Satu di antara helikopter tempur milik Tentara Laut Diraja Malaysia |
JAKARTA-(IDB): Insiden pengejaran kapal patroli maritim Dinas Kelautan dan Perikanan oleh 4 heli tempur Malaysia mendapat sorotan tajam dari Mantan KSAL Laksamana (Purn) Laut Bernard Ken Sondakh. Ia mensinyalir bahwa Malaysia sengaja menurunkan empat helikopter tempurnya mengejar kapal patroli Indonesia untuk membuktikan data intelejen mereka bahwa penjagaan perbatasan Indonesia sangat lemah.
"Ini buat proofing intelijen mereka, intelijennya bener atau nggak. Informasi yang dikumpulkan intelijen itu bener nggak, jadi untuk itu dilakukan Test Case," paparnya di Universitas Bung Karno , Jakarta, Selasa (13/03).
Menurut Ken selama ini Malaysia sedang mengumpulkan profil penjagaan perbatasan Indonesia dan mencari titik lemah dari kawasan tersebut. Ia juga menilai bahwa peristiwa yang terjadi tepat pada saat peringatan HUT TNI AU tersebut juga merupakan langkah militer Malaysia untuk mengukur kekuatan tempur Indonesia. "Buktinya empat heli masuk, tidak ada ancaman atau peringatan, mana Sukhoi , tidak ada kan," tandasnya.
Menurut Ken selama ini Malaysia sedang mengumpulkan profil penjagaan perbatasan Indonesia dan mencari titik lemah dari kawasan tersebut. Ia juga menilai bahwa peristiwa yang terjadi tepat pada saat peringatan HUT TNI AU tersebut juga merupakan langkah militer Malaysia untuk mengukur kekuatan tempur Indonesia. "Buktinya empat heli masuk, tidak ada ancaman atau peringatan, mana Sukhoi , tidak ada kan," tandasnya.
Ken juga menduga dengan data-data yang berhasil mereka kumpulkan dan uji lapangan yang membenarkan, bisa jadi akan dimanfaatkan oleh Malaysia dalam berbagai kesempatan. "Bisa saja. Mungkin nanti waktu AL ultah mereka masuk lagi, seperti itu," terangnya.
Pada 9 April 2011, sebelum peringatan HUT TNI AU pada 10 April, terjadi insiden pengejaran kapal patroli maritim KKP yang menangkap dua kapal nelayan Malaysia di perbatasan dua negara. Keempat helikopter tersbeut melakukan provokasi dan mengacungkan senjata mereka ke arah kapal , meminta agar dua kapal nelayan Malaysia dibebaskan.
Atas peristiwa itu Malaysia mengirimkan nota protes terhadap Indonesia dan mengklaim bahwa dua nelayan mereka mengambil ikan di wilayah Malaysia dan justru patroli maritim Indonesia yang telah melanggar batas kedaulatan wilayah mereka.
Sumber: Seruu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar