TAIPEI-(IDB) : Dua jet tempur China menyusup ke dalam wilayah udara Taiwan, kata kementerian pertahanan Senin, dalam sebuah insiden lokal yang dikatakan akibat dari upaya mereka untuk mengusir sebuah pesawat mata-mata AS.
Saat berhadap-hadapan pada ketinggian itu, sebuah jet China tidak beranjak sampai dua jet Taiwan dikirim untuk menghadangnya, kata laporan United Daily News negara pulau itu, lapor AFP.
Insiden tersebut terjadi pada akhir Juni ketika dua jet tempur Su-27 Angkatan Darat Pembebasan Rakyat China (PLA) mencoba mengusir pesawat mata-mata U2 AS, kata harian itu.
Pesawat AS dikabarkan terbang sepanjang Selat Taiwan untuk mengumpulkan informasi tentang China daratan.
Salah satu jet tempur China menyeberang di tengah-tengah Selat Taiwan, yang secara luas dianggap sebagai batas antara wilayah udara Taiwan dan China daratan, kata harian itu.
"Penyusup tidak berbalik sampai dua jet tempur F-16 Angkata Udara Taiwan bergegas terbang untuk mencegatnya," katanya, menyebut sumber militer yang tak disebutkan namanya.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa dua jet tempur Su-27 China terbang sebentar di tengah Selat itu pada 29 Juni.
Kementerian itu mengatakan insiden tersebut bukan "provokasi" namun menimbulkan kekhawatiran.
"Militer China daratan perlu mengekang diri, atau bentrokan yang tidak diharapkan dapat terjadi," kata Shuai Hua-min, seorang legislator partai Kuomintang yang berkuasa.
Insiden tersebut menyoroti rapuhnya saling percaya antara Taiwan dan China, meski hubungan cepat-hangat sejak Presiden Ma Ying-jeou dari partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa pada 2008.
Beijing menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan menolak melepaskan kemungkinan merebut Taiwan dengan kekuatan, meskipun negara pulau itu telah memerintah sendiri sejak 1949, ketika keduanya berpisah pada akhir perang saudara.
Amerika Serikat memberi pengakuan diplomatik kepada Beijing dan tidak kepada Taipei, namun memberikan dukungan militer bagi Taiwan. Di dalam UU 1979 Kongres, Amerika Serikat diminta memberikan persenjataan kepada Taiwan guna mempertahankan diri.
Minggu lalu dalam laporan pertahanan nasionalnya, yang diterbitkan tiap dua tahunan, kementerian pertahanan Taiwan memperingatkan bahwa ancaman militer terhadap negara itu dari China lebih besar daripada sebelumnya.
Dikatakan PLA memiliki lebih dari 1.000 rudal balistik yang diarahkan ke Taiwan.
Saat berhadap-hadapan pada ketinggian itu, sebuah jet China tidak beranjak sampai dua jet Taiwan dikirim untuk menghadangnya, kata laporan United Daily News negara pulau itu, lapor AFP.
Insiden tersebut terjadi pada akhir Juni ketika dua jet tempur Su-27 Angkatan Darat Pembebasan Rakyat China (PLA) mencoba mengusir pesawat mata-mata U2 AS, kata harian itu.
Pesawat AS dikabarkan terbang sepanjang Selat Taiwan untuk mengumpulkan informasi tentang China daratan.
Salah satu jet tempur China menyeberang di tengah-tengah Selat Taiwan, yang secara luas dianggap sebagai batas antara wilayah udara Taiwan dan China daratan, kata harian itu.
"Penyusup tidak berbalik sampai dua jet tempur F-16 Angkata Udara Taiwan bergegas terbang untuk mencegatnya," katanya, menyebut sumber militer yang tak disebutkan namanya.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa dua jet tempur Su-27 China terbang sebentar di tengah Selat itu pada 29 Juni.
Kementerian itu mengatakan insiden tersebut bukan "provokasi" namun menimbulkan kekhawatiran.
"Militer China daratan perlu mengekang diri, atau bentrokan yang tidak diharapkan dapat terjadi," kata Shuai Hua-min, seorang legislator partai Kuomintang yang berkuasa.
Insiden tersebut menyoroti rapuhnya saling percaya antara Taiwan dan China, meski hubungan cepat-hangat sejak Presiden Ma Ying-jeou dari partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa pada 2008.
Beijing menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan menolak melepaskan kemungkinan merebut Taiwan dengan kekuatan, meskipun negara pulau itu telah memerintah sendiri sejak 1949, ketika keduanya berpisah pada akhir perang saudara.
Amerika Serikat memberi pengakuan diplomatik kepada Beijing dan tidak kepada Taipei, namun memberikan dukungan militer bagi Taiwan. Di dalam UU 1979 Kongres, Amerika Serikat diminta memberikan persenjataan kepada Taiwan guna mempertahankan diri.
Minggu lalu dalam laporan pertahanan nasionalnya, yang diterbitkan tiap dua tahunan, kementerian pertahanan Taiwan memperingatkan bahwa ancaman militer terhadap negara itu dari China lebih besar daripada sebelumnya.
Dikatakan PLA memiliki lebih dari 1.000 rudal balistik yang diarahkan ke Taiwan.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar