NEW YORK-(IDB) : Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak dua negara Asia Tenggara yang terlibat bentrok yakni Kamboja dan Thailand untuk segera melakukan gencatan senjata setelah bentrokan di perbatasan kedua negara bertetanggan ini yang menyebabkan 10 orang tewas.
"PBB menyerukan dan mengharapkan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri dan untuk mengambil tindakan maksimu dengan melakukan gencatan senjata dengan segera yang efektif dan bisa dipercaya," ujar juru bicara PBB Martin Nesirky kepada AFP, Sabtu (23/4/2011).
"Ban Ki-moon juga berpendapat bahwa perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan cara militer dan mendesak Kamboja dan Thailand untuk terlibat dalam dialog serius untuk menemukan solusiyang tepat," tambah juru bicara tersebut.
Pertempuran kedua negara ini memaksa ribuan orang melarikan diri. Tiga tentara Kamboja dan satu tentara Thailand tewas, sehari setelah tiga tentara tewas di setiap sisi. Selain itu, ribuan penduduk desa dari kedua belah pihak telah dievakuasi dari daerah yang terlibat bentrok.
Sejak bentrok terjadi Februari lalu, didekat kuil Preah Vihear yang sudah berumur 900 tahun, sebenarnya sudah dicapai kesepakatan gencatan senjata meskipun tidak resmi.
Dua pihak saling menyalahkan akibat meletusnya bentrokan bersenjata Jumat lalu di dua lokasi lain dekat kuil yang menyebabkan enam tentara, masing-masing tiga dari dua pihak, meninggal dunia.
Indonesia, yang sudah mencoba menjadi penengah untuk mendapat kesepakatan damai permanen antara dua negara bertetangga ini, juga telah menyerukan agar segera dicapai gencatan senjata.
Bagian dari batas wilayah Thai-Kamboja tidak pernah secara resmi ditandai, sehingga kerap menyulut ketegangan antar dua negara itu.
Sebuah pengadilan internasional memberikan hak atas wilayah dimana kuil Preah Vihear berada kepada Kamboja tahun 1962, namun dua pihak juga mengklaim sebagai pemilik sah dari wilayah sekitar kuil itu.
Sumber: Seruu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar