BERLIN-(IDB) : Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maiziere, Selasa (12/7) tiba di Tel Aviv untuk mengadakan pertemuan dengan para pejabat militer rezim Zionis Israel. Tujuan lawatan itu adalah memberi jaminan kepada Tel Aviv terkait kepentingan Israel dalam transaksi persenjataan dengan negara-negara Timur Tengah dan Arab.
Israel menentang penjualan tank-tank Leopard ke Arab Saudi dan Menhan Jerman bermaksud memberi jaminan kepada rezim itu bahwa Saudi tidak akan menggunakan Leopard terhadap kepentingan Israel.
Pada 27 Juni lalu, Jerman memutuskan untuk menjual lebih dari 200 tank Leopard ke Arab Saudi menurut perjanjian multi-miliaran euro setelah dewan keamanan pemerintah negara itu memberikan persetujuannya. Der Spiegel mengatakan Saudi telah lama mengusahakan tank Leopard dari Jerman, tapi negara itu berualangkali menolak permintaan tersebut, dengan alasan itu bahaya bagi Israel.
Tank Leopard tergolong kendaraan perang canggih di dunia karena badannya berbalut baja kuat, gerak cepat, kemampuan menembak saat bergerak, punya kemampuan manuver tinggi dan mampu meredam demonstrasi jalanan serta dapat melewati segala rintangan. Seluruh model tank ini dilengkapi digital fire control system dengan laser rangefinder, meriam utama dengan kestabilan tinggi serta night vision dan peralatan pembidik. Tank ini juga memiliki kemampuan untuk berperang dengan sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit.
Sebenarnya, Israel tidak mengkawatirkan kepemilikan tank Leopard oleh pemerintah Saudi saat ini, tapi mereka takut suatu saat nanti kepemimpinan di negara monarki itu jatuh ke tangan rakyat sebagaimana di negara-negara Arab lain.
Dari sisi lain, memperhatikan semakin dekatnya masa pembahasan proposal pembentukan negara merdeka Palestina di Majelis Umum PBB, maka isu ini termasuk fokus lain pembicaraan antara pejabat Jerman dan Israel. Sebuah delegasi Jerman baru-baru ini dalam pertemuannya dengan pemerintah Otorita Ramallah juga berupaya membujuk para pejabat Palestina agar mengurungkan niatnya untuk mencari dukungan pembentukan negara merdeka Palestina di Majelis Umum PBB.
Secara umum, Jerman dan Israel punya hubungan luas di bidang politik, militer, keamanan dan ekonomi. Pemerintah Jerman setelah Inggris dan Italia, terbilang sebagai negara ketiga pendukung Zionis di tengah kekuatan-kekuatan Eropa. Kerjasama itu terwujud dalam kegiatan saling kunjung antara pejabat Berlin dan Tel Aviv, penandatanganan kontrak-kontrak penting militer dan penjualan senjata canggih Jerman ke Israel, termasuk kapal selam bertenaga nuklir.
Transformasi baru-baru ini di Timur Tengah menunjukkan adanya perubuhan kondisi secara signifikan dan Arab Saudi dan Israel semakin saling membutuhkan. Oleh karena itu, penguatan militer Saudi selain bukan ancaman bagi keamanan Israel, tapi justru jaminan atas keamanan rezim ilegal itu, karena Riyadh akan menggunakan peralatan tempurnya untuk menumpas gerakan-gerakan rakyat di Saudi, Bahrain dan mungkin juga di negara-negara lain di Teluk Persia.
Sumber: Irib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar