KRI Banda Aceh 593 yang diserah terimakan PAL ke TNI AL beberapa waktu yang lau. |
Sementara BUMN industri galangan tersebut terancam kehilangan pendapatan Rp3 miliar, menyusul terhentinya kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kapal di salah satu dok sejak 6 April lalu. Kondisi tersebut akibat kemiringan kapal roro KM Pudi milik PT Pelni saat diapungkan di Dok Semarang milik PAL, setelah selesai diperbaiki.
Dirut PT PAL Indonesia (Persero) Harsusanto mengatakan tingkat kepercayaan para pemesan domestik maupun luar negeri terhadap BUMN tersebut tetap tinggi. Hal itu dibuktikan dengan padatnya order masuk berupa kapal niaga maupun kapal perang.
Menurut dia, total kapal yang harus dirampungkan tahun ini sebanyak sembilan unit, setelah bulan lalu menyerahkan dua unit antara lain landing platform dock (LPD) 125 meter pesanan Kementerian Pertahanan.
"Tahun ini kami masih harus menyelesaikan 7 unit kapal lagi, dan ke depan mendapatkan proyek dua unit tanker 17.500 LTDW, satu unit perusak kawal rudal (PKR) dan proyek rekayasa umum serta perbaikan kapal," ujarnya saat upacara perayaan HUT PT PAL Indonesia ke-31, akhir pekan lalu.
Dalam acara tersebut sekaligus ditetapkan seragam baru karyawan-karyawati PT PAL Indonesia berwarna atasan coklat dan bawahan hitam, menggantikan warna biru muda. Jumlah karyawan PAL saat ini sekitar 1.400 orang.
Harsusanto tidak memperinci berapa nilai total kontrak sembilan unit kapal yang akan diserahkan sepanjang tahun ini. Tetapi nilai kontrak satu unit kapal LPD 125 meter pesanan Kemhan yang diserahkan bulan lalu senilai US$15,4 juta.
Manager Humas PT PAL Indonesia Bayu Witjaksono menyebutkan sembilan unit kapal yang harus dirampungkan tahun ini merupakan kontrak yang diteken pada 2009.
"Sesudah bulan lalu kami menyerahkan dua unit kapal, pada akhir bulan ini dijadwalkan menyerahkan lagi dua unit escort tug pesanan BP Migas," tuturnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Menurut Bayu, PAL berpotensi kehilangan pendapatan Rp3 miliar, menyusul terjadinya kemiringan KM Fudi milik PT Pelni di Dok Semarang pada 6 April lalu. Pendapatan yang hilang itu diperhitungkan atas tidak dapat digunakannya fasilitas dok selama 2 pekan.
Untuk mengetahui penyebab kemiringan dilakukan penyelaman oleh anggota TNI AL, dan hasilnya hingga akhir pekan lalu belum diumumkan.
"Yang jelas, pekerjaan perbaikan KM Fudi yang kami lakukan sesuai permintaan PT Pelni, maka kejadian kemiringan ini merupakan tanggung jawab bersama (PAL dan Pelni)," ujarnya.
Bayu mengatakan masih ada satu kapal lagi milik Pelni yang diperbaiki PAL dengan memanfaatkan dok lainnya yakni Dok Irian.
Sumber: Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar