Meriam Howitzer 155mm/52, FH-2000 |
SEMARANG-(IDB):Pelaksanaan uji coba persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro di kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Penundaan tersebut kami lakukan karena belum tercapai kesepakatan dengan perwakilan warga setempat dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Letnan Kolonel Infanteri Zaenal, yang dihubungi melalui telepon, di Semarang, Selasa.
Terkait dengan penundaan pelaksanaan uji coba persenjataan di tanah milik Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, seluruh pasukan yang terlibat dengan kegiatan tersebut, termasuk persenjataan telah ditarik dari lokasi dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Menurut dia, belum tercapainya kesepakatan dalam dialog yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen tersebut karena warga setempat menganggap lahan untuk uji coba persenjataan merupakan tanah leluhur yang sudah turun temurun.
"Dalam waktu dekat, kami akan kembali melakukan dialog dengan warga desa setempat, khususnya penduduk asli di lahan yang menjadi sengketa dengan tujuan untuk mencari titik temu yang menguntungkan semua pihak," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan uji coba senjata jenis artileri medan jarak jauh yang ditunda tersebut untuk mengetahui sejuah mana kemampuan persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro dalam penambahan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista).
Sebelumnya, sejumlah pihak terkait dalam permasalahan uji coba persenjataan itu telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan warga setempat yang difasilitasi Bupati Kebumen, Buyar Winarso, namun belum mencapai kesepakatan.
Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen pada Senin (11/4) malam tersebut antara lain dihadiri Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Langgeng Sulistyono, dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Edward Aritonang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pada 1997 di kawasan Urut Sewu yang membentang dari Sungai Wawar hingga Sungai Luk Ulo sepanjang 22,5 kilometer dan menjadi lokasi uji coba persenjataan TNI AD pernah menyebabkan lima anak tewas terkena ledakan mortir aktif yang tidak sengaja ditemukan salah seorang anak di sekitar pantai.
Di lokasi yang sama pada 1998, dua petani yang sedang bekerja juga cedera akibat terkena pecahan mortir saat TNI AD melakukan latihan.
"Penundaan tersebut kami lakukan karena belum tercapai kesepakatan dengan perwakilan warga setempat dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Letnan Kolonel Infanteri Zaenal, yang dihubungi melalui telepon, di Semarang, Selasa.
Terkait dengan penundaan pelaksanaan uji coba persenjataan di tanah milik Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, seluruh pasukan yang terlibat dengan kegiatan tersebut, termasuk persenjataan telah ditarik dari lokasi dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Menurut dia, belum tercapainya kesepakatan dalam dialog yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen tersebut karena warga setempat menganggap lahan untuk uji coba persenjataan merupakan tanah leluhur yang sudah turun temurun.
"Dalam waktu dekat, kami akan kembali melakukan dialog dengan warga desa setempat, khususnya penduduk asli di lahan yang menjadi sengketa dengan tujuan untuk mencari titik temu yang menguntungkan semua pihak," katanya.
Ia mengatakan, pelaksanaan uji coba senjata jenis artileri medan jarak jauh yang ditunda tersebut untuk mengetahui sejuah mana kemampuan persenjataan yang akan dibeli Kodam IV/Diponegoro dalam penambahan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista).
Sebelumnya, sejumlah pihak terkait dalam permasalahan uji coba persenjataan itu telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah perwakilan warga setempat yang difasilitasi Bupati Kebumen, Buyar Winarso, namun belum mencapai kesepakatan.
Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kebumen pada Senin (11/4) malam tersebut antara lain dihadiri Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Langgeng Sulistyono, dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Edward Aritonang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pada 1997 di kawasan Urut Sewu yang membentang dari Sungai Wawar hingga Sungai Luk Ulo sepanjang 22,5 kilometer dan menjadi lokasi uji coba persenjataan TNI AD pernah menyebabkan lima anak tewas terkena ledakan mortir aktif yang tidak sengaja ditemukan salah seorang anak di sekitar pantai.
Di lokasi yang sama pada 1998, dua petani yang sedang bekerja juga cedera akibat terkena pecahan mortir saat TNI AD melakukan latihan.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar