Illustration |
Laksamana Mike Mullen, ketua Kepala Staf Gabungan, menekankan AS akan tetap aktif di kawasan Asia Pasifik untuk waktu yang lama, tetapi menegaskan Washington tidak berusaha mengekang perkembangan China yang cepat.
"Korea Utara dan para pemimpin Korea Utara hanya dapat diramalkan dalam beberapa hal dan itu adalah--- mereka akan terus melakukan provokasi," kata Mullen kepada wartawan setelah tiba di Beijing.
"Provokasi-provokasi itu saya rasa sekarang mungkin lebih berbahaya ketimbang yang telah mereka lakukan di masa lalu."
Ketegangan di Asia Timur Laut menigkat tajam sejak Korea Selatan (Korsel) menuduh Korea Utara (Korut) menorpedo sebuah kapal perang Seoul Maret 2010 yang menewaskan 46 pelaut.
Pyongyang membantah keras tuduhan itu tetapi kemudian malahan menembaki sebuah pulau perbatasan Korsel November lalu, menewaskan empat warga Korsel termasuk dua warga sipil.
Perundingan enam negara menyangkut perlucutan senjata nuklir Korut, yang diikuti dua Korea, China, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat macet sejak Korut mengundurkan diri April 2008. Korut melakukan uji coba senjata nuklir sebulan kemudian.
"Kita semua memusatkan pada satu hasil yang stabil di sini dari tantangan yang sulit mengenai kepemimpinan di Korut dan kemungkinan apa yang dilakukannya," kata Mullen yang melakukan kunjungan empat hari di Negeri Tirai Bambu itu.
Sumber: MediaIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar