LONDON-(IDB) : Pengiriman prajurit-prajurit TNI ke berbagai wilayah konflik menunjukkan Indonesia berperan aktif dalam menciptakan ketertiban dunia sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945.
Demikian salah satu butir paparan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di hadapan sekitar 200 peserta Konferensi dengan tajuk "Regional Architecture in Southeast Asia" yang diadakan Royal Higher Institute for Defense, Kementerian Pertahanan Belgia dan KBRI Brussel di Brussel, Belgia baru-baru ini.
Purnomo adalah menteri pertahanan pertama yang memberikan kuliah umum di lembaga pemikir atau"think tank" hankam Belgia ini, demikian Sekretaris III Penerangan, Sosial Budaya dan Diplomasi Publik KBRI Brussel, Punjul Nugraha kepada Antara London, Jumat.
Punjul Nugraha menjelaskan pada konferensi itu Purnomo Yusgiantoro menekankan bahwa dunia yang aman, tertib dan damai merupakan tanggung jawab semua bangsa, dan Indonesia telah menekankan prinsip tersebut sejak kemerdekaannya.
Bukti konkret peran itu adalah keikutsertaan Indonesia pada berbagai pasukan pemelihara perdamaian dalam kerangka Perserikatan Bangsa-bangsa, melalui pengiriman kontingen Garuda yang telah dimulai sejak 50 tahun lalu.
Purnomo juga menggarisbawahi bahwa letak Indonesia sangat strategis dalam memainkan peran pemeliharaan keamanan kawasan, utamanya keamanan laut di perairan Indonesia dan sekitarnya yang vital bagi kelancaran perdagangan dunia.
Sejumlah peserta menyatakan penghargaan mereka atas peran dan sumbangan Indonesia dalam pengamanan Selat Malaka dan Selat Singapura, serta pengiriman misi penjaga perdamaian di berbagai belahan dunia.
Menhan menggarisbawahi tantangan dan potensi ancaman terhadap keamanan Indonesia baik yang datang dari luar maupun dari dalam, serta prioritas strategi dalam mengatasinya.
Menhan juga menggarisbawahi situasi terkini di ASEAN, termasuk perkembangan di perbatasan Thailand dan Kamboja, serta peran ASEAN dalam meredam ketegangan di kawasan itu.
Prioritas kerja sama yang telah ditetapkan di ASEAN mencakup keamanan kelautan, penanggulangan terorisme, kesiapsiagaan dan tanggap darurat menghadapi bencana, serta pengembangan kerja sama operasi misi perdamaian.
Selama di Belgia, selain menjadi pembicara di Konferensi, Purnomo Yusgiantoro juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Belgia, Pieter de Crem dan Ketua Komite Militer Uni Eropa, Jenderal Hakan Syren serta bertemu dengan beberapa wakil dari kalangan industri strategis Belgia.
Dubes RI di Brussel, Arif Havas Oegroseno mengatakan kehadiran Menhan Purnomo Yusgiantoro di Brussel memiliki arti penting, salah satunya, adalah sebagai bentuk pengakuan Eropa atas peran Indonesia dalam menciptakan dan memelihara perdamaian dunia.
Dubes Arif Havas Oegroseno menjelaskan diterimanya Purnomo Yusgiantoro oleh Menhan Belgia dan pejabat tinggi di Uni Eropa merupakan momentum untuk meningkatkan rasa saling percaya antara kedua pihak pada isu pertahanan dan keamanan yang sensitif, demikian Dubes Havas.
Demikian salah satu butir paparan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di hadapan sekitar 200 peserta Konferensi dengan tajuk "Regional Architecture in Southeast Asia" yang diadakan Royal Higher Institute for Defense, Kementerian Pertahanan Belgia dan KBRI Brussel di Brussel, Belgia baru-baru ini.
Purnomo adalah menteri pertahanan pertama yang memberikan kuliah umum di lembaga pemikir atau"think tank" hankam Belgia ini, demikian Sekretaris III Penerangan, Sosial Budaya dan Diplomasi Publik KBRI Brussel, Punjul Nugraha kepada Antara London, Jumat.
Punjul Nugraha menjelaskan pada konferensi itu Purnomo Yusgiantoro menekankan bahwa dunia yang aman, tertib dan damai merupakan tanggung jawab semua bangsa, dan Indonesia telah menekankan prinsip tersebut sejak kemerdekaannya.
Bukti konkret peran itu adalah keikutsertaan Indonesia pada berbagai pasukan pemelihara perdamaian dalam kerangka Perserikatan Bangsa-bangsa, melalui pengiriman kontingen Garuda yang telah dimulai sejak 50 tahun lalu.
Purnomo juga menggarisbawahi bahwa letak Indonesia sangat strategis dalam memainkan peran pemeliharaan keamanan kawasan, utamanya keamanan laut di perairan Indonesia dan sekitarnya yang vital bagi kelancaran perdagangan dunia.
Sejumlah peserta menyatakan penghargaan mereka atas peran dan sumbangan Indonesia dalam pengamanan Selat Malaka dan Selat Singapura, serta pengiriman misi penjaga perdamaian di berbagai belahan dunia.
Menhan menggarisbawahi tantangan dan potensi ancaman terhadap keamanan Indonesia baik yang datang dari luar maupun dari dalam, serta prioritas strategi dalam mengatasinya.
Menhan juga menggarisbawahi situasi terkini di ASEAN, termasuk perkembangan di perbatasan Thailand dan Kamboja, serta peran ASEAN dalam meredam ketegangan di kawasan itu.
Prioritas kerja sama yang telah ditetapkan di ASEAN mencakup keamanan kelautan, penanggulangan terorisme, kesiapsiagaan dan tanggap darurat menghadapi bencana, serta pengembangan kerja sama operasi misi perdamaian.
Selama di Belgia, selain menjadi pembicara di Konferensi, Purnomo Yusgiantoro juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Belgia, Pieter de Crem dan Ketua Komite Militer Uni Eropa, Jenderal Hakan Syren serta bertemu dengan beberapa wakil dari kalangan industri strategis Belgia.
Dubes RI di Brussel, Arif Havas Oegroseno mengatakan kehadiran Menhan Purnomo Yusgiantoro di Brussel memiliki arti penting, salah satunya, adalah sebagai bentuk pengakuan Eropa atas peran Indonesia dalam menciptakan dan memelihara perdamaian dunia.
Dubes Arif Havas Oegroseno menjelaskan diterimanya Purnomo Yusgiantoro oleh Menhan Belgia dan pejabat tinggi di Uni Eropa merupakan momentum untuk meningkatkan rasa saling percaya antara kedua pihak pada isu pertahanan dan keamanan yang sensitif, demikian Dubes Havas.
0 komentar:
Posting Komentar