasan langsung dengan Philipina. Penduduk di ketiga pulau tersebut sering berinteraksi dengan penduduk Philipina, bahkan sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat setempat diperoleh dari negara tetangga tersebut. Keenam, Pulau Fanildo, Pulau Brass dan Pulau Fani. Ketiga pulau tersebut berada di wilayah Propinsi Papua dan berbatasan langsung dengan negara Palau. Ketujuh, Pulau Batek dan Pulau Dana. Kedua pulau ini terletak di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dan berbatasan dengan negara Timor Lorosae.

Polemik perbatasan tidak akan berakhir, jika kemampuan pertahanan negara sangat lemah, khususnya pertahanan negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan kita memerlukan peran kekuatan TNI AL di laut demi menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta penegakan hukum di laut nusantara. Kekuatan Angkatan Laut merupakan salah satu bagian penting dari potensi nasional. Untuk itu pemerintah harus menyiapkan alut sista yang tangguh dan modern. Alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Laut saat ini sebagian besar telah berusia tua, tidak sepadan lagi dengan nilai gunanya. Dari jumlah alutsista yang dimiliki saat ini, 41% berusia 25-50 tahun dan 5% berusia di atas 50 tahun.

Sesuai dengan persyaratan, usia 30 tahun adalah batas usia bagi kapal untuk laik laut, khususnya untuk kapal perang pada usia tersebut "combat capability-nya" menurun. Seiring Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep/2/II/2006 tanggal 27 Februari 2006 tentang Kebijakan Strategis Kasal dalam Mewujudkan Postur TNI Angkatan Laut sampai dengan tahun 2024, diharapkan kekuatan yang digunakan meliputi 274 KRI, 137 Pesud dan 890 Ranpurmar.

Pertanyaannya, seriuskah pemerintah merealisasikan anggaran dalam rangka membangunan perkuatan TNI AL?. Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono, mengatakan anggaran TNI tahun 2012 akan naik menjadi 35%. Dari Rp 47,5 Triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 64,4 Triliun tahun 2012. Kenaikan anggaran tersebut diperlukan untuk menlanjutkan modernisasi alutsista dan membiayai perawatan senjata (Viva news.com 05/10/2011).

Khusus pengadaan alutsista bagi TNI AL pemerintah melalui Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 bagian Pertahanan dan Keamanan serta Iptek menganggarkan Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista sebesar Rp 25,745 triliun dengan pembagian sebagai berikut: Peningkatan kemampuan KRI, KAL, Ranpur dan Rantis Rp 657,3 milyar. Pengadaan Pesud dan sarana prasarana Penerbangan TNI AL Rp 159,7 milyar dan percepatan pengadaan Alutsista Strategis Matra Laut Rp 20,316 trilyun.

Bagaimanapun, mengamankan wilayah laut nusantara yang luasnya mencapai 5,8 juta km persegi sudah harga mati. Bapak Proklamator Ir. Soekarno dalam National Maritime Convention I (NMC) 1963 mengatakan: ‘’Membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, dan negara damai merupakan National Building bagi Indonesia. Negara menjadi kuat jika dapat menguasai lautan, menguasai lautan harus menguasai armada".

Berbasis Maritim

Di era abad 21 negara-negara besar di dunia saling berlomba dalam meningkatkan kekuatan maritim, akibatnya muncul slogan-slogan Ocean Policy (Kebijakan Kelautan). Amerika Serikat membangun kekuatan maritim dengan slogan "kekuatan maritim melindungi cara hidup Amerika", lahirlah A Cooperative Strateggy for 21st Century Sea Power. China membangun Ocean Policy dengan strateginya Chain of Pearl yang bertujuan untuk membangun dan menyelamatkan urat nadi perdagangannya lewat laut. India terkenal dengan Freedom to Use the Seas: maritime Military Strategy bertujuan meningkatkan pembangunan kekuatan angkatan laut India. Inggris juga bersemboyan Britain Rules the Waves bertujuan untuk membangun kekuatan maritim Inggris.

Bagaimanakah dengan Indonesia? Negara kepulauan Indonesia adalah "Negara Bahari", Indonesia adalah "Negara Maritim" dan Indonesia "Berjiwa Bahari" serta "Nenek Moyangku Orang Pelaut.". Tetapi tidak mudah untuk menuju dan membangun Negara yang berbasis maritim, melalui kebijakan dan regulasi yang ketat. Indonesia memiliki modal dasar, Deklarasi Djuanda 1957 dan UNCLOS 1982 memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa menggalakkan kebijakan-kebijakan pembangunan nasional dengan memprioritaskan orientasi yang berbasis maritim.

Saatnya Indonesia berpaling pada kekuatan sebagai negara maritim, sebagai tindak lanjut konsep negara kepulauan. Negara Maritim Indonesia yang menguasai semua kekuatan strategis didukung oleh kekuatan maritim meliputi armada militer, armada niaga, industri maritim serta kebijakan pembangunan yang berbasis maritim.

Oleh karena itu perlu komitmen para pemimpin bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang menitikberatkan pembangunan kearah negara maritim yang besar dan kuat serta disegani dunia Internasional. Son Diamar (2001), menyampaikan lima pilar yang dijadikan pengamanan dan penguatan wilayah maritim Republik Indonesia secara terpadu. Pertama, peneguhan pemahaman terhadap wawasan maritim, hal ini dilakukan dengan menumbuhkan kembali kesadaran geografis. Kedua, penegakan kedaulatan yang nyata di laut. Pilar ini dapat dibangun dengan sistem pertahanan (defense), keamanan (constabulary) dan pengendalian (civilian monitoring, control & surveillance), beserta penegakkannya (enforcement) yang utuh dan berkesinambungan.

Ketiga, pembangunan industri maritim. Pilar ini memberikan kontribusi akan keberadaan negara maritim yang modern dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan iptek tersebut teraplikasikan melalui penelitian, pengembangan dan penerapan iptek dalam bidang industri maritim. Keempat, meletakkan pentingnya penataan ruang wilayah maritim.

Kondisi ini diharapkan terciptanya tata ruang yang terpadu antar daerah pesisir, laut dan pulau-pulau untuk menghasilkan sinergi dan keserasian antar daerah/kawasan antar sektor dan antar srata sosial yang berwawasan lingkungan. Kelima, penegakan sistem hukum maritim. Penegakan dapat dibangun dengan ocean policy yang lengkap, mulai dari yang bersifat undang-undang pokok atau payung hukum, baik hukum publik maupun hukum perdata yang mengakomodasikan hukum adat. Sebagai Negara maritim terbesar Indonesia perlu memiliki sistem peradilan (mahkamah) maritim.

Kelima pilar tersebut tidak terpisahkan, tetapi memberikan pemahaman yang saling mendukung dan menguatkan. Salah satunya upaya kongkrit dengan menetapkan Rancangan Undang-Undang Kelautan. Menurut Kasal Laksamana TNI Soeparno, keberadaan aturan tersebut sangat penting terutama bagi TNI AL sebagai salah satu dasar hukum dalam menegakkan kedaulatan negara dan hukum di laut Indonesia.

RUU Kelautan juga diharapkan memiliki visi maritim, sebagai upaya sungguh-sungguh mengembalikan Indonesia sebagai Benua Maritim. Mahan menyatakan dalam karyanya berjudul The Influence of Sea Power Upon History (1660-1783), laut menjadi salah satu faktor mempertahankan eksistensi suatu negara, barang siapa yang menguasai laut maka akan menguasai dunia. Artinya, untuk menjaga dan menegakkan keamanan wilayah laut nusantara Indonesia kita harus mempunyai kekuatan armada militer (TNI AL) yang handal, kuat dan tangguh sehingga disegani oleh lawan.

Sumber : Analisa