Pages

Selasa, April 12, 2011

Pemerintah Akui Siapkan Opsi Khusus

Illustration
JAKARTA-(IDB): Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan membenarkan pemerintah telah menyiapkan opsi khusus untuk membebaskan 22 awak kapal Sinar Kudus yang dibajak perompak di Somalia. Namun, Djoko enggan mau menyebutkan apa yang disebut dengan opsi khusus tersebut, termasuk soal kabar yang menyebutkan sudah ada pengiriman Pasukan Marinir di teluk Aden, perairan Somalia.

"Tadi kan saya bilang ada opsi lain. Tidak bisa kami buka. Karena, kami memikirkan keselamatan mereka. Untuk bertindak, kami harus berhati-hati,” kata Djoko di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Ia menegaskan pemerintah lebih mengutamakan keselamatan 22 anak buah kapal (ABK). Karena itu, pemerintah lebih memilih mengedepankan opsi diplomasi.

Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam empat kali rapat terbatas. "Penekanan Presiden negosiasi yang baik yang pandai dan cermat sehingga bisa dikelola dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Menurut Djoko, diplomasi ini memang tidak mudah mengingat yang sedang dihadapi adalah mafia yang sangat terorganisasi. Serta memiliki mood environment yang mudah berubah-ubah. Itu terlihat dari naik-turunnya uang tebusan yang diajukan oleh para pembajak.

"Kami deal dengan sindikat, mafia. Orang yang sangat terorganisisi, Faktor mood environment yang kita tidak tahu. Komunikasi melalui radio dan email terus kami jalankan melalui pemilik kapal. Dinamika naik, turun, naik, turun dari US$9 juta turun ke US$2 juta, kemudian US$6 juta, turun lagi US$3,5 juta," katanya.

Ia menambahkan pemerintah dan pemilik kapal masih mempertimbangkan sejumlah faktor sebelum akhirnya menyepakati keinginan para pembajak. Yang pertama adalah besarnya uang tebusan. Meskipun kapal Sinar Kudus telah dilindungi asuransi termasuk klausul pembajakan, nilai yang masuk akal tetap harus dikedepankan.

"Nilainya yang kami sepakati bersama yang masuk akal. Itu yang kami coba komunikasikan dengan mereka. Kami melihat pengalaman-pengalaman maskapai lain yang pernah mengalami hal serupa. Kedua, mekanisme pemulangan awak dan kapalnya seperti apa jika kami akhirnya bersedia memberikan uang. Ketiga, siapa contact person-nya," katanya.

"Ini butuh waktu ada yang berbulan bulan. Bahkan bisa bertahun-tahun. Akan tetapi, pemilik kapal akan terus meyakinkan kepada keluarga awak kapal bahwa situasi awak kapal senantiasa baik. Saya memahami perasaan keluarga. Namun, jangan sampai kami malah menjerumuskan ke dalam situasi yang justru buruk karena ketidaksabaran," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar