BEIJING-(IDB) : Retorika-retorika dan ucapan-ucapan kemarahan mengenai Laut China Selatan terus bergulir. China memperingatkan, penerbangan pesawat pengintai AS di dekat pantai China baru-baru ini bisa berdampak pada berkurangnya kepercayaan masing-masing negara. Terutama soal hubungan kerja sama militer kedua negara.
Karena itu, pemerintah China melalui Departemen Pertahanan Nasional, meminta AS untuk angkat kaki dari wilayahnya yang sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap kedaulatan China. Karena kalau tidak, situasinya bisa membuat Laut China Selatan Berdarah-darah.
“Kami menuntut AS menghormati kedaulatan China. Ini demi kepentingan keamanan dan mengambil tindakan kongkret sekaligus meningkatkan pembangunan yang sehat dan stabilnya hubungan militer,” demikian pernyataan Departemen Pertahanan Nasional China, kemarin.
Peringatan tersebut menyusul pernyataan Ketua Gabungan Kepala Staf AS Laksamana Mike Mullen bahwa jajarannya akan terus mengintai di Laut China Selatan meski ditekan pihak Beijing. Alasannya, ada laporan yang masuk soal pesawat tempur China yang melintasi perbatasan Taiwan hanya untuk mengejar pesawat mata-mata AS.
Laporan tersebut masuk dua bulan lalu. Menurut media-media di Asia, dua pesawat Sukhoi-27 milik pemerintah China kedapatan melintasi garis batas antara China dengan Taiwan, dua jet tempur itu mencoba mencegat pesawat pengintai AS U-2.
“Kekhawatiran kami antara lain adalah insiden berkepanjangan akan memicu salah perhitungan, hingga pecah bentrokan yang tidak diantisipasi semua pihak. Kami akan mempertahankan kehadiran kami di sini, karena kami mengemban tanggung jawab. Kami mencari dukungan kuat demi tercapainya resolusi damai atas perselisihan yang terjadi,” demikian pernyataan Mullen kepada jurnalis Asia saat kunjungannya ke China guna menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin China dan petinggi tentara China dua pekan lalu.
Pertemuan kedua tentara China dan AS itu dalam rangka membahas sejumlah masalah sensitif. Antara lain peningkatan hubungan tentara kedua negara, penjualan senjata AS ke Taiwan, masalah Laut China Selatan, keamanan jaringan internet dan perkembangan kekuatan militer China.
Dalam pembicaraan itu, kedua pihak berkomitmen akan membentuk prinsip yang menguntungkan bagi perkembangan tentara kedua negara, dan ditegaskan kembali bahwa pertukaran dan dialog tingkat tinggi antara kedua negara sangat penting. Untuk itu, kedua pihak hendaknya menciptakan suasana positif.
Karena itu, pemerintah China melalui Departemen Pertahanan Nasional, meminta AS untuk angkat kaki dari wilayahnya yang sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap kedaulatan China. Karena kalau tidak, situasinya bisa membuat Laut China Selatan Berdarah-darah.
“Kami menuntut AS menghormati kedaulatan China. Ini demi kepentingan keamanan dan mengambil tindakan kongkret sekaligus meningkatkan pembangunan yang sehat dan stabilnya hubungan militer,” demikian pernyataan Departemen Pertahanan Nasional China, kemarin.
Peringatan tersebut menyusul pernyataan Ketua Gabungan Kepala Staf AS Laksamana Mike Mullen bahwa jajarannya akan terus mengintai di Laut China Selatan meski ditekan pihak Beijing. Alasannya, ada laporan yang masuk soal pesawat tempur China yang melintasi perbatasan Taiwan hanya untuk mengejar pesawat mata-mata AS.
Laporan tersebut masuk dua bulan lalu. Menurut media-media di Asia, dua pesawat Sukhoi-27 milik pemerintah China kedapatan melintasi garis batas antara China dengan Taiwan, dua jet tempur itu mencoba mencegat pesawat pengintai AS U-2.
“Kekhawatiran kami antara lain adalah insiden berkepanjangan akan memicu salah perhitungan, hingga pecah bentrokan yang tidak diantisipasi semua pihak. Kami akan mempertahankan kehadiran kami di sini, karena kami mengemban tanggung jawab. Kami mencari dukungan kuat demi tercapainya resolusi damai atas perselisihan yang terjadi,” demikian pernyataan Mullen kepada jurnalis Asia saat kunjungannya ke China guna menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin China dan petinggi tentara China dua pekan lalu.
Pertemuan kedua tentara China dan AS itu dalam rangka membahas sejumlah masalah sensitif. Antara lain peningkatan hubungan tentara kedua negara, penjualan senjata AS ke Taiwan, masalah Laut China Selatan, keamanan jaringan internet dan perkembangan kekuatan militer China.
Dalam pembicaraan itu, kedua pihak berkomitmen akan membentuk prinsip yang menguntungkan bagi perkembangan tentara kedua negara, dan ditegaskan kembali bahwa pertukaran dan dialog tingkat tinggi antara kedua negara sangat penting. Untuk itu, kedua pihak hendaknya menciptakan suasana positif.
Sumber: Fajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar