BERLIN-(IDB) : Menteri Pembangunan Jerman, Dirk Niebel, mereaksi protes-protes terhadap keputusan pemerintah yang menjual 200 Tank ke Arab Saudi. Ia mengatakan, "Ekspor senjata tidak melanggar hak asasi manusia, bahkan hal ini dapat mencegah terjadinya perang."
Kantor Berita Fars yang mengutip media-media Jerman, melaporkan, Niebel membela kebijakan pemerintah Jerman yang memperdagangkan senjata. Dikatakannya, "Stabilitas di wilayah berujung pada dukungan atas hak asasi manusia. Hal itu tu bukan hanya terbatas di negara tersebut tetapi juga di negara-negara tetangga."
Tanpa menyinggung keputusan pemerintah Jerman yang menjual tank ke Arab Saudi, Niebel menambahkan: "Di masa perang dingin, sistem pertahanan dan senjata diperlukan sehingga tidak terjadi perang."
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman, Thomas de Maiziere menyinggung kondisi hak asasi manusia yang tak stabil di Arab Saudi, dan mengatakan, "Stabilitas di negara ini sangat penting bagi Jerman."
Arab Saudi dalam kontrak militernya dengan Jerman, berencana membeli 200 tank canggih, Leopard II. Kebijakan Arab Saudi yang berkeinginan membeli tank dari Jerman, tentunya mengkhawatirkan lembaga-lembaga HAM.
Sebab, rezim Saudi dikhawatirkan akan menggunakan senjata-senjata tersebut untuk memberantas para pendemo damai pro demokrasi di kawasan. Terkait permintaan senjata dari Saudi, para pejabat Jerman berselisih pendapat. Bahkan rencana penjualan senjata itu dapat berpengaruh pada posisi partai milik Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Penjualan satu unit kapal selam canggih kepada Israel adalah salah satu transaksi terbaru Jerman di bidang senjata.
Sumber: Irib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar