Pesawat Fokker 27 TNI AU |
TANJUNG PINANG-(IDB) : TNI Angkatan Udara melaksanakan patroli udara pengamanan di perairan Selat Malaka bersama dengan Angkatan Udara Singapura, Malaysia dan Thailand.
Kapten Pilot pesawat pengintai Foker 27 TNI AU, Kapten Pnb Media di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Rabu, mengatakan operasi bersama pengamanan Selat Malaka bertujuan untuk meningkatkan pengamanan jalur pelayaran tersebut dari berbagai tindak kejahatan.
"Patroli bersama juga bertujuan untuk mempererat hubungan negara bertetangga dalam hal pertahanan dan keamanan," kata Media sebelum terbang dari Pangkalan Udara TNI AU di Tanjungpinang.
Media mengatakan, operasi pengamanan bersama yang dikenal dengan "Eyes in the Sky (EiS)" tersebut melakukan pemantauan dari udara mengenai aktivitas di perairan Selat Malaka dan langsung memberikan informasi kepada pusat operasi jika terjadi tindak kejahatan seperti perompakan, "illegal fishing" atau kegiatan lain.
"Kami juga langsung berkoordinasi dengan kapal perang RI (KRI) yang berpatroli jika ada tindak pelanggaran di laut," ujarnya.
EiS yang sudah dimulai sejak 2005 tersebut, menurut dia, dilakukan secara bergantian selama satu bulan diluar operasi rutin pengamanan masing-masing negara.
"Patroli dengan pesawat TNI AU sudah dilakukan sejak Selasa (21/6) dan berakhir hari ini dengan menyertakan anggota patroli dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada saat menggunakan pesawat patroli Singapura atau Malaysia ada juga anggota TNI AU yang ikut," terangnya.
Komandan Lanud Tanjungpinang, Letkol Pnb M Jusuf Hanafie mengatakan, Pangkalan Udara TNI AU Tanjungpinang dalam operasi EiS digunakan sebagai pangkalan aju, karena berada dekat perbatasan dengan negara tetangga dan sebagai bantuan operasi pendukung.
"Diharapkan dengan operasi EiS tersebut bisa mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di perairan Selat Malaka, sehingga jalur pelayaran yang padat tersebut lebih aman," kata Hanafie.
Selat Malaka dibatasi Pulau Rondo hingga Pukhet di sebelah utara dan di sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Karimun hingga Tanjung Piai, dengan panjang seluruhnya mencapai sekitar 500 mil atau 926 kilometer.
Patroli pengamanan Selat Malaka yang juga dikenal dengan "Malacca Straits Sea Patrol (MMSP)" sebelumnya hanya dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura, sedangkan Thailand baru bergabung, sehingga prosedur operasi baku pengamanan Selat Malaka di disesuaikan saat pertemuan tujuh petinggi Angkatan Laut negara peserta di Batam pada 2010.
Kapten Pilot pesawat pengintai Foker 27 TNI AU, Kapten Pnb Media di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Rabu, mengatakan operasi bersama pengamanan Selat Malaka bertujuan untuk meningkatkan pengamanan jalur pelayaran tersebut dari berbagai tindak kejahatan.
"Patroli bersama juga bertujuan untuk mempererat hubungan negara bertetangga dalam hal pertahanan dan keamanan," kata Media sebelum terbang dari Pangkalan Udara TNI AU di Tanjungpinang.
Media mengatakan, operasi pengamanan bersama yang dikenal dengan "Eyes in the Sky (EiS)" tersebut melakukan pemantauan dari udara mengenai aktivitas di perairan Selat Malaka dan langsung memberikan informasi kepada pusat operasi jika terjadi tindak kejahatan seperti perompakan, "illegal fishing" atau kegiatan lain.
"Kami juga langsung berkoordinasi dengan kapal perang RI (KRI) yang berpatroli jika ada tindak pelanggaran di laut," ujarnya.
EiS yang sudah dimulai sejak 2005 tersebut, menurut dia, dilakukan secara bergantian selama satu bulan diluar operasi rutin pengamanan masing-masing negara.
"Patroli dengan pesawat TNI AU sudah dilakukan sejak Selasa (21/6) dan berakhir hari ini dengan menyertakan anggota patroli dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada saat menggunakan pesawat patroli Singapura atau Malaysia ada juga anggota TNI AU yang ikut," terangnya.
Komandan Lanud Tanjungpinang, Letkol Pnb M Jusuf Hanafie mengatakan, Pangkalan Udara TNI AU Tanjungpinang dalam operasi EiS digunakan sebagai pangkalan aju, karena berada dekat perbatasan dengan negara tetangga dan sebagai bantuan operasi pendukung.
"Diharapkan dengan operasi EiS tersebut bisa mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di perairan Selat Malaka, sehingga jalur pelayaran yang padat tersebut lebih aman," kata Hanafie.
Selat Malaka dibatasi Pulau Rondo hingga Pukhet di sebelah utara dan di sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Karimun hingga Tanjung Piai, dengan panjang seluruhnya mencapai sekitar 500 mil atau 926 kilometer.
Patroli pengamanan Selat Malaka yang juga dikenal dengan "Malacca Straits Sea Patrol (MMSP)" sebelumnya hanya dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura, sedangkan Thailand baru bergabung, sehingga prosedur operasi baku pengamanan Selat Malaka di disesuaikan saat pertemuan tujuh petinggi Angkatan Laut negara peserta di Batam pada 2010.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar