JAKARTA-(IDB) : Markas Besar TNI Angkatan Udara menyatakan, rencana hibah sejumlah pesawat angkut C-130 Hercules, hingga kini masih dalam pembahasan dua pihak.
Juru bicara Mabes TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Rabu mengatakan, rencana hibah pesawat Hercules tipe H dari Australia masih dalam tahap pembicaraan dua kepala staf angkatan udara kedua negara.
"Masih perlu tahapan-tahapan lainnya, yang memerlukan pembahasan intensif kedua pihak," katanya, menambahkan.
Mabes TNI Angkatan Udara berencana mengadakan sembilan unit Hercules, untuk menggenapkan menjadi 30 unit dengan 21 unit yang sudah ada sebelumnya.
Ketigapuluh unit Hercules itu, terdiri atas pesawat tanker sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon sebanyak 26 unit.
Untuk memenuhi sembilan unit Hercules ke depan maka pihaknya telah menjajaki beberapa tawaran dari beberapa negara.
Hingga kini sudah ada negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia.
Hingga kini setidaknya tiga negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia dan Norwegia.
Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menawarkan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe E dan J dengan potongan harga khusus kepada pemerintah Indonesia pada 2012.
Enam Hercules hibah dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Sebelum dihibahkan ke Indonesia, pesawat itu telah mengalami perbaikan dan modifikasi.
AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia. Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.
Sementara Pemerintah Norwegia menawarkan empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia, yang telah digunakan Angkatan Udara Norwegia.
Sebelum dihibahkan, Norwegia sepakat untuk melakukan peremajaan terlebih dulu atas biaya mereka. Empat unit Hercules tipe H yang ditawarkan tersebut keseluruhannya bernilai 66 juta dolar AS.
Juru bicara Mabes TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Rabu mengatakan, rencana hibah pesawat Hercules tipe H dari Australia masih dalam tahap pembicaraan dua kepala staf angkatan udara kedua negara.
"Masih perlu tahapan-tahapan lainnya, yang memerlukan pembahasan intensif kedua pihak," katanya, menambahkan.
Mabes TNI Angkatan Udara berencana mengadakan sembilan unit Hercules, untuk menggenapkan menjadi 30 unit dengan 21 unit yang sudah ada sebelumnya.
Ketigapuluh unit Hercules itu, terdiri atas pesawat tanker sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon sebanyak 26 unit.
Untuk memenuhi sembilan unit Hercules ke depan maka pihaknya telah menjajaki beberapa tawaran dari beberapa negara.
Hingga kini sudah ada negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia.
Hingga kini setidaknya tiga negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia dan Norwegia.
Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menawarkan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe E dan J dengan potongan harga khusus kepada pemerintah Indonesia pada 2012.
Enam Hercules hibah dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Sebelum dihibahkan ke Indonesia, pesawat itu telah mengalami perbaikan dan modifikasi.
AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia. Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.
Sementara Pemerintah Norwegia menawarkan empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia, yang telah digunakan Angkatan Udara Norwegia.
Sebelum dihibahkan, Norwegia sepakat untuk melakukan peremajaan terlebih dulu atas biaya mereka. Empat unit Hercules tipe H yang ditawarkan tersebut keseluruhannya bernilai 66 juta dolar AS.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar