SEOUL-(IDB): Tentara Korea Selatan Rabu melakukan latihan yang jarang untuk menjaga PLTN terhadap kemungkinan serangan oleh agen-agen Korea Utara, kata kementerian pertahanan.
Latihan itu melibatkan ratusan prajurit, polisi anti teror, petugas pemadam kebakaran dan para pejabat pemerintah di kompleks PLTN Gori di pantai tenggara, kata kementerian tersebut.
PLTN itu memiliki empat reaktor, termasuk yang pertama yang dibangun pada 1978 dan empat lagi dalam proses pembangunan.
Latihan itu -- yang diinspeksi Han Min-Koo, chairman Kepala Staf Gabungan -- menyimulasikan infiltrasi agen-agen Korea Utara untuk membom sebuah PLTN, kata juru bicara kementerian itu kepada AFP.
"Negara kami akan menghadapi situasi sangat berbahaya kalau-kalau terjadi situasi darurat apapun di PLTN," kata Han dalam sebuah pernyataan, meminta "kesiapan bencana yang sempurna".
Krisis nuklir di negara tetangga Jepang telah memicu Korea Selatan untuk melakukan pengecekan keamanan pada PLTNnya sendiri.
Korea Selatan mengoperasikan 20 PLTN, yang menghasilkan sekitar 35 persen dari kebutuhan listriknya, dan merencanakan untuk membangun 12 lagi selama 14 tahun mendatang.
Reaktor tertuanya di Gori secara kebetulan dimatikan Selasa karena gangguan listrik di tengah meningkatnya kontroversi menyangkut perpanjangan masa pengoperasiaanya.
Tidak ada risiko keamanan bagi 587.000 kilowatt reaktor dan tidak ada kebocoran radioaktif, kata Korea Hydro and Nuclear Power, menambahkan pihaknya sedang memperbaiki suatu komponen listrik.
Reaktor tersebut dimatikan sementara pada 2007 yakni pada akhir masa pengoperasiannya selama 30 tahun. Namun tahun lalu operator menerima persetujuan pemerintah untuk terus beroperasi selama 10 tahun lagi sesudah sistem keamanannya diperbarui.
Kaum pecinta lingkungan hidup menuntut penutupan PLTN tersebut.
Negara itu telah bersumpah untuk berpegang pada program pengembangan PLTNnya meski kekhawatiran dunia meningkat akibat krisis Jepang.
"Ketergantungan Korea Selatan pada industri energi intensif praktis membuatnya tidak mungkin meninggalkan PLTN," kata menteri ekonomi Choi Joong-Kyung kepada forum bisnis Rabu, demikian AFP melaporkan.
Latihan itu melibatkan ratusan prajurit, polisi anti teror, petugas pemadam kebakaran dan para pejabat pemerintah di kompleks PLTN Gori di pantai tenggara, kata kementerian tersebut.
PLTN itu memiliki empat reaktor, termasuk yang pertama yang dibangun pada 1978 dan empat lagi dalam proses pembangunan.
Latihan itu -- yang diinspeksi Han Min-Koo, chairman Kepala Staf Gabungan -- menyimulasikan infiltrasi agen-agen Korea Utara untuk membom sebuah PLTN, kata juru bicara kementerian itu kepada AFP.
"Negara kami akan menghadapi situasi sangat berbahaya kalau-kalau terjadi situasi darurat apapun di PLTN," kata Han dalam sebuah pernyataan, meminta "kesiapan bencana yang sempurna".
Krisis nuklir di negara tetangga Jepang telah memicu Korea Selatan untuk melakukan pengecekan keamanan pada PLTNnya sendiri.
Korea Selatan mengoperasikan 20 PLTN, yang menghasilkan sekitar 35 persen dari kebutuhan listriknya, dan merencanakan untuk membangun 12 lagi selama 14 tahun mendatang.
Reaktor tertuanya di Gori secara kebetulan dimatikan Selasa karena gangguan listrik di tengah meningkatnya kontroversi menyangkut perpanjangan masa pengoperasiaanya.
Tidak ada risiko keamanan bagi 587.000 kilowatt reaktor dan tidak ada kebocoran radioaktif, kata Korea Hydro and Nuclear Power, menambahkan pihaknya sedang memperbaiki suatu komponen listrik.
Reaktor tersebut dimatikan sementara pada 2007 yakni pada akhir masa pengoperasiannya selama 30 tahun. Namun tahun lalu operator menerima persetujuan pemerintah untuk terus beroperasi selama 10 tahun lagi sesudah sistem keamanannya diperbarui.
Kaum pecinta lingkungan hidup menuntut penutupan PLTN tersebut.
Negara itu telah bersumpah untuk berpegang pada program pengembangan PLTNnya meski kekhawatiran dunia meningkat akibat krisis Jepang.
"Ketergantungan Korea Selatan pada industri energi intensif praktis membuatnya tidak mungkin meninggalkan PLTN," kata menteri ekonomi Choi Joong-Kyung kepada forum bisnis Rabu, demikian AFP melaporkan.
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar